Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Nuril Ilmi
C 111 10 288
Pembimbing
dr. Willy Akbar
Supervisor
dr. A. Nursanty Padjalangi, Sp. OG (K)
D I B AWA K A N D A L A M R A N G K A T U G A S K E PA N I T E R A A N
KLINIK
B A G I A N O B S T E T R I D A N G I N E KO LO G I
FA KU LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S H A S A N U D D I N
M A K A SS A R
2015
PENDAHULUAN
Mola hidatidosa ialah suatu kehamilan
yang berkembang tidak wajar, dengan
gambaran histologi abnormal dari vili
korionik yang terdiri dari proliferasi
trofoblas dan edema stroma vili.
EPIDEMIOLOGI
Secara umum, kira-kira 80% dari penyakit
trofoblas gestasional merupakan mola
hidatidosa, 15% adalah korioadenoma, dan
5% merupakan koriokarsinoma. Di USA, mola
hidatidosa terjadi pada kurang lebih 1 dari
1000 sampai 2000 kehamilan.
Mola hidatidosa terjadi biasanya pada wanita
dibawah 20 dan diatas 40 tahun.
Wanita dengan riwayat mola hidatidosa
memiliki resiko 10 kali lebih tinggi untuk
menderita kehamilan mola kedua dan 1000
kali lebih tinggi terkena koriokarsinoma dari
pada wanita dengan riwayat hanya hamil
ETIOLOGI
Teori
missed
abortion
Teori
neoplas
ma Park
Teori
Acosta
Sison
Teori
consang
uity
ETIOLOGI
TEORI MISSED ABORTION
Mudigah mati pada kehamilan 3 5
minggu (missed abortion). Karena itu
terjadi
gangguan
peredaran
darah
sehingga terjadi penimbunan cairan
dalam jaringan mesenkim dari villi dan
akhirnya
terbentuklah
gelembunggelembung.
ETIOLOGI
TEORI NEOPLASMA PARK
Park menyatakan bahwa yang abnormal
adalah sel-sel trofoblas, yang mempunyai
fungsi abnormal juga, dimana terjadi
resorpsi cairan yang berlebihan ke dalam
villi sehingga timbul gelembung. Hal ini
menyebabkan gangguan peredaran darah
dan kematian mudigah.
ETIOLOGI
TEORI ACOSTA SISON
Acosta
Sison
menyatakan
bahwa
defi siensi protein dapat menyebabkan
Molahidatidosa.
ETIOLOGI
TEORI CONSANGUITY
Pada
penyakit
trofoblas,
terjadi
gangguan pada penyatuan sperma dan
ovum
sehingga
menyebabkan
pembentukan trofoblas yang abnormal
dan kematian pada embrio.
KLASIFIKASI
Mola Hidatidosa
Komplit
GAMBARAN KLINIS
Mola Hidatidosa
Komplit
Mola Hidatidosa
Parsial
Kariotip
Umumnya
69,XXX 46,XX atau 46,XY
atau 69,XXY
Patologi
Embrio-fetus
Ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Edema vili
Fokal, variabel
Difus (menyeluruh)
Difus (menyeluruh)
Tidak ada
Ada
MANIFESTASI KLINIS
Mola hidatidosa
komplit
Perdarahan per vaginam
Tidak ada tanda janin hidup
Pembesaran uterus melebihi
usia kehamilan
Nyeri perut
Sensasi tertekan atau penuh
pada panggul
Anemia
Prune juicelike vaginal
discharge
Toksemia
Hiperemesis gravidarum
Hipertiroidisme
Mola hidatidosa
parsial
Uterus biasanya tidak
membesar melebihi
usia kehamilan
Jarang melibatkan
gejala hormon
Biasanya datang
dengan gejala
abortus inkomplit
atau missed abortion
ANAMNESIS
Amenore
Hiperemesis
Perdarahan yang sedikit atau banyak,
tidak teratur, warna tengguli tua atau
kecoklatan
Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih
besar) dari usia kehamilan
Keluar jaringan mola seperti buah
anggur atau mata ikan
PEMERIKSAAN FISIS
Pada palpasi dapat ditemukan uterus
membesar tidak sesuai dengan usia
kehamilan, teraba lembek, tidak teraba
bagian-bagian janin dan balotemen,
tidak ada gerakan janin
Pada auskultasi tidak ditemukan denyut
jantung janin
GAMBARAN HISTOLOGI
a.
b.
