Anda di halaman 1dari 46

PAJAK DAERAH

UU No. 28 tahun 2009

What?! Definisi!
D
PAJAK DAERAH:
kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa
berdasarkan
Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan
Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

What?! Definisi!
D

RETRIBUSI DAERAH:
pungutan Daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
Badan.

Tujuan

Memberikan kewenangan yang lebih besar


kepada daerah
Meningkatkan akuntabilitas daerah
Memberikan kepastian bagi dunia usaha
mengenai jenis-jenis pungutan daerah

Jenis: Pajak Provinsi

Pajak Kendaraan Bermotor;


Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
Pajak Air Permukaan; dan
Pajak Rokok.

Jenis: Pajak Kabupaten/Kota

Pajak Hotel;
Pajak Restoran (termasuk katering/jasa boga);
Pajak Hiburan;
Pajak Reklame;
Pajak Penerangan Jalan;
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
Pajak Parkir;
Pajak Air Tanah;
Pajak Sarang Burung Walet;
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
6

Contoh Perhitungan Harga air


baku

Pembuatan sumur bor kedalaman 150 m = Rp.


150,000,000Biaya operasional selama 5 tahun =
Rp. 60,000,000 Jumlah = Rp. 210,000,000 Umur
produksi = 5 tahun Debit sumur = 50 m3 /
hari volume pengambilan air selama 5 TH =
5x365x50 = 91,250m3 Harga Air baku =
210,000,000/91,250 = Rp. 2,301/m3

Bagi Hasil Pajak Provinsi

Earmarking
Penerimaan beberapa jenis pajak daerah wajib dialokasikan (diearmark) untuk mendanai pembangunan sarana dan prasarana
yang secara langsung dapat dinikmati oleh pembayar pajak dan
seluruh masyarakat.
Pengaturan earmarking tersebut adalah:
10% dari penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor wajib
dialokasikan untuk pemeliharaan dan pembangunan jalan, serta
peningkatan sarana transportasi umum.
50% dari penerimaan pajak rokok dialokasikan untuk mendanai
pelayanan kesehatan dan penegakan hukum.
Sebagian penerimaan pajak penerangan jalan digunakan untuk
penyediaan penerangan jalan.
9

Objek Retribusi

Jasa Umum;
Jasa Usaha; dan
Perizinan Tertentu.

10

Objek Retribusi: Jasa Umum

Retribusi Pelayanan Kesehatan;


Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk
dan Akta Catatan Sipil;
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
Retribusi Pelayanan Pasar;
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

11

Objek Retribusi: Jasa Umum

Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;


Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;
Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;
Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

12

Objek Retribusi: Jasa Usaha

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;


Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
Retribusi Tempat Pelelangan;
Retribusi Terminal;
Retribusi Tempat Khusus Parkir;
Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
Retribusi Rumah Potong Hewan;
Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
Retribusi Penyeberangan di Air; dan
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

13

Objek Retribusi: Perizinan Tertentu

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;


Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
Retribusi Izin Gangguan;
Retribusi Izin Trayek; dan
Retribusi Izin Usaha Perikanan.

14

Pajak Bumi dan


Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan

15

What?! Definisi!
D
Pajak atas Bumi dan/atau Bangunan yang
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh
orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan.
(bandingkan dengan BPHTB dan PPhTB!)

16

What?! Definisi!
D

Bumi: adalah permukaan bumi yang meliputi


tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah
kabupaten/kota.
Bangunan: konstruksi teknik yang ditanam atau
dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau
perairan pedalaman dan/atau laut.

