Anda di halaman 1dari 7

PERANAN MODUL SEBAGAI SARANA BELAJAR MANDIRI SISWA

Ayudya Putri Mahendra Sari dan Farida Lutfiatul Jannah


faridabb9@gmail.com

ABSTRAK
Pengembangan Kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran
yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal
melalui pendekatan saintifik yang meliputi mengamati (observasi, menyimak, melihat,
membaca, mendengar), bertanya, mengumpulan data, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan sehingga dapat melatih kemandirian belajar. Kemandirian belajar
dapat dilatihkan dengan menggunakan modul. Sebelum menyusun modul, guru harus
mengetahui segala hal mengenai modul termasuk peranannya. Oleh karena itu disusunlah
artikel yang berjudul peranan modul sebagai sarana belajar mandiri siswa dengan tujuan
untuk memberikan informasi mengenai modul dan peranannya sebagai sarana belajar
mandiri siswa.
Artikel disusun dengan mereview beberapa jurnal internasional. Hasilnya
didapatkan pengertian belajar mandiri, karakteristik belajar mandiri, pengertian modul,
karakteristik modul, komponen modul, keuntungan menggunakan modul, peranan modul
sebagai sarana belajar mandiri siswa.
Kata Kunci: belajar mandiri, modul

A. PENDAHULUAN
Pengembangan Kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran
yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal
melalui pendekatan saintifik yang meliputi mengamati (observasi, menyimak,
melihat, membaca, mendengar), bertanya, mengumpulan data, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan sehingga dapat melatih kemandirian belajar. Disebutkan pula,
bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat
pembelajaran yang mandiri (Kemendikbud, 2013) misalnya motivasi belajar,
informasi tujuan belajar, dan perhatian pada proses pembelajaran semuanya harus
dilakukan oleh siswa sendiri. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama (Permendikbud, 2013).
Pembelajaran mandiri ini sangat perlu dilatihkan agar siswa tidak bergantung
kepada guru saja. Pentingnya melatih siswa belajar mandiri tercermin dengan adanya
bencana asap di beberapa daerah di Indonesia yang menyebabkan banyak sekolah
1

yang terpaksa diliburkan. Melihat situasi tersebut, mau tidak mau siswa harus tetap
belajar meskipun tidak berada di sekolah untuk mencapai target yang ditetapkan
pemerintah. Kemendikbud, Anies Baswedan berpesan pada guru untuk memberikan
tugas agar siswa belajar mandiri di rumah dan guru harusnya memberikan sarana
untuk mendukung siswa dalam kegiatan belajar mandirinya. Salah satu cara efektif
yang dapat dilakukan yaitu menyusun modul sebagai sarana belajar mandiri siswa.
Sebelum menyusun modul, guru harus belajar banyak hal mengenai modul. Oleh
karena itu, artikel ini disusun untuk membantu memberikan informasi tentang modul
dan peranannya sebagai sarana belajar mandiri.
B. ISI
1. Belajar Mandiri
a. Pengertian Belajar Mandiri
Ada beberapa istilah yang mengacu pada pengertian yang sama tentang
pembelajaran mandiri. Istilah pembelajaran mandiri tersebut tersebut antara
lain adalah a) Independent learning, b) Self-directed learning, c) Autonomous
learning. Padmapriya (2015) menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah cara
belajar yang didesain khusus agar siswa dapat belajar secara fleksibel dan
bebas,

bertanggung

jawab

dan

berkewenangan

merencanakan

dan

melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Belajar mandiri bukan berarti belajar


sendiri. Belajar mandiri menekankan agar pembelajar mampu mengetahui
kapan dirinya membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain misalnya guru
dan kelompok belajar. Tujuan dasar belajar mandiri yaitu mengembangkan
pemikiran yang kritis dalam memperoleh, menerapkan, dan menganalisis
konsep.
b. Karakteristik Belajar Mandiri
Beberapa karakteristik belajar mandiri yaitu:
1) belajar mandiri dapat dilakukan secara perseorangan maupun individu.
2) belajar mandiri dapat dilakukan pada waktu tertentu dan tidak bergantung
3)
4)
5)
6)
7)

pada jam sekolah.


siswa bertanggungjawab untuk pembelajarannya.
Pembelajaran mandiri akan merangsang siswa memainkan peranan aktif.
siswa memotivasi diri mereka sendiri.
siswa menyimpulkan materi sendiri.
siswa mengevaluasi diri mereka sendiri.

2. Modul
a. Pengertian Modul

Modul adalah seperangkat alat atau sarana pembelajaran yang disusun


secara sistematis dalam suatu materi,

berisