Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
II.1 Latar Belakang
Sekarang banyak sebagian teknisi kesehatan memanfaatkan rongga mulut sebagai
portal untuk memberikan obat kepada sistemik sirkulasi. Meskipun jumlah distribusi
yang dihasilkan melalui rute ini relatif rendah karakteristik permeabilitas epitelnya.
Terutama untuk menghindari firstpass metabolisme, kemudahan akses ke situs
pengiriman, dan kesempatan pemberian obat berkelanjutan terutama melalui jaringan
bukal. Pemberian obat mukosa mulut merupakan metode alternatif dan menjanjikan
untuk pemberian obat sistemik yang menawarkan beberapa keuntungan. Sublingual
secara harfiah berarti adalah '' di bawah lidah '', pendistribusian melalui mulut
sedemikian rupa sehingga zat tersebut cepat diserap melalui pembuluh darah di bawah
lidah. Rute sublingual menawarkan keuntungan seperti melewati proses metabolisme
pertama, lulus hati yang memberikan bioavailabilitas yang lebih baik, onset cepat
tindakan, kepatuhan pasien, pengobatan sendiri. Disfagia (kesulitan menelan) adalah
umum di antara semua usia orang dan lebih pada anak, geriatri, pasien kejiwaan. Dalam
rongga mukosa mulut, daerah bukal menawarkan rute menggemaskan administrasi untuk
pengiriman obat sistemik. Di antara berbagai situs transmucosal tersedia, mukosa rongga
bukal ditemukan menjadi situs yang paling nyaman dan mudah didekati untuk
pengiriman agen terapi untuk kedua pengiriman bentuk dosis kuat lokal dan sistemik.
Karena sistem pengiriman obat bukal memperpanjang waktu tinggal sediaan di situs
tersebut dan dengan demikian memberikan kontribusi pada perbaikan dan / atau terapi
yang lebih baik kinerja obat. Dalam hal ini fokus makalah utama pada mukosa mulut,
jalur, hambatan penetrasi obat, bentuk sediaan yang berbeda, metode evaluasi; ini akan
berguna untuk menghindari kesulitan yang berhubungan dengan desain formulasi.

II.2 Rumusan Masalah


Page | 1

1.
2.
3.
4.

apa yang dimaksud tentang tablet sublingual dan bukal?


Apa saja keuntungan dan kelebihan tablet sublingual dan bukal?
Apa saja contoh htablet sublingual dan bukal ?
Bagaimana biofarmasi dari sediaan tablet bukal dan sublingual?

II.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud tentang tablet sublingual dan bukal
2. Untuk mengetahui apa saja keuntungan dan kelebihan tablet sublingual dan bukal
3. Untuk mengetahui contoh tablet sublingual dan bukal
4. Untuk mengetahui bagaimana biofarmasi dari sediaan tablet bukal dan sublingual

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Sistem Penghantaran Obat
Sistem penghantaran bukal merupakan salah satu bentuk penghantaran obat
yang diaplikasikan dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran
mukosa pada pipi bagian dalam. Sistem penghantaran bukal mukoadhesif memiliki
keuntungan dibanding sistem penghantaran lainnya, antara lain : 1) memilki
ketersediaan darah yang lebih banyak dibanding jaringan mukosal lainnya 2)
menghindari metabolisme lintas pertama (firstpass metabolism) dan variabel lainnya
dalam saluran pencernaan, seperti pH dan waktu pengosongan lambung, 3) Mudah
kontak dengan membran sehingga obat tersebut dapat didistribusikan, mengenai target
Page | 2

