Anda di halaman 1dari 21

Teori Belajar Kognitivisme

Kelompok 2 Offering C 2013 :


1. Atika Anggraini

(130341614798)

2. Rabiatul Adawiyah

(130341614832)

3. Shinta Kumalasari

(130341614836)

4. Tania Puspa Candra

(130341614839)

Teori belajar kognitif menekankan bahwa


perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi
serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Teoriinilebihmementingkanprosesbelajarda
ripadahasilbelajar. Model belajar kognitif
merupakan suatu bentuk teori belajar yang
sering disebut sebagai model perceptual.

Sumber :Asri , Budiningsih. 2005.Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Perspektif kognitif membagi jenis pengetahuan


1. Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang
dapatdinyatakan dalam bentukkata atau disebut pula
pengetahuan yang konseptual.
2. Pegetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang
tahap-tahap atau proses proses yang harus dilakukan,
ataupengetahuan tentangbagaimana melakukan
3. Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang
kapan dan mengapa (when and why) suatu pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan procedural yang digunakan.

Sumber : Suyono, Haryanto, 2011 , Belajar dan Pembelajaran ,Jakarta: Remaja

Rosdakarya,

Teori-Teori Belajar Kognitivisme

Teori
Perkembangan
KognitifJean
Piage

Teori
Pembelajaran
Kognitif
J.Brunner

Teori
Pembelajaran
kognitif
Kohler

Teori
Kognitif
Jean Piage

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piage


Perkembangan kognitif merupakan suatu
proses genetik yang didasari karena
perkembangan sistem syaraf
Belajar merupakan proses identifikasi dan
pengintegrasian stimulus/ informasi yang
baru . Skemata melalui tahap
Asimilasi
Akomodasi
Ekuilibrasi
Sumber: Asri , Budiningsih. 2005.Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Asimilasi :
adalah proses
penerimaan informasi baru lalu
dimodifikasi sehingga cocok dengan
struktur kognitif yang telah dimiliki
sebelumnya.
Akomodasi : adalah proses
perubahan / penyesuaian struktur
kognitif yang telah dimiliki dengan
informasi baru yang diterima.
Ekuilibrasi : adalah keseimbangan

Sumber: Asri , Budiningsih. 2005.Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Proses belajar seseorang akan mengikuti pola


dan tahap-tahap perkembangan sesuai
dengan umurnya.
Piage membagi tahap perkembangan kognitif
menjadi empat, yaitu :
1.Tahap sensorimotor (0 2 tahun)
2. Tahap pre operasional (2 7/8 tahun)
3.Tahap operasional konkret (7/8 11/12 tahun)
4. Tahap operasional formal (11/12 tahun ke atas)

Tahap 1: sensorimotorik
Ciri-ciri

1. Berlangsung pada usia 0 2 tahun. Perkembangan mental


ditandai oleh kemajuan yang pesat dalam kemampuan
bayi mengorganisasikan & mengkoordinasikan sensasi
melalui gerakan dan tindakan fisik.
2. Didasarkan tindakan praktis.
3. Inteligensi bersifat aksi, bukan refleksi.
4. Mengenai periode sensorimotor:
Umur hanyalah pendekatan. Periode-periode tergantung pd
banyak faktor: lingkungan sosial dan kematangan fisik.
Urutan periode tetap.
Perkembangan merupakan proses yang kontinu.
Sumber: Suyono, Haryanto, 2011. Belajar danPembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Tahap 2: pra-operasional (2-7 tahun)


Dicirikan dengan adanya fungsi semiotik (simbol) 2-4 tahun.
Berkembangnya pemikiran intuitif 4-7 tahun.

Fungsi semiotik pada beberapa gejala

Imitasi tak langsung membuat imitasi yang secara tidak


langsung dari bendanya sendiri. Contoh: anak bermain kuekuean sendiri, pasar-pasaran.

Permainan simbolis. Contoh: mobil-mobilan dengan balokbalok kecil.

Permainan simbolis dapat merupakan ungkapan diri anak.

