Anda di halaman 1dari 28

LAMPIRAN I

TEORI INDIKATOR KLINIK KEPERAWATAN


A. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
1. Dekubitus
Dekubitus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan
integritas kulit. Terjadi akibat tekanan, gesekan, dan atau kombinasi di daerah
kulit dan jaringan di bawahnya. Prevalensi pasien yang akan mengalami
dekubitus diestimasi sebesar 515%, tetapi hal ini hampir semuanya dapat
dicegah.
Klasifikasi dekubitus dibagi 4 tingkat, yaitu:
A. Klasifikasi I
Meliputi lapisan epidermis
Tekanan yang dapat diamati berkaitan dengan perubahan keutuhan kulit
yang merupakan indikator sebagai pembanding daerah berdekatan atau
berseberangan pada tubuh meliputi perubahan satu atu lebih :
1) Suhu kulit dingin atau hangat
2) Konsistensi jaringan baik
3) Sensasi nyeri, gatal, kemerahan
4) Luka tampak sebagai kemerahan menetap pada pigmen kulit terang
sedangkan pada kulit yang gelap dekubitus terlihat bewarna menetap
merah, biru atau keunguan

B.

Klasifikasi II
Meliputi lapisan epidermis dan dermis atau keduanya
Sebagian ketebalan kulit hilang yang meliputi epidermis, dermis atau
keduanya. Luka permukaan dan secara klinis sebagai suatu abrasi,
blister atau lobang dangkal.

17

C.

Klasifikasi III
Meliputi lapisan lemak subcutan
Hilangnya secara penuh ketebalan kulit meliputi kerusakan atau nekrosis
dari jaringan subkutan yang dapat meluas ke bagian bawah tetapi tdk
melewati fasia. Adanya luka secara klinis sebagai lubang dalam dengan
atau tanpa mengikis jaringan yang ada di sebelahnya.

D.

Klasifikasi IV
Meliputi lapisan fascia dan otot dapat sampai tulang
Hilangnya secara penuh ketebalan kulit denga kerussakan yang luas,
nekrosis jaringan atau kerusakan otot, tulang atau struktur pendukung
(seperti tendon atau kapsul sendi). Rongga dan saluran sinus juga dapat
dikaitkan dengan luka tekan derajat IV.

Pasien yang berisiko terjadi dekubitus adalah pasien baru setelah dilakukan
pengkajian memiliki satu atau lebih faktor resiko sebagai berikut:
a. Usia lebih dari 75 tahun
b. Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu dari tubuh tanpa
bantuan, seperti pada cidera medula spenalis atau cidera kepala atau
mengalami penyakit neuromuskular
c. Malnutrisi, obesitas
d. Berbaring lama ditempat tidur atau penggunaan kursi roda
e. Mengalami kondisi kronik seperti DM, Penyakit vaskuler
f. Inkontinen urine dan feses, yang dapat menyebabkan iritasi kulit akibat
kulit yang lembab
Lokasi pressure ulcer yang sering terkena :
1. Belakang kepala
2. Sikut
3. Sacrum dan coccyx
4. Tumit
18

5. Trochanter
6. Malleolus
2. Pasien Jatuh
Pasien Jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau
tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istirahat maupun saat pasien
terjaga yang tidak disebabkan oleh penyakit stroke, epilepsy, seizure, bahaya
karena terlalu banyak aktivitas.
Pasien yang berisiko jatuh adalah pasien yang dikatagorikan mempunyai satu
atau lebih faktor resiko jatuh pada saat pengkajian keperawatan sebagai
berikut :
a. Pengkajian faktor resiko intrinsik
1) Karakteristik pasien dan fungsi fisik umum
Usia 65 tahun atau lebih
Gender: osteoporosis
Disability/immobility
Ketikseimbangan kemampuan gaya berjalan
Gangguan motorik
Ketidakmampuan aktivitas fisik
Menggunakan alat bantu (kursi roda, walker, cane)
Riwayat jatuh tiga bulan terakhir karena kondisi fisiknya
Gangguan sensori
Hambatan komunikasi
Slow reaction times
Defisit mental
Incontinensia alvi dan urin
2) Diagnosis/ Perubahan fisik
Defisit Mental
Penyakit Akut
Kondisi musculoskeletal dan neuromuscular
Ketidaknormalan gaya berjalan (fatigue, arthritis, parkinson,
osteoporosis)
Keterbatasan mobilitas karena problem pada kaki
TIA (vertigo, dizziness, fainting)
Seizure
Stroke
Penyakit serebral
Hipotensi ortostatik
3) Medikasi dan interaksi obat
Polifarmasi (lebih dari empat medikasi)
Diuretik dan laxative
Sedative, tranquilizer
Psychotropic
Antidepresan
Obat yang dapat meningkatkan injuri seperti antikoagulan,
antiaritmia
4) Kondisi mental/ penggunaan alcohol
Gangguan memori
19