aksi dan mudah dilepaskan dari tempat pengaplikasian, 4) Meningkatkan kepatuhan


dan kenyamanan pasien, 5) Meningkatkan kemampuan obat untuk kontak dengan
mukosa lebih lama, 6) Mengurangi efek samping yang ditimbulkan dari kelebihan
dosis, 7) Meningkatkan bioavaibilitas dari obat, 8) Sebagai alternatif penghantaran
obat berupa hormon, steroid, enzim, narkotika yang digunakan sebagai analgesik dan
obat-obat kardiovaskular (Khairnar et al., 2010). Sistem Penghantaran secara bukal
mukoadhesif juga masih memiliki keterbatasan antara lain : 1) Adanya keterbatasan
area absorpsi, luas permukaan membran dari rongga mulut sebesar 170 cm2, tetapi
sediaan bukal patch hanya bisa memenuhi 50 cm2. 2) Adanya barrier mukosa. 3)
Sekresi air liur terus menerus menyebabkan terjadinya pengenceran obat. 4) Bahaya
tersedak atau tertelannya sediaan akibat menelan makanan. 5) Menelan air liur dapat
menyebabkan obat terlarut atau tersuspensi dan hilangnya obat dari sediaan. (Miller,
2005). Ada 3 tipe peghantaran bukal mukoadhesif, yaitu : 1) Tipe I merupakan sistem
single layer dimana pelepasan obat ke semua arah. Pelepasan obat akibat sediaan
yang mengembang. 2) Tipe II merupakan sistem double layer dengan ditambahkan
backing membrane dibagian atas dari patch tersebut untuk menghindari kehilangan
obat dari bagian atas sediaan menuju rongga mulut. 3) Tipe III merupakan sistem
yang memberikan pelepasan obat secara tidak langsung. Seluruh permukaan pada
sediaan dilapisi dengan impermeable backing layer kecuali sisi yang kontak dengan
bukal mukosa ( Kaul et al, 2011).
A. Anatomi Oral Mukosa
Mikroskop cahaya memperlihatkan perbedaan pematangan di epitel mukosa
mulut manusia. Terdapat tiga lapisan pada mukosa di rongga mulut, yaitu : jaringan
epitel, jaringan ikat dan jaringan dasar. Rongga mulut dilapisi oleh jaringan epitel,
dibawahnya terdapat jaringan dasar yang didukung oleh jaringan ikat.

Page | 3

Epitel sebagai lapisan pelindung untuk jaringan dibawahnya, dibagi menjadi : 1)


epitel non keratin, pada langit-langit rongga mulut bagian lunak, bagian tengah
permukaan lidah, dasar mulut, bibir dan pipi. 2) epitel ber-keratin, pada langit-langit
rongga mulut bagian keras. Sel-sel epitel yang berasal dari sel dasar, mengalami
pedewasaan, mengubah bentuk dan memperbesar ukuran saat bergerak menuju
permukaan. Membran basal membentuk lapisan khas antara jaringan ikat dan epitel.
Dibutuhkan suatu kesatuan yang diperlukan antara epitel dan jaringan ikat pokok, dan
berfungsi sebagai mekanisme pendukung untuk epitelium. Jaringan ikat pokok tersebut
memberikan banyak properti mekanis dari mukosa mulut. bukal epitel diklasifikasikan
sebagai jaringan non kreatin. Dapat ditembus oleh jaringan ikatan yang berbentuk krucut.
Jaringan ini, yang juga disebut sebagai lamina propria, terdiri dari serat kolagen, lapisan
pendukung jaringan ikat, pembuluh darah dan otot halus. Arteri yang kaya akan darah
yang mensuplai mukosa mulut berasal dari arteri karoti eksternal. Arteri bukal
merupakan terminal dari beberapa cabang arteri wajah, arteri alveolar posterior, dan
arteri infra orbital adalah sumber utama pasokan darah ke lapisan pipi di rongga bukal.
B. Fungsi Mukosa Oral
Mukosa oral memiliki kesamaan dengan mukosa kulit dan mukosa usus. Ini
memiliki peran protektif selama proses pengunyahan, yang memaparkan mukosa
terhadap kompresi dan gaya geser. Area-area seperti langit-langit keras dan gingiva
yang melekat memiliki permukaan untuk melawan abrasi dan terikat erat pada tulang
yang mendasari untuk menahan gaya geser. Mukosa pipi elastis yang memungkinkan
Page | 4

distensi. Rongga mulut mengandung berbagai mikro-organisme yang ada di dalam


tubuh manusia. Masuknya organisme ini ke dalam tubuh dan beberapa produk limbah
beracun yang potensial dibatasi oleh epitel mulut, yang merupakan membran
permeabel. Mukosa oral merespon rasa sakit, sentuhan, dan suhu juga untuk rasa yang
unik. Seperti beberapa proses fisiologis yang dipicu oleh masukan sensorik dari
mulut, seperti inisiasi menelan, tersedak dan muntah-muntah.
C. Rongga Mulut
Rongga mulut atau mulut merupakan tempat masuknya makanan dan udara ke
dalam tubuh. Mulut dan bibir sangat penting bagi manusia. Struktur ini juga disebut
sebagai rongga bukal, tetapi sebenarnya harus dibatasi ke daerah pipi bagian dalam.
Mulut memanjang dari bibir ke orofaring di bagian belakang dan dibagi menjadi dua
daerah:(a) ruang depan oral luar (the outer oral vestibule), yang berbatasan dengan
pipi dan bibir, b) ruang depan interior mulut the interior oral vestibule), yang dibatasi
oleh gigi maksila dan lengkungan mandibula. Rongga mulut yang tepat terletak di
antara lengkungan gigi di mana gigi terletak.

