Makanan Fungsional
Makanan Fungsional
Oleh :
Dr. Mutiara Nugraheni, S.TP., M.Si.
Jurusan PTBB, FT UNY
A. SEJARAH MAKANAN
Makanan merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Tanpa makanan,
makhluk hidup tidak bisa bertahan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Setiap
orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua muda, sakit sehat selalu
membutuhkan makanan, dalam jenis dan porsi yang berbeda.
Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu.
Berawal dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan
untuk memenuhi kebutuhan gizi melalui sumber karbohidrat (beras, ubi, gandum),
lauk sebagai sumber protein lemak (ikan, tempe, tahu, daging dsb), sayur sebagai
sumber vitamin, serat dan mineral, buah sebagai sumber vitamin dan susu. Namun
demikian, empat sehat lima sempurna tidaklah harus dipenuhi, mengingat
kebutuhan masing-masing orang akan berbeda. Orang yang megalami kegemukan
(obese) tidak disarankan mengkonsumsi berbagai makanan yang berlemak.
Penderita diabetes mellitus (kencing manis) tidak disarankan mengkonsumsi
karbohidrat yang banyak.
Kebutuhan makanan bagi setiap orang kemudian bergeser menjadi menu
seimbang, dalam artian, bahwa kebutuhan tiap individu tidak harus mengikuti
empat sehat lima sempurna, namun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu. Contoh, penderita diabetes mellitus memerlukan sumber energy yang
berasal dari karbohidrat kompleks (ubi, serat) yang mengurangi kecepatan
pelepasan gula ke dalam tubuh. Anak-anak, memerlukan lebih banyak sumber
protein untuk pembangunan sel-sel tubuh, dengan diimbandi sumber karbohidrat
yang sesuai dengan aktivitasnya.
Pergeseran kebutuhan makanan terjadi lagi, mengingat terjadi peningkatan
penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, jantung dan sebagainya. Saat ini,
Disampaikan pada acara POTM SDIT Salsabila Al-Muthiin 1
2)
Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu seharihari,
3)
tubuh,
mencegah
penyakit
tertentu,
membantu
Batuk
Telur
Sereal yang mengandung gluten (gandum, gandum hitam, gandum oat dan
gandum barley)
Wijen
Seledri
Meskipun saat ini ada obat yang dapat meengatasi alergi, seperti antihistamin,
namun demikian cara yang paling tepat menghindari terjadinya alergi makanan
adalah
menghindari
faktor
pencetusnya.
Kita
harus
mengetahui
dan
sederhana,
lemak
lebih
susah
dicerna.
Organ
pencernaan
membutuhkan waktu 6 hingga 8 jam untuk mencernanya, oleh karena itu jika
tubuh tidak punya persediaan energi yang lain kemungkinan Anda akan merasa
lemas dan mengantuk. Makanan berlemak juga diketahui bisa menyebabkan
kemampuan mengingat berkurang.
2. Minuman Berenergi.
Minuman khusus seperti ini biasanya mangandung gula tinggi dan juga kafein.
Beberapa lama setelah minum, gula darah kembali turun dan menyebabkan
kehausan dan tenaga kosong. Lebih baik konsumsi air putih jika lain kali
kehausan daripada minum minuman penambah energi tapi jadi malas dan
mengantuk.
3. Sarapan dengan Makanan Manis.
Gula dan karbohidrat sederhana mungkin bisa meningkatkan energi, tapi bisa
menurunkannya juga dengan cepat. Penurunan gula dalam darah yang terlalu
drastis mengakibatkan tubuh lemas dan sering menguap guna mendapatkan
oksigen lebih banyak untuk pembakaran energi. Hindari makanan manis seperti
donat atau kue-kue manis lainnya karena bisa menurunkan produksi zat kimia
dalam otak yang berfungsi membuatnya tetap menyala.
4. Makanan Rendah Zat Besi.
Zat besi adalah zat pembangun energi dan kalori. Anda akan merasa lelah jika
kekurangan zat tersebut. Konsumsi paha ayam lebih baik dalam meningkatkan
zat besi ketimbang bagian dadanya. Daging merah juga tinggi zat besi tapi
lebihbanyak kolesterol. Labu juga diketahui mengandung zat besi tinggi yang
bisa dimakan sebagai camilan di sore hari.
Seringkali kita meminta anak kita atau bahkan kita sendiri makan dengan porsi
nasi yang banyak agar bisa mempunyai tenaga sampai siang hari, dengan lauk
atau sayur yang sedikit. Hal ini kurang tepat karena anak bahkan kita yang
mengkonsumsi nasi yang cukup banyak akan mudah terseserang rasa kantuk yang
luar biasa.
bukannya kembali segar tapi malah mengantuk. Kerja pun jadi tidak bersemangat
lagi. Bagaimana saya mengatasi masalah ini?.
