PENDAHULUAN
II.1 Latar Belakang
Sekarang banyak sebagian teknisi kesehatan memanfaatkan rongga mulut sebagai
portal untuk memberikan obat kepada sistemik sirkulasi. Meskipun jumlah distribusi
yang dihasilkan melalui rute ini relatif rendah karakteristik permeabilitas epitelnya.
Terutama untuk menghindari firstpass metabolisme, kemudahan akses ke situs
pengiriman, dan kesempatan pemberian obat berkelanjutan terutama melalui jaringan
bukal. Pemberian obat mukosa mulut merupakan metode alternatif dan menjanjikan
untuk pemberian obat sistemik yang menawarkan beberapa keuntungan. Sublingual
secara harfiah berarti adalah '' di bawah lidah '', pendistribusian melalui mulut
sedemikian rupa sehingga zat tersebut cepat diserap melalui pembuluh darah di bawah
lidah. Rute sublingual menawarkan keuntungan seperti melewati proses metabolisme
pertama, lulus hati yang memberikan bioavailabilitas yang lebih baik, onset cepat
tindakan, kepatuhan pasien, pengobatan sendiri. Disfagia (kesulitan menelan) adalah
umum di antara semua usia orang dan lebih pada anak, geriatri, pasien kejiwaan. Dalam
rongga mukosa mulut, daerah bukal menawarkan rute menggemaskan administrasi untuk
pengiriman obat sistemik. Di antara berbagai situs transmucosal tersedia, mukosa rongga
bukal ditemukan menjadi situs yang paling nyaman dan mudah didekati untuk
pengiriman agen terapi untuk kedua pengiriman bentuk dosis kuat lokal dan sistemik.
Karena sistem pengiriman obat bukal memperpanjang waktu tinggal sediaan di situs
tersebut dan dengan demikian memberikan kontribusi pada perbaikan dan / atau terapi
yang lebih baik kinerja obat. Dalam hal ini fokus makalah utama pada mukosa mulut,
jalur, hambatan penetrasi obat, bentuk sediaan yang berbeda, metode evaluasi; ini akan
berguna untuk menghindari kesulitan yang berhubungan dengan desain formulasi.
1.
2.
3.
4.
II.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud tentang tablet sublingual dan bukal
2. Untuk mengetahui apa saja keuntungan dan kelebihan tablet sublingual dan bukal
3. Untuk mengetahui contoh tablet sublingual dan bukal
4. Untuk mengetahui bagaimana biofarmasi dari sediaan tablet bukal dan sublingual
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Sistem Penghantaran Obat
Sistem penghantaran bukal merupakan salah satu bentuk penghantaran obat
yang diaplikasikan dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran
mukosa pada pipi bagian dalam. Sistem penghantaran bukal mukoadhesif memiliki
keuntungan dibanding sistem penghantaran lainnya, antara lain : 1) memilki
ketersediaan darah yang lebih banyak dibanding jaringan mukosal lainnya 2)
menghindari metabolisme lintas pertama (firstpass metabolism) dan variabel lainnya
dalam saluran pencernaan, seperti pH dan waktu pengosongan lambung, 3) Mudah
kontak dengan membran sehingga obat tersebut dapat didistribusikan, mengenai target
Page | 2
Page | 3
Hal ini
sebagian diisi oleh lidah, otot besar berlabuh ke lantai mulut oleh frenulum linguae.
Di bagian belakang rongga mulut terdapat banyak kumpulan jaringan limfoid
membentuk amandel/tonsil, nodul limfoid kecil dapat terjadi dalam mukosa dari
langit-langit lunak. Jaringan ini memainkan peran penting dalam memerangi infeksi.
D. Absorpsi Obat Melalui Mukosa Oral
Page | 5
Rongga mulut merupakan titik masuk untuk obat oral tetapi biasanya kontak
mereka dengan mukosa oral singkat. Dalam rangka mengambil keuntungan dari
beberapa sifat mukosa oral atau secara lokal mengobati mukosa, sistem penghantaran
telah dirancang untuk memperpanjang waktu tinggal di daerah ini. Luas permukaan
total yang tersedia untuk absorpsi obat sangat terbatas, hanya sekitar 100 cm2.
E. Kekurangan Penghantaran Mukosa Oral
di
tempat
tersebut
dalam
waktu
yang
lama
(secara
perlahan).