Hal ini
sebagian diisi oleh lidah, otot besar berlabuh ke lantai mulut oleh frenulum linguae.
Di bagian belakang rongga mulut terdapat banyak kumpulan jaringan limfoid
membentuk amandel/tonsil, nodul limfoid kecil dapat terjadi dalam mukosa dari
langit-langit lunak. Jaringan ini memainkan peran penting dalam memerangi infeksi.
D. Absorpsi Obat Melalui Mukosa Oral
Page | 5

Rongga mulut merupakan titik masuk untuk obat oral tetapi biasanya kontak
mereka dengan mukosa oral singkat. Dalam rangka mengambil keuntungan dari
beberapa sifat mukosa oral atau secara lokal mengobati mukosa, sistem penghantaran
telah dirancang untuk memperpanjang waktu tinggal di daerah ini. Luas permukaan
total yang tersedia untuk absorpsi obat sangat terbatas, hanya sekitar 100 cm2.
E. Kekurangan Penghantaran Mukosa Oral

Rongga bukal, seperti saluran pencernaan keseluruhan, berperilaku sebagai


penghalang lipoidal ke bagian obat. Transpor aktif, pinositosis, dan perjalanan melalui
pori-pori berair hanya memainkan peran kurang bermakna dalam pergerakan obat di
hang_WK Farm mukosa mulut, sehingga sebagian besar absorpsi adalah pasif, dan
hanya molekul lipofilik kecil yang diabsorpsi dengan baik. Senyawa polar, misalnya
yang terionisasi pada pH mulut (6,2-7,4), kurang diabsorpsi.
F. Efek Posisi Pada Penghantaran Obat
Dalam rongga mulut, penghantaran obat dapat diklasifikasikan ke dalam empat
kategori:(i) penghantaran sublingual di mana bentuk sediaan ditempatkan pada dasar
mulut lidah mulut, di bawah lidah, (ii) penghantaran bukal, di mana obat ditempatkan
di membran mukosa yang melapisi pipi, iii) penghantaran orofaringeal lokal untuk
mengobati mulut dan tenggorokan dan (iv) penghantaran periodontal, untuk
mengobati di bawah tepi gusi. Variasi ketebalan epitel dan komposisi pasti akan
mempengaruhi absorpsi obat.

II.2 Tablet Bucal dan Sublingual


Tablet Bukal adalah tablet kempa biasa yang berbentuk oval yang ditempatkan
di antara gusi dan pipi. Biasanya keras dan berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau
terdisolusi

di

tempat

tersebut

dalam

waktu

yang

lama

(secara

perlahan).

(http://id.wordpress.com)
Tablet bukal bentuknya kecil, pipih yang ditempatkan di kantong bukal di antara
pipi dan gusi. Setelah obat dilepaskan dari tablet, bahan aktif diabsorpsi tanpa melewati
saluran gastrointestinal. Ini rute yang menguntungkan untuk obat yang bisa dihancurkan
oleh saluran gastrointestinal. Tetapi, hanya sedikit obat yang dapat diabsorpsi dari oral
Page | 6

sulci. Pemberiannya hanya terbatas pada gliseril trinitrat dan hormone-hormon steroid.
(Parrot, E.L. Solid Dosage Form. In : Sprowl, J.B., editor. Prescription Pharmacy.2nd ed.
J.B Lippincott Company.Philadelpia.1980.hal.135).
Tablet ini bentuknya kecil, pipih, dan ovalyang dimaksudkan untuk pemberian
pada daerah bukal yang melarut atau tererosi perlahan, oleh karena itu, diformulasi dan
dikopresi dengan tekanan yang cukup untuk menghasilkan tablet yang keras. Tablet
Progesteron diberikan melalui jalur ini. (Rudnic, Edward and Schwartz, J.B. Oral Solid
Dosage Form. In : Gennaro, A.R. Remingtons Pharmaceutical Science. 18th ed. Mack
Publishing Company. Easton,Pennsylvania.1990. hal. 1634).

