(mutu kwalitas 2) bisa ditingkatkan dengan diolah lebih menarik. Olahan ini akan
menambah usaha budidaya lebih produktif dan sustainable. Salah satu contoh
olahan dari rumput laut adalah kerupuk rumput laut.
kerupuk adalah salah satu makanan khas Indonesia yang sangat diminati
banyak orang baik dari golongan menengah kebawah hingga menengah ke atas,
mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Kerupuk dibuat dari bahan-bahan
sederhana tapi membuat setiap makanan terasa lengkap. Kerupuk Rumput Laut
adalah makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung tapioka dan tepung terigu
yang diramu dengan bahan tambahan berupa rumput laut dan penambahan
bumbu-bumbu sebgai perasa. Kelebihan dari kerupuk rumput laut yaitu memiliki
rasa gurih yang khas, renyah dan juga mempunyai manfaat bagi kesehatan tubuh
manusia.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pemberian air
yang optimal dalam pembuatan kerupuk rumput laut metode cair.
Tinjauan Pustaka
Kerupuk merupakan salah satu produk pangan yang berasal dari Indonesia,
terbuat dari tepung tapioka atau pati sagu (Yu, 1991), dicampur dengan bahan
tambahan pangan dan dilakukan penggorengan dengan minyak sebelum disajikan.
Bahan dasar tersebut pada umunya memiliki kualitas gizi yang kurang baik
terutama pada kandungan protein, sehingga diperlukan penambahan bahan lain
yang tinggi protein untuk meningkatkan nilai gizinya (Kusharto, 1982).
Kerupuk Rumput Laut adalah makanan ringan yang terbuat dari adonan
tepung tapioka dan tepung terigu yang diramu dengan bahan tambahan berupa
rumput laut dan penambahan bumbu-bumbu sebgai perasa. Kelebihan dari
kerupuk rumput laut yaitu memiliki rasa gurih yang khas, renyah dan juga
mempunyai manfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk rumput
laut adalah sebagai berikut :
Rumput laut
Menurut Doty (1985), Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis
rumput
laut
merah
(Rhodophyceae)
dan
berubah
nama
:Plantae
Divisi
:Rhodophyta
Kelas
:Rhodophyceae
Ordo
:Gigartinales
Famili
:Solieracea
Genus
:Eucheuma
Species
:Eucheuma cottoni
Tepung tapioka
Tepung tapioka adalah pati yang diperoleh dari ekstraksi ubi kayu melalui
Bawang merah
Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) merupakan salah satu rahasia
kelezatan kuliner Asia tenggara pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.
Hampir semua jenis masakan menggunakan bawang merah (Allium cepa var.
ascalonicum) ini sebagai salah satu bahan bumbu. Memang, dengan
menambahkan bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum), cita rasa masakan
akan lebih nikmat, kuat dan khas. Tapi di luar peranannya sebagai bumbu
masakan, manfaat bawang merah ini ternyata cukup kompleks utamanya yang
berkaitan dengan masalah kesehatan (Anonim5 , 2014).
Bawang putih
Bawang putih (Allium sativum) adalah herba semusim berumpun yang
Merica
Buah lada hitam mengandung bahan aktif seperti amida fenolat, asam
fenolat, dan flavonoid yang bersifat antioksidan sangat kuat. Selain mengandung
bahan-bahan antioksidan, lada hitam juga mengandung piperin yang diketahui
berkhasiat sebagai obat analgesik, antipiretik, anti inflamasi, serta memperlancar
proses pencernaan (Meghwal dan Goswami, 2012). Senyawa amida (piperin)
berupa kristal berbentuk jarum, berwarna kuning, tidak berbau, tidak berasa,
lama-kelamaan pedas, larut dalam etanol, asam cuka, benzena, dan kloroform
(Amaliana, 2008).
Gula
Gula pasir atau gula putih telah menjadi bahan makanan pokok dalam
berbagai makanan seperti kue, permen, biskuit atau beberapa minuman. Gula
putih ini berasal dari tebu dan juga tanaman bit atau umbi-umbian (Adipedia,
2011). Gula digunakan pada berbagai produk makanan. Selain pemberi rasa manis
gula dalam konsentrasi tinggi berperan sebagai pengawet. Konsentrasi gula yang
tinggi (70%) sudah dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak makanan
(Estiasih dan Ahmadi, 1998).