(http://id.wordpress.com)
Tablet bukal bentuknya kecil, pipih yang ditempatkan di kantong bukal di antara
pipi dan gusi. Setelah obat dilepaskan dari tablet, bahan aktif diabsorpsi tanpa melewati
saluran gastrointestinal. Ini rute yang menguntungkan untuk obat yang bisa dihancurkan
oleh saluran gastrointestinal. Tetapi, hanya sedikit obat yang dapat diabsorpsi dari oral
Page | 6
sulci. Pemberiannya hanya terbatas pada gliseril trinitrat dan hormone-hormon steroid.
(Parrot, E.L. Solid Dosage Form. In : Sprowl, J.B., editor. Prescription Pharmacy.2nd ed.
J.B Lippincott Company.Philadelpia.1980.hal.135).
Tablet ini bentuknya kecil, pipih, dan ovalyang dimaksudkan untuk pemberian
pada daerah bukal yang melarut atau tererosi perlahan, oleh karena itu, diformulasi dan
dikopresi dengan tekanan yang cukup untuk menghasilkan tablet yang keras. Tablet
Progesteron diberikan melalui jalur ini. (Rudnic, Edward and Schwartz, J.B. Oral Solid
Dosage Form. In : Gennaro, A.R. Remingtons Pharmaceutical Science. 18th ed. Mack
Publishing Company. Easton,Pennsylvania.1990. hal. 1634).
Sediaan Bukal
Tablet bukal mengandung sejumlah bahan aktif yang dikombinasikan dengan
bahan tambahan, dimana bahan tambahan yang penting terdiri atas sorbitol dan
lubrikan. Tablet ini memberikan drug delivery yang sangat cepat, dimana level
bahan aktif dalam darah dapat dibandingkan dengan pemberian secara parenteral.
Pemberian melalui bukal sebagian berguna untuk bahan aktif yang
menunjukkan bioavailabilitas yang rendah selama pemberian non parenteral.
Availabilitas yang rendah dapat menyebabkan kelarutan yang rendah, degradasi oleh
enzim atau dirusak oleh asam selama melewati saluran pencernaan, atau first-pass
destruction oleh hati setelah absorpsi dari saluran pencernaan. Contoh obatnya yaitu :
steroid, seperti estrogen,misalnya estradiol, dan turunannya seperti esternya, misalnya
valerat, cypionat dan propionat, progestins, misalnya, progesteron dan senyawa yang
berhubungan, androgen dan steroid anabolik; propranolol; hormon-hormon tiroid;
sensitif-pH dan protein-protein kecil seperti insulin and ACTH; fisostigmine;
skopolamin; verapamil; dan gallopamil. Juga memungkinkan untuk memberikan
senyawa-senyawa yang mempunyai bioavailabilitas yang baik secara bukal, tetapi
pada umumnya obat-obat tersebut akan diberikan secara ora untuk kenyamaan.
Pemberian estradiol secara bukal memberikan puncak level darah yang diikuti
penurunan konsentrasinya. Ini adalah jalur alami yang dialami oleh estradiol dalam
tubuh, dan oleh karena itu peningkatan melalui pemberian secara transdermal, secara
relatif akan memberikan level darah yang konstan. Pemaberian estrogen secara oral
seperti estradiol tidak praktis karena akan mengalami penghancuran di hati tidak lama
setelah diabsorpsi dari saluran pencernaan.
Page | 7
Perlu bagi formulasi bukal untuk kontak dengan mukosa oral untuk waktu
yang cukup agar obat bisa diabsorpsi. Jika formulasinya falls apart terlalu cepat,
bahan aktif akan tertelan, sehingga obat yang sampai tidak cukup, tetapi jika
formulasinya tidak falls apart dengan cukup cepat maka pasien akan kesulitan,
karena pasien tidak dapat makan atau minum selama menggunakan sediaan bukal.
Formulasi bukal sebaiknya mempunyai ukuran yang kecil untuk menghindari
ketidaknyamanan pasien, dan diinginkan formulasi sebisa mungkin larut dalam saliva
sehingga ketidaknyamanan dari partikel berpasir yang tidak larut di mulut dapat
dihindari.