Sediaan Bukal
Tablet bukal mengandung sejumlah bahan aktif yang dikombinasikan dengan
bahan tambahan, dimana bahan tambahan yang penting terdiri atas sorbitol dan
lubrikan. Tablet ini memberikan drug delivery yang sangat cepat, dimana level
bahan aktif dalam darah dapat dibandingkan dengan pemberian secara parenteral.
Pemberian melalui bukal sebagian berguna untuk bahan aktif yang
menunjukkan bioavailabilitas yang rendah selama pemberian non parenteral.
Availabilitas yang rendah dapat menyebabkan kelarutan yang rendah, degradasi oleh
enzim atau dirusak oleh asam selama melewati saluran pencernaan, atau first-pass
destruction oleh hati setelah absorpsi dari saluran pencernaan. Contoh obatnya yaitu :
steroid, seperti estrogen,misalnya estradiol, dan turunannya seperti esternya, misalnya
valerat, cypionat dan propionat, progestins, misalnya, progesteron dan senyawa yang
berhubungan, androgen dan steroid anabolik; propranolol; hormon-hormon tiroid;
sensitif-pH dan protein-protein kecil seperti insulin and ACTH; fisostigmine;
skopolamin; verapamil; dan gallopamil. Juga memungkinkan untuk memberikan
senyawa-senyawa yang mempunyai bioavailabilitas yang baik secara bukal, tetapi
pada umumnya obat-obat tersebut akan diberikan secara ora untuk kenyamaan.
Pemberian estradiol secara bukal memberikan puncak level darah yang diikuti
penurunan konsentrasinya. Ini adalah jalur alami yang dialami oleh estradiol dalam
tubuh, dan oleh karena itu peningkatan melalui pemberian secara transdermal, secara
relatif akan memberikan level darah yang konstan. Pemaberian estrogen secara oral
seperti estradiol tidak praktis karena akan mengalami penghancuran di hati tidak lama
setelah diabsorpsi dari saluran pencernaan.

Page | 7

Perlu bagi formulasi bukal untuk kontak dengan mukosa oral untuk waktu
yang cukup agar obat bisa diabsorpsi. Jika formulasinya falls apart terlalu cepat,
bahan aktif akan tertelan, sehingga obat yang sampai tidak cukup, tetapi jika
formulasinya tidak falls apart dengan cukup cepat maka pasien akan kesulitan,
karena pasien tidak dapat makan atau minum selama menggunakan sediaan bukal.
Formulasi bukal sebaiknya mempunyai ukuran yang kecil untuk menghindari
ketidaknyamanan pasien, dan diinginkan formulasi sebisa mungkin larut dalam saliva
sehingga ketidaknyamanan dari partikel berpasir yang tidak larut di mulut dapat
dihindari.
Obat Sublingual Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu
dengan cara meletakkan obat di bawah lidah. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih
cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke
dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami
kesakitan. Pasien diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat
menjadi tidak aktif oleh adanya proses kimiawi dengan cairan lambung. Untuk
mencegah obat tidak di telan, maka pasien diberitahu untuk membiarkan obat tetap di
bawah lidah sampai obat menjadi hancur dan terserap. Obat yang sering diberikan
dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang mempunyai efek
vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini banyak diberikan pada pada pasien yang
mengalami nyeri dada akibat angina pectoris. Dengan cara sublingual, obat bereaksi
dalam satu menit dan pasien dapat merasakan efeknya dalam waktu tiga menit
(Rodman dan Smith, 1979). Pemberian obat secara sublingual merupakan pemberian
obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek
yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan
pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek
obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme
di dinding usus dan hati dapat dihindari. Pemberian obat secara topikal pada mata
memiliki tujuan yang lokal. Obat yang cara pemberiannya ditaruk di bawah lidah
tujuannya agar efek yang ditimbulkan lebih cepat karena pembuluh darah dibawah
lidah merupakan pusat dari sakit, efek obat akan terasa lebih capat dan menghindari
kerusakan saluran cerna pada metabolisme di dinding usus dan hati. Pemberian Obat
Sublingual. Adalah pemberian obat yang ditaruh di bawah lidah.
II.3 Formulasi Tablet Bucal dan Sublingual
Page | 8

Kedua tablet ini umumnya berbentuk kecil, pipih, dan oval yang dimaksudkan
untuk pemberian pada daerah bukal atau bawah lidah yang melarut atau tererosi
perlahan, oleh karena itu, diformulasi dan dikopresi dengan tekanan yang cukup untuk
menghasilkan tablet yang keras (Rudnic and Schwartz, 1990). Setelah obat dilepaskan
dari tablet, bahan aktif diabsorpsi tanpa melewati saluran gastrointestinal. Ini rute yang
menguntungkan untuk obat yang bisa dihancurkan oleh saluran gastrointestinal.
Pemberiannya hanya terbatas pada gliseril trinitrat dan hormon-hormon steroid (Parrot,
1980).
Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk diserap langsung oleh selaput lender
mulut. Obat-obatan yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberikan efek
sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir mulut. Tablet
buccal dan sublingual hendaklah diracik dengan bahan pengisi yang lunak, yang tidak
merangsang keluarnya air liur. Ini mengurangi bagian obat yang tertelan dan lolos dari
penyeraapan oleh selaput lender mulut. Di samping itu, kedua tablet ini hendaklah
dirancang untuk tidak pecah, tetapi larut secara lambat, biasanya dalam jangka waktu 1530 menit, agar penyerapan berlangsung dengan baik (Lachman, dkk, 2008).
Keuntungan tablet sublingual dan bukal adalah :
1. Cocok untuk jenis obat yang dapat dirusak oleh cairan lambung atau sedikit
sekali diserap oleh saluran pencernaan.
2. Bebas First Pass Metabolism.
3. Proses absorpsinya cepat karena langsung diabsorpsi melalui mukosa mulut,
sehingga diharapkan dapat memberikan efek yang cepat juga.
Adapun kerugian tablet sublingual dan bukal adalah :
1. Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet sublingual dan bukal
karena obat yang dapat diabsorpsi melalui mukosa mulut jumlahnya sangat
sedikit.
2. Untuk obat yang mengandung nistrogliserin pengemasan dan penyimpanan obat
memerlukan cara khusus karena bahan ini mudah menguap.