Mental confusion
Impulsive
Kecemasan tinggi
Delirium

b. Pengkajian faktor resiko ektrinsik


1) Karakteristik Lingkungan
Tingkat pencahayaan yang dapat menyebabkan
penglihatan
Permukaan lantai yang dapat menyebabkan terpeleset
Furniture
Posisi ketinggian tempat tidur
Kunci tempat tidur
Penggunaan/tipe side rails
Ketikdaktersediaan handrails, call bell
Penggunaan alat bantu: wheelchair
Lama rawat

gangguan

3. Restrain
Restrain adalah alat bantu yang digunakan untuk mobilisasi, terutama untuk
pasien bingung atan disorientasi. Restrain hanya digunakan bila metode lain
sudah tidak efektif.
Tujuan dipasangnya restrain adalah:
a. Mencegah terlepasnya IV line, balutan luka atau kateter lain yang
terpasang.
b. Mencegah pasien terjatuh dari tempat tidur atau kursi.
Cidera yang mungkin terjadi pada saat dipasang restrain:
a. Luka / lecet
b. Jatuh
c. Aspirasi
Saat terpasang restrain yang perlu diperhatikan adalah:
a. Sirkulasi ekstremitas adekuat atau tidak.
b. Ada atau tidaknya gangguan ekstremitas kulit.
c. Keluarga dan pasien mengerti/mengetahui atau tidak mengenai alasan
dipasangnya restrain.
d. Jangan tidurkan pasien dengan supine position, jika muntah bisa terjadi
aspirasi.
e. Cek posisi restrain, jika terlalu longgar/besar bisa terlepas dari
ekstremitas, bila terlalu kecil akan mengganggu sirkulasi.
f. Jangan pasang restrain pada ekstremitas yang tidak bisa bergerak
(parese).
4. Kesalahan dalam Pemberian obat oleh Perawat
Kesalahan dalam pemberian obat oleh perawat terjadi jika perawat
melakukan kesalahan dalam prinsip 6 benar dalam pemberian obat, yaitu:
a. Benar pasien
b. Benar obat

20

c. Benar waktu pemberian


d. Benar dosis obat
e. Benar cara pemberian
f. Benar dokumentasi
Kejadian kesalahan pengobatan pasien
mengakibatkan keadaan fatal atau kematian

yang

dirawat

inap

dapat

B. KETERBATASAN PERAWATAN DIRI


Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
terpenuhi agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya
kebutuhan kebersihan dan perawatan diri, misalnya penyakit kulit, rasa tidak
nyaman, infeksi saluran kemih, dll. Perawatan diri menurut American Nurses
Assoiciation (1996) adalah makan, mandi, berpakaianpenampilan, dan eliminasi
(berkemih dan defekasi).
Kebutuhan perawatan diri tidak selalu dapat dilakukan secara mandiri,
penyebabnya antara lain keadaan sakit, sehingga pasien mengalami
keterbatasan. Sakit adalah keadaan abnormal dimana fungsi fisik, emosional,
intelektual, perkembangan, sosial atau spiritual menurun atau berubah
dibandingkan dengan keadaan individu sebelumnya. Sistem keperawatan adalah
sistem yang membantu pasien memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Pemenuhan perawatan diri pasien yang mengalami keterbatasan diri untuk
mandi, berpakaian, dan toileting (eliminasi). Keterbatasan diri dibagi menjadi
keterbatasan sebagian dan total, sehingga menyebabkan tingkat ketergantungan
sebagian dan total pada asuhan keperawatan.
Cara yang dilakukan perawat untuk membantu memenuhi perawatan diri pasien:
1. melakukan tindakan perawatan diri untuk pasien (makan, mandi, berpakaian
dan eliminasi sesuai pola normal)
2. membimbing pasien melakukan sebagian perawatan, memberikan informasi
dan sumber-sumber di komunitas
3. memberikan dukungan dan anjuran
4. memberikan lingkungan yang kondusif
5. mengajarkan pasien: pengetahuan atau keterampilan
Tindakan keperawatan:
1. membantu keseluruhan kebutuhan perawatan diri (wholly compensatory)
2. membantu sebagian kebutuhan perawatan diri (partly compensatory)
3. membantu dalam bentuk pendidikan (educative supportive)
Peran Perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien:
1. pemberi pelayanan : akuntabel, klinikal kompeten, kritis, komitmen pada
asuhan
2. mengelola perawatan (manage of care)
3. sebagai anggota tim keperawatan
sebagai bagian tim kesehatan

