ABSTRAK
Produksi beras nasional saat ini cukup banyak, namun dikhawatirkan tidak dapat
memenuhi kebutuhan beras nasional. Oleh karena itu, untuk mendukung ketahanan pangan
nasional perlu dilakukan diversifikasi jenis makanan pokok dalam bentuk beras tiruan.
Permasalahan dalam produk beras tiruan adalah tekstur nasi tiruan yang cenderung keras akibat
tingginya kandungan amilosa pada Mocaf dan adanya aroma khas Mocaf yang tidak mudah
diterima oleh konsumen sehingga perlu digunakan bahan baku tambahan berupa tepung beras
dan tepung porang untuk memperbaiki tekstur dan cita rasa nasi tiruan. Penelitian ini disusun
menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor. Faktor I
adalah proporsi Mocaf : tepung beras yang terdiri dari 3 level (90 : 10, 80 : 20 dan 70 : 30) dan faktor
II adalah penambahan tepung porang yang terdiri dari 3 level (2, 3, dan 4%). Data yang diperoleh
dianalisa menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) dan dilanjutkan menggunakan uji BNT
5%. Data hasil uji organoleptik dianalisa menggunakan uji Hedonic Scale Scoring dan dilanjutkan
menggunakan uji DMRT 5%, sedangkan untuk menentukan perlakuan terbaik menggunakan
metode indeks efektivitas (De Garmo). Perlakuan terbaik berdasarkan parameter fisik, kimia
dan organoleptik didapatkan dari perlakuan proporsi Mocaf : tepung beras = 70 : 30 dengan
penambahan tepung porang 3% dengan karakteristik fisik dan kimia, yaitu kecerahan warna (L*)
50.47, tekstur 1.27 N, daya rehidrasi 177%, volume pengembangan 125%, kadar air 9.21%, kadar
pati 70.83%, kadar amilosa 18.86%, kadar abu 0.62%, kadar lemak 2.71%, kadar protein 2.71%,
total karbohidrat 84.75%, kadar oksalat 0.06% serta karakteristik organoleptik, yaitu warna 3.55
(netral), aroma 3.60 (netral), tekstur 4.00 (suka) dan rasa 3.85 (netral).
Kata kunci: Beras tiruan, Mocaf, tepung beras, tepung porang
ABSTRACT
National rice production is currently quite a lot, but feared not enough for national rice necessity.
Therefore, diversification of staple foods in the form of artificial rice is needed to support national food
availability. Some problems in artificial rice product are first its texture. It tends to be hard due to the high
content of amylose in Mocaf. As well the strong aroma of Mocaf makes artificial rice difficult to be accepted
by consumers. Also we need to use additional materials such rice and porang flour to improve its texture
and taste. This research used Randomized Block Design method (RBD) with two factors. The first factor
was Mocaf and rice flour proportion consisting of 3 levels (90 : 10, 80 : 20 and 70 : 30) and the second factor
was the addition of porang flour consisting of 3 levels (2%, 3% and 4%). The obtained data were analyzed
using ANOVA (Analysis of Variance) and then continued using Least Significant Different Test (LSD)
at = 5%. The organoleptic test data were analyzed using Hedonic Scale Scoring Test and then continued
using Duncans Multiple Range Test (DMRT) at = 5%, while for determining the best treatment using
De Garmo effectivity index method.The best treatment based on the physical, chemical and organoleptic
parameters was obtained from the treatment Mocaf and rice flour proportion = 70 : 30 with the addition
of porang flour 3% resulting artificial rice with the physical and chemical characteristics as follows color
brightness (L *) 50.47, texture 1.27 N, rehydration capacity 177%, volume development 125%, water
175
PENDAHULUAN
Beras merupakan bahan pangan yang
paling penting di Indonesia. Konsumsi
beras di Indonesia menurut Krisnamurthi
(2010), mencapai 139 kg per orang per tahun,
sehingga Indonesia merupakan konsumen
beras terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Meskipun produksi beras nasional saat
ini cukup banyak, namun dikhawatirkan
tidak dapat memenuhi kebutuhan beras
nasional. Hal ini berkaitan dengan adanya
laju pertumbuhan penduduk yang semakin
tinggi, berkurangnya lahan produktif
serta pola konsumsi masyarakat yang
memiliki ketergantungan tinggi terhadap
beras. Oleh karena itu, untuk mendukung
ketahanan pangan nasional perlu dilakukan
diversifikasi jenis makanan pokok.
