Anda di halaman 1dari 7

1.

Grafit
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan 1
2 (skala Mohs), berat jenis 2,1 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta tidak
mudah larut, kecuali dalam asam hidroflorik atau aqua regia mendidih. Proses
dekomposisi berlangsung lambat pada suhu 6000C dan dalam kondisi oksida
atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.Grafit adalah mineral yang
dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan metamorf. Secara kimia, grafit
sama dengan intan karena keduanya berkomposisi karbon, yang
membedakannya adalah sifat fisik. Intan dikenal sangat keras, langka, dan
transparan, sedangkan grafit agak lunak, mudah ditemukan, dan opak.Menurut
Kuzvart (1984) grafit dapat terjadi secara proses magnetik awal, kontak
magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual.Ada banyak kegunaan
industri grafit, seperti dalam bentuk kokas, yang digunakan dalam produksi baja,
sebagai pelumas untuk mesin dan mesin dan sebagai bahan menulis, dalam
bentuk timbal untuk pensil.

Gambar 1. Grafit
2.Diatomit
Diatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika, yang
secara geologi terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka
diatomea (fosil tumbuhan air atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal)
dan terendapkan di danau atau non marin. Diatomea berasosiasi dengan elemen
pengotor dan bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Elemen pengotor
diatomea tersebut yaitu abu vulkanik, larutan garam, lempung, senyawa
karbonat, pasir silica, dan unsur organik lainnya.
Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah pecah, dan abrasif,
densitas ruah 0,5 1 ton/m3, berat jenis, 2 2,3, porositas < 90%, dan
kandungan cangbangl 1,7 30 juta/cm3, dengan ukuran 0,001 0,4 mm.
Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan tetapi ada juga yang
berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang tergantung dari
unsur pengotornya. Secara kimia, komposisi utama diatomit adalah silika, tetapi
ada unsure lainnya seperti alumina, besi oksida, magnesium, sodium, potassium
oksida, titanium oksida, fosfat, dan kalsium oksida.

Potensi endapan diatomea di Indonesia tersebar di berbagai tempat, antara lain


di Sumatera Utara,Pulau Jawa dan Maluku Utara.
3.Fireclay
Fire clay adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk kristalnya
tidak sempurna, dengan mengandung sedikit mika atau ilit, kuarsa, dan mineral
lempung yang bersifat lunak dan tidak mempunyai perlapisan. Lempung
tersebut mempunyai nilai PCE >19, sehingga tahan terhadap suhu tinggi
(>15000 C) tanpa adanya pembentukan masa gelas. Fireclay terbentuk karena
soil yang tertimbun oleh sedimen lain di daratan atau cekungan lakustrin
ataupun delta yang umumnya mengandung batubara.
Penggunaan fire clay terutama untuk refraktori, isolator, dll.
Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
4. Bentonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam
dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis
lempung tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi,
mineral industri dan lain-lain.
Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium
silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah
lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat
ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earth
digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak.
Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tipe Wyoming (Na-bentonit Swelling bentonite)
Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan
ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan
kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar
matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi,
suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi
pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium (Na+).
b. Mg, (Ca-bentonit non swelling bentonite)
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap
terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai
sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi
koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ionion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking,
berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam

proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu.


Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P.
Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta
ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) .
Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasikmalaya,
Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di
Pangkalan Brandan; Sorolangun-Bangko; Boyolali.
Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor,
sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan
air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap.
Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu
atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan.
Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit dapat
dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah melalui pertukaran ion,
sehingga terjadi perubahan menjadi Na-bentonit dan diharapkan terjadi
peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut Agar mencapai
persyaratan sebagai bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada
penambahan polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi bentonit untuk
bahan lumpur bor.
5.Magnesit
Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya 1,74, cukup
kuat dan dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di udara tetapi tidak tahan
terhadap air laut, serta mudah terbakar. Jumlah mineral yang mengandung
magnesium tercatat sebanyak 244 buah. Magnesit dapat ditemukan dalam
mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan sedimen atau batuan
metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesit ditemukan
didalam batuan serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama
magnesium adalah talk, limonit, opal, dan kalsit.
Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam bentuk mineral, tetapi secara utuh
terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama Mn dan Ca yang
dapat menggantikan unsur Mg.
Magenesit sering digunakan untuk bahan refraktori, industri semen sorel, bahan
isolasi, pertanian, peternakan, industri karet, dll.
Mineral magnesit keterdapatannya berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga
cadangan magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan ubahan tersebut.
Batuan atau mineral yang mengandung mangnesit adalah dolomit (Ca
Mg(CO3)2, magnesit zedin (Mg CO3), epsonil (Mg So4) 7 H2O, dan brukit (Mg
(OH) 2.
Batuan dan mineral tersebut dapat ditemukan di DI. Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Irian Jaya.