21

C. KEPUASAN PASIEN
Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila
terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga terhadap pelayananan keperawatan
yang diharapkan.
Tingkat kepuasan pasien berdasarkan skala dikaitkan dengan efisiensi,
efektifitas, biaya dan perilaku terdiri dari:
a. Kelengkapan dan ketepatan informasi
Informasi dikatakan lengkap bila pasien diberikan informasi tentang:
1) Orientasi : Petugas, ruangan, fasilitas
2) Hak dan kewajiban pasien
3) Validasi, klarifikasi, fasilitasi penyakit dan pengobatan
4) Rencana tindakan keperawatan
b. Penurunan kecemasan
Menurunnya tingkat kecemasan setelah dilakukan intervensi keperawatan:
1) Dapat tidur
2) Tenang
3) Mampu beraktivitas sesuai kondisi
4) Mampu berkomunikasi
c. Perawat trampil profesional
Perawat dalam melakukan praktek keperawatan:
1) Perawat terampil
2) Cepat membuat keputusan
3) Bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan
4) Perawat mau memberikan penjelasan
5) Cepat tanggap
d. Pasien merasa nyaman
Suatu kondisi dimana pasien Terpenuhi kebersihan diri, bebas dari rasa nyeri:
1) Kebersihan diri terjaga
2) Nyeri dalam skala 1-3 (nyeri ringan)
e. Terhindar dari bahaya
Suatu kondisi dimana pasien terhindar dari bahaya :
1) Dekubitus/ luka karena tekanan
2) Kesalahan pemberian obat
3) Jatuh
f. Privacy terjaga
Suatu keadaan dimana perawat dalam melakukan tindakan dapat :
1) Melindungi pasien
2) menjaga kerahasiaan pasien
g. Perawat ramah dan empati
Suatu keadaan dimana perawat peduli terhadap masalah pasien serta
memberikan pelayanan
1) Penampilan menarik
2) Selalu siap menolong dan melayani pasien
22

3)
4)
5)
6)

Mau mendengar keluhan pasien


Berkomunikasi dengan baik
Sopan
menghargai

Tingkat kepuasan diperoleh melalui suatu instrumen berupa survey kepuasan


pasien/keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang mencakup aspek-aspek
di atas.
Kriteria Pasien yang dilakukan survey adalah setiap pasien baru yang telah:
a. dirawat selama 3 hari
b. tidak pulang paksa
c. pulang hidup
D. KECEMASAN
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan-akan terjadi
suatu yang dirasakan sebagai ancaman.
Skala Pasien Cemas (1-10) :
8-10 : Cemas ringan
Ketegangan yang dialami sehari-hari, mampu memecahkan masalah sendiri,
waspada, lapang persepsi meluas.
6-7 : Cemas sedang
Fokus pada hal yang menjadi perhatiannya, lapang persepsi menyempit,
mampu melakukan dengan arahan.
3-5: Cemas Berat
Lapang persepsi sangat sempit, hanya mampu berpikir untuk hal kecil, perlu
banyak arahan untuk berpikir tentang hal lain.
1-2: Panik
Kehilangan kendali diri, tidak mampu melakukan apapun, biasanya dengan
disorganisasi kepribadian, peningkatan aktifitas motorik, kegagalan
berhubungan, persepsi terganggu, tidak mampu berkomunikasi efektif.
Materi pendidikan/penyuluhan kepada pasien yang diberikan dan review oleh
pasien, diidentifikasikan pada skala 8 -9 yang berarti kecemasan pasien
normal/adaptif. Apabila skala kurang dari 8 diidentifikasikan pasien cemas
sedangkan jika skala diatas 9 maka pasien diidentifikasikan bebas dari cemas.
Materi pendidikan/penyuluhan direview kembali oleh perawat dan dilakukan
tanya jawab, diidentifikasikan pada skala 8 -9 yang berarti kecemasan pasien
normal/adaptif. Apabila skala kurang dari 8 diidentifikasikan pasien cemas
sedangkan jika skala diatas 9 maka pasien diidentifikasikan bebas dari cemas.
Informasi yang cukup diberikan untuk mengurangi cemas, diidentifikasikan pada
skala 8 -9 yang berarti kecemasan pasien normal/adaptif. Apabila skala kurang
dari 8 diidentifikasikan pasien cemas sedangkan jika skala diatas 9 maka pasien
diidentifikasikan bebas dari cemas
Cemas dalam tingkatan Sedang, Ringan, Berat, dan Panic
dengan:
1) Penyesalan, dan gerakan lambat
2) Bingung, bertanya berulangulang

dimanifestasikan

23

3) Merasa tidak mampu


4) Takut akan konsekuensi yang tidak spesifik
5) Khawatir akan terjad perubahan hidup
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Peningkatan ketegangan
8) Pernafasan meningkat
9) Takut, gemetar, dan tremor
10)Ketakutan dan merasa tidak berdaya
11)Stimulasi saraf simpatik (cardio vaskuler meningkat)
12)Tidak bisa tidur
13)Sering berkemih
14)Persepsi menyempit
15)Murung, gugup, dan tertekan
16)Diare
17)Emosional
18)Pupil melebar
E. KENYAMANAN
Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol.Rasa
nyeri merupakan sebuah rasa/emosi yang tidak menyenangkan. Nyeri dapat
disebabkan oleh satu atau lebih penyebab atau bahkan tidak diketahui
penyebabnya. Keberadaan atau ketidakberadaan penyebab bukanlah suatu
indikator seseorang merasakan sakit. Penting untuk dipahami bahwa nyeri akan
ada ketika seseorang mengatakan nyeri itu dialaminya. Nyeri bisa mempengaruhi
sistem tubuh manusia, psikososial, ekonomi dan spiritual, menyebabkan suatu
kondisi bertambah parah.
Manajemen nyeri yang buruk merupakan suatu indikator dari kualitas asuhan
yang buruk. Semua manajemen nyeri berdasarkan kepada respon (pernyataan)
individu. Tujuan dari manajemen nyeri adalah memaksimalkan rasa nyaman dan
meningkatkan kualitas hidup pasien. Nyeri yang tidak dikenali dapat
dimanifestasikan sebagai gejala perilaku, depresi, cemas dan menurunnya
interaksi sosial.
Tiga faktor yang dapat menyebabkan tidak adekuatnya manajemen nyeri, yaitu:
1. Tidak adekuatnya pengkajian nyeri
2. Potensial resiko dari pengobatan nyeri
3. Penggunaan yang terbatas/sedikit dari intervensi non-farmakologi dalam
manajemen nyeri
Barrier (penghambat) dalam manajemen nyeri antara lain dipercayainya bahwa:
1. Nyeri adalah bagian dari proses penuaan
2. Orang dewasa atau lansia mengeluh nyeri karena mereka butuh perhatian dari
lingkungannya
3. Lansia kurang merasakan nyeri dibandingkan dengan usia dibawahnya.
4. Nyeri pada pasien yang mengalami gangguan kognitif lebih sulit diidentifikasi
dan diobati.

24

Manajemen nyeri sebagai suatu pendekatan tim:


Pasien

HHAs

Familiy/caregiver

Evaluation of a patients pain is best achieved


by a team approach
Physician

Nurses/therapist

Other healthcare staff

Manajemen nyeri menggunakan pendekatan multimodalitas yaitu:


1. Berdasarkan kebutuhan dasar manusia
2. Positioning (perubahan posisi), penggunaan alat bantu, distraksi
3. Relaksasi, imajinasi
4. Terapi musik
5. Terapi aktivitas
6. Konseling dan dukungan
7. Medikasi : non-opioid, Opioid, Adjuvant untuk neuropathic pain
8. Terapi non-farmakologi lainnya
F. PENGETAHUAN
Indikator pengetahuan terdiri dari pengetahuan tentang penyakitnya dan dischard
planning.
Indikator pengetahuan di Ruangan Bedah:
Pasien dapat menyebutkan cara perawatan diri pasca operasi dan perawatan
ketika pasien pulang:
1) Tanda dan gejala luka infeksi (Peningkatan suhu tubuh, kemerahan, bengkak,
mengeluarkan cairan) (95-97%)
2) Tata cara minum obat di rumah & efek samping obat (95-97%)
3) Tingkat aktifitas tanpa gejala, sesak nafas, rasa nyeri dan lemah (93-95%)
4) Perawatan luka (95-97%)
5) Bila pasien tidak paham, diberikan informasi ulang (95-97%)
Indikator pengetahuan di Ruang Paru & Jantung:
Pasien dengan diagnosa myocardial infark dapat menyebutkan cara perawatan
diri ketika pasien pulang:
1) Latihan dan mengukur denyut jantung (95-97%)
2) Pengobatan di rumah (98-99%)
3) Faktor risiko (90-95%)
4) Tanda dan gejala serangan (98-99%)
Indikator pengetahuan di Ruang rawat jalan bedah:
Pasien dapat menyebutkan pengetahuan tentang post operatif perawatan diri dan
perawatan dirumah
1) Tanda dan gejala dari infeksi luka: Peningkatan suhu tubuh, kemerahan,
bengkak, mengeluarkan cairan (95-97%)
2) Cara minum obat dan efek samping obat (95-97%)
3) Perjanjian kontrol ulang (97-99%)
4) Bila pasien tidak paham, diberikan informasi ulang (95-97%)

25

Discharge Planning adalah suatu proses yang dipakai sebagai pengambilan


keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan pasien untuk kesempurnaan
kepindahan pasien dari satu tempat perawatan ke tempat lainnya. Dalam
perencanaan pemulangan, pasien dapat dipindahkan kerumahnya sendiri atau
keluarga, fasilitas rehabilitasi, nursing home, hospice, home care atau tempat
tempat lain diluar rumah sakit.
Pemulangan pasien hanya diputuskan oleh dokter yang merawat, namun
demikian ada beberapa orang lain yang terlibat dalam perencanaan pemulangan
pasien. Keluarga yang akan merawat pasien adalah salah satu orang terpenting
terlibat dalam perencanaan pemulangan pasien. Profesional lain yang terlibat
dalam perencanan pemulangan pasien adalah discharge planner: Perawat,
sosial worker, dan administrator. Discharge planner mempunyai tanggung jawab
bahwa perencanaan untuk pemulangan pasien aman dan adekuat.
Perencanaan pemulangan dimulai sejak pasien masuk, bahkan dapat dilakukan
sebelumnya, sebagai contoh untuk pasien yang akan dilakukan operasi, dokter
telah memberikan penjelasan berapa lama pasien akan dirawat.
Perencanaan pemulangan pasien:
1) Identifikasi mengenai indikator resiko tinggi yang mungkin terjadi pada
perencanaan pemulangan pasien, misal:
a. Kekerasan pada lansia
b. Demensia
c. Tidak mempunyai tempat tinggal
d. Tidak mempunyai biaya
e. Penyakit kronis
f. Multiple diagnosis
g. Adanya penyakit penyerta
h. Terbatasnya support sistem (yang bertanggung jawab/ keluarga/teman)
i. Malnutrisi/diet
j. Dehidrasi
k. Riwayat rawat ulang yang sering
l. Perawatan luka
m. Ketergantungan memenuhi kegiatan sehari-hari
n. Penyakit terminal
o. Subtance abuse.
2) Kaji fungsi fisik dan mental yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
sehari-hari.
a. Mobilitas:
kesiapan berjalan
Langkah-langkah untuk melakukan kegiatan duduk
ROM saat mandi
b. Persepsi, Kesadaran/status mental terhadap orientasi waktu:
Penglihatan
Pendengaran
Tidur
Nyeri
c. Aktivitas :
Transportasi
26

Merawat anak
Personal care
Makan
Belanja
3) Identifikasi kemungkinanan lama perawatan
4) Kaji dan kolaborasikan tingkat fasilitas perawatan yang berbeda yang
dibutuhkan oleh pasien
5) Kaji kondisi pasien dan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi sebagai
hasil treatment.
6) Kaji tanda dan gejala, masalah atau perubahan-perubahan yang mungkin
terjadi pada pasien ketika berada dirumah
7) Kaji dampak potensial dari pemberi asuhan : tanda dari stress, teknik untuk
mengurangi stress
8) Identifikasi nomor tilphone petugas kesehatan yang bisa dihubungi
9) Cek jaminan biaya yang digunakan oleh pasien : Pribadi, jaminan perusahaan,
asuransi dll.
10)Identifikasi pelayanan home care yang akan digunakan jika ada
11)Identifikasi peralatan kesehatan yang dibutuhkan: Alat bantuan nafas, tempat
tidur, kursi roda, tongkat dan kebutuhan untuk memodifikasi tempat
perawatan dirumah
12)Identifikasi transportasi yang akan digunakan untuk pemindahan pasien
13)Identifikasi Jadwal perencanaan tindak lanjut pengecekan kesehatan pasien
14)Identifikasi kebutuhan belajar pasien dan keluarga tentang program
pengobatan atl : dosis, side efek, lama terapi
15)Identifikasi ketrampilan teknis yang dibutuhkan al, pemindahan pasien dari
tempat tidur ke kursi, prosedur prosedur perawatan, pengunaan alat dan
monitoring, mengenal tanda dan gejala dan elemen-elemen lain perawatan
pasien.
16)Kaji lingkungan tempat tinggal, atl tidak aman, tinggal sendiri, tidak memiliki
tempat tinggal

27

LAMPIRAN II
CONTOH FORMAT PENGUKURAN INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN KLINIK
I. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
A. Angka Kejadian Dekubitus
Formula

Jumlah kejadian dekubitus


X 100 %
Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus

Ruangan: Mawar

Bulan: April 20 08
Tanggal

No
1
2

Variabel
Jumlah
kejadian
dekubitus
Jumlah
pasien
beresiko
terjadi
dekubitus

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

30

24

14

29

23

27

23

22

14

13

20

15

22

20

24

21

29

30

25

30

26

20

30

22

25

24

20

24

27

22

695

Contoh : Angka kejadian dekubitus =

3 X 100% = 0.431%
695

Penanggung Jawab:
1.
Monitoring dan pelaksanaan: Kepala Ruangan
2.
Analisis/Evaluasi
: Ka. Bidang Keperawatan

28

B. Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat


Formula

Angka KTD dalam pemberian obat =


Jumlah pasien yang terkena Kejadian Tidak Diharapkan dalam Pemberian obat x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
Angka KNC dalam pemberian obat =
Jumlah pasien yang terkena Kejadian nyaris cidera dalam Pemberian obat x100%
Jumlah pasien pada hari tersebut

Ruangan: Anggrek
Faktor
ketidaksesuaian/
N kesalahan
o
1

4
5
6

Salah pasien
Salah nama dan
tidak sesuai dengan
Identitas
Salah waktu
2.1 Terlambat
Pemberian Obat
2.2 Pemberian Obat
yang terlalu Cepat
2.3 Obat Stop Tetap
dilanjutkan
Salah Cara
Pemberian / Route
3.1 cara oral
3.2 Intra vena
3.3 Intra moskuler
3.4 Lain-lain
Salah dosis
4.1 Dosis kurang
4.2 Dosis berlebih
Salah obat
Salah dokumentasi
Jumlah kesalahan
Jumlah pasien/hari
Total pasien

Bulan: April 2008


Tanggal
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

1
0
0
0
1
30
735

0
0
0
0
2
28

0
0
0
0
0
25

0
0
0
0
0
26

0
0
0
0
0
24

0
0
0
0
1
28

0
0
0
0
0
25

0
0
0
0
0
21

0
0
0
0
0
24

0
0
0
0
0
23

0
0
0
0
0
22

1
0
0
0
2
27

0
0
0
0
0
20

0
0
0
0
1
20

0
0
0
0
0
23

0
0
0
0
0
26

0
0
0
0
0
30

0
0
0
0
0
27

0
0
0
0
0
26

0
0
0
0
0
24

0
0
0
0
0
25

0
0
0
0
0
23

1
0
0
0
1
25

0
0
0
0
0
20

0
0
0
0
1
22

0
0
0
0
0
29

0
0
0
0
0
26

0
0
0
0
0
21

0
0
0
0
0
22

0
0
0
0
0
21

3
0
0
0
9
9

29

Contoh:
Angka KTD dalam pemberian obat pada tanggal 1 April 2008 ruang Anggrek =
1
x 100% = 3,33%
30
Angka KNC dalam pemberian obat pada tanggal 12 April 2008 ruang Anggrek =
2
x 100% = 7,41%
27
Penanggung Jawab:
1. Monitoring dan pelaksanaan : Kepala Ruangan
2. Analisis/Evaluasi
: Ka. Bidang Keperawatan/ Komite Keperawatan Tim Pengendali Mutu

30

C. Angka Kejadian Pasien Jatuh


Formula

Jumlah pasien jatuh


X 100%
Jumlah pasien yang beresiko jatuh

Ruangan: Melati

No
1
2

Faktor
ketidaksesuaian/
kesalahan
Jumlah pasien
jatuh
Junlah pasien
yang beresiko
jatuh adalah
pasien baru

Bulan: April 2008


Tanggal
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

178

Contoh:
Angka kejadian pasien jatuh =
Penanggung Jawab:
1. Monitoring dan pelaksanaan
2. Analisis/Evaluasi

1 x 100% = 0,56%
178
: Kepala Ruangan
: Ka. Bidang Keperawatan/ Komite Keperawatan Tim Pengendali Mutu

31

D. Angka Kejadian Cidera Akibat Restrain


Formula

Jumlah pasien dengan cidera akibat restrain X 100 %


Total pasien yang dipasang restrain

Ruangan: Lili

No
1
2

Faktor
ketidaksesuaian/
kesalahan
Jumlah pasien
dengan cidera
akibat restrain
Jumlah pasien
yang dipasang
restrain

Bulan: April 2008


Tanggal
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

180

Contoh:
Angka kejadian cidera akibat restrain =
Penanggung Jawab:
1. Monitoring dan pelaksanaan
2. Analisis/Evaluasi

