Anda di halaman 1dari 2

HUKUM UTAMA: CINTA

Katakanlah (wahai Muhammad): Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-


istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih
kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS. At-Taubah: 24)

Keimanan yang sempurna baru bisa dicapai dengan adanya cinta yang sejati terhadap
Allah dan Rasul-Nya. Cinta sejati yang mendorong seseorang bersungguh-sungguh dalam
membela Allah dan Rasul-Nya, dalam membela syariat Allah yang dibawa oleh Rasul-
Nya. Saat Allah dan Rasul-Nya menempati kedudukan termulya dalam hati seseorang,
maka orang itu akan merasakan manisnya iman.

Dalam sebuah riwayat shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan
bahwa Rasulullah saaw telah bersabda:

Ada tiga perkara yang barangsiapa sudah memiliki ketiganya itu, maka ia akan dapat
merasan manisnya keimanan, yaitu:

1. Apabila Allah dan Rasul-Nya itu lebih dicintai olehnya dari pada yang selain
keduanya.
2. Apabila seseorang itu mencintai orang lain karena mengharapkan keridhoan Allah.
3. Apabila seseorang itu benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana bencinya
kalau dilemparkan ke dalam api neraka.

Dalam riwayat yang lain Rasulullah saaw bersabda:

Belum sempurna keimanan seseorang dari kamu semua sehingga saya lebih dicintai
olehnya melebihi kecintaannya kepada orangtuanya, anaknya, juga dirinya sendiri dan
seluruh manusia.

Umar ra pernah datang kepada Rasulullah saaw, lalu berkata: Wahai Rasulullah,
sebenarnya Tuan lebih aku cintai melebihi segala sesuatu selain diriku sendiri.

Rasulullah saaw bersabda: Tidak wahai Umar! Belum sempurna imanmu hingga akulah
yang lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.

Umar berkata: Demi Allah yang mengutus Tuan dengan haq, sesungguhnya Tuanlah
yang lebih kucintai bahkan daripada aku mencintai diriku sendiri.

Rasulullah saaw bersabda: Sekarang sempurnalah keimananmu wahai Umar!

Sebagaimana keimanan itu dapat membuahkan cinta, iman juga membuahkan semangat
juang untuk menegakkan Kalimatullah, menjadikan agama Allah berada di atas agama-
agama lain. Juga mengadakan pembelaan untuk mengibarkan setinggi-tingginya panji
kebenaran, berusaha segigih-gigihnya untuk menolak adanya penganiayaan, kezhaliman
dan kerusakan yang dibuat oleh manusia yang zhalim.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al-
Hujurat: 15)Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah;
lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)
daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan
itulah kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah: 111)

Di suatu negeri ada seorang Raja yang baik hati dan begitu dicintai rakyatnya. Suatu saat
ada kerajaan lain yang ingin menyerang kerajaannya. Maka Sang Raja berkata pada
rakyatnya: “Siapa yang ikut berperang membelaku dan kerajaan ini, maka dia akan
menjadi orang yang akan duduk di dekatku.”

Maka berangkatlah rakyatnya yang sanggup bertempur untuk membela Sang Raja dan
mempertahankan kerajaannya. Lalu kerajaan itu memenangkan peperangan. Rakyatnya
pulang dengan mengusung teman-temannya yang mati di medan perang. Lalu Raja
memerintahkan agar para pejuang yang wafat itu dikuburkan di sebuah komplek
pekuburan yang indah. Kemudian rakyatnya itu disambut di istana. Masing-masing
rakyatnya yang berjuang itu dilayani oleh satu orang dayang sebagai bentuk penghargaan
Sang Raja kepada rakyatnya yang berjuang. Setiap hari, mereka berada di dekat Sang
Raja yang begitu mereka cintai. Tak jemu mereka memandang Sang Raja yang begitu
berkharisma. Tak bosan mereka mendengarkan pidato Sang Raja yang begitu indah dan
bijaksana.

Apakah mereka berjuang dalam rangka mendapatkan dayang-dayang dan kehidupan


mewah di istana? Bukan. Mereka berjuang karena mereka mencintai Sang Raja. Adapun
dayang-dayang dan kehidupan mewah di istana adalah penghargaan Sang Raja kepada
mereka.

Begitulah para mujahid berjuang untuk mendapatkan keridhoan Allah yang mereka
rindukan. Adapun kehidupan mewah di surga hanyalah penghargaan Allah kepada
mereka. Kehidupan mewah di surga bukanlah tujuan mereka. Tujuan mereka adalah
dapat memandang Allah di surga kelak.

Anda mungkin juga menyukai