Perang Badar terjadi pada tahun 2 Hijriah. Pasukan Makkah yang
berkekuatan seribu orang dengan senjata lengkap, bergerak menuju Madinatun Nabi untuk menghancurkan masyarakat muslim Madinah. Rasulullah memutuskan untuk melawan mereka di luar Madinah, dekat padang Badar. Tentara muslim berjumlah 313 orang dengan senjata seadanya, dua pasukan berkuda dan 70 pasukan unta. Perang ini sangat dahsyat. Tujuh puluh orang Makkah terbunuh, dan 70 lainnya tertawan. Pasukan Makkah kocar-kacir. Beberapa hari setelah perang tersebut Nabi melepaskan semua tawanan perang Badr. Banyak pemimpin kafir Quraisy yang terbunuh dalam peperangan ini. Sungguh, betapa banyak pasukan yang besar dapat dikalahkan oleh pasukan yang kecil. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdur Rahman bin Auf ra katanya: Ketika aku berdiri di tengah-tengah barisan semasa peperangan Badar aku menoleh ke kanan dan ke kiriku, tiba-tiba aku memandang dua orang pemuda Anshar yang masih remaja. Aku benar-benar tertarik untuk bersama dengan mereka berdua. Salah seorang daripada mereka mengisyaratkan kepadaku dan berbisik kepadaku, “Wahai Paman! Apakah paman kenal Abu Jahal?†Aku menjawab, “Ya! Aku mengenalinya, kenapakah kamu bertanya wahai anak saudaraku?†Lalu dia berkata, “Aku pernah diberitahu bahwa Abu Jahal pernah mencaci maki Rasulullah saaw. Demi Zat Yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sekiranya aku melihat Abu Jahal maka aku akan bertarung dengannya satu lawan satu sehingga terbukti siapa yang akan mati terlebih dahulu. Tetapi jangan kau beritahukan maksudku ini kepada orang di sebelahku ini.†Aku begitu kagum dengan tekad dan semangat anak muda tersebut. Kemudian pemuda yang seorang lagi pun berkata demikian juga kepadaku dengan berbisik. Tidak berapa lama kemudian aku melihat Abu Jahal muncul dari kejauhan dan mondar-mandir di antara orang ramai. Aku katakan kepada kedua orang pemuda itu, “Bukankah kalian mencari Abu Jahal? Itulah dia lawan yang kamu berdua tanyakan tadi.†Lalu mereka berlomba-lomba menghampiri Abu Jahal dan tanpa menunggu lebih lama lagi mereka menghunuskan pedang ke arah Abu Jahal sehingga dia meninggal dunia pada waktu itu juga. Kemudian mereka berdua menemui Rasulullah saaw dan memberitahu kepada baginda untuk menyenangkan hati baginda saaw. Rasulullah saaw lalu bertanya kepada mereka, “Sebenarnya siapakah di antara kamu berdua yang telah membunuhnya?†Kemudian mereka berdua masing-masing mengaku sebagai pembunuhnya. Mereka berlomba untuk mendapatkan keridhaan Rasul saaw. Rasulullah saw bertanya lagi, “Apakah pedang kamu sempat ditangkisnya?†Mereka memjawab, “Tidak!†Selanjutnya Rasulullah saaw memeriksa pedang mereka untuk membuktikan perkataan mereka. Setelah puas lalu baginda tersenyum dan bersabda, “Kalian berdua telah membunuhnya.Dua orang pemuda tersebut bernama Mu’adz bin Amru bin al-Jamuh dan Mu’adz bin Afra’. Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya. (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. [QS. 8:8-9]