17

What?! Definisi!
D

Termasuk dalam pengertian bangunan:

jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks


bangunan, yang merupakan suatu kesatuan dengan
kompleks Bangunan tersebut;
jalan tol;
kolam renang;
pagar mewah;
tempat olahraga;
galangan kapal, dermaga;
taman mewah;
tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas,
pipa minyak; dan
menara.
18

Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB


Perdesaan dan Perkotaan

digunakan oleh Pemerintah dan Daerah untuk


penyelenggaraan pemerintahan;
digunakan
semata-mata
untuk
melayani
kepentingan umum di bidang ibadah, sosial,
kesehatan,
pendidikan
dan
kebudayaan
nasional, yang tidak dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan;
digunakan
untuk
kuburan,
peninggalan
purbakala, atau yang sejenis dengan itu;
19

Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB


Perdesaan dan Perkotaan (Cont.)

merupakan hutan lindung, hutan suaka alam,


hutan
wisata,
taman
nasional,
tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan
tanah negara yang belum dibebani suatu hak
digunakan oleh perwakilan diplomatik dan
konsulat berdasarkan atas perlakuan timbal
balik;
digunakan oleh badan atau perwakilan
organisasi internasional yang ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Keuangan.
20

Subjek Pajak/ Wajib Pajak

Orang atau badan yang secara nyata


mempunyai suatu hak atas Bumi, dan/atau
memperoleh manfaat atas Bumi, dan atau
memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh
manfaat atas Bangunan
Bagaimana jika subjek pajak BUKAN Pemilik?
Bagaimana jika BELUM JELAS siapa Wajib
Pajaknya? Dalam sengketa misalnya?
21

Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) yang


ditetapkan setiap 3 tahun sekali

Tarif: maksimal 0,3% dari DPP

DPP berdasarkan kondisi Objek Pajak per


1 Januari

22

Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

Contoh:
Kabupaten
menerapkan tarif sbb:

NJOP < Rp1.000.000.000 (satu milyar rupiah)


tarif sebesar 0,1%
NJOP >= Rp1.000.000.000 (satu milyar rupiah)
tarif sebesar 0,2%

Temanggung

23

Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

Contoh: Kabupaten Bantul menerapkan


tarif sbb:

NJOP <= Rp1.000.000.000 (satu milyar rupiah)


tarif sebesar 0,1%
NJOP > Rp1.000.000.000 (satu milyar rupiah)
tarif sebesar 0,2%

24

CARA MENGHITUNG
PBB =

TARIF
=

0,3%

DPPKP

x (NJOP NJOPTKP)

NJOP TANAH
NJOP BANGUNAN
NJOP T + B
NJOPTKP
NJOPKP
PBB TERUTANG (0,3%)

=
=
=
=
=
=

XXXX
XXXX +
XXXX
XXXX XXXX
XXXX

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi


jual beli yang terjadi secara wajar

Jika tidak terjadi transaksi jual beli:


NJOP ditentukan dengan membandingkan
harga dengan objek lain yang sejenis, atau
nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti.

26

Nilai Jual Objek Pajak Tidak


Kena Pajak (NJOPTKP)
Minimal Rp.10.000.000 untuk setiap
Wajib Pajak, ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
Contoh: Kabupaten Temanggung dan
Bantul menerapkan NJOPTKP sebesar
Rp.10.000.000 untuk setiap Wajib Pajak

27

Prosedur: Official Assessment


1. Pendaftaran
Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) harus diisi
dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani
dan disampaikan kepada Dirjen Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi letak Obyek Pajak, selambatlambatnya 30 hari setelah tanggal diterimanya SPOP
oleh Subyek Pajak.

2. Berdasarkan SPOP diterbitkanlah SPPT


Pajak yang terhutang berdasarkan SPPT harus
dilunasi selambat-lambatnya enam bulan sejak tanggal
diterimanya SPPT oleh Wajib Pajak.
28

Prosedur: Official Assessment


3. SKPD dikeluarkan Kepala Daerah dalam hal :

SPOP tidak disampaikan dan setelah ditegur


secara tertulis tidak disampaikan sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran;

Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan


lain ternyata jumlah pajak yang terhutang lebih
besar dari jumlah pajak yang dihitung berdasarkan
SPOP yang disampaikan oleh Wajib Pajak.

