Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
01. Pengantar :
Kurikulum Minimal Pengembangan Wawasan dan Sikap Ilmiah, merupakan penyesuaian
yang diambil dari kurikulum Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) yang
dikeluarkan direktorat kemahasiswaan direktorat jenderal pendidikan tinggi di departemen
pendidikan dan kebudayaan tahun 1996. Hal ini dilakukan mengingat kondisi dan kemampuan
setiap perguruan tinggi yang beragam. Oleh karenanya, perlu ditetapkan kurikulum minimal,
yang dapat dilaksanakan dalam waktu yang lebih singkat.
Kurikulum minimal pelatihan pengembangan wawasan dan sikap ilmiah, memerlukan
waktu 14 jam, yang terdiri dari 4 (empat) modul. Kurikulum ini masih dapat materinya ditambah
oleh perguruan tinggi penyelenggara, dengan memasukkan materi-materi sebagai kurikulum
local, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perguruan tinggi masing-masing.
Tujuan dari pelatiah pengembangan wawasan dan sikap ilmiah ini diberikan pada
mahasiswa baru dengan maksud agar para mahasiswa baru dapat mempersiapkan dan
menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia kemahasiswaan. Dunia kemahasiswaan,
merupakan dunia yang berbeda dengan dunia sebelumnya ketika mereka masih sekolah lanjut
tingkat atas (SLTA).
Para mahasiswa antara lain, dituntut untuk dapat belajar lebih aktif dan mandiri.
Misalnya, dapat menentukan sendiri beban studi atau lamanya waktu studi diperguruan tinggi
sesuai dengan kemampuannya dan factor lainnya.
03. Peserta : Peserta dari Pelatihan Pengembangan Wawasan dan Sikap Ilmiah adalah
seluruh Mahasiswa Baru
2.
3.
Modul/Materi
Topik/Kegiatan
Sifat Kritis
Keterampilan berkomunikasi
Metode
Waktu
*) Pembukaan
30 menit
1. Persepsi
90 menit
2. Kesalahan-kesalahan
Experimen
90 menit
berpikir
Latihan
1. Mendengar aktif
Latihan
90 menit
2. Berbicara efektif
Latihan
90 menit
60 menit
Experimen
120 menit
Konsekuensi
4.
Pengenalan dan
60 menit
Pengembangan Diri
2. Pengembangan diri
60 menit
120 menit
experimen
30 menit
Jumlah
14 jam
Pokok Bahasan
1. Persepsi
2. Keslahan-kesalah Berpikir
Materi/Proses Penyampaian
Pelaksanaan modul ini terdiri dari kegiatan-kegiatan
1. Experimen Persepsi
2. Larihan Kesalahan-kesalan Berpikir
Modul 1 Kegiatan 1
Experimen Persepsi
Sasaran Belajar :
a. Mahasiswa menyadari bahwa perbedaan pendapat terjadi karena adanya perbedaan persepsi
b. Mahasiswa memahami bahwa perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh persepsinya
terhadap rangsang stimulus yang ada
c. Mahasiswa memahami bahwa persepsi dipengaruhi oleh kebutuhan system nilai,dll yang
kemudian akan menghasilkan suatu stimulus
d. Mahasiswa memahami dan mengerti bahwa halyang dipersepsinya, belum tentu betul/tepat.
e. Mahasiswa mengerti dan memahami bahwa persepsi dapat berbeda
waktu 2 jam (120 menit)
Peralatan :
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com
Proses :
1. Pleno (15 menit)
* Pemandu menjelaskan bahwa tuuan eksperimensasi ini adalah membantu mahasiswa untuk
memahami arti persepsi
* Pemnadu membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 orangdan menjelaskan
kasus tertentu, kemudian menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang tersedia.
2. Kerja Mandiri (15 menit)
* Mahasiswa diminta mengerjakan tugas persepsi secara mandiri
3. Kerja kelompok (45 menit)
* Mahasiswa mendiskusikan hasil kerja mansiri untuk mencari kesepakatan menjadi hasil
kerja kelompok.