6.Zirkon
Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah zirkon/zirkonium silika
(ZrO2.SiO2) dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO2). Kedua mineral ini dijumpai
dalam bentuk senyawa dengan hafnium. Pada umumnya zirkon mengandung
unsur besi, kalsium sodium, mangan, dan unsur lainnya yang menyebabkan
warna pada zirkon bervariasi, seperti putih bening hingga kuning, kehijauan,
coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap, sisitim kristal monoklin,
prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap lilin sampai logam, belahan
sempurna tidak beraturan, kekerasan 6,5 7,5, berat jenis 4,6 5,8, indeks
refraksi 1,92 2,19, hilang pijar 0,1%, dan titik lebur 2.5000C.
Zirkon terbentuk sebagai mineral asseccories pada batuan yang mengandung
Na-feldspa (batuan beku asam dan batuan metamorf). Jenis cebakannya dapat
berupa endapan primer atau endapan sekunder.
Kegunaann zirkon adalah untuk bahan baku elektronik, keramik.
Potensi zirkon menyebar di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau,
dan Kalimantan bagian barat. Potensi ini mengikuti penyebaran kasiterit, yang
dikenal dengan nama tin belt.

7.Korondum
Korundum yang berasal dari bahasa tamil korundam atau kristal aluminium
oksida dengan rumus kimia Al2O3, berdasarkan skala Mohs memiliki kekerasan
9, dengan berat jnis 3,95 4,10 serta densitasnya(4,02 g/cm). Warna dari
korundum ini sendiri sangatlah beragam karena dipengaruhi oleh zat pengotor
yaitu biru, merah, abu, coklat dan putih. Dan dalam hal penamaannya yang
berwarna merah biasanya disebut rubi, sementara selain dari warna merah
disebut safir. Proses terbentuknya korundum ini dari segregasi batuan bebas
silika yang terdapat pada batuan syenit nefelin atau pegmatit. Permata
merupakan korundum yang berwarna baik dan mempunyai kristal yang cukup
besar.
Dalam hal penggunaan korundum juga dipergunakan sebagai bahan abrasif dan
refraktori tinggi. Dalam hal penyebarannya di Indonesia korundum ini terdapat di
Kabupaten Barito unga Hulu, Sungai Busang (Kalteng), Simpang empat,
Martapura, dan Kabupaten Banjar (Kalsel).
8.Silimanit
Silimanit bisa juga disebut Bucholzite merupakan suatu polimorf dengan dua
mineral yang lain yakni kianit dan andalusit yang berasal dari golongan yang
sama yakni golongan silikatan. Suatu polimorf adalah dimana mineral-mineral
tersebut memiliki ikatan kimia yang sama satu sama lain, yang membedakan
ketiganya yakni struktur hablur atau biasa disebut sistem kristal yang dimiliki
masing-masing mineral. Variasi yang unik dari silimanit disebut " fibrolite".