29

Prosedur: Official Assessment

30

Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah saat terutangnya


pajak (setelah dilakukan pemeriksaan/ berdasarkan
keterangan lainnya) Kepala Daerah dapat menerbitkan
SKPD Kurang Bayar (SKPDKB)
1) jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan
lain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;
2) jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah
dalam jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara
tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana
ditentukan dalam surat teguran;
3) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak
yang terutang dihitung secara jabatan.

Prosedur: Official Assessment

31

Sanksi administrasi untuk poin 1 dan 2:


2% sebulan untuk jangka waktu paling lama 24
bulan, dihitung mulai saat terutangnya pajak s.d.
diterbitkannya SKPDKB
Sanksi administrasi untuk poin 3:
kenaikan sebesar 25% dari pokok pajak
ditambah sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2% sebulan untuk jangka waktu paling
lama 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya
pajak s.d. diterbitkannya SKPDKB

Prosedur: Official Assessment

32

Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah saat


terutangnya
pajak
(setelah
diterbitkannya
SKPDKB ditemukan data baru/ belum terungkap)
Pemerintah Daerah dapat menerbitkan SKPD
Kurang Bayar Tambahan.
Sanksi administrasi: kenaikan 100% dari jumlah
kekurangan pajak, kecuali WP melaporkan sendiri
sebelum dilakukan pemeriksaan.

Prosedur: Official Assessment

33

Pemerintah Daerah menerbitkan Surat Tagihan Pajak


Daerah (STPD) jika:
a. Pajak yang terutang tidak/kurang dibayar
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan SPTPD terdapat
kekurangan pembayaran akibat salah tulis dan atau
salah hitung.
c. WP dikenakan sanksi administrasi berupa denda
dan atau bunga.
Sanksi administrasi: 2% sebulan untuk jangka waktu
paling lama 24 bulan, dihitung mulai saat terutangnya
pajak.

Prosedur: Official Assessment

34

Pajak yang terutang berdasarkan SPPT, SKPD,


SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan
Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah
pajak yang harus dibayar bertambah harus
dilunasi paling lama satu bulan sejak tanggal
diterbitkan.
Jika hal tersebut di atas tidak dilakukan pada
waktunya maka pajak yang terutang dapat ditagih
dengan Surat Paksa.

Contoh Soal

Bapak Azhari memiliki rumah dan tanah kosong yang


letaknya terpisah dengan rincian sebagai berikut:
Rumah
Luas tanah : 600 m2, NJOP-nya kelas A.1
Luas Bangunan: 200 m2, nilainya Rp250 juta
Tanah Kosong
Luas Tanah 1: 600 m2, nilainya Rp1.8 milyar
Luas Tanah 2: 400 m2, nilainya Rp1 milyar
BERAPA PBB Perdesaan dan Perkotaan masing2 objek
pajak yang menjadi kewajiban Bapak Azhari tersebut bila
NJOPTKP ditetapkan sebesar Rp12 juta?
35

Contoh Soal

Budi memiliki 2 objek pajak atas namanya yang terletak di


Pantai Indah Kapuk dan Bogor Nirwana dengan Nilai Jual
Objek Pajak (NJOP) sebagai berikut:
Rumah di Pantai Indah Kapuk, NJOP sebesar
Rp 3.000.000.000
Rumah di Bogor Nirwana, NJOP sebesar Rp
1.000.000.000
Berapakah total PBB yang terutang untuk tahun 2010
apabila diketahui besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak
Kena Pajak (NJOPTKP) adalah sebesar Rp 10.000.000?
36

PBB selain
Perdesaan dan Perkotaan
PMK NO.150/PMK.03/2010

37

Jenisnya

PBB Sektor Perkebunan


(Perdirjen Pajak No. PER - 64/PJ/2010)

PBB Sektor Perhutanan


(Perdirjen Pajak No. PER - 36/PJ/2011)

38

PBB Sektor Pertambangan

Objek Pajak PBB


Objek Pajak Sektor Perkebunan adalah objek pajak PBB yang
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
Badan, yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan yang
diberikan hak guna usaha perkebunan.
Objek Pajak Sektor Perhutanan adalah objek pajak PBB yang
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
Badan, yang digunakan untuk kegiatan usaha perhutanan yang
diberikan hak pengusahaan hutan.
Objek Pajak Sektor Pertambangan adalah objek pajak PBB
yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau Badan, yang digunakan untuk kegiatan usaha
pertambangan yang menjadi wilayah kerja atau wilayah kuasa
penambangan.

