Anda di halaman 1dari 8

Peran Dokter Penerbangan

Peran Dokter Penerbangan dalam Mempersiapkan Awak


Pesawat TNI AU yang Prima( Daftar pertanyaan saat Dialog di
TVRI)
1. Apa yang dimaksud dengan dokter penerbangan?
Dokter penerbangan adalah dokter TNI AU yang telah
mengikuti kursus kedokteran penerbangan dan memiliki
sertifikat sebagai Flight Surgeon. Selain melalui kursus,
untuk meningkatkan pengetahuan dapat pula memperdalam
ilmu kesehatan penerbangan dengan mengkuti pedidikan S
2 kesehatan penerbangan dan Spesialis Kedokteran
Penerbangan di Universitas Indonesia.

2. Apa yang dilakukan selama pre dan post flight medical


check up?
Sebelum awak pesawat melaksanakan misi penerbangan,
dokter penerbangan di Bantu perawat udara melakukan
pengecekan vital sign seperti Tekanan darah dan nadi setiap
awak pesawat. Kemudian melakukan anamnesa singkat untuk
mengetahui apakah awak pesawat tersebut fit untuk terbang.
Hal ini dilakukan juga setelah misi penebangan selesai.
3. Apa saja yang dilakukan untuk menjaga agar awak pesawat
tetap fit ?
Upaya upaya yang dilakukan antara lain dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan sebelum dan sesudah terbang,
memberikan ceramah tentang kesehatan setelah pre flight
briefing,
mengingatkan awak pesawat untuk melakukan ILA/ Medex
sesuai jadwal, dan adanya ceramah
kesehatan dari tim Diskesau.

4. Apa saja yang menyebabkan awak pesawat dinyatakan


tidak fit?
Dalam kegiatan sehari-hari kita sarankan untuk tidak terbang
bila vital sign hasil
pemeriksaan tidak normal misalnya tekanan darah lebih dari
140 mmhg atau kurang dari 100
mmhg. Ada gejala sinusitis, dan menderita penyakit yang
memerlukan perawatan seperti demam typhoid. Dari
pemeriksaan Ila dan Medex, awak pesawat TNI AU akan
dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk terbang sementara
bila kolesterol darah lebih dari 260 mg/dl, ada
kelainan jantung ( angina pectoris), kelainan fungsi hati dan
ginjal, sinusitis yang memerlukan
operasi, obesitas dengan Indeks masa tubuh lebih dari 30,
menderita Vertigo dan lain sebagainya.
5. Bila kita sedang berada di ketinggian apa yang perlu kita
perhatikan?
Seperti kita ketahui manusia itu diciptakan untuk hidup
didaratan, sehingga bila kita berada
di tempat yang bukan merupakan habitat kita ada hal-hal yang
harus diperhatikan yaitu:
a. perubahan tekanan udara dan oksigen, semakin tinggi dari
permukaan air laut, tekanan udara akan semakin rendah. Dari
sebelumnya 1 atm ( 760 mmhg) dii permukaan laut, pada
ketinggian 25.000 feet hanya tinggal kira-kira 0,5 atm
b. Perubahan Suhu, demikian pula dengan suhu udara,
semakin jauh dari permukaan laut
suhu lingkungan akan semakin rendah. Untuk setiap kenaikan
500 feet suhu udara rata-rata
akan turun 1 derajat Celcius.
c. Adanya gaya G. gaya G adalah gaya yang timbul karena
suatu benda mengalamipercepatan. Berdasarkan posisinya