Beras tiruan merupakan salah satu
bentuk diversifikasi makanan pokok yang
diolah dari bahan baku berbasis karbohidrat
dengan penambahan zat-zat tertentu untuk
memperbaiki kualitas makanan pokok.
Bahan baku dalam pembuatan beras tiruan
dapat berasal dari Modified Cassava Flour
(Mocaf), tepung beras dan tepung porang.
Mocaf merupakan produk tepung
dari ubi kayu yang diproses menggunakan
prinsip memodifikasi sel ubi kayu secara
fermentasi oleh Bakteri Asam Laktat (BAL).
Penggunaan Mocaf dalam beras tiruan
didasarkan pada ketersediaan ubi kayu yang
melimpah dengan harga yang cukup murah,
namun selama ini pemanfaatannya belum
optimal hanya terbatas pada pembuatan
kue atau makanan ringan, sedangkan pada
kenyataannya Mocaf memiliki kandungan
karbohidrat 80.05% (Subagio, 2006) yang
setara dengan beras 78.9% (Anonymous,
2010).
Permasalahan yang terjadi adalah
kandungan amilosa Mocaf yang tinggi
(26.77%) menyebabkan tekstur nasi tiruan
menjadi keras, selain itu Mocaf juga dapat
menimbulkan aroma khas yang tidak
mudah diterima oleh konsumen. Oleh
karena itu, digunakan tepung beras sebagai
bahan baku tambahan untuk memberikan
tekstur dan cita rasa yang menyerupai nasi
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk proses
pembuatan beras tiruan meliputi peralatan
cetak beras, pengering kabinet, dan alat
pengukus. Sedangkan alat yang digunakan
untuk analisa meliputi timbangan analitik
(merk Mettler AE 160), oven (merk
Memmert tipe U.30, kapasitas 220 C),
shaker, refluks, vortex (merk Turbo
Mixer), spektrofotometer (merk Unico UV2100), color reader (merk Minolta CR-10),
jangka sorong, Universal Testing Machine
(merk Zwizk DO-FBO.5TS), Soxhlet (merk
Soxtec system HT 2 1045), alat destilasi dan
muffle furnace (merk Naberterhm D-2804
buatan Lilienthal Bremen West Germany.