Garam
Garam khususnya garam dapur (NaCl) akan dapat menghasilkan berbagai
Penyedap rasa
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988
tentang Bahan Tambahan Makanan, Penyedap rasa dan aroma, Penguat rasa
adalah bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambahkan atau
mempertegas rasa dan aroma. Penyedap rasa dan aroma (flavor) terdiri dari 75
jenis. Ini dapat dilihat di PERMENKES No.722/Menkes/Per/IX/88. Contoh: Alil
Isotiosianat, Alil Kaproat, Alil Sikloheksil, dan lain-lain. Dalam peraturan
makanan dunia dan Indonesia, Monosodium Glutamate (MSG) tidak ditetapkan
batas konsumsi hariannya (Acceptable Daily Intake Not Specified), karena aman
untuk dikonsumsi bersama makanan sehari.
Telur
Menurut Sudaryani (2003), telur mempunyai kandungan protein tinggi dan
mempunyai susunan protein yang lengkap, akan tetapi lemak yang terkandung
didalamnya juga tinggi. Secara umum telur ayam & telur itik merupakan telur
yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat karena mengandung gizi yang
melimpah, telur sangat bagus dikonsumsi oleh anak anak dalam masa
pertumbuhan.
Baking powder
Pengembang
merupakan
bahan
kimia
yang
digunakan
untuk
bahan pengembang adalah soda kue dan baking powder (Estiasih dan Ahmadi,
1998).
Terasi
Terasi adalah bahan penyedap makanan dan biasanya digunakan dalam
pembuatan sambal yang sudah dikenal tidak hanya di Indonesia khususnya pulau
Jawa, tetapi juga dikenal di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Laos dan
sebagainya (Hadiwiyoto, 1993). Terasi merupakan salah satu produk hasil
perikanan yang dibuat melalui proses fermentasi. Ada dua macam terasi
diperdagangkan di pasar, yaitu terasi udang dan terasi ikan.
METODOLOGI
Praktikum Gizi Ikani yang berjudul Pembuatan Kerupuk Rumput Laut
Metodo Cair dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29 September 2015 pukul
08.00 wib, serta uji organoleptik kerupuk rumput laut dilakukan pada hari senin
tanggal 02 Oktober 2015 pukul 13.00 wib. Adapun praktikum Proses Pembuatan
Kerupuk Rumput Laut Metode Cair dilakukan di Laboratorium TPHP, Jurusan
Perikanan, Fakultas Pertanian, Universita Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Gizi Ikani dalam pembuatan
kerupuk rumput laut adalah panci, kompor, baskom, cetakan, nampan, pisau dan
penggorengan. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain rumput laut
100 gr, tepung tapioka 200 gr, bawang merah 7,5 gr (2,5%), bawang putih 7,5 gr
(2,5%), merica 0 gr (0%), gula 6 gr (2%), garam 7,5 (2,5%), penyedap rasa 1,5 gr
(0,5%), telur 15 gr (0,5%), baking powder 1,5 gr (0,5%) dann terasi 1,5 gr (0,5%).
Adapun prosedur kerja pada praktikum pembuatan kerupuk rumput laut
metode cair adalah timbang bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan
takaran yang sudah ditentukan. Selanjutnya buat adonan encer dengan cara
memasukan bahan-bahan yang digunakan kedalam baskom dan tambahkan air
sesuai dengan perlakuan yang digunakan (kelompok 5 menggunakan air dengan
konsentrasi 90%). Masukan adonan yang sudah jadi kedalam cetakan persegi
empat dengan kapasitas satu cetakannya berisi 7-8 sendok adonan. Lakukan
pengukusan adonan selama kurang lebih 10 menit. Potong adonan kerupuk yang
sudah dingin menjadi bentuk persegi panjang. Jemur kerupuk yang sudah
dipotong selama 3 hari. Lakuka uji organoleptik.