Keluhan seperti ini tidak saja terjadi pada Anda. Sebagian besar orang juga
pernah, bahkan setiap hari, mengalami gejala seperti ini. Jika masalah ini tidak
segera diatasi bisa mengganggu aktifitas dan mempengaruhi prestasi kerja Anda
di kantor.
Rasa kantuk yang menyerang seusai bersantap, biasanya disebut sebagai reaksi
food coma. Banyak hal bisa menjadi penyebab terjadinya food coma. Sebagai
gambaran, tubuh kita diibaratkan sebuah mesin pengolah yang berfungsi untuk
menyerap sari makanan. Kalau makanan yang kita konsumsi dalam porsi yang
cukup besar, otomatis tubuh kita akan bekerja ekstra keras. Akibatnya, tubuh
terasa lelah dan mengantuk.
Dr. Allan Spreen, seorang ahli nutrisi dari Amerika, menganjurkan bahwa
waktu bersantap harus disesuaikan dengan bioritme tubuh. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa serangan food coma sering terjadi pada jam-jam berikut:
Nah, di antara waktu-waktu itulah kadar gula didalam tubuh sedang dalam kondisi
menurun.
Bagaimana mengatasinya ?
Usahakan makan tidak dalam porsi yang besar. Pilihlah makanan dengan
kandungan karbohidrat yang cukup tinggi.
Jika kita banyak mengkonsumsi nasi dalam menu makan siang, nah ini salah
satu sebabnya. Dalam proses mencerna makanan, tubuh membutuhkan banyak
energi. Apalagi kalau makanan yg perlu dicerna mengandung banyak lemak.
Energi yg diperlukan juga akan semakin bertambah besar seiring dgn semakin
banyaknya porsi makanan yg kita konsumsi.
Pada proses ini, sistem saraf ikut menyumbangkan sebagian stok darahnya dan
sebagai akibatnya, sistem saraf mengalami kekurangan oksigen. Menurunnya
efektivitas kerja saraf inilah yg biasanya membuat kita ingin mengantuk.
Kedua, L-Tryptophan. Ini sejenis asam amino yg menjadi bahan dasar
terbentuknya niacin dan vitamin B. Niacin sendiri akan dipakai untuk membuat
serotonin, zat penghantar sinyal di otak yg dapat menimbulkan perasaan nyaman
dan seringkali diartikan sebagai perasaan mengantuk.
Dgn meningkatnya L-Tryptophan dalam darah bersamaan dgn naiknya jumlah
Serotinin, tubuh akan membacanya sebagai sinyal untuk beristirahat. Jadi ada
baiknya porsi makan siang kita tetap sesuai dgn kebutuhan. Porsi yg besar
memang mengenygkan, tetapi ini membuat system pencernaan bekerja lebih keras
dan menimbulkan efek kantuk seperti penjelasan di atas.
Disampaikan pada acara POTM SDIT Salsabila Al-Muthiin 6
Makanan
Makanan seperti jeruk dan yang tinggi vitamin c, mampu meningkatkan
memori dan kinerja.
Telur
Telur mengandung vitamin untuk meningkatkan daya ingat yang disebut
kolin.
1. Protein
Protein memiliki fungsi untuk membangun dan memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh. Asam amino yang terkandung dalan protein beperan dalam
pembentukan sel sel neuron baru serta pembentukan dan perbaikan selubung
mieling, yang akan memperlancar proses penyerapan dan pengolahan pesan
dalam otak. Contoh makanan, ikan air tawar seperti ikan salem, herring,
makarel dan sarden.
2. Lemak
Hampir 60% lemak pada sistem syaraf diotak adalah asam lemak tak jenuh
ganda yakni Omega 3 dan 6. Keduanya merupakan asam lemak esensial bagi
tubuh dan kemudian diubah menjadi AA dan DHA sehingga berpengaruh pada
ketajaman penglihatan dan tingkat kecerdasan bayi. Contoh makanan, telur,
susu organik dan keju.
3. Vitamin C dan B1
Fungsi vitamin adalah untuk membentuk enzim dalam proses metabolisme
tubuh. Enzim ini berperan untuk mengatur reaksi reaksi biokimia dalam otak
bayi dan balita yang tumbuh dan berkembang pesat. Vitamin C memiliki
khasiat sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel saraf otak. Sedangkan
vitamin B1, berfungsi untuk mempertahankan stamina otak dan sel saraf.
Contoh makanan, jeruk dan tomat.
4. Zat besi
Zat memiliki peran sebagai pembawa oksigen untuk proses metabolisme otak.
Poses ini mendukung kemampuan anak untuk berkonsentrasi dan berprestasi
dalam belajar. Contoh makanan, kedelai dan hati ayam.
5. Kolin
Kolin memegang peran penting sebagai komposisi utama membran sel normal
serta menjaga keutuhan membran sel dalam proses-proses biologi, seperti
rangsangan informasi, komunikasi intrasel dan bioenergi. Intinya, makanan
yang mengandung kolin membantu memperkuat ingatan pada otak. Contoh
makanan, telur dan gandum