4. Pleno (45 menit)
* Pemandu mempersilahkan juru bicara kelompok menyampaikan hasil kerja
* Pemansu kemudian memimpin diskusi pleno untuk membahas hasil pekerjaan masingmasing kelompok
* Pemansu menyajikan salah satu contoh gambar yang mengacu pada masalah persepsi
Modul 1 kegiatan 2
Kesalahan-kesalahan berpikir
Sasaran belajar
Proses
1. Pleno (15 menit)
* Pemandu menjelaskan bahwa tujuan latihan ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam
proses menemukan kesalahan-kesalahan berpikir
* Pemandu membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 orang, dan
menjelaskan bahwa tugas kelompok adalah membaca petunjuk daftar pertnyaan mengenai
renungan logika, kemudian menyelesaikan dafta pertanyaan yang tersedia
2. Kerja Mandiri (15menit)
* Mahasiswa diminta mengerjakan daftar pertanyaan renungan logika secara mandiri
3. Kerja Kelompok (45 menit)
* Mahasiswa diminta mendiskusikan hasil kerja mandiri di dalam kelompok dan
menghasilkan jawaban-jawaban kelompok
4. Pleno (45 mebit)
* Pemandu mempersilahkan juru bicara kelompok menyampaikan hasil kerjanya
* Pemandu kemudian menyampaikan diskusi pleno untuk membahas hasil kerja masingmasing kelompok
* Pemandu menampilkan jawaban kunci dari daftar pertanyaan renungan logika
* Pemandu merangkum hasil diskusi untuk menjelaskan beberapa kesalahan berpikir yang
sering terjadi. Misalnya, analogi yang salah, over generalisasi, analogi sesat
Pokok Bahasan:
1. Mendengar aktif
2. Berbicara efektif
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com
Metode/Proses penyampaian
Pelaksanaan modul ini akan terdiri dari kegiatan-kegiatan:
1. Mendengar aktif
2. Berbicara efetif
Modul 2 Kegiatan 1
Latihan mendengar aktif
Sasaran belajar
a. Mahasiswa terlatih/terbiasa untuk mendengar dengan aktif
b. Mahasiswa terbiasa/terlatih untuk menerima pendapat orang lain
c. Mahasiswa mamapu menyampaikan/merangsangkan hasil dari mendengar dengan aktif
d. Terbiasa untuk tetap aktif berpikir selama mendengar
Proses
1. Pleno (15 menit)
* Pemandu menjelaskan bahwa tujuan latihan ini adalah untuk melatih mahasiswa agar
terlatih atau terbiasa untuk mendengar atau menerima pendapat orang lain
* Pemandu membentuk kelompok yang terdiri dari 4-6 orang, dengan pembagian 3orang yang
akan berdialog, 2 orang observer.
* Pemandu menjelaskan prinsip-prinsip untuk mendengar aktif
2. Kerja Kelompok (30 menit)
* Mahasiswa melaksanakan permainan peran dalam bentuk dialog suatu permasalahan yang
terjadi di antara 3 orang pemeran, sedangkan 2 orang lain bertindak sebagai pengamat.
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com
3. Pleno (45menit)
* Pemandu mempersilahkan salah seorang observer dari setiap kelompok akan hasil
pengamatannya dari dialog yang terjadi di dalam kelompoknya
* Pemimpin memimpin diskusi pleno dari hasil pengamatan observer dari masing-masing
kelompok
* Pemandu menjelaskan hal-hal yang penting dalam melakukan kegiatan mendengar aktif tsb.