II.4 Cara penggunaan tablet Sublingual


1. Minum atau berkumur-kumurlah dengan sedikit air untuk melembabkan jika mulut
kering.

Page | 9

2. Letakkan tablet dibawah lidah, dan tempatkan tablet antara gusi dan pipi jika terjadi
sensasi menyengat.
3. Tutuplah mulut dan janganlah menelan sampai tablet terdisolusi seluruhnya.
4. Jangan makan, minum atau merokok selama proses disolusi tablet.
5. Janganlah berkumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah tablet
terdisolusi dengan sempuna.

II.5 Cara Penggunaan Tablet Bucal


1. Obat diletakkan diantara pipi dan gusi
2. Obat langsung masuk ke dalam aliran darah
3. Misalnya obat untuk mempercepat kelahiran bila tidak ada kontraksi uterus, contoh :
Sandopart Tablet

II.6 Peringatan :
Tablet tidak boleh dikunyah, digerus, atau ditelan.
Biarkan tablet dibawah lidah hingga habis.
Jangan makan, minum dan merokok selama proses disolusi tablet
Jangan berkumur-kumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah tablet
terdisolusi dengan sempurna.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Contoh Tablet Sublingual dan Bukal
Tablet bukal dan sublingual pemberiannya hanya terbatas pada gliseril trinitrat,
nitrogliseril dan hormon - hormon steroid.
1. Nitrogliserin
Mekanisme kerja:
Melaksasi otot polos pembuluh darah vena dan arteri (Tatro, 2003).
Indikasi :
Page | 10

untuk pengobatan angina akut dan profilaksis (pencegahan) angina (Tatro, 2003).
Kontra Indikasi :
Hipersensitivitas terhadap nitrat, anemia berat, closed-angle glaucoma , hipotensi
ortostatik, MI awal, perikarditis atau tamponade perikardial, trauma kepala atau
pendarahan otak, alergi terhadap perekat ( transdermal ) (Tatro, 2003).
Efek Samping

CV: Takikardi , palpitasi, hipotens , syncop , aritmia.

SSP: Sakit kepala, ketakutan, kelemahan, vertigo, pusing, agitasi,


insomnia.

Derm: vasodilatasi kutaneus dengan pembilasan, dermatitis kontak


( transdermal ) ; reaksi alergi topikal ( salep ), terbakar atau kesemutan
lokal dalam rongga mulut (sublingual).

EENT: Penglihatan kabur.

Mual, muntah, diare, dispepsia.

GU: Disuria, frekuensi kencing, impotensi.

HEMA: Methemoglobinemia, anemia hemolitik.

RESP:Bronchitis; pneumonia.

LAINNYA : arthralgia, keringat, puca , keringat dingin, edema. (Tatro,


2003)

Dosis :
Untuk dewasa tablet dilarutkan di bawah lidah atau di kantong bukal pada tanda
pertama serangan angina akut, ulangi setiap 5 menit (jangan melebihi 3 tablet dalam
15 menit) (Tatro, 2003).

Overdosis : tanda & gejala


Page | 11

Hipotensi, takikardia, flushing, keringat berlebihan , sakit kepala, vertigo, jantung


berdebar, gangguan penglihatan , mual, muntah, kebingungan dan dyspnea mungkin
terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi, dan methemoglobinemia (Tatro, 2003).

Interaksi
-

Alkohol : hipotensi berat dan kolaps kardiovaskular dapat terjadi.

Calcium channel blocker: hipotensi ortostatik simtomatik mungkin terjadi.

Dihydroergotamine : Dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan


mengurangi efek antianginal (Tatro, 2003).

Peringatan Terhadap Kondisi Pasien:


-

Kehamilan : Kategori C.
Laktasi : Belum ditentukan .
Anak-anak : Keselamatan dan kemanjuran tidak dilakukan.
Alkohol intoksikasi : Telah terjadi pada pasien yang menerima dosis tinggi IV

nitrogliserin.
Angina: Dapat memperburuk angina yang disebabkan oleh kardiomiopati

hipertrofik
Defibrilasi : Jangan debit cardioverter / defibrillator melalui paddle elektroda

atasnya sistem transdermal . Arcing mungkin terjadi dan membakar pasien.


