Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Analisa
Konsentasi auksin paling tinggi adalah terdapat pada bagian ujung batang
Dan pada bagian akar konsentrasi auksin juga tinggi walaupun tidak setinggi
konsentrasi auksin dibagian ujung batang
BAB II
Anabolisme dan Katabolisme
Table perbedaan anabolisme dan katabolisme
BAB IV
Persilangan mendell
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme
yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya. Hukum ini terdiri dari
dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum
Pertama Mendel
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga
dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel
1. Hukum I Mendell
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel
kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Pada gambar 2,
sifat dominannya
adalah bentuk
buntut (pendek
dengan genotipe
SS dan panjang
dengan genotipe
ss) serta warna kulit
(putih dengan
genotipe bb dan
coklat dengan
genotipe BB). Gamet
induk jantan
yang terbentuk adalah
Sb dan Sb,
sementara gamet
induk betinanya
adalah sB dan sB
(nampak pada
huruf di bawah
kotak).
Kombinasi gamet ini
akan membentuk
4 individu pada
tingkat F1
dengan genotipe SsBb
(semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk
individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan
catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam
kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan
panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB
atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah
12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4.
Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:
SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.
Bab III
Substansi Heriditas
Gambar DNA
Gambar RNA
Fungsi
Golongan pirimidin :
cytosine(C/S) dan timin(T)
sintesis protein
sintesis RNA
sintesis protein
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan mitosis dan meiosis adalah
sebagai berikut
Pembeda
Pembelahan
Hasil
Mitosis
1 tahap pembelahan
2 sel anak yang identik
Meiosis
2 tahap pembelahan
4 sel anak yang berbeda
Selain perbedaan di atas, perbedaan antara mitosis dan meiosis yang lain adalah sebagi
berikut
Pembeda
Tempat
Tujuan
Mitosis
Sel somatic/sel tubuh
Pertumbuhan dan
mengganti sel yang rusak
Meiosis
Sel gonad/sel kelamin
Membentuk sel kelamin
BAB V
Mutasi
Bibir Sumbing
DEFINISI
Celah Bibir dan Celah Langit-langit adalah suatu kelainan bawaan yang terjadi
pada bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut.
Celah bibir (Bibir sumbing) adalah suatu ketidaksempurnaan pada
penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat dibawah hidung.
Celah langit-langit adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit
mulut dan menuju ke saluran udara di hidung.
PENYEBAB
Celah bibir dan celah langit-langit bisa terjadi secara bersamaan maupun
sendiri-sendiri. Kelainan ini juga bisa terjadi bersamaan dengan kelainan bawaan
lainnya.
Faktor penyebabnya adalah factor heriditer, factor heriditer ini berarti
menyangkut gen penyebab bibir sumbing yang dibawa penderita, hal ini berupa:
mutasi genetik atau teratogen (zat yang dapat menyebabkan kelainan
pada janin, contohnya virus atau bahan kimia).
Kelainan kromosom : 75% dari factor keturunan resesif dan 25% bersifat
dominan
Selain tidak sedap dipandang, kelainan ini juga menyebabkan anak mengalami
kesulitan ketika makan, gangguan perkembangan berbicara dan infeksi telinga.
Faktor resiko untuk kelainan ini adalah riwayat celah bibir atau celah langitlangit pada keluarga serta adanya kelainan bawaan lainnya.
tingkat kelainan bibir sumbing
Tingkat kelainan bibir sumbing
1. Unilateral incomplete : celah bibir sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir
dan tidak memanjang hingga ke hidung
2. Unilateral complete
: apabila celah bibir sumbing terjadi hanya di salah
satu sisi bibir, tapi memanjang sampai ke hidung.
3. Bilateral complete
: apabila celah bibir sumbing terjadi pada ke dua
sisi bibir dan memnjang hingga ke hidung.
Berikut gambar tingkat kelainan bibir sumbing