Obat Sublingual Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu
dengan cara meletakkan obat di bawah lidah. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih
cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke
dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami
kesakitan. Pasien diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat
menjadi tidak aktif oleh adanya proses kimiawi dengan cairan lambung. Untuk
mencegah obat tidak di telan, maka pasien diberitahu untuk membiarkan obat tetap di
bawah lidah sampai obat menjadi hancur dan terserap. Obat yang sering diberikan
dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang mempunyai efek
vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini banyak diberikan pada pada pasien yang
mengalami nyeri dada akibat angina pectoris. Dengan cara sublingual, obat bereaksi
dalam satu menit dan pasien dapat merasakan efeknya dalam waktu tiga menit
(Rodman dan Smith, 1979). Pemberian obat secara sublingual merupakan pemberian
obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek
yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan
pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek
obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme
di dinding usus dan hati dapat dihindari. Pemberian obat secara topikal pada mata
memiliki tujuan yang lokal. Obat yang cara pemberiannya ditaruk di bawah lidah
tujuannya agar efek yang ditimbulkan lebih cepat karena pembuluh darah dibawah
lidah merupakan pusat dari sakit, efek obat akan terasa lebih capat dan menghindari
kerusakan saluran cerna pada metabolisme di dinding usus dan hati. Pemberian Obat
Sublingual. Adalah pemberian obat yang ditaruh di bawah lidah.
II.3 Formulasi Tablet Bucal dan Sublingual
Page | 8
Kedua tablet ini umumnya berbentuk kecil, pipih, dan oval yang dimaksudkan
untuk pemberian pada daerah bukal atau bawah lidah yang melarut atau tererosi
perlahan, oleh karena itu, diformulasi dan dikopresi dengan tekanan yang cukup untuk
menghasilkan tablet yang keras (Rudnic and Schwartz, 1990). Setelah obat dilepaskan
dari tablet, bahan aktif diabsorpsi tanpa melewati saluran gastrointestinal. Ini rute yang
menguntungkan untuk obat yang bisa dihancurkan oleh saluran gastrointestinal.
Pemberiannya hanya terbatas pada gliseril trinitrat dan hormon-hormon steroid (Parrot,
1980).
Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk diserap langsung oleh selaput lender
mulut. Obat-obatan yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberikan efek
sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir mulut. Tablet
buccal dan sublingual hendaklah diracik dengan bahan pengisi yang lunak, yang tidak
merangsang keluarnya air liur. Ini mengurangi bagian obat yang tertelan dan lolos dari
penyeraapan oleh selaput lender mulut. Di samping itu, kedua tablet ini hendaklah
dirancang untuk tidak pecah, tetapi larut secara lambat, biasanya dalam jangka waktu 1530 menit, agar penyerapan berlangsung dengan baik (Lachman, dkk, 2008).
Keuntungan tablet sublingual dan bukal adalah :
1. Cocok untuk jenis obat yang dapat dirusak oleh cairan lambung atau sedikit
sekali diserap oleh saluran pencernaan.
2. Bebas First Pass Metabolism.
3. Proses absorpsinya cepat karena langsung diabsorpsi melalui mukosa mulut,
sehingga diharapkan dapat memberikan efek yang cepat juga.
Adapun kerugian tablet sublingual dan bukal adalah :
1. Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet sublingual dan bukal
karena obat yang dapat diabsorpsi melalui mukosa mulut jumlahnya sangat
sedikit.
2. Untuk obat yang mengandung nistrogliserin pengemasan dan penyimpanan obat
memerlukan cara khusus karena bahan ini mudah menguap.
Page | 9
2. Letakkan tablet dibawah lidah, dan tempatkan tablet antara gusi dan pipi jika terjadi
sensasi menyengat.
3. Tutuplah mulut dan janganlah menelan sampai tablet terdisolusi seluruhnya.
4. Jangan makan, minum atau merokok selama proses disolusi tablet.
5. Janganlah berkumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah tablet
terdisolusi dengan sempuna.
II.6 Peringatan :
Tablet tidak boleh dikunyah, digerus, atau ditelan.
Biarkan tablet dibawah lidah hingga habis.
Jangan makan, minum dan merokok selama proses disolusi tablet
Jangan berkumur-kumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah tablet
terdisolusi dengan sempurna.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Contoh Tablet Sublingual dan Bukal
Tablet bukal dan sublingual pemberiannya hanya terbatas pada gliseril trinitrat,
nitrogliseril dan hormon - hormon steroid.
1. Nitrogliserin
Mekanisme kerja:
Melaksasi otot polos pembuluh darah vena dan arteri (Tatro, 2003).