Pleno 1
Penjelasan: tentang bagaimana cara mendengarkan aktif
Misalnya : - tidak memutus/memotong pembicaraan
- tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan
- tidak terlalu cepat mengajukan pertanyaan
Modul 2 kegiatan 2
Latihan Berbicara Efektif
Sasaran Belajar
a. Mahasiswa dapat mengemukakan pendapatnya dengan ringkas, jelas dan terarah
b. Mahasiswa mampu mengemukakan pendapatnya dalam struktur kalimat yang efektif dan
mudah dipahami
Perlengkapan siding
Proses
1. Sidang Pleno (15 menit)
* Pemandu menjelaskan prinsip-prinsip berbicara efektif :
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com
Penjelasan Pemandu
Latihan berbicara efektif
- Menjelaskan arti
- Menata urutan penyelesaian
- Menyeleksi informasi
- Membuang hal yang tidak perlu dijelaskan
- Memilih kata yang tidak menimbulkan keragaman
- Memilih kata yang tidakh menimbulkan dampak emosi yang merugikan
Hasil pengamatan latiha bicara dari masing-masing kelompok
Pemandu menjelaskan hal-hal yang perlu dalam kaitannya denga pola berbicara efektif
Metode/proses penyampaian
1. Ceramah
2. Experimen dan diskusi
Modul 3 kegiatan 1
Dasar konsep erpikir prestatif (A-K-U)
Sasaran belajar :
Mahasiswa mengerti dan memahami pola pikir prestatif
Mahasiswa mengetahui tentang ciri-ciri tujuan yang bersifat prestatif (Cara berpikir
prestatif)
Mahasiswa mengetahui cara-cara mencapai tujuan
Waktu : 60 menit
Peralatan :
1. White board/flipchart
2. ATK
Modul 3 kegiatan 2
Experimen Sasaran Resiko dan Konsekuensi
Sasaran Belajar :
1. Mahasiswa dapat mengenali makna berpikir prestatif
2. Mahasiswa dapat mengenali usaha dana keberhasilan dalam pola berpikir prestatif
Waktu :120 menit
Peralatan
1. Bola pimpong 6 buah
2. Keranjang plastic
3. White board/flipchart
4. ATK
Proses
1. Pleno (10 menit)
* Pemandu menjelaskan kegaitan permaianan
* Pengantar eksperimen (terlampir)
2. Eksperimen (50 menit)
* Pemandu memimpin kegiatan permainan
3. Kerja Mandiri (10 menit)
* Mahasiswa diminta untuk mengisi lembar pertanyaan untuk pengantar diskusi
4. Pleno (50 menit)
* Pemandu memimpin kegiatan diskusi
* Pemandu merangkum makana prestasi, usaha keberhasilan
* Pemandu menutup kegiatan
Modul 4 kegiatan 1
Lingkup Pengenalan Diri
Sasaran Belajar
1. Mahasiswa memahami dan mengenali potensi dirinya
2. Mahasiswa memahami akan kelemahan/ kekurangannya
Waktu : 60 menit
Peralatan :
1. Whiteboard/flipchart
2. ATK
Proses :
1. Pleno (30 menit)
* Pemandu memeberikan ceramah (jenderal johari) latihan 15 menit kerja mandiri
* Mahasiswa diminta untuk menuliskan tentang dirinya (menuliskan potensi mauapun
kelemahan yang dimilikinya dan bukan segi fisiknya )
2. Pleno (15 menit)
* Pemandu mendiskusikan tentang hasil dari kerja mandiri mahasiswa
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com
Modul 4 kegiatan 2
Pengembangan Diri
Sasaran Belajar
1. Mahasiswa mampu membuat rencana pengembangan diri sesuai dengan potensi dan kendalakendala yang dimilikinya
2. Mahasiswa dapat memilih beban studinya
3. Mahasiswa dapt menentukan waktu studinya
Waktu : 60 menit
Peralatan :
1. Whiteboard/flipchart
2. ATK
Proses :
Pleno (15 menit)
* Pemandu memberikan ceramah (jenderal johari) latihan (30 menit)
* Mahasiswa diminta utnuk menuliskan cirri-ciri temannya yang diketahui (bukan ciri-ciri
fisiknya)
* Pemandu mendiskusikan tentang hal-hal yang diungkapkan oleh temannya
* Menjelaskan dalam kaitannya dengan feedback dari orang lain
Modul 4 kegiatan 3
Pribadi dan Organisasi
Sasaran Belajar
1. Mahasiswa memahami makna organisasi
2. Mahasiswa memahami bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu organisasi
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com
Uraian kegiatan
Pengantar
Tujuan
- Manajemen pribadi
Peserta
Pemandu/pemberi
- Staf edukatif/mahasiswa
materi
Keterangan
Pengertian :
Konsep AKU adalah rangkuman terpadu dari teori-teori psikologi khususnya yang berkaiatan
dengan cara-cara mengembangkan diri. Konsep ini diilhami oleh kesadaran bahwa hampir
seluruh tingkah laku manusia pada dasaranya adalah usaha untuk mencapai sesuatu. Dalam
kerangka konsep A-K-U, hal yang ingin dicapai manusia ini disebut ambisi. Dengan sendirinya,
keberhasilan seseorang dalam mencapai ambisi ini tergantung baik pada kenyataan yang
dihadapi maupun pada usaha yang dilakukan. Ketiga istilah ini yaitu, Ambis, Kenyataa, dan
Usaha secara kebetulan membentuk singkatan A-K-U
A-K-U yang dimiliki seseorang akan terbentuk dengan baik bila ada keselarasan antara masingmasing unsurnya. Ini berarti ambis yang dimiliki seseorang haruslah disesuaikan dengan
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com
kenyataan yang ada serta didukung oleh usaha yang tepat. Perlu diingat bahwa kenyataa in
meliputi baik kenyataan di luar seseorang (misalnya situasi di lingkungan) maupun kenyataan
yang berada dalam dirinya (kemampuan, emosi dan sebagainya)
Secara sederhana, konsep AKU berisi ajaran tentang cara-cara utnuk menguji sejauh mana
seseorang telag memiliki kesalarasan A-K-U, dan hal-hal apa yang harus dilakukan seandainya
A-K-U itu belum selaras.