Glaukoma : Dapat meningkatkan tekanan intraokular , mengelola dengan hati-

hati pada pasien dengan glaukoma.


Hati dan gangguan ginjal : Gunakan produk IV dengan hati-hati .
MI : Keselamatan produk lisan atau sublingual di MI akut tidak dilakukan ,
gunakan hanya dengan observasi ketat dan pemantauan (kecuali untuk IV
nitrogliserin).
Hipotensi ortostatik : Dapat terjadi bahkan dengan dosis kecil , alkohol
menonjolkan reaksi ini (Tatro, 2003).

Cara Penggunaan Tablet untuk Pasien


1. Gunakan Tablet dalam posisi pasien berbaring atau duduk.
2. Minum atau berkumur-kumurlah dengan sedikit air untuk melembabkan jika
mulut kering.
3. Tempatkan di kantong bukal untuk mengurangi menyengat (Letakkan tablet
dibawah lidah)
4. Tetap dalam posisi duduk atau berbaring selama 20 menit setelah dosis awal. Jika
pusing terjadi, anjurkan pasien untuk berbaring (jika mulanya dalam posisi
duduk).
Page | 12

5.
6.
7.
8.

Jika rasa sakit tetap, dosis dapat diulang setiap 5 menit sampai 3 tablet diambil
Tutup mulut dan jangan menelan sampai tablet terdisolusi seluruhnya.
Jangan makan, minum atau merokok selama proses disolusi tablet.
Janganlah berkumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah tablet
terdisolusi dengan sempuna.
(Tim Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat, 2007; Tatro,
2003)

2. Isosorbid Dinitrat (ISDN)


Isosorbit Dinitrat adalah suatu obat golongan nitrat yang digunakan secara
farmakologis sebagai vasodilator (pelebar pembuluh darah), khususnya pada kondisi
angina pektoris, juga pada CHF (congestive heart failure), yakni kondisi ketika
jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Isosorbid dinitrat lebih bermanfaat untuk tujuan pencegahan serangan angina,
untuk tujuan ini isosorbid dinitrat dalam bentuk "long acting" atau kerja
diperpanjang lebih disukai.Pertama, nitrat meredakan angina pectoris dengan
menginduksi relaksasi otot polos vaskular perifer, sehingga ada pelebaran arteri dan
vena.Hal ini mengurangi aliran balik vena darah (mengurangi preload) ke jantung,
yang pada gilirannya menyebabkan tuntutan penurunan oksigen pada jantung.Kedua,
nitrat meningkatkan pasokan oksigen miokard dengan dilatasi arteri koroner besar
dan mendistribusikan aliran darah, meningkatkan suplai oksigen ke daerah iskemik.
Nitrat sudah digunakan sebagai obat PJK (Penyakit jantung coroner) untuk
meredakan serangan angina pectoris sejak tahun 1867. Saat ini, hamper semua
penderita PJK diberi preparat nitrat kecuali ada kontraindikasi atau efek
samping.Preparat nitrat yang pertama diperkenalkan adalah nitroglycerin. Golongan
nitrat yang lain adalah isosorbid dinitrate atau biasa disingkan ISDN, kemudia
diproduksi jenis baru yaitu isosorbid mononitrate yang memiliki efek kerja lama.
ISDN banyak digunakan, tetapi cepat dimetabolisme dihati.Penggunaan Isosorbid
mononitrat, yang merupakan metabolit aktif utama dari dinitrat, mencegah variasi
absorpsi dan metabolisme lintas pertama dari dinitrat yang tidak dapat diperkirakan.
A. Nama generik

:Isosorbid Dinitrat

B. Nama dagang
-

Cedocard, tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg

Cedoca

rd Retard, tablet lmb 20 mg


Page | 13

Farsorbid, tablet sub 5 mg, 10 mg

Isoket, tablet 5 mg, 10 mg

Isoket Retard, tablet lmb 20 mg, 40 mg; cairan injeksi 1 mg/ml;


aerosol 25 mg/ml; krim 100 mg/g

Isomack Retard, kapsul 20 mg

Isomack Spray, buccal spray 13,9 mg/ml

Td Spray Iso Mack, spray transdermal 96,7 mg/ml

Vascardin, tablet 5 mg, 10 mg

Indikasi
Profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri.Pengobatan akut pada
serangan angina pectoris (SL dan Dinitrar yang dikunyah), Penatalaksanaan
Profilaksis jangka panjang angina pectoris (dinitrate dan mononitrate), Dan
pengobatan gagal jantung kongestif kronik (dinitrate).