terhadap tubuh, gaya ini terbagi menjadi 3 yaitu;positif, G


negative dan G tranversal.
d. Pengaruh radiasi, radisai elektromagnetik dipermukaan
bumi berbeda sekali dengan ditempat tinggi. Di ketinggian
atmosfer bumi menyaring sejumlah radisi matahari sebelum
sampai ke bumi seperti sinar gamma dan sinar X serta sinar
ultraviolet. Sehingga dalam penerbangan tidak ada bahaya
yang berasal dari sinar tersebut.
e. Orientasi ruang. Pada saat terbang awak pesawat berada di
ruang tiga dimensi sehingga bila tidak terlatih akan mudah
menimbulkan disorientasi karena adanya ketidakcocokan
input yang diterima oleh organ keseimbangan, alat
proprioseptif dan mata.
6. Apa pengaruh perbedaan kondisi lingkungan di ketinggian
terhadap awak pesawat?Pengaruh perbedaan kondisi tersebut
akan menimbulkan beberapa hal antara lain :
a. perubahan tekanan oksigen akan menyebabkan terjadinya
hypoxia yaitu berkurangnya kadar oksigen di dalam darah
karena rendahnya tekanan oksigen udara yang dihirup
sehingga timbul gejala seperti penuruna tajam penglihatan,
menurunnya kemampuan intelektual dan berkonsentrasi,
munculnya tingkah laku yang aneh over confidence dan rasa
euphoria berlebihan, gangguan koordinasi otot-otot,
hyperventilasi dan pada kondisi yang berat dapat terjadi
cyanosis, kejang dan gangguan pernafasan bahkan kematian.

b. perubahan tekanan udara dapat pula menimbulkan


decompression sickness karena adanya gejala seperti
penuruna tajam penglihatan, menurunnya kemampuan
intelektual dan berkonsentrasi, munculnya tingkah laku yang
aneh over confidence dan rasa euphoria berlebihan,
gangguan koordinasi otot-otot, hyperventilasi dan pada kondisi

yang berat dapat terjadi cyanosis, kejang dan gangguan


pernafasan bahkan kematian.
7. Bagaimana mengatasi efek perubahan lingkungan di
ketinggian terhadap awak pesawat?
Untuk mengatasi dampak perubahan diatas maka awak
pesawat dilengkapi dengan oksigen murni 100 % untuk
mencegah hypoksia, kabin bertekanan untuk menghindari
penyakit akibat dekompresi dan anti G suits untuk
mengurangi pengaruh gaya G. pada ketinggian diatas 40.000
feet selain menggunakan oksigen 100 % system pernafasan
diubah menggunakan positif pressure breathing. Dengan
positif pressure breathing pola pernafasan menjadi menarik
nafas secara pasif dan mengeluarkan nafas secara aktif
8. Selain hal di atas bagaimana dengan kebisingan ?
Dalam penerbangan bising terutama ditimbulkan oleh suara
mesin pesawat. Tingkat kebisingan
dalam penerbangan ini rata- rata lebih dari 125 dB, sedangkan
batas maksimal telinga manusia
diperbolehkan sampai 95 dB. Sehingga kemungkinan untuk
menderita tuli akibat bising atau
NIHL sangat besar. Upaya yang dilakukan adalah dengan
menggunakan ear muff dan ear plug pada saat berada di
sekitar pesawat yang sedang running.
9. Bagaimana dengan pemakaian obat-obatan ?
Sangat sedikit sekali obat-obatan yang tidak mempunyai
pengaruh terhadap tugas awak pesawat dalam penerbangan.
Sehingga kebijakan Diskesau melarang penggunaan obat bagi
awak pesawat selama terbang. Apabila awak pesawat
memerlukan pengobatan disarankan untuk tidak
terbang selama dalam pengobatan sampai ada perbaikan dan
tidak memerlukan terapi lagi. Oleh karena itu penggunaan

obat bagi awak pesawat harus selalu berkonsultasi dengan


dokter penerbangan.
10. Selain awak pesawat, upaya apa yang dilakukan untuk
menjaga kesehatan ground crew?
Kesiapan penerbangan selain tergantung pada awak pesawat,
ditentukan pula oleh penyiapan
pesawat itu sendiri yang dilakukan oleh personil
tehnik.sehingga menjaga agar personil non
awak pesawat tetap sehat mutlak diperlukan. Untuk
menghindari timbulnya NIHL setiap personil dibekali dengan
ear plug yang wajib dipakai pada saat menyiapkan pesawat.
Untuk pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan di Rumkit
Lanud setempat setiap 2 tahun sekali. Selain itu diberikan pula
ceramah ceramah kesehatan baik mengenai pola hidup
sehat, penyakit yang sedang mewabah, dan penyalahgunaan
obat terlarang serta tentang kesehatan kerja.