Bahan yang digunakan untuk proses
pembuatan beras tiruan terdiri dari bahan
utama dan bahan pembantu. Bahan utama
meliputi ubi kayu putih (Manihot esculenta
Crantz) yang diperoleh dari Pasar Blimbing
Malang sebagai bahan dasar pembuatan
Mocaf dan beras IR 64. Bahan pembantu
berupa umbi porang yang diperoleh dari
Desa Sumber Bendo Kecamatan Saradan
Madiun. Bahan kimia yang digunakan untuk
176
Mocaf
Tepung Beras
6.15
9.68
9.16
70.6
71.47
2.67
26.77
19.75
0.06
177
Tepung Porang
Kekerasan
(N)
Keputihan
(L*)
7.52 a 185.67 c
1.33 b
1.54 c
49.73
19.16 a
8.04 b 180.00 b
1.28 a
1.41 b
49.94
70.86 b
18.87 a
8.50 c 175.11 a
1.26 a
1.23 a
50.34
0.80
0.69
0.39
0.04
0.13
0.69
Proporsi Mocaf
: Tepung Beras
Pati
(%)
90 : 10
69.35 a
20.32 b
80 : 20
70.17 b
70 : 30
BNT 5%
Amilosa
(%)
Air
(%)
Rehidrasi
(%)
4.79
Tabel 3. Pengaruh penambahan tepung porang terhadap sifat fisik kimia beras tiruan
Penambahan
Tepung Porang
(%)
Pati
(%)
Amilosa
(%)
Air
(%)
Rehidrasi
(%)
Pengembangan
Volume
(kali)
Kekerasan
(N)
Keputihan
(L*)
70.42
19.56
7.62 a 172.78 a
1.25 a
1.27 a
50.52 b
70.20
19.46
8.01 b 180.33 b
1.27 a
1.41 b
50.07 ab
69.76
19.34
8.43 c 187.67 c
1.33 b
1.51 b
49.43 a
0.39
0.04
0.13
0.69
BNT 5%
4.79
178
179
Skala
kesukaan
warna
Skala
kesukaan
aroma
Skala
kesukaan
tekstur
Skala
kesukaan
rasa
90 : 10
4.05c
2.95
3.45bc
3.1
80 : 20
3.7bc
3.3
3.45bc
3.45
70 : 30
3.55abc
3.3
3.4bc
3.5
90 : 10
3.1ab
3.1
3.35abc
3.3
80 : 20
3.35ab
3.4
3.3ab
3.5
70 : 30
3.55abc
3.6
4c
3.85
90 : 10
3.1ab
3.55
2.8a
3.15
80 : 20
3.35ab
3.55
3.1ab
3.5
70 : 30
3a
3.4
3.05ab
3.45
Proporsi Mocaf :
Tepung Beras
180
Perlakuan Terbaik
Kontrol (Beras)
50.47
57.27
Tekstur (N)
1.27
2.3
177.00
195.49
Volume Pengembangan
1.25
9.21
13.44
70.83
71.47
18.86
19.75
0.62
0.61
2.71
0.55
2.71
6.71
84.75
78.69
0.06
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih
kepada Proyek Indonesia Managing Higher
education for Relevance and Efficiency
(I-MHERE) atas dana penelitian yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, P, Wardani, AK, dan Murtini, ES.
2008. Isolasi dan Identifikasi Mikrob
dari Tempe Sorgum Coklat (Sorghum
bicolor) serta Potensinya Dalam
Mendegradasi Pati dan Protein. Jurnal
Teknologi Pertanian. 9(2): 95-105
Anonymous. 2010. Rice Composition. http://
www.food.allergens.de/mathias
Besier. Dilihat pada 9 September 2010
Apriyantono, A. 2009. Produksi Beras
Indonesia Tertinggi di ASEAN.
http://bisnis.vivanews.com/news/
read/3/35619-produksi-beras
Indonesia-tertinggi-di-asean. Dilihat
pada 7 November 2010
Arifin, MA. 2001. Pengeringan Kripik
Umbi Iles-Iles secara Mekanik untuk
Meningkatkan Mutu Keripik Iles-Iles.
Tesis. Teknologi Pasca Panen. PPS.
IPB. Bogor
Committee on Food Chemicals Codex. 2005.
http://newton.nap.edu/html/konjac.
pdf. Dilihat pada 26 November 2010
181
To Contribute To Retrogradation In
Gels Made From Rice Flour. Journal of
Agricultur and Food Chemistry. 54 : 5182
5190
Rostini, T. 1990. Pemanfaatan Tepung
Singkong sebagai Bahan Substitusi
Tepung Terigu dan Penambahan
Tepung Kedelai sebagai Sumber
Protein sebagai Bahan Pembuatan Mie
Basah. Skripsi. IPB, Bogor
Wang, W., and A. Johnson. 2006. KonjacAn Introduction.
http://www.
cybercolloids.net/library/konjac/
introduction.php. Dilihat pada 7
September 2010
182