Indikasi :
Page | 10
untuk pengobatan angina akut dan profilaksis (pencegahan) angina (Tatro, 2003).
Kontra Indikasi :
Hipersensitivitas terhadap nitrat, anemia berat, closed-angle glaucoma , hipotensi
ortostatik, MI awal, perikarditis atau tamponade perikardial, trauma kepala atau
pendarahan otak, alergi terhadap perekat ( transdermal ) (Tatro, 2003).
Efek Samping
RESP:Bronchitis; pneumonia.
Dosis :
Untuk dewasa tablet dilarutkan di bawah lidah atau di kantong bukal pada tanda
pertama serangan angina akut, ulangi setiap 5 menit (jangan melebihi 3 tablet dalam
15 menit) (Tatro, 2003).
Interaksi
-
Kehamilan : Kategori C.
Laktasi : Belum ditentukan .
Anak-anak : Keselamatan dan kemanjuran tidak dilakukan.
Alkohol intoksikasi : Telah terjadi pada pasien yang menerima dosis tinggi IV
nitrogliserin.
Angina: Dapat memperburuk angina yang disebabkan oleh kardiomiopati
hipertrofik
Defibrilasi : Jangan debit cardioverter / defibrillator melalui paddle elektroda
5.
6.
7.
8.
Jika rasa sakit tetap, dosis dapat diulang setiap 5 menit sampai 3 tablet diambil
Tutup mulut dan jangan menelan sampai tablet terdisolusi seluruhnya.
Jangan makan, minum atau merokok selama proses disolusi tablet.
Janganlah berkumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah tablet
terdisolusi dengan sempuna.
(Tim Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat, 2007; Tatro,
2003)
:Isosorbid Dinitrat
B. Nama dagang
-
Cedoca
Indikasi
Profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri.Pengobatan akut pada
serangan angina pectoris (SL dan Dinitrar yang dikunyah), Penatalaksanaan
Profilaksis jangka panjang angina pectoris (dinitrate dan mononitrate), Dan
pengobatan gagal jantung kongestif kronik (dinitrate).
Kontra-indikasi
Hipersensitivitas terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia, kardiopati
obstruktif hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis
konstriktif, stenosis mitral, anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak,
glaukoma sudut sempit.
Sublingual : 5-10 mg
Brand
Isordil
Ketersediaan
Tablet,
2.5mg , 5mg
Onset
sublingual 2 - 3 menit
Durasi
1 3 jam
Dosis
2.5 10 mg
untuk
penyakit
Page | 14
Tablet,
oral 30
5,10,20,30, 40 mg
akut
2.5 30 mg tiga
60 4 6 jam
menit
kosong
20 40 mg atau
60 6 - 8 jam
menit
80 mg
Efek Terapi
Keadaan iskemik jantung pada angina pektoris dapat diberikan terapi dengan
vasodilator koroner dan zat yang mengurangi kebutuhan jantung terhadap oksigen.
( Beta-blocker dan antagonis kalsium ).
a) Vasodilator koroner , memperlebar arteri koronaria, memperlancar masuknya
darah serta oksigen sehingga meringankan beban kerja jantung. Pada
serangan akut , terapi utamanya (drug of choice ) adalah Nitrogliserin
(sublingual ), dengan kerja cepat dan durasi singkat. Sebagai terapi
interval untuk mengurangi frekwensi serangan, dapat digunakan nitrat longacting (Isosorbide-nitrat),
antagonis
kalsium
(diltiazem,
verapamil), dipiridamol.
b)
Beta-blocker (penghemat
yang
akan
mengakifkan
enzim
guanilsiklase
dan
Efek Samping
Page | 15
Efek Toksik
Pemberian pada penderita yang mengalami peningkatan tekanan intrakranial,
hipotensi berat (sistolik di bawah 90mmHg) hipovolemia, bradikardia paradosikal,
kardiomiopati hipertropik. Keamanan dan efektifitas pada anak-anak belum dapat
ditetapkan. Selama pengobatan, nadi dan tekanan darah harus diperhatikan. Hati-hati
pemakaian pada wanita menyusui karena Isosorbida Dinitrat dieksresikan melalui air
susu ibu.
Keamanan pemakaian pada wanita hamil belum diketahui dengan pasti, oleh
sebab itu diberikan bila manfaat lebih besar dari resiko. Pada penderita dengan
sirkulasi darah labil dapat terjadi kolaps vaskuler setelah pemberian dosis tinggi.