Ambisi
Dalam konsep A-K-U, kata mbisi digunakan untuk menerangkan segala sesuatu yang ingin
dicapai seseorang, baik secara sadar maupun tidak sadar. Tercapainya Ambisi akan
menimbulkan perasaan senang, puas atau perasaan postitif lainnya, sementara kegagalan dalam
emncapai ambisi akan menimbulkan perasaan-perasaan kecewa, sedih, kesal atau perasaan
negative lainnya
Pada suatu waktu atau suatu jangka waktu tertentu bisa saja timbul lebih dari satu ambisi pada
diri seseorang. Ambisi-ambisi yang timbul bersama ini bisa saling mendukung, misalnya ambisi
untuk menjadi ibu dan istri yang baik dengan ambisi untuk belajar mengatur waktu. Disuatu saat
bisa juga ambisi-ambisi yang ada bersama justru saling bertentangan.
Ambisi yang salaing bertentangan ini bisa saling menghambat. Misalnya saja ambisi untuk
bisa menyediakan waktu banyak untuk kegiatan social dengan ambisi untuk mendapatkan uang
yang banyak dengan bekerja karena harus membantu keuangan keluarga. Ambisi yang saling
bertentangan ini biasanya menimbulkan kebingungna atau konflik pada seseorang. Apabila
berada dalam kenyataan demikian, maka seseorang harus mampu memilih mana ambisi yang
paling di pentingkan, agar tidak terjadi konflik. Konflik atau kebingungan yang terus menerus
akan menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan, bahkan dapat menimbulkan stress.
Kenyataan
Kenyataan adalah ahl-hal yang dapat mendukung maupun menghambat pencapaian suatu
ambisi. Kenyataan ini dapat dibedakan menjadi kenyataan eksternal (yang berada diluar dari
individu) dankenyataan internal (yang merupakan ciri-ciri pribadiyang melekat pada diri individu
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com
yang bersangkutan). Kenyataan internal meliputi berbagai hal seperti sistemnilai dan asumsi
(yaitu kumpulan keyakinan individu mengenai benar-salahnya, baik-buruknya atau pentingtidaknya hal-hal tertentu), kesanggupan (yang meliputi kemampuan bernalar, kemampuan
mengendalikan diri, ketrampilan social mauapun motorik, serta lain-lain kemampuan), dan
kecenderungan pribadi (yang meliputi kebiasaan, temperamen, dan gaya kerja). Kenyataan
internal ada yang bersifat menetap dan ada pula yang dapat diubah atau dikembangkan.
Hal-hal
yang
sudah
terberisejak
lahir,
misalnya
cacat
fisik,
keterbatasan
kecerdasan/intelegensi, atau hal-hal lain yang bersifat bawaan biasanya tidak dapat diubah atau
dikembangkan. Sedangkan kemampuan berbahasa inggris atau ketrampilan cara kerja adalah halhal yang dapat dikembangkan.
Peningkatan dari kemampuan yang dapat dikembangkan merupakan dasar dari pengembangan
A-K-U karena sesungguhnya di antara ketiga unsur A-K-U hanya kemampuanlah yang memiliki
sifat kumulatif. Ambisi yang telah dicapai akan hilang dari komposisi A-K-U demikian pula
usaha yang telah dilakukan untuk mencapai ambisi tersebut. Ambisi dan usaha senantiasa
berubah dari waktu ke waktu, sementara kemampuan selalu bertambah. Sesuatu yang semula
merupakan ambisi di masa yang akan datang mungkin telah berubah menjadi bagian dari
kemampuan. Seorang wanita yang dulunya punya ambisi untuk belajar dan kemudian menjadi
ahli masak, setelah berumah tangga keahliannya memasak yang dulu adalah ambisinya, sekarang
sudah menjadi bagian dari kemampuannya sebagai ibu rumah tangga.