Sumber : Suyono, Haryanto, 2011. Belajar danPembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Tahap 3: Operasional konkret (7-11 tahun)

Logika tentang sifat reversibilitas dan kekekalan.


Berpikir decentering, klasifikasi, menyimpulkan.
Tidak lagi egosentris.
Belum dapat memecahkan persoalan yang abstrak.

Sumber : Suyono, Haryanto, 2011. Belajar danPembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Tahap 4: operasional formal (mulai 11-15


tahun)
Mulai perkembangan reasoning dan logika
remaja.
Asimilasi dan akomodasi berperan membentuk
skema lebih menyeluruh.
Pemikiran remaja = dewasa secara kualitas,
namun beda kuantitas, skema org dewasa lebih
banyak.
Pemikiran deduktif dan abstraktif.

Sumber : Suyono, Haryanto, 2011. Belajar danPembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Teori Kognitif
Jerome
Brunner

Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah


bahwa guru harus memandu para siswanya
sehingga mereka dapat membangun basis
penegtahuannya sendiri dan bukan karena diajari
melalui memori hafalan (rote memorization).
Informasi-informasi baru dipahami siswa dengan
cara
mengklasifikasinya
berlandaskan
pengetahuan yang terdahulu yang dimilikinya.

Sumber : Malalina, dkk, 2011. Tahap-Tahap Belajar J,Brunner. Universitas Sriwijaya.

Bruner membagi dunia anak kedalam tahap yang


berurutan
1.Tahap enaktif; Pada tahap ini anak didik melakukan
aktivitas-aktivitasnya dalam usaha memahami lingkungan. Peserta
didik melakukan observasi dengan cara mengalami secara langsung
suatu realitas.
2.Tahap ikonik; Pada tahap ini anak didik melihat dunia
melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam
memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk
perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
3.Tahap simbolik; Pada tahap ini peserta didik anak didik
mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi
bahasa dan logika serta komunikasi

Sumber : Malalina, dkk, 2011. Tahap-Tahap Belajar J,Brunner. Universitas Sriwijaya.

Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan


belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan
sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu.
Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga
tahap itu adalah:
1. tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh
pengetahuan atau pengalaman baru
2. tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan
menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam
bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain,
dan
3. evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada
tahap kedua tadi benar atau tidak.
Sumber : Malalina, dkk, 2011. Tahap-Tahap Belajar J,Brunner. Universitas Sriwijaya.

Menurut Jerome Bruner manusia mempunyai


kapasitas dan kecendrungan untuk berubah karena
menghadapi kejadian yang umum. Ingatan
mempunyai beberapa fase, yaitu
1. waktunya sangat singkat (extremely short
term)/ingatan segera (immediate memory) (item
hanya dapat disimpan dalam beberapa detik).
2. Ingatan jangka pendek (short term) (items dapat
ditahan dalam beberapa menit),
3. ingatan jangka panjang (long term) (penyimpanan
berlangsung beberapa jam sampai seumur hidup).
Sumber : Malalina, dkk, 2011. Tahap-Tahap Belajar J,Brunner. Universitas Sriwijaya.

Teori Kognitif
G.Kohler

Aplikasi teori G.Kohler dalam proses pembelajaran


antara lain :
Pengalaman tilikan (insight); tilikan memegang peranan
yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran,
hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan .
Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning);
kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang
pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Hal-hal
yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna
yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
Perilaku bertujuan (pusposive behavior); perilaku terarah
pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan
stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan
tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan
berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang
Sumber
: Baharuddin,
Dr, H, Nur Esa Wahyuni, M,Pd, Teori Belajar dan
ingin
dicapainya.
Pembelajaran, Jogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2008

Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku


individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan
dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang
diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan
situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta
didik.
Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola
perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke
situasi
lain.
Jadi
menekankan
pentingnya
penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam
pembelajaran. Transfer belajar akan terjadi apabila
peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok
dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi
untuk kemudian digunakan dalam memecahkan
masalah dalam situasi lain.

Sumber : Baharuddin, Dr, H, Nur Esa Wahyuni, M,Pd, Teori Belajar dan
Pembelajaran, Jogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2008

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai