Makalah
Sistem Pemerintahan Negara
Republik Indonesia
Oleh
Kelompok 2
Afifah Mahyuri
Ika Ratna Sari
Nanda Pratama
Nurfazrina
Riska Yulia Dewi
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam
hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Medan, 05 Oktober 2013
Peyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
ii
I.
II.
12
14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan
negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem
pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem
pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis.
Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu
akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk
memprotes hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan
yang kontiniu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam
pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang
bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit,Sistem
pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan
guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku
reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri. .
Pembagian kekuasaan pemerintahan seperti didapat garis-garis besarnya dalam
susunan ketatanegaraan menurut Undang-Undang Dasar 1945 adalah bersumber
kepada susunan ketatanegaraan Indonesia asli, yang dipengaruhi besar oleh pikiranpikiran falsafah negara Inggris, Perancis, Arab, Amerika Serikat dan Soviet Rusia.
Aliran pikiran itu oleh Indonesia dan yang datang dari luar, diperhatikan sungguhsungguh dalam pengupasan ketatanegaraan ini, semata-mata untuk menjelaskan
pembagian kekuasaan pemerintahan menurut konstitusi proklamasi.
Pembagian kekuasaan pemerintah Republik Indonesia 1945 berdasarkan ajaran
pembagian kekuasaan yang dikenal garis-garis besarnya dalam sejarah ketatanegaraan
Indonesia; tetapi pengaruh dari luar; diambil tindakan atas tiga kekuasaan, yang
dinamai Trias Politica, seperti dikenal dalam sejarah kontitusi di Eropa Barat dan
amerika Serikat.
B.
1.
Rumusan Masalah
2.
3.
4.
5.
C.
Tujuan Penulisan
Maksud penyusunan makalah ini adalah sebagai penambah wawasan dan pengetahuan
tentang Sistem Pemerintahan Indonesia dari sebelum amandemen hingga sesudah
amandemen.
Dan bertujuan agar kita semua lebih mengenal sistem Pemerintahan Indonesia
serta dapat ikut berpartisipasi didalamnya.Serta juga untuk menyelesaikan tugas makalah
PKN.
BAB II
Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan pemerintahan.
Kata system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti
susunan, tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata
pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah. Dan dalam Kamus Bahasa Indonesia,
kata-kata itu berarti:
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan
oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka
mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah
perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintaha diartikan sebagai
suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling
bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.
Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
:
undang-undang.
Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislatif
dan yudikatif. Jadi, system pemerintaha negara menggambarkan adanya lembagalembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam
mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.
Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu system
pemerintahan Indonesia bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya
tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.
B.
presidensial dapat kita pahami dari adanya ketentuan-ketentuan UUD 1945, sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
Para menteri bertanggung jawab kepada presiden bukan kepada DPR atau parlemen.
4.
Masa jabatan menteri tergantung kepercayaan dari presiden. Presiden dapat mengganti
menteri yang dipandang tidak mampu melaksanakan tugas, karena presiden memiliki
hak prerogative.
Apabila kita bicara sistem pemerintahan Indonesia pada awal
kemerdekaan, menurut ketentuan UUD 1945, maka sistem pemerintahan Indonesia
bersifat Presidensial dalam arti bahwa para menteri tidak bertanggung jawab pada badan
legislative atau parlemen/DPR, tetapi hanya bertindak sebagai pembantu presiden. Akan
tetapi pada waktu itu MPR, DPR, dan DPA belum ada atau terbentuk sehingga presiden
juga memegang kekuasaan legislative yang dibantu oleh
Indonesia Pusat).
Sistem pemerintahan Indonesia pernah mengalami perubahan menjadi sistem
Parlementer, sejak bulan November 1945, berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 14
November 1945, yaitu tanggung jawab politik terletak di tangan para menteri. Inilah
dasar dianutnya sistem Pemerintahan Parlementer di Indonesia sampai dengan
dikeluarkannya dekrit presiden tangal 5 Juli 1959. Pada masa ini sistem politik dalam
negeri tidak stabil karena menganut sistem banyak partai, sehingga mengakibatkan
pergantian kabinet berkali-kali.
Sejak tanggal 27 Desember 1949 Negara Kesatuan RI berubah menjadi
( Republik Indonesia Serikat-RIS), menurut konstitusi RIS presiden adalah sebagai
kepala negara dan Kepala pemerintahan di tangan Perdana Menteri. Lembaga Negara di
masa RIS adalah presiden, dewan menteri, senat, DPR, MA, dan BPK. Presiden tidak
dapat salah atau dipersalahkan atau (The King can do no wrong). Kabinet bertanggung
jawab pada parlemen.
Begitu juga dengan sistem pemerintahan pada masa
Menteri-menteri, DPR, MA, dan DPA. Menurut UUDS 1950, Presiden sebagai kepala
Negara dan tanggung jawab pemerintahan ditangan perdana Menteri bersama para
menterinya. Presiden tidak bisa diganggu gugat.
I.
lembaga negara yang diatur dalam UUD 1945 baik baik sebelum maupun sesudah
perubahan. Susunan organisasi negara yang diatur dalam UUD 1945 sebelum
perubahan yaitu :
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
(2) Presiden
(3) Dewan Pertimbagan Agung (DPA)
(4) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
(5) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
(6) Mahkmah Agung (MA)
Badan-badan kenegaraan itu disebut lembaga-lembaga Negara. Sebelum
perubahan UUD 1945 lembaga-lembaga Negara tersebut diklasifikasikan, yaitu MPR
adalah lembaga tertinggi Negara, sedangkan lembaga-lembaga kenegaraan lainnya
seperti presiden, DPR, BPK, DPA dan MA disebut sebagai lembaga tinggi Negara.
1.1.
Sebelum Perubahan
menetapkan UUD, GBHN, memilih Presiden dan Wakil Presiden serta mengubah
UUD
memberikan jawaban atas pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada
pemerintah
memeriksa
tanggung
jawab
keuangan
Negara
dan
hasil
pemeriksaannya
1.2.
Setelah Perubahan
negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK, menghilangkan
kewenangannya menetapkan GBHN, menghilangkan kewenangannya mengangkat
Presiden (karena presiden dipilih secara langsung melalui pemilu), tetap berwenang
menetapkan dan mengubah UUD, susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari
anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang
dipilih secara langsung melalui pemilu.
pertimbangan
DPR,
memperbaiki
syarat
dan
mekanisme
pengangkatan calon presiden dan wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh
rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa
jabatannya.
Mahkmah Agung,Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kekuasaan
kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan
hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)], berwenang mengadili pada tingkat kasasi,
II.
Didalam konstitusi negara republik Indonesia (UUD 1945) telah mengatur tentang sistem
checks and balances antara lembaga-lembaga negara baik itu lembaga eksekutif,
legislatif, maupun yudikatif. Secara umum sistem check and balances menurut UUD
1945 dapat digambarkan sebagai berikut :
Dalam melaksanakan uji materi atau judicial review, yakni menentukan apakah isi
suatu peraturan baik itu Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan
Presiden (Perpres), Peraturan Daerah (Perda) dan aturan lainnya yang diatur dalam
undang-undang, sudah sesuai atau tidak dengan peraturan perundang-undangan yang ada
diatasnya. Oleh sebab itu yang diuji ialah isi/substansi/materi suatu peraturan perundangundangan, hak inilah yang disebut dengan hak judicial review (uji materi).
Institusi/ lembaga yang mengawal dan menjaga konstitusi secara yuridis formal,
biasanya mempunyai hak menguji secara material undang-undang, yakni menguji suatu
undang-undang apakah bertantangan dengan peraturan yang lebih tinggi yaitu UUD atau
tidak. Fungsi dasar institusi tersebut, adalah untuk menjaga dan mengawasi agar suatu
peraturan yaitu undang-undang tidak sampai melebihi atau bahkan mengurangi ketentuan
yang ada pada UUD, selain itu juga agar tidak sampai terjadi penyimpangan terhadap
UUD oleh si pembuat undang-undang atau peraturan lainnya. Dalam sistematika
ketatanegaraan RI hak tersebut diatas hanya dimiliki oleh mahkamah konstitusi, dan
bukan oleh mahkamah agung RI.
Beda halnya dengan mahkamah agung, mahkamah ini hanya diberikan wewenang
yang boleh dikatakan terbatas karena hanya menguji peraturan yang ada dibawah undangundang. Dengan kata lain, mahkamah agung hanya mempunyai kewenangan untuk
menetapkan sah atau tidaknya suatu peraturan dibawah undang-undang, dengan suatu
asumsi bahwa bertentangan dengan peraturan perundang-undang yang lebih tinggi
derajadnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem pembagian kekuasaan di negara Republik Indonesia jelas dipengaruhi oleh ajaran
Trias Politica yang bertujuan untuk memberantas tindakan sewenang-wenang penguasa
dan untuk menjamin kebebasan rakyat. Undang-undang Dasar 1945 menganut ajaran
Trias Politica karena memang dalam UUD 1945 kekuasaan negara dipisah-pisahkan, dan
masing-masing kekuasaan negara terdiri dari Badan legislatif, yaitu badan yang bertugas
membentuk Undang-undang, Badan eksekutif yaitu badan yang bertugas melaksanakan
undang-undang, Badan judikatif, yaitu badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan
Undang-undang, memeriksa dan megadilinya
Menurut UUD 1945 penyelenggaran negara pelaksanaannya diserahkan kepada suatu alat
perlengkapan negara seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa
B.
Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih
banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, dan kami juga butuh saran/ kritikan
agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa
sebelumnya.
http://lavenderpurplee.blogspot.com/2013/12/makalah-pkn-sistem-pemerintahan-ri.html