GAMBARAN RADIOLOGI
M o l a h i d a t i d o s a ko m p l i t - Ti d a k
d i t e m u ka n a d a n y a f e t u s . S e l a i n i t u ,
d i t e m u ka n j u g a b e b e r a p a a n e c h o i c
space yang dibentuk oleh anyaman
atau penghubung diantara vili dan
sekitar jaringan, dengan tidak adanya
ka n t u n g ke h a m i l a n a t a u f e t u s ( s n o w
storm or Swiss cheese pattern)
PEMERIKSAAN LAIN
Darah lengkap
Foto toraks
Faal pembekuan
Pemeriksaan T3 dan t4
DIAGNOSIS BANDING
Kehamilan ganda
Hidramnion
Abortus
PENATALAKSANAAN
Perbaiki KU
Koreksi dehidrasi
Transfusi darah bila ada anemia
Bila ada gejala preeklampsia dan hiperemesis gravidarum diobati sesuai
dengan protokol
Penatalaksanaan hipertiroidisme jika gejala tirotoksikosis berat
KOMPLIKASI
Perforasi uterus selama kuretase
Perdarahan
Penyakit trofoblas ganas berkembang
pada 20% kasus mola
Kaskade koagulasi. Pasien sebaiknya
dimonitor untuk mencegah DIC.
Emboli paru
KONTRASEPSI PASCA
KEHAMILAN MOLA
Tujuan pemberian kontrasepsi pada
penderita
mola
yaitu
mencegah
kehamilan
baru
dan
menekan
pembentukan LH oleh hipofi sis, yang
dapat mempengaruhi kadar -hCG yang
dapat mengaburkan follow up kadar hCG.
PROGNOSIS
Kematian pada mola hidatidosa disebabkan
karena perdarahan, infeksi, eklampsia, payah
jantung atau tirotoksikosis.
Gestational trophoblastic neoplasia ( GTN )
berkembang pada sekitar 15-20% mola
komplit. Dari wanita-wanita yang mengalami
GTN, 75% merupakan penyakit mola invasif ,
dan 25% sisanya
merupakan metastasis .
Sebaliknya, GTN berkembang hanya pada 2
sampai 4 persen dari mola parsial setelah
evakuasi.
Transformasi
maligna
menjadi
koriokarsinoma metastasis dapat terjadi tapi
insiden kejadian sangat jarang ( 0,1 persen ).
FOLLOW-UP
Pemeriksaan serial kadar -hCG serum
secara kuantitatif.
Setelah mengalami mola hidatidosa,
resiko untuk terjadinya kehamilan mola
lagi 1,2-1,4% dan meningkat 20%
setelah dua kali mengalami kehamilan
mola. Evaluasi dengan USG setiap awal
kehamilan.
Setiap
peningkatan
kadar
-hCG
dilakukan pemeriksaan foto thoraks dan
pemeriksaan
pelvis
untuk
menilai
FOLLOW-UP
PEMANTAUAN -HCG
Pengambilan kadar -hCG serum 48 jam setelah
evakuasi mola sebagai baseline dalam pemantauan,
dimana kadar -hCG dimonitoring setiap 1 minggu
jika kadarnya masih tinggi. Hal ini penting untuk
mendeteksi
adanya
penyakit
trofoblas
yang
persisten. Kadar -hCG harus menurun secara
progresif hingga tidak terdeteksi.
Pengukuran terhadap kadar -hCG serial dilakukan
setiap minggu hingga dalam 4 minggu mencapai
normal (<100.000 mlU/mm ).
Kadar -hCG harus tetap rendah secara konstan dan
tidak pernah meningkat. Pada umumnya kadar hCG mencapai normal dalam waktu 8-12 minggu
pasca evakuasi mola. Selama kadarnya tetap rendah
tidak diperlukan intervensi.
Jika dalam waktu 4 minggu kadar -hCG telah
TERIMA KASIH