Dian Pembagian Tugas DR Nungki
Dian Pembagian Tugas DR Nungki
1. Kerangka penulisan :
a. Hipertensi
dalam kehamilan (hipertensi kronis, HT krna PE, dll) : definisi,
epidemiologi, etiologi, tanda gejala, fatofisiologis,dampak pd ibu dan janin ,
penatalaksanaan
(b.dian, b.maria, coryna)
1. Hipertensi
a. Definisi
Pasien dengan tekanan darah sistolik 160 mmHg dan diastoliknya 100 mmHg dengan
atau tanpa faktor resiko tambahan lainnya, di Inggris akan mendapatkan perawatan dan
pengobatan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan resiko terjadinya hipertensi
antara lain merokok, obesitas, hyperlipidemia, diabetes dan hiperterofi ventrikel kiri.
Sedangkan penyakit ginjal dan endokrin dapat menyebabkan beberapa pasien akan
mengalami hipertensi sekunder (Neal, M. J. 2006).
Neal, M. J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis Ed. 5. Jakarta : Erlangga.
b. Hipertensi dalam Kehamilan
Diagnosis hipertensi pada masa kehamilan apa bila ada kenaikan pada tekanan darah
sistolik dan diastolik pada saat melakukan pengukuran tekanan darah. Tekanan darah
normal pada ibu hamil yaitu sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg. Dikatakan
tekanan darah naik atau tekanan darah tinggi (hipertensi) pada ibu hamil jika terjadi
kenaikan 30 mmHg pada tekanan darah sistolik dan 15 mmHg pada tekanan darah
diastolik. Pengukuran tekanan darah harus dilakukan setidaknya 2 kali dengan
menggunakan manset yang mempunyai ukuran sama dan dalam posisi duduk. Mulai dari
akhir kehamilan trimester kedua pengukuran tekanan darah dilakukan dengan posisi
berbaring miring karena jika posisi terlentang aliran darah balik vena dapat tertekan/
terhalang oleh uterus (Shennan A, Gupta M, Halligan A, et al. 1996)
Shennan A, Gupta M, Halligan A, et al. 1996. Lack of reproducibility in pregnancy of
Korotkoff phase IV measured by mercury sphygmomanometry. Lancet ;347:13942.
c. Klasifikasi gangguan hipertensi pada kehamilan
Jenis ganguan hipertensi pada kehamilan ada tiga yaitu:
1) Hipertensi kronik
2) Hipertensi kehamilan
3) Preeklampsi
Hipertensi Kronik
Pada masa kehamilan, hipertensi kronis merupakan penyulit yang bisa terjadi 3-5%, bisa
menjadi lebih tinggi pada wanita yang hamil usia lebih dari 30 tahun dan 40 tahun.
Dikatakan hipertensi kronis jika ada riwayat hipertensi dari sebelum hamil atau tekanan
darah > 140 mmHg pada sistolik dan diastolic > 90 mmHg sebelum umur kehamilan 20
minggu (Brown MA, Hague WM, Higgins J, et al. 2000)
Brown MA, Hague WM, Higgins J, et al. 2000. The detection, investigation and
management of hypertension in pregnancy: full consensus statement. Aust N Z J Obstet
Gynaecol;40:13955.
Adanya hipertensi kronis ringan pada kehamilan mempunyai resiko 2 kali lipat terjadinya
preeklamsi, selain itu juga dapat terjadi resiko solusio plasenta, gangguan pertumbuhan
janin (8). Jika terjadi hipertensi kronik yang berat (parah) dengan tekanan darah diastolic
>110 mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu, resiko terjadinya preeklamsi meningkat
menjadi sekitar 46% disertai juga dengan peningkatan resiko pada janian dan ibu
(Saudan P, Brown MA, Buddle ML, et al, 1998)
Saudan P, Brown MA, Buddle ML, et al. 1998. Does gestational hypertension become preeclampsia? Br J Obstet Gynaecol;105:117784.
Hipertensi Kehamilan
Hipertensi yang terjadi pada usia kehamilan setelah 36 minggu, dan sebelumnya tidak
ada riwayat hipertensi pada ibu wamil, serta tidak ada proteinuria disebut hipertensi dalam
kehamilan. Penyulit ini dapat terjadi 6-7% pada kehamilan dan berahir pada masa nifas
(tensi normal). Cenderung akan menjadi preeclampsia sekitar 15-26%, resiko ini dapat
terjadi jika hipertensi terus meningkat (Walker JJ. 2000).
Walker JJ. 2000. Pre-eclampsia. Lancet;356:12605.
Preeklampsia dan eklampsia
Preeklampsia biasanya terjadi pada usia kehamilan setelah 20 minggu yang disertai
gangguan multi system. Preeklampsi didefinisikan sebagai kenaikan tekanan darah pada
saat hamil setelah usia 20 minggu yang disertai proteinuria 0,3 g per 24 jam, edema tidak
dimasukakn kedalam tanda dan gejala preeeklampsia karena kurang spesifik (Brown MA,
Hague WM, Higgins J, et al,2000)
Brown MA, Hague WM, Higgins J, et al. The detection, investigation and management of
hypertension in pregnancy: full consensus statement. Aust N Z J Obstet Gynaecol
2000;40:13955.
Pertumbuhan janin intara uterin akan terganngu pada ibu hamil dengan preeklampsi.
Dinyatakan sebagai eklampsi jika ibu hamil dengan preeklamsi mengalami kejang mal
grand. Preeklamsi menjadi penyulit pada kehamilan 5-6%, dan penyulit ini akan
meningkat pada wanita hamil dengan hipertensi 25% . Diinggris penyulit yang terjadi pada
eklamsi mencapai 1-2% dari kehamilan preeclampsia (Broughton Pipkin F, 2001).