Karena pengembangan A-K-U terutama ditandai oleh perkembangan kemampuan, dan anatar
A-K-U harus ada keselarasan, maka ambisi dan usaha yang baik adalah yang mengarah pada
pengembangan kemampuan. Dengan kata lain, ambisi dan usaha yang hanya mengarah pada
pencapaian kenikmatan, bukanlah ambisi dan usaha yang merupakan cirri kea rah pengembangan
pribadi yang baik/efektif
Usaha
Usaha adalah tindakan nyata yang dilakukan sesroang untuk mencapai mencapai ambisinya.
Tindakan nyata tidak harus selalu berupa perbuatan yang dapat dilihat orang. Berpikirpun dapat
merupakan salah satu usaha, meskipun berpikir tidak dapt diamati begitu saja. Walaupun usaha
dilakukan orang secara sadar dan perencanaan yang matang, namun tetap ada kemungkinan
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com
bahwa usaha itu tidak efektif untuk mencapai ambisi tertentu. Misalnya saja, seseorang yang
berusaha keras untuk membuka pintu dengan cara mendorong dan menarik ke arah depan dengan
keras, tapi tidak berhasil, karena pintu itu sebenarnya hanya dapat dibuka dengan cara
menggeseekannya ke arah kanan. Contoh lain lagi, seorang ibu menginginkan anaknya punya
nilai-nilai baik dalam rapornya dengan menekankan anaknya untuk selalu belajar pada sore hari
dimana konsentrasi masih sangat tinggi, sementara anak yang juga punya keinginan untuk pandai
tidak bisa belajar pada sore hari. Ia lebih berhasil bila belajar pada malam hari atau belajar
bersama-sama dengan teman. Jadi, sebenarnya dalam hal ini utnuk mendapatkan nilai baik salam
rapor, anak tidak aharus selalu belajar pada sore hari, tetapi masih ada beberapa cara lain yang
bisa ditempuh.
Pada dasaranya untuk mencapai ambisi selalau ada berbagai alternative usaha yang satu
dengan lainnya berbeda-beda efektivitasnya. Oleh karena itu, untuk mencpaai ambisi seseorang
lebih dahulu harus memeikirkan alternative apa saja yang tersedia dan klau mungkin
menciptakan alternative lain, khususnya apabila alternatif yang ada dinilai kurang efektif. Bila
semua alternative usaha dinilai tidak efektif atau akan efektif, perlu dilakukan peninjauan lebih
jauh apakah ambisi yang ingin dicapai sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Proposisi
Yang dimaksud dengan proposisi konsep A-K-U adalah pernyataan-pernyataan yang berupa [a]
penjelasan mengenai suatu konsep, atau [b] penegasan mengenai hubungan sebab-akibat antara
dua peristiwa atau gejala. Salah satu contohnya adalah proporsi yang berbunyi : Makin jelas
factor yang mendasari ambisi, makin banyak kemungkinan usaha yang bisa ditempuh.
Dalam banyak hal. Proposisi A-K-U berlaku sebagai saran yang sebaiknya dilakukan seseorang
agar dapat mencapai keselarasan antara unsur-unsur A-K-Unya. Contoh proposisi yang berisi
saran adalah : Untuk mengembangkan diri seseorang terlebih dahulu harus mengenal dasar
ambisinya :
Berikut ini diajukan sejumlah proposisi utama dari konsep A-K-U :
1. Konsep A-K-U adalah rangkuman terpadu dari berbagai teori psikologi, khususnya yang
berkaitan dengan struktur dan dinamika kepribadian, serta pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan
2. Setiap manusia memiliki gambaran A-K-U masing-masing, yang berbeda dari gambaran
A-K-U orang lain. Gambaran A-K-U ini merupakan kesatuan dari unsur-unsur ambisikenyataan dan usaha dari orang yang bersangkutan
3. A-K-U tiap manusia adalah sesuatu yang dinamis yang mungkin berubah dari waktu ke
waktu. Perubahan A-K-U ini merupakan proses perkembangan kepribadia dengan catatan
bahwa perubahan tidak selalu menghasilkan gambaran yang lebih baik dari yang
sebelumnya.
4. Perubahan A-K-U terutama terjadi sebagai akibat dari pengalaman dan karena itu
perubahan dapat diarahkan ; antara lain dengansecara sengaja memberikan pengalaman
tertentu kepada seseorang. Pendidikan adalah salah satu contoh dimana kepada seseorang
secara sengaja diberikan pengalaman tertentu.
5. Seseorangpada saat yang bersamaanbisa saja memiliki beberapa ambisi yang tidak
sejalan satu dengan lainnya. Kenyataan seperti ini disebut sebagai konflik ambisi
6. Pangkal dari setiap masalah yang dihadapi seseorang adalah ketidakselarasan antara
unsur-unsur A-K-Unya. Ketidakselarasan ini biasanya terjadi antara beberapa ambisinya,
antaea ambisi dan kondisi yang ada atau antara ambisi/kondisi dengan usaha yang
dilakukan.
7. Hampir setiap ambisi yang sesungguhnya merupakan perantara bagi ambisi lain yang
lebih tinggi, dan sebagaian besar ambisi harus dicapai secara bertahap. Ini berarti bahwa
seuatu ambisi yang besar dapat dipecahkan menjadi sejumlah ambisi yang lebh kecil
8. Kumpulan sejumlah ambisi yang saling terkait satu dengan lainnya disebut sebagai
struktur-Ambisi. Struktur ambisi yang baik/sehat adalah struktur yang tidak berisi
sejumlah ambisi yang saling bertentangan satu dengan lainnya.
9. Sebuah ambisi yang merupakan prasyarat bagi terpenuhinya ambisi yang laindisebut
sebagai ambisi-perantara. Susunan dari sejumlah ambisi perantara menuju ambisi yang
utama disebut sebagai anak-tangga-ambisi
10. Dasar dari ambisi adalah kebutuhan, yaitu kenyataan tidak seimbang dalam diri seseorang
yang mendorongnya melakukan sesuatu-secara sadar maupun tidak-untuk mencapai
kembali keadaan seimbang. Ketidakseimbangan ini dapat berupa ketidakseimbangan
fisiologik [biologis] maupun ketidakseimbangan psikis [kejiwaan]
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com
11. Ambisi yang sama dapat saja berasal dari kebutuhan yang berbeda, sementara kebutuhan
yang sama juga dapat melahirkan ambisi yang berbeda. Dengan kata lain, ambisi hanya
merupakan alternatif sasaran yang dapat ememnuhi kebutuhan yang lebih mendasar
12. Untuk memudahkan seseorang menyelesaikan konflik ambisi yang ada, yang
bersangkutan harus menyusun skala prioritas ambisi yang berisi daftar dari ambisi-ambisi
yang harus didahulukan dari ambisi lainnya
13. Karena ambisi hanya merupakan alternative sasaran bagi pemuasan suatu kebutuhan,
maka kegagalan dalam mencapai suatu ambisi umumnya tidak akan membawa damapak
negative, bila kebutuhan yang mendasarinya masih dapat dipuaskan melalui pencapaian
ambisi lainnya
14. Kondisi dapat bersifat internal [yaitu hal-hal yang ada/melekat dalam diri seseorang]
maupun eksternal yaitu hal-hal yang ada di lingkungan orang yang bersangkuta
15. Salah satu kondisi internal yang sanagt penting adalah kemampuan. Kemampuan
meliputi baik hal-hal yang bersifat fisik atau mental, maupun yang bersifat socialfinansial. Relasi yang dimiliki seseorang adalah juga salah satu bagian kemampuannya
16. Kondisi internal lain yang sangat memepengaruhi gambaran A-K-U seseorang adalah
SINAnya. Sina (system nilai dan asumsi) adalah oenafsiran subjektif seseorang terhadapa
realitas (baik yang menyangkut dirinya sendiri maupun yang berkaitan dengan
lingkungannya), dan berisi kumpulan keyakinan seseorang tentang benar/salah,
baik/buruk, penting/tidak pentingnya hal-hal tertentu dalam hidupnya
17. Kemampuan ada yang dapat dikembangkan, dan ada yang relative menetap. Bila ambisi
berada di atas kemampuan yang relative menetap, sebaiknya ambisi ini diperkecil.
Sebaliknya, jika ambisi berada di atas kemampuan yang dapat dikembangkan, maka
kemampuan yang harus diubah
18. Untuk satu jenis ambisi, umumnya ada lebih dari satu kemungkinan usaha, dan tiap-tiap
alternative usaha ini memiliki perbedaan efektifitas
19. Mengembangkan diri adalah hal yang sekaligus merupakan kewajiban tiap orang, untuk
itu diperlukan adanya sejumlah pegangan atau petunjuk, baik yang bersifat praktis,
maupun yang bersifat konseptual. Salah satu konsepsi yang dijadikan pegangan adalah
konsep keselarasan A-K-U, yang berisi ajaran-ajaran untuk menyelaraskan ambisikondisi dan usaha seseorang
20. Untuk mengembangkan gambaran A-K-Unya seseorang harus lebih dahulu mengenali
ambisi dan kondisinya. Kemudian atas dasar pengenalan ini memikirkan berbagai
kemungkinan usaha dan lalu memiih salah satu usaha yang peluang keberhasilan paling
besar serta dampak negative paling kecil
seringkali
memungkinkan
seseorang
menemukan
cara
lain
mencapai
kebutuhannya pada saat ambisi yang sedang dipikirkannya kelihatan sulit untuk dicapai
4. Selain menyadari dasar ambisi, seseorang juga perlu memeriksa penting-tidaknya ambisi
itu, maupun mungkin tidaknya ia mencapai ambisi yang bersangkutan. Ia juga perlu
menguji lebih jauh apakah ia sungguh-sungguh menginginkan ambisi yang bersangkutan
ataukah sesungguhnya menginginkan hal lain yang dikiranya dapat ia capai dengan
mencapai ambisi yang dipikirkannya itu.
5. Baru setelah sesroang yakin benar pada ambisi yang ingin, penting dan mungkin dicapai,
ia dapat mulai usahanya dengan menentukan hal-hal nyata yang harus ia lakukan untuk
mencapai ambisi itu
INTRUKSI
Usahakanlah 6 bola pimpong jatah anda masuk ke dalam keranjang-keranjang tersebut. Anda
bebas memilih sasaran keranjang menurut strategi anda.
Catatan :
1. Guna merangsang perhatian pemain, pemansu member tahukan skor/hadia sewaktu
permainan berlangsung
2. Pemandu dapat menentukan teknis tertentu untuk mengembangkan arah permainan
b. tidak
c. tergantung
4.
5.
6.
7.
Perilaku manusia pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang setiap
saat dapat berubah dan berkembang
Beberapa ahli telah mencoba menelaah dan mencoba dan membahas serta mengklasifikan
berbagai kebutuhan yang mengarahkan perilaku aktivitas manusia.
Abraham H.Moslow menyatakan bahwa perilaku manusia mengarah pada pemenuhan
kebutuhsn , yaitu kebutuhan fisiologis dasar, kebutuhan rasa aman dan tentram, kebutuhan untuk
dicintai dan disenangi, kebutuhan untuk dihargai, dan yang terakhir kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri. Pendapat ini lebih dikenal teori PIRAMIDA HIRARKI kebutuhan.
Sementara itu C.G. Jung menegaskan bahwa aktualisasi diri seperti yang dimaksudkan oleh
Moslow adalah motif manusia untuk mengembangkan kapasitas potensi-potensnya setinggi
mungkin.
Ahli lain yaitu DAVID MC CLELLAND menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan manusia
mengarah perilaku, yaitu kebuthan BERPRESTASI (Need For Achievement), kebutuhan
BERKUASA (Need For Power) dan kebutuhan BERAFILIASI (Need For Affiliation).
Dari beberapa pendapat di atas nampaknya pendapat daei DAVID MC CLELLAND yang
paling relevan dengan perihal pola pikir prestatif.
Motivasi manusia untuk berperilaku dan memenui berbagai kebutuhannya dapat timbul
apabila terjadi ketidakseimbangan di dalam dirinya yang menimbulkan kebutuhan dan tingkah
laku mencapai tujuan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut :
DAUR MOTIVASI
Ketidakseimba
ngan
Kebutuhan
Tingkah laku
mencapai tujuan
Tujuan
Seimbang
: Sesuatu yang tidak sama dengan acak tetapi mempunyai keteraturan yang kemudian ada
ciri-cirinya
YA
MUNGKIN
PASTI
TIDAK
TIDAK
ABAIKAN
TIDAK
RUMUSAN KEMUGKINAN
HAMBATAN
TIDAK
PENTING
YA
CARA DASAR
BISA DIATASI
YA
BUAT RENCANA
TETAPKAN TUJUAN
ANTARA
TIM Penyusun :
1. Dr. R. Matindas
2. Ir. Budi Utomo, Msc
Didokumentasikan secara digital oleh BAKOR PEMANDU ITS
pemandu.its@gmail.com