1 x 100% = 0,56%
180

: Kepala Ruangan
: Ka. Bidang Keperawatan/ Komite Keperawatan Tim Pengendali Mutu

32

II. PERAWATAN DIRI


Formula

Angka tidak terpenuhinya kebutuhan perawatan diri =


Jumlah pasien yg tidak terpenuhi perawatan diri/bln* x 100%
Jumlah pasien dirawat dgn ketergantungan total & partial care**

Ruangan: Dahlia

Bulan: April 2008


Tanggal

No

Variabel
1

1
2

3
4

Makan
Mandi:
bersih pada

* porsi diet
*Gigi dan mulut
*Mata
*Rambut
*Kulit
*Kuku
*Telinga
*Tidak bau
badan
*Perineal
Berpakaian
*Baju bersih &
&
kering
penampilan
*wajah segar
Eliminasi
*berkemih
*defekasi
Perawatan diri tdk terpenuhi *
Jumlah pasien dirawat dgn
ketergantungan total & partial
care **

Contoh:
Angka tidak terpenuhinya perawatan diri =

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

2
0

21

2
2

2
3

2
4

2
5

2
6

2
7

2
8

2
9

3
0

Total

n x 100% =
N

33

Contoh:
Angka keterbatasan perawatan diri =
Penanggung Jawab:
1. Monitoring dan pelaksanaan
2. Analisis/Evaluasi

5 x 100% = 3,33 %
150

: Kepala Ruangan
: Ka. Bidang Keperawatan/Komite Keperawatan Tim Pengendali Mutu

34

III. KEPUASAN PASIEN : Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga terhadap pelayanan keperawatan
Formula

Angka kepuasan =
jumlah pasien yang menyatakan puas thd yankep
X 100%
jumlah pasien yg dilakukan survey pada periode tertentu

Ruangan: Lili
No
1

2
3
4
5
6

Bulan: April 20 08
Tanggal

Elemen
indikator
kelengkapan
dan
ketepatan
informasi
Penurunan
kecemasan
Perawat
trampil
profesional
Pasien
merasa
nyaman
Terhindar
dari bahaya
Perawat
ramah dan
empati
Total

Jumlah
pasien

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

100

120

110

140

120

22
5

23
6

25
4

22
5

23
6

25
4

22
5

23
6

25
4

22
5

23
6

25
4

22
5

23
6

25
4

22
5

23
6

25
4

22
5

23
6

25
4

22
5

23
6

25
4

22
5

23
6

25
4

22
5

23
6

25
4

700
150x6
=900

Contoh:
Angka kepuasan pasien & keluarga =

700
900

x 100% = 77,78%

35

110

Penanggung Jawab:
1. Monitoring dan pelaksanaan
2. Analisis/Evaluasi

: Kepala Ruangan
: Ka. Bidang Keperawatan/ Komite Keperawatan Tim Pengendali Mutu

36

IV. KENYAMANAN
a. Angka Tatalaksana Pasien Nyeri
Formula
Persentase pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep:
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi x 100%
Jumlah total pasien per periode waktu tertentu
Persentase tatalaksana pasien nyeri:
Jumlah total tindakan perawat sebagai respon nyeri x 100 %
Jumlah total pasien terdokumentasi nyeri skala > 4 per periode waktu tertentu
Ruangan: Lili

Bulan: April 20 08
Tanggal

No

Variabel

Jumlah pasien
nyeri yang
terdokumentasi
Total pasien

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

180

Contoh:
Angka pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep =

Ruangan: Lili

90

90 x 100% = 50%
180

Bulan: April 2008


Tanggal

No

Variabel

Jumlah
tindakan
perawat sbg
respon nyeri
Total pasien
nyeri skala > 4

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

180

90

37

Contoh:
Angka/persentase tatalaksana pasien nyeri =
Penanggung Jawab:
1. Monitoring dan pelaksanaan
2. Analisis/Evaluasi

90 x 100% = 50%
180

: Kepala Ruangan
: Ka. Bidang Keperawatan/ Komite Keperawatan Tim Pengendali Mutu

b. Angka Kenyamanan Pasien


Formula

Angka kenyamanan pasien=


Jumlah pasien dengan nyeri terkontrol x 100 %
Jumlah pasien yang terdokumentasi nyeri per periode waktu tertentu

Ruangan: Lili

Bulan: April 2008


Tanggal

No

Variabel

Jumlah pasien
dgn nyeri
terkontrol
Total pasien
yang nyeri

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

180

Contoh:
Angka kenyamanan pasien =
Penanggung Jawab:
1. Monitoring dan pelaksanaan
2. Analisis/Evaluasi