Mineral Silimanit termasuk kedalam pelitic rocks ( yakni batu yang mengandung
unsur Si, Al, Fe,Mg,K, Ca,Na ).
Mineral silimanit umumnya berbentuk prismatik pendek, kompak atau bisa juga
ditemukan dalam bentuk granular. Silimanit biasanya ditemukan dengan bentuk
massif yang berserat (benang benang, contoh : asbestos ). Mineral silimanit
merupakan mineral hasil ubahan atau biasa disebut sebagai mineral alterasi
yang dapat terbentuk oleh adanya proses metamorfisme dari suatu batuan.
Silimanit umum digunakan sebagai mineral indeks pada batuan metamorf. Dan
pada umumnya juga banyak terdapat pada batuan metamorf yang jenisnya
gneis dan sekis dan juga terdapat pada batuan pegmatit.
kimia dari Silimanite dikatakan mirip dengan mineral yang polimorf dengannya
yakni mineral Andalusite dan mineral Kaoninite. Formula kimia dari mineral
silimanit adalah Al2OsiO4 = Al8Si4O16 = Al2O3.SiO2.
Formula diatas adalah formula ideal untuk silimanit. Tetrahedra silikon-oksigen
dalam silimanit dipisahkan oleh aluminium dalam koordinasi tetrahedral. Mineralmineral alam dalam group ini dapat bermacam-macam komposisinya dan
termasuk Kianit, dengan masa jenis = 3,59 g/mm3, Silimanit, = 3,08 g/mm3,
dan Andalusit, = 3,18 g/mm3. Ketiganya terkenal dengan nama bahan tahan
api aluminosilikat, dengan titik lebur sekitar ~ 1800 derajat C. Akhirnya semua
transformasi menjadi mulit + silika melalui perlakuan panas (catatan dimana
masa jenis dari akibat mulit hanya sekitar 3,20 g/mm3, mengacu ke pernyataan
dibawah ini):
3(Al2O3.SiO2) 3Al2O3.2SiO2 + SiO2
2(Al2O3.SiO2) -> 2Al2O3.SiO2 + SiO2
Namun struktur eksak dari mineral ini tidak jelas. Ketidakjelasan muncul dari
koordinasi yang diduga dari Al (6, 4 atau mungkin 5). Satu variasi dari Silimanit
adalah Topas, Al2F2SiO4. ada umumnya digunakan di dalam manufaktur sebagai
bahan porselin untuk refraktori. dari busi dll, sebagai suatu batu-permata dan
sebagai spesimen-spesimen mineral.

8.Kianit
kyanite (Al2SiO5) adalah trimorphous dengan andalusite (Al2SiO5)
dan sillimanite (Al2SiO5).Trimorphous berarti memiliki rumus kimia dasar yang
sama tetapi memiliki struktur kristal yang berbeda. Kyanitememiliki struktur
kristal Triclinic - Pinacoidal, andalusite memiliki struktur kristal Orthorhombic
dan silimanitememiliki sistem kristal Orthorhombic-Dipyramidal.

Bahan galian mineral keramik meliputi pasir kuarsa, bond clay, perlif, dan kaolin.
Pasir kuarsa banyak ditemukan di Jawa Timur, Kalimantan Barat, Riau, P. Bangka,
dan Papua. Perlif banyak ditemukan di P. Sumbawa dan Lampung. Kaolin banyak
ditemukan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
1.Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan
batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil
pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan
di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2,
CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada
senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur
17150C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas
12 1000C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas,
baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan
baku utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel,
mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas
dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor,
industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain
sebagainya.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain
terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan,
dan Pulau Bangka dan Belitung.Kegunaan :
1.Pada pengolahan air untuk penjernihan dengan menyerap lumpur, tanah,
sedimen
2. Pada industri bahan abrasit yaitu amplas/sand blasting
3. Bahan utama industri bentuk silika tepung/silika flour yaitu untuk gelas/kaca,
semen, tegel/mosaik/keramik.
6. Bahan campuran sebagai bahan pengeras pada industri karet/ban/cat
2.Bondclay
Ball clay adalah jenis lempung yang tersusun dari mineral kaolinit yang bentuk
kristalnya tidak sempurna, ilit, kuarsa dan mineral lain yang mengandung
karbon. Apabila sifat-sifat fisik ball clay tersebut lebih rendah dari standart maka
lempung tersebut disebut bond clayond Clay termasuk tanah liat sekunder atau
sedimen yang merupakan jenis tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik yang
berpindah jauh dari batuan induknya karena tenaga eksogen, dan dalam
perjalanan bercampur dengan bahan-bahan organik maupun anorganik sehingga

merubah sifat-sifat kimia maupun fisika tanah liat tersebut. Bond clay yang
bersifat plastis dan tahan panas, banyak digunakan untuk:
a.
b.

Bahan industri keramik dan bata tahan api


Campuran makanan ternak (pelet)

Dalam pembuatan badan keramik Ball clay berfungsi sebagai penambah plastis
sedangkan dalam glasir sebagai pengikat. Ball clay biasanya digunakan untuk
pembuatan keramik putih yang memiliki plastisitas tinggi dan tegangan patah
yang baik.
.
3.Perlif
4.Kaolin

Anda mungkin juga menyukai