Penderita harus duduk, sewaktu menggunakan sediaan sublingual karena berdiri
memudahkan terjadinya sinkope, sedangkan berbaring meningkatkan alir balik vena
jantung
Peringatan
Gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia;
infark miokard yang masih baru; sistem transdermal yang mengandung logam harus
diambil sebelum kardioversi atau diatermi.
Senyawa nitrat kerja panjang atau transdermal dapat mengakibatkan toleransi
(efek terapi berkurang). Jika toleransi diperkirakan setelah penggunaan sediaan
transdermal, sediaan tersebut harus dilepas selama beberapa jam berurutan dalam
setiap kurun waktu 24 jam]
Page | 16
3.
Estrogen
Estrogen yang diberikan oral menstimulasi sintesis protein hepatik dan
meningkatkan konsentrasi sirkulasi glogulin terikat hormn seks, yang dapat
menjamin bioavailabilitas androgen dan astrogen. Estradiol merupakan bentuk
kuat dan paling aktif dari estrogen endogen saata diberikan oral dia
termetabolisme dan hanya 10% mencapai sirkulasi sebagai estradiol bebas.
Absorbsi estrogen secara sistemik ppada tablet lebih rendah dibanding krim
vaginal. Penemuan baru menunjukkan estrogen pada dosis yang lebih rendah
efektif dalam mengontrol simptom pasca menopause dan mengurangi kehilangan
masa tulang (Sukandar, dkk, 2008).
Contoh obat yang beredar di pasaran adalah angeliq, cliane, climmen, cyclo
b.
Progestogen
Progestogen umumnya diberikan pada wanita yang belum pernah menjalani
histerektomi. Progestin sebaiknya ditambahkan karena estrogen tunggal berkaitan
dengan
hiperplasia
dan
kanker
endometrium.
Terapi
hormon
dosis
Page | 17
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Tablet sublingual merupakan jenis tablet kompresi yang penggunannya disisipkan di
bawah lidah sedangkan tablet bukal penggunaanya disipkan di antara pipi dan gusi. Contoh
tablet sublingual adalah tablet nitrogliserin dan bukal adalah tablet hormonhormon steroid.
Pembuatan tablet sublingual dan bukal menggunakan metode granulasi basah. Daya tarik
pemberian rute bukal adalah menghindari metabolisme-pertama ( first-pass metabolism) obat.
Obat yang berhasil dihantarkan oleh rute ini perlu sangat aktif dan mampu menghasilkan respon
farmakologis dalam jumlah kecil. Absorpsi tampak menjadi agak tidak menentu karena aliran
saliva yang mencuci obat ke dalam perut, yang kemudian tersedia untuk absorpsi melalui usus
kecil kecil. Terbentuknya plak di mulut dapat menyebabkan variabilitas dalam epitel junction
juga mempengaruhi tingkat absorpsi.
IV.2 Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar perlunya peran aktif dari mahasiswa
untuk memahami materi rute penghantaran obat melalui oral yakni secara bucal dan
sublingual , mengingat cakupannya yang sangat luas.
Page | 18
DAFTAR PUSTAKA
1. Cara Pemberian Obat ke Pasien http://farmasi-id.blogspot.com/2010/09/cara-pemberianobat-ke-pasien.html
2. http://angger-pratama-fkp12.web.unair.ac.id/artikel_detail-81040-Ilmu%20Dasar
%20Keperawatan%20II-Isosorbide%20Dinitrate.html
3. Tablet
Bucal
dan
Sublingual
http://pharmacyaurel.blogspot.com/2009/04/tablet-
bukalsublingual.html)
4. International Journal of PharmTech Research CODEN (USA): IJPRIF ISSN : 0974-4304
Vol.2, No.3, pp 1958-1968, July-Sept 2010 Formulation and in-vitro Evaluation of Buccal
Tablets of Piroxicam.
5. cta Poloniae Pharmaceutica n Drug Research, Vol. 65 No. 5 pp. 585n589, 2008
COMPARISON OF SUBLINGUAL TABLETS WITH NITROGLYCERINCOMPLEXED
WITH
nCYCLODEXTRIN
OR
TITRATED
WITH
CROSSPOVIDONE
TECHNOLOGICAL APPROACH
6. pharmacyaurel.blogspot.com/.../tablet-bukalsublingual.
Page | 19