Anda di halaman 1dari 4

2.

2 Proses Ekskresi Zat-zat Sisa Metabolisme


a. Paru-paru
Selain sebagai organ pernapasan, paru-paru juga memiliki peranan dalam sistem
ekskresi. Sisa hasil metabolisme paru-paru berupa karbon dioksida dan air dalam
bentuk uap air. Sisa metabolisme dari jaringan diangkut oleh darah menuju ke paruparu untuk dibuang. Proses pembuangan diawali dengan berdifusinya karbon dioksida
dari sel-sel ke dalam darah, melalui cairan jaringan dan akhirnya masuk ke dalam
alveolus. Dari alveolus, karbon dioksida akan dikeluarkan melalui udara yang
dihembuskan pada saat ekspirasi.
b. Hati
Selain berperan dalam proses pencernaan, hati juga berperan dalam sistem
ekskresi. Fungsi hati dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan empedu secara
terus-menerus yang ditampung dalam kantung empedu. Hati juga berfungsi sebagai
tempat perombakan atau penghancuran sel-sel darah merah yang telah tua.
Hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah dirombak menjadi bilirubin (zat
warna empedu). Bilirubin dikeluarkan bersama dengan cairan empedu ke usus. Di
dalam usus, bilirubin mengalami pemecahan menjadi sterkobilin dan urobilin.
Sterkobilin memberi warna pada feses, sedangkan urobilin memberi warna pada urin.
Bila terjadi penyumbatan pada saluran empedu, maka cairan empedu akan masuk
ke sistem peredaran darah. Akibatnya, cairan darah menjadi lebih kuning.
Penyumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh batu empedu dan endapan kolesterol.
Di samping itu, bila hati tidak mampu menyaring bilirubin dari darah (fungsi hati
terganggu) maka bilirubin yang berwarna kekuningan akan menumpuk pada jaringanjaringan lain dan menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata.
c. Kulit
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat
(glandula sudorifera) yang mengeluarkan keringat. Keringat mengandung sisa-sisa
metabolisme yaitu air, larutan garam, dan sedikit urea. Kelenjar keringat akan
menyerap air, larutan garam, dan urea dari kapiler darah yang letaknya berdekatan.
Selanjutnya zat-zat yang terlarut itu dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori
sebagai keringat.
Keringat yang keluar dari tubuh akan menyerap panas tubuh, sehingga suhu tubuh
akan tetap. Pengeluaran keringat berhubungan dengan suhu lingkungan yang tinggi
dan aktivitas tubuh yang meningkat. Bila suhu udara panas, kelenjar keringat akan

bekerja giat sehingga pengeluaran keringat menjadi lebih banyak, begitu juga
sebaliknya. Pengueluaran keringat yang berlebihan mengakibatkan hilangnya garamgaram mineral dari tubuh. Akibatnya, dapat menimbulkan kekejangan otot dan
pingsan.
d. Ginjal
Di dalam ginjal terjadi proses pembentukan urin, melalui serangkaian proses filtasi
(penyaringan) zat-zat sisa yang beracun, reabsorpsi (penyerapan kembali), dan
augmentasi (pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan tidak mungkin
disimpan lagi).
Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomerulus menuju ke kapsula
Bowman dengan menembus membrane filtrasi. Membrane filtasi terdiri dari 3 lapisan,
yaitu sek endothelium glomerulus, membran basiler, dan epitel kapsula Bowman.
Darah yang terdapat dalam glomerulus mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat
yang akan disaring. Dalam glomerulus, sel-se darah, trombosit, dan sebagian besar
protein plasma disaring dan diikat agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil penyaringan
tersebut berupa urin primer (filtrate glomerulus). Urin primer mengandung zat
yang hamper sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antar sel.

Reabsorpsi (penyerapan kembali)


Reabsorpsi merupakan proses perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju ke
pembuluh darah yang mengelilinginya, yaitu kapiler peritubuler. Sel-sel tubulus
renalis secara selektif mereabsorpsi zat-zat yang terdapat dalam urine primer.
Reabsorpsi tergantung kebutuhan dari zat-zat yang terdapat dalam urin primer. Zat-zat
makanan seluruhnya direabsorpsi, sedangkan reabsorpsi garam organic bervariasi
tergantung dari kadar zat tersebut dalam plasma. Setelah reabsorpsi, kadar urea
menjadi lebih tinggi dan zat-zat yang dibutuhakan tidak ditemukan lagi. Urin yang
dihasilkan setelah proses reabsorpsi disebut urin sekunder (filtrate tubulus).

Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh
ke dalam tubulus kontortus distal. Peristiwa ini disebut juga sekresi tubular. Sel-sel
tubulus mengeluarkan zat-zat tertentu yang mengandung ion hydrogen dan ion kalium
kemudian menyatu dengan urin sekunder. Penambahan ion hydrogen sangat penting
karena membantu menjaga kesetimbangan pH dalam darah. Jika pH dalam darah
mulai turun, sekresi ion hydrogen akan meningkat sampai berada pada keadaan pH
normal (7,3-7,4) dan urin yang dihasilkan memiliki pH dengan kisaran 4,5-8,5. Urin
yang terbentuk akan disimpan sementara di kantung kemih untuk selanjutnya dibuang
melalui uretra.

Anda mungkin juga menyukai