Kontra-indikasi
Hipersensitivitas terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia, kardiopati
obstruktif hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis
konstriktif, stenosis mitral, anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak,
glaukoma sudut sempit.

Dosis dan Aturan pakai


-

Sublingual : 5-10 mg

Oral : sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg

Infus Intravena : 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi sampai 20 mg/jam


mungkin diperlukan

Tabel 1 Gambaran umum Isosorbide Dinitrate


Nama
Generik
Isosorbide
Dinitrate

Brand
Isordil

Ketersediaan
Tablet,
2.5mg , 5mg

Onset

sublingual 2 - 3 menit

Durasi
1 3 jam

Dosis
2.5 10 mg
untuk

penyakit

Page | 14

Tablet,

oral 30

5,10,20,30, 40 mg

akut
2.5 30 mg tiga

60 4 6 jam

menit

atau empat kali


sehari pada perut

Tablet dan kapsul, 40 30


mg

kosong
20 40 mg atau

60 6 - 8 jam

menit

80 mg

Efek Terapi
Keadaan iskemik jantung pada angina pektoris dapat diberikan terapi dengan
vasodilator koroner dan zat yang mengurangi kebutuhan jantung terhadap oksigen.
( Beta-blocker dan antagonis kalsium ).
a) Vasodilator koroner , memperlebar arteri koronaria, memperlancar masuknya
darah serta oksigen sehingga meringankan beban kerja jantung. Pada
serangan akut , terapi utamanya (drug of choice ) adalah Nitrogliserin
(sublingual ), dengan kerja cepat dan durasi singkat. Sebagai terapi
interval untuk mengurangi frekwensi serangan, dapat digunakan nitrat longacting (Isosorbide-nitrat),

antagonis

kalsium

(diltiazem,

verapamil), dipiridamol.
b)

Beta-blocker (penghemat

konsumsi oksigen oleh jantung) yakni

memperlambat pompa-kerja jantung (bradikardia, efek kronotrop negatif),


sehingga mengurangi kebutuhan oksigen miocard. Digunakan pula pada
terapiinterval.
Derivat-nitrat siklis ini sama kerjanya dengan nitrogliserin, namun
bersifat long-acting. Di dinding pembuluh darah, zat ini diubah menjadi NO
(Nitogen-oksida)

yang

akan

mengakifkan

enzim

guanilsiklase

dan

menyebabkan peningkatan kadar cGMP (cyclo-GuanilMonoPhosphat) di sel


otot polos dan menimbulkan vasodilatasi. Secara sublingual , mula kerjanya
dalam 3 menit dan bertahan hingga 2 jam, jika secara spay mula kerjanya
dalam 1 menit dan bertahan hingga 1 jam, jika oral mula kerjanya masingmasing dalam 20 menit dan bertahan hingga 4 jam (tablet retard 8-10 jam)

Efek Samping

Page | 15

Efek samping, dilatasi arteri akibat nitrat menyebabkan sakit kepala


berdenyut, muka merah, pusing sehingga seringkali dosisnya dibatasi.Efek samping
yang lebih serius adalah hipotensi dan pingsan.Refleks takikardia seringkali terjadi,
namun hal ini dicegah oleh terapi kombinasi dengan bloker beta.Dosisnya tinggi
yang diberikan jangka panjang bisa menyebabkan methemoglobinemia sebagai
akibat oksidasi hemoglobin.
Efek samping yang khas setelah injeksi meliputi hipotensi berat, mual dan
muntah, diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot, palpitasi, nyeri perut, sinkop,
pemberian jangka panjang disertai dengan methemoglobinemia.

Efek Toksik
Pemberian pada penderita yang mengalami peningkatan tekanan intrakranial,
hipotensi berat (sistolik di bawah 90mmHg) hipovolemia, bradikardia paradosikal,
kardiomiopati hipertropik. Keamanan dan efektifitas pada anak-anak belum dapat
ditetapkan. Selama pengobatan, nadi dan tekanan darah harus diperhatikan. Hati-hati
pemakaian pada wanita menyusui karena Isosorbida Dinitrat dieksresikan melalui air
susu ibu.
Keamanan pemakaian pada wanita hamil belum diketahui dengan pasti, oleh
sebab itu diberikan bila manfaat lebih besar dari resiko. Pada penderita dengan
sirkulasi darah labil dapat terjadi kolaps vaskuler setelah pemberian dosis tinggi.
Penderita harus duduk, sewaktu menggunakan sediaan sublingual karena berdiri
memudahkan terjadinya sinkope, sedangkan berbaring meningkatkan alir balik vena
jantung

Peringatan
Gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia;
infark miokard yang masih baru; sistem transdermal yang mengandung logam harus
diambil sebelum kardioversi atau diatermi.
Senyawa nitrat kerja panjang atau transdermal dapat mengakibatkan toleransi
(efek terapi berkurang). Jika toleransi diperkirakan setelah penggunaan sediaan
transdermal, sediaan tersebut harus dilepas selama beberapa jam berurutan dalam
setiap kurun waktu 24 jam]

Page | 16

3.