Broughton Pipkin F. Risk factors for pre-eclampsia. N Engl J Med 2001;344:9256.
Didunia sekitar 50000 wanita meninggal karena preeklamsi setiap tahun dan terjadi
kesakitan seperti obstruksi plasenta, perdarahan intara abdomen, gagal jantung dan
kegagalan multi organ. Dari penyelidikan yang dilakukan terahir di temukan 15 kematian
pada preeklampsi dan eklampsi karena perdarahan intra serebral. Resiko yang dapt
terjadi pada janin dengan ibu preeklampsi berupa ganguanpertumbuhan sekunder pada
insufisiensi plasenta, kelahiran premature yang menyebabkan 25% bayi lahir dengan
berat badan sangat rendah : 1500g (College of Obstetricians and Gynaecologists, 2001)
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Confidential enquiry into
maternal deaths in the United Kingdom. Why mothers die. London: Royal
College of Obstetricians and Gynaecologists, 2001.
Faktor resiko terjadinya preeklamsi menurut Broughton Pipkin F, 2001. yaitu pada :
a) Hamil pertama/ nulliparitas
b) Kehamilan ganda
c) Riwayat preeklamsi dalam keluarga
d) Hipertensi kronis
e) Diabetes
f) Resisten peningkatan insulin
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
Patogenesis Preeklampsi
Patofisiologi dan dampak yang terjadi pada preeklampsi diperkirakan ada dua tahap
yaitu:
Tahapan primer
Pada tahapan ini terjadi abnormal pada plasenta. Pada awal kehamilan trimester pertama
dalam kehamilan normal dimana trofoblas masuk ke desidua pada uterus sampai lapisan
myometrium. Migrasi ini menyebabkan perubahan musculo elastis spiral arteri berubah
dari kecil ke besar dengan diameter 4 kali lipat, sehingga pembuluh sinusoidal
mempunyai kapasitas tinggi dan resistensi suplai darah rendah ke intervilous. Perubahan
ini berahir pada trimester kedua. (10)
Pada Preeklamsi perubahan vaskular ini tidak terjadi, hanya terbatas pada pembuluh
darah desidua (Roberts J,1998).
Roberts J. Endothelial dysfunction in preeclampsia. Semin Reprod Endocrinol 1998;16:5
15.
Selai itu arteri tetap merespon pengaruh vasomotor, dan mempercepat arterosklerosis
sehingga menggangu perfusi ke intervillous (Dekker GA, Sibai BM. 1998)
Dekker GA, Sibai BM. Etiology and pathogenesis of preeclampsia: current concepts. Am J
Obstet Gynecol 1998;179:135975.
Tahapan sekunder
Dalam tahapan ini terjadi konversi maladapsi uteroplasenta pada ibu sindrom sistemik,
dengan bermacam-macam manifestasi dengan gejala dan tanda preeklamsia berat
seperti : kuadran kiri / nyeri epigastrium karena edema hati, perdarahan hati, sakit kepala,
gangguan visual (edema serebral), kebutaan lobus oksipital, hyperreflexia dan klonus,
kejang (edema serebral). Kegagalan perubahan cardiovaskuler menyebabkan terjadinya
hipertensi, pengurangan volume plasma, ganguan perfusi jaringan organ tubuh.
Terjadinya vasospasme dan aktivasi trombosit dan system koagulasi menyebabkan
mikrotrombi formasi. Hubungan plasenta dan gangguan sistemik berkaitan dengan
disfungsi endotel dan stress oksidatif. Penanganan preeklamsi berdasarkan pada kondisi
yang diketahui dan akhir dari proses ganguan plasenta, yang kemudian diberikan
tindakan kuratif. Mulai diketahui preeklampsi pada ibu hamil dengan munculnya
beberapa tanda dan gejala preeklamsi, dilakukan deteksi dini pada saat antenatal care.
Ibu hamil dengan resiko preeklamsi dilakukan monitoring lebih intensif dan skrening
tambahan lainnya. (Caritis S, Sibai BM, Hauth J, et al. 1998)
Caritis S, Sibai BM, Hauth J, et al. Low-dose aspirin to prevent pre-eclampsia in women at
risk. N Engl J Med 1998;338:7015.
a.
Jenis - jenis obat anti hipertensi dan anti hipertensi untuk kehamilan (b.dian, b.maria,
coryna)
d. Nifedipin (b.dian)
Pengertian
Karaktristik
Parmakokinetik secara umum
Parmakokinetik dalam kehamilan
Dosis obat untuk umum dan hamil
Parmakodinamik untuk ibu dan janin
e. Labetalol (Coryna)
Pengertian
Karaktristik
Parmakokinetik secara umum
Parmakokinetik dalam kehamilan
Dosis obat untuk umum dan hamil
Parmakodinamik untuk ibu dan janin
f. Atenalol (b.maria)
Pengertian
Karaktristik
Parmakokinetik secara umum
Parmakokinetik dalam kehamilan
Dosis obat untuk umum dan hamil
Parmakodinamik untuk ibu dan janin
TATA CARA :
1. Cari reverensi (textbook,jurnal,review) sesuai pembagian topic diatas
2. Hasil pencarian harus:
a. Diolah atau dituangkan dalam Ms.Word (margin left 4, right 3, atas 3
bawah 3)
b. HARUS DI PARAFRASE ATAU TIDAK BOLEH COPAS ASLI DARI
SUMBER