Kurikulum Pendidikan
KEPECINTA-ALAMAN
Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup
1 Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengelolaan
2 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Alam Bebas dan Penjelajahan
1 Mountaineering
2 Survival
3 Ilmu Membaca Medan dan Peta
4 Bootani dan Zoologi
5 Manajemen Perjalanan
6 Tali-temali dan Aplikasi Medan
7 Komunikasi Lapangan
Mobilisasi Vertikal
1 Teknik Penyeberangan Kering
2 Rapling
3 Evakuasi Vertikal
Mobilisasi Air
1 Olah Raga Arus Lambat
2 Olah Raga Arus Deras
3 Teknik Evakuasi- Arus Tenang- Arus Sedang
4 Teknik Penyeberangan Basah
5 Pengetahuan Rawa-Laut
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEDIS
1 Pemeriksaan Fisik I: Kardiovaskular
2 Pemeriksaan Fisik II: Respirasi
3 Pemeriksaan Fisik III: Neurologi
4 Pemeriksaan Fisik IV: Gastrointestinal
5 Bedah Minor I: Instrumentasi
6 Bedah Minor II: Anastesi lokal
7 Bedah Minor III: Perawatan Luka
8 Bedah Minor IV: Sirkumsisi
9 Bedah Minor V: Trakheostomy-Trakheotomy
10 Medikasi Parenteral I: Injeksi
11 Medikasi Parenteral II: Infus dan Manipulasi Cairan
Penanganan Kegawat-daruratan Medis
1 Resusitasi Jantung Paru dan Otak
2 Perdarahan

3 Traumatologi- Jaringan keras- Jaringan lunak


4 Shock- Pingsan- Sengatan Panas- Diare
5 Penanganan Korban Kecelakaan Air
6 Gigitan Binatang dan Keracunan
7 Gangguan Penglihatan
8 Luka Bakar
Evakuasi Medis
1 Search and Rescue
2 Manajemen Bantuan Bencana Alam dan Pengungsi
3 Keterampilan Evakuasi
4 Rujukan Prosedural
Farmakoterapi Praktis
1 Obat-obatan Praktis
2 Fitofarmatika
3 Terapi Cairan
Penyakit Alam Bebas dan Penanganan
1 Penyakit Ketinggian
2 Penyakit Perjalanan
3 Kesehatan Perjalanan dan Makanan
ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
Kemapanan Performalitas Anggota
1 Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
2 Pengendalian Konflik
3 Komunikasi Efektif
4 Bertindak di Depan Umum
5 Teknik Bernegosiasi
6 Manajemen Stres
7 Teknik Menguasai Forum
asar-Dasar Kepanitiaan
1 Analisis Kondisi Lingkungan (Metode SWOT)
2 Teknik Menyusun Proposal Kegiatan
3 Penyusunan Jadwal Kegiatan
Perencanaan Pengembangan Organisasi
1 Pemetaan Peran dan Fungsi
2 Struktur Organisasi
3 Perencanaan Peningkatan Kinerja (4 tahap)
4 Studi Kelayakan Program dan Telaah Staf Paripurna
5 Administrasi Surat Menyurat
6 Pengembangan Inisiatif
Kepemimpinan
1 Kepeloporan

2 Kepemimpinan
3 Motivasi dan Gaya Kepemimpinan
4 Kebijakan Publik dan Implementasinya
KODE ETIK KEANGGOTAAN
KPLA dan Sejarah
1 Terbentuknya KPLA
2 Filosofi Organisasi
3 Kiprah KPLA
Keanggotaan
1 Semangat dan Jiwa Anggota
2 Janji Anggota
3 Persaudaraan

Anda mungkin juga menyukai