Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Fraktur Iga
Fail chest
Diagnosis
Anamnesis :
- Riwayat trauma / metastasis kanker : ceritakan
mekanisme trauma
- Nyeri dada
- Nyeri saat inspirasi pasien jadi ga mau narik napas dan
batuk
-Nyeri tekan
-Nyeri saat bergerak
Pemeriksaan fisik :
-terlihat jejas luka, gerak pernapasan terbatas
- palpasi : krepitasi, nyeri tekan
Pemeriksaan Penunjang :
- Foto rontgen dada (skrining paling ideal, tersedia
dimana2, murah, dan aman)
- Aotografi : bila fraktur iga 1 atau 2 karna berhubungan
dengan cedera pembuluh darah besar yang tinggi
Terapi
-pemberian analgesik oral L hidrokodon atau
kodein yang dikombinasi dengan aspirin atau
asetaminofen setiap 4 jam
-pemberian relaksan otot
- blok nervus intratorakal untuk mengatasi nyeri
dengan menggunakan :
Bupivakain (Marcaine), 0,5% 2 sampai 5 ml,
diinfiltrasikan di sekitar n.interkostalis pada iga
yang fraktur serta iga-iga di atas dan di bawah
yang cedera
Tempat penyuntikan di bawah tepi bawah iga,
antara tempat fraktur dan prosesus xypoideus.
Jangan sampe kena pembuluh darah dan
parenkim paru
-Jangan mengikat dada dengan kuatsabuk iga
yang mudah di lepas dikaitkan dengan velco
- melatih pasien tentang eprlunya bernapas dalam
dan panjang secara periodik untuk mencegah
hipoaerasi, retensi sekret dan pneumonia
-analgesik epidural
Anamnesis
-stabilkan segmen yang mengambang dengan alat
- Riwayat trauma / metastasis kanker : ceritakan
fiksasi seperti pin dan plat
mekanisme trauma
-menepatkan pasien dengan posisi telentang atau
- Nyeri dada
dekubitus sehingga segmen yang mengambang
- Nyeri saat inspirasi pasien jadi ga mau narik napas dan tadi terletak menempel pada tempat tidur
- bila ditemukan ventilasi tidak adekuat stabilkan
batuk
dengan ET dan ventilasi tekanan positif
-Nyeri tekan
Skenario 5 Kegawatdaruratan
-Nyeri saat bergerak
Fraktur sternum
Temponade Jantung
Pemeriksaan fisik
-Gerakan paradoksal (bergerak masuk saat tekanan
intratoraks negatif saat inspirasi dan bergerak keluar saat
ekspirasi)
-hipoksia, hiperkapnea
-Volume tidal menurun dehingga terjadi pirau kanan ke kiri
fungsional dan hipoksia
Pemeriksaan penunjang
-Rongen
-analisis gas darah
Anamnesis :
- Cari penyebab misal trauma, osteoporosis,
metastasis kanker
- Nyeri saat bernapas dan nyeri difus
Pemeriksaan fisik
- Inspeksi : tampak deformitaspada tempat hubungan
manubrium dan korpus sternum , pernapasan cepat
dan dangkal
- Palpasi : cari tanda krepitasi dan patahan tulang
yang jemungkinan tidak berada pada tempatnya
- Auskultasi : lihat ada tidak aritmia atau bising
jantung
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan rontgen dada lateral dan PA
- Pemeriksaan EKG bila curiga kontusio miokard
- Pemeriksaan lab
Anamnesis :
Skenario 5 Kegawatdaruratan
-
Hematotoraks
fluoroskopik
Skenario 5 Kegawatdaruratan
sealed drainage (WSD) > 1500 mL darah = masif
Open Pneumotoraks
(sucking chest wound)
Anamnesis :
- Nyeri dada dan napas pendek atau kesulitan
bernapas
Pemeriksaan fisik :
- Defek dinding dada yang cukup lebar
- Gelembung udara terlihat bergerak melewati darah
di dalam luka
- Bunyi desis yang khas ketika udara melewati defek
dinding dada
- Gerakan abnormal jaringan dan organ dalam
mediastinum selama gerakan pernapasan
(mediastinal flutter)
- Luka menghisap (sucking chest wound)
- Hipotensi, distensi vena leher, hiperesonansi pada
sisi yang terkena dengan deviasi trakea ke paru
yang berlawanan
Pemeriksaan penunjang
- Foto polos : terpisahnya pemukaan peluara viseral
dan parietal memperlihatkan garis putih tipis pada
pleura viseralis yang melapisi jaringan paru dengan
hilangnya tanda paru di sebelah lateral
- Pada pneumotoraks tersamar : dilakukan foto dalam
keadaan ekspirasi karna paru menjadi lebih kecil
dengan garis pembuluh darah terkonsentrasi sedang
jumlah udara pleura tetap konstan
- Dengan foto telentang : satu lapangan paru lebih
lusen dibandingkan lapangan paru lainnya
Skenario 5 Kegawatdaruratan
Tension Pneumotoraks
- CT Scan
Anamnesis :
- Keluhan utama :
Nyeri dada, dispnea, dan kadang gawat atau henti
napas
- Tanda tension :
Takipnea, takikardia, sianosis dan peningkatan
tekanan vena jugularis, tidak ada bunyi napas dan
hiper-resonansi pada sisi yang terkena, deviasi
trakea,
- Penurunan kesadaran
Pemeriksaan Fisik
- Distensi vena leher
- Deviasi trakea ke sisi berlawanan dengan
pneumotoraks
- Bergesernya jantung dapat dinilai dengan aukultasi
dan perkusi
- Lebih banyak udara memasuki ruang pleura pada
saat inspirasi dibandingkan dengan yang keluar
pada saat ekspirasi tercipta bentuk efek bola
berkatup
- Hipoksia
- Syok dengan distensi vena leher memberi dugaan
kuat tension pneumotoraks jika bunyi pernapasan
meredup
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis bersifat klinis. Konfirmasi dengan pemeriksaan
penunjang tidak dianjurkan karna memerlukan penanganan
segera
Skenario 5 Kegawatdaruratan
-