Adapun diagram alir dari proses pembuatan kerupuk rumput laut metode
cair adalah sebagai berikut :
Siapkan alat dan bahan
Penjemuran (3hari)
Penggorengan
Uji Organoleptik
Gambar 1. Diagram alir pembuatan kerupuk rumput laut metode cair
Hasil dan Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai pembuatan kerupuk rumput
laut metode cair terdapat 4 jenis pengamatan yang akan dibahas dalam praktikum
ini, yaitu perlakuan terbaik dari parameter rasa, aroma, tekstur dan warna dengan
perbedaan perlakuan jenis tepung yang digunakan. Berikut adalah perlakuan
terbaik dari tiap param
Rasa
4
3.8
3.6
3.4
3.2
3
3.77
3.7
3.27
3.33
3.48
Rasa
3.28
4
Gambar 2. Grafik batang uji organoleptik kerupuk rumput laut parameter rasa
Dari histogram batang yang didapatkan diperoleh nilai tertinggi untuk uji rasa
pada kerupuk rumput laut terdapat pada kelompok 4 dengan nilai hedonik 3,7667
dan terendah pada kelompok 2 dengan nilai hedoniknya 3,2667. Kadar air yang
digunakan sesuai sehingga kerupuk yang dihasilkan tidak berasa terlalu asin.
Aroma
3.6
3.5
3.4
3.29
3.27
3.2
3
3.03
3.07
3.1
Aroma
2.8
2.6
1
Gambar 3. Grafik batang uji organoleptik kerupuk rumput laut parameter aroma
Dari histogram batang yang didapatkan diperoleh nilai tertinggi untuk uji
aroma pada kerupuk rumput laut terdapat pada kelompok 1 dengan nilai hedonik
3,5 dan terendah pada kelompok 2 dengan nilai hedoniknya 30333. Hal ini
disebabkan proses pengeringan yang terjadi berlangsung cepat sehingga aroma
yang dihasilkan tidak berbau.
Tekstur
4
3.43
2.97
3.5
3.7
3.31
3.03
Tekstur
2
1
0
Gambar 4. Grafik batang uji organoleptik kerupuk rumput laut parameter tekstur
Dari histogram batang yang didapatkan diperoleh nilai tertinggi untuk uji
tekstur pada kerupuk rumput laut terdapat pada kelompok 4 dengan nilai hedonik
3,7 dan terendah pada kelompok 2 dengan nilai hedoniknya 2,9667. Hal ini
disebabkan proses penggorengan menggunakan suhu tinggii yang sesuai sehingga
kerupuk yang dihasilkan mengembang dengan baik dan tekstur yang dihasilkan
lebih renyah.
Warna
4
3
3.53
2.77
3.2
3.73
3.21
3.1
Warna
2
1
0
1
Gambar 5. Grafik batang uji organoleptik kerupuk rumput laut parameter warna
Dari histogram batang yang didapatkan diperoleh nilai tertinggi untuk uji
warna pada kerupuk rumput laut terdapat pada kelompok 4 dengan nilai hedonik
3,7333 dan terendah pada kelompok 2 dengan nilai hedoniknya 2,7667. Hal ini
disebabkan waktu penggorengan yang dilakukan oleh kelompok 4 tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lama sehingga warna yang dihasilkan lebih menarik.
Kesimpulan dan Saran
Dari praktikum yang dilakukan kita dapat mengetahui tata cara pembuatan
kerupuk rumput laut dengan perbedaan kadar air tiap kelompok. Kitapun dapat
Pembuatan adonan
Pencetakan adonan
Tabel Anova
Sum of
RASA
Between Groups
Within Groups
Total
AROMA
Between Groups
Within Groups
Total
WARNA
Between Groups
Within Groups
Total
TEKSTUR Between Groups
Within Groups
Total
Squares
7.126
115.735
122.861
4.701
125.277
129.978
17.276
106.968
124.244
12.003
121.308
133.311
N
30
29
30
31
30
30
05
1
2
3.2667
3.2759
3.3333
3.3333
3.4839
3.4839
3.7000
3.7000
3.7667
.067
.061
N
30
30
29
30
31
30
= .05
1
3.0333
3.0667
3.1034
3.2667
3.2903
3.5000
.063
Df
Mean Square
5
1.425
174
.665
179
5
.940
174
.720
179
5
3.455
174
.615
179
5
2.401
174
.697
179
F
2.143
Sig.
.063
1.306
.264
5.620
.000
3.443
.005
KERUPUK
E
A
D
B
F
C
Sig.
N
30
31
30
29
30
30
1
2.7667
3.0968
.105
3.2000
3.2069
3.5333
.122
N
30
31
29
30
30
30
3.5333
3.7333
.325