39

Standar Investasi Tanaman yang selanjutnya disingkat SIT


adalah jumlah biaya tenaga kerja, bahan dan alat yang
diinvestasikan untuk pembukaan lahan, penanaman, dan
pemeliharaan tanaman.
SPOP adalah surat yang digunakan oleh subjek pajak atau
Wajib Pajak untuk melaporkan data objek pajak Sektor
Perkebunan ke Direktorat Jenderal Pajak.
LSPOP adalah formulir yang dipergunakan oleh subjek pajak
atau Wajib Pajak untuk melaporkan data rinci Objek Pajak
Sektor Perkebunan. LSPOP smerupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari SPOP.

40

PBB Sektor Perkebunan


DPP PBB adalah NJOP Sektor Perkebunan yang merupakan
hasil penjumlahan antara perkalian luas areal perkebunan
dengan NJOP bumi/m2 dan perkalian luas bangunan dengan
NJOP bangunan/m2.
NJOP bumi/m2 merupakan hasil konversi nilai tanah/m2 ke
dalam klasifikasi NJOP bumi sebagaimana dimaksud dalam
PMK No. 150/PMK.03/2010.
NJOP bangunan/m2 merupakan hasil konversi nilai bangunan/m2
ke dalam klasifikasi NJOP bangunan sebagaimana dimaksud
dalam PMK No. 150/PMK.03/2010.
Nilai tanah sebagaimana dimaksud pada ayat sebelumnya
merupakan penjumlahan nilai dasar tanah dan SIT.

41

PBB Sektor Perkebunan

42

Pengenaan PBB Sektor Perkebunan untuk tahun pajak


2009 dan tahun pajak 2010 tetap berpedoman pada
Perdirjen Pajak No. PER-50/PJ/2008 tentang Pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan.
Perdirjen Pajak No. PER - 64/PJ/2010 ini mulai berlaku
pada tanggal 1 Januari 2011.

PBB Sektor Perhutanan

43

Bumi terdiri dari Areal Produktif, Areal Belum Produktif,


Areal Emplasemen, dan Areal Lainnya.
Bangunan merupakan konstruksi teknik yang ditanam atau
dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan,
yang terletak di dalam kawasan yang diberikan hak
pengusahaan hutan
Hak pengusahaan hutan meliputi izin usaha pemanfaatan
dan pemungutan hasil hutan dan izin lainnya yang sah
pada Hutan Produksi.

PBB Sektor Perhutanan

DPP PBB sektor perhutanan adalah NJOP yang merupakan hasil


penjumlahan antara perkalian luas bumi dengan NJOP bumi/m2
dan perkalian luas bangunan dengan NJOP bangunan/m2.
NJOP bumi/m2 merupakan hasil konversi nilai tanah/m2 ke dalam
klasifikasi NJOP bumi sebagaimana dimaksud dalam PMK No.
150/PMK.03/2010.
Nilai tanah/m2 merupakan hasil pembagian antara total nilai
tanah dengan total luas tanah.
NJOP bangunan/m2 merupakan hasil konversi nilai bangunan/m2
ke dalam klasifikasi NJOP bangunan sebagaimana dimaksud
dalam PMK No. 150/PMK.03/2010.
Nilai bangunan/m2 merupakan hasil pembagian antara total nilai
bangunan dengan total luas bangunan.
44

PBB Sektor Pertambangan

45

SE Dirjen Pajak No. SE - 18/PJ./2008


SE Dirjen Pajak No. SE - 48/PJ/2011

PBB - Kasus
Bagaimana jika WP memiliki lebih dari 1
Objek Pajak?

46

Anda mungkin juga menyukai