100

100 x 100% = 55,55%


180
: Kepala Ruangan
: Ka. Bidang Keperawatan/ Komite Keperawatan Tim Pengendali Mutu

38

V. KECEMASAN : Identifikasi kecemasan pasien


Formula

Angka Kejadian Cemas pada Ruang Rawat Umum =


Jumlah pasien cemas x 100%
Jumlah pasien yang dirawat
Angka Kejadian Cemas pada Ruang Rawat Psikiatri =
Jumlah pasien cemas 3 x 24 jam
x 100%
Jumlah pasien yang dirawat dlm waktu 3x24 jam

FORMAT LAPORAN
Ruangan:

Bulan:
Tanggal

No
1
2

Variabel
Jumlah
pasien
cemas
Jumlah
pasien
yang
dirawat

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

20

20

20

15

25

20

20

15

20

20

20

25

15

20

20

20

20

25

20

15

20

20

20

15

25

20

20

20

20

25

600

20

Monitoring Untuk Ruang Psikiatri


Tanggal

No
1

Variabel
Jumlah
pasien
cemas:
Panik
Berat
Sedang
Ringan
Jumlah
pasien
yang
dirawat

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

20

20

20

15

25

20

20

15

20

20

20

25

15

20

20

20

20

25

20

15

20

20

20

15

25

20

20

20

20

25

600

39

20

Jumlah

Pada bulan April 2007 di Rumah Sakit Melati terdapat pasien cemas 20 orang . Jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit
Melati adalah 600 orang . Maka Angka Kejadian Pasien Cemas adalah : 20 x 100% = 33,33%
600
Penanggung Jawab:
1. Monitoring dan pelaksanaan
2. Analisis/Evaluasi

: Kepala Ruangan
: Ka. Bidang Keperawatan/ Komite Keperawatan Tim Pengendali Mutu

40

CONTOH FORMULA IDENTIFIKASI PASIEN CEMAS HARIAN


No
1

No MR
Pasien
08123

Skala
Deskripsi
Materi pendidikan/penyuluhan kepada
pasien yang diberikan
dan /review oleh pasien

8
V

Materi pendidikan/penyuluhan direview


kembali oleh perawat
dan dilakukan tanya jawab

10

Rata-rata

Tanggal : I April 2007


Jumlah Pasien : 20 pasien

V
Informasi yang cukup diberikan untuk
mengurangi cemas
2

08567

Materi pendidikan/penyuluhan kepada


pasien yang diberikan
dan /review oleh pasien

V
V

Materi pendidikan/penyuluhan direview


kembali oleh perawat
dan dilakukan tanya jawab

Informasi yang cukup diberikan untuk


mengurangi cemas
3

085789

Materi pendidikan/penyuluhan kepada


pasien yang diberikan
dan /review oleh pasien

V
8

Materi pendidikan/penyuluhan direview


kembali oleh perawat
dan dilakukan tanya jawab

V
V

Informasi yang cukup diberikan untuk


mengurangi cemas
4

Dst
Semua
jumlah
pasien
dalam
satu
bulan

Materi pendidikan/penyuluhan kepada


pasien yang diberikan
dan /review oleh pasien

V
8
V

Materi pendidikan/penyuluhan direview


kembali oleh perawat
dan dilakukan tanya jawab
Informasi yang cukup diberikan untuk
mengurangi cemas

41

VI. PENGETAHUAN
A. Pengetahuan tentang Perawatan Penyakitnya
Formula

Jumlah pasien yang kurang pengetahuan


x 100%
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu

Ruangan: Lili

Bulan: April 2008


Tanggal

No

Variabel

Jumlah pasien
yang kurang
pengetahuan
Total pasien

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Total

180

Contoh:
Angka pengetahuan pasien tentang penyakitnya =
180
Penanggung Jawab:
1. Monitoring dan pelaksanaan
2. Analisis/Evaluasi

100

100

x 100% = 55,55%

: Kepala Ruangan
: Ka. Bidang Keperawatan/ Komite Keperawatan Tim Pengendali Mutu

42

B. Discharge Planning
Formula

Jumlah pasien yang tidak dibuat discharge planning pada periode tertentu x 100%
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu

Ruangan: Lili

Bulan: April 20 08
Tanggal

No
1

Variabel
Jumlah pasien
yang tidak
dibuat
discharge
planning
Total pasien

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Contoh:
Angka discharge planning

Penanggung Jawab:
1. Monitoring dan pelaksanaan
2. Analisis/Evaluasi

Tota
l

30

18
0

30 x 100% = 55,55%
180

: Kepala Ruangan
: Ka. Bidang Keperawatan/ Komite Keperawatan Tim Pengendali Mutu

43

44

Anda mungkin juga menyukai