Hormon Hormon Steroid


a.

Estrogen
Estrogen yang diberikan oral menstimulasi sintesis protein hepatik dan
meningkatkan konsentrasi sirkulasi glogulin terikat hormn seks, yang dapat
menjamin bioavailabilitas androgen dan astrogen. Estradiol merupakan bentuk
kuat dan paling aktif dari estrogen endogen saata diberikan oral dia
termetabolisme dan hanya 10% mencapai sirkulasi sebagai estradiol bebas.
Absorbsi estrogen secara sistemik ppada tablet lebih rendah dibanding krim
vaginal. Penemuan baru menunjukkan estrogen pada dosis yang lebih rendah
efektif dalam mengontrol simptom pasca menopause dan mengurangi kehilangan
masa tulang (Sukandar, dkk, 2008).
Contoh obat yang beredar di pasaran adalah angeliq, cliane, climmen, cyclo

progynova, diane, dan lain-lain (Anonim, 2010).

b.

Progestogen
Progestogen umumnya diberikan pada wanita yang belum pernah menjalani
histerektomi. Progestin sebaiknya ditambahkan karena estrogen tunggal berkaitan
dengan

hiperplasia

dan

kanker

endometrium.

Terapi

hormon

dosis

rendah(estrogen terkonjugaasi ekuin 0,45 mg dan medroksiprogesteron asetat 1,5


mg/hari menunjukkan kesamaan dalam peredaran simptom dan pertahanan
densitas tulang tanpa peningkatan hiperplasia endometrium.
Progestogen oral yang paling umum digunakan adalah medroksiprogesteron
asetat misalnya Dilena; Noretisteron asetat, misalnya Anore, Cliane, Kliogest,
Norelut, Primolut N, dan Regumen.

Page | 17

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Tablet sublingual merupakan jenis tablet kompresi yang penggunannya disisipkan di
bawah lidah sedangkan tablet bukal penggunaanya disipkan di antara pipi dan gusi. Contoh
tablet sublingual adalah tablet nitrogliserin dan bukal adalah tablet hormonhormon steroid.
Pembuatan tablet sublingual dan bukal menggunakan metode granulasi basah. Daya tarik
pemberian rute bukal adalah menghindari metabolisme-pertama ( first-pass metabolism) obat.
Obat yang berhasil dihantarkan oleh rute ini perlu sangat aktif dan mampu menghasilkan respon
farmakologis dalam jumlah kecil. Absorpsi tampak menjadi agak tidak menentu karena aliran
saliva yang mencuci obat ke dalam perut, yang kemudian tersedia untuk absorpsi melalui usus
kecil kecil. Terbentuknya plak di mulut dapat menyebabkan variabilitas dalam epitel junction
juga mempengaruhi tingkat absorpsi.

IV.2 Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar perlunya peran aktif dari mahasiswa
untuk memahami materi rute penghantaran obat melalui oral yakni secara bucal dan
sublingual , mengingat cakupannya yang sangat luas.
Page | 18

DAFTAR PUSTAKA
1. Cara Pemberian Obat ke Pasien http://farmasi-id.blogspot.com/2010/09/cara-pemberianobat-ke-pasien.html
2. http://angger-pratama-fkp12.web.unair.ac.id/artikel_detail-81040-Ilmu%20Dasar
%20Keperawatan%20II-Isosorbide%20Dinitrate.html
3. Tablet

Bucal

dan

Sublingual

http://pharmacyaurel.blogspot.com/2009/04/tablet-

bukalsublingual.html)
4. International Journal of PharmTech Research CODEN (USA): IJPRIF ISSN : 0974-4304
Vol.2, No.3, pp 1958-1968, July-Sept 2010 Formulation and in-vitro Evaluation of Buccal
Tablets of Piroxicam.
5. cta Poloniae Pharmaceutica n Drug Research, Vol. 65 No. 5 pp. 585n589, 2008
COMPARISON OF SUBLINGUAL TABLETS WITH NITROGLYCERINCOMPLEXED
WITH

nCYCLODEXTRIN

OR

TITRATED

WITH

CROSSPOVIDONE

TECHNOLOGICAL APPROACH
6. pharmacyaurel.blogspot.com/.../tablet-bukalsublingual.

Page | 19

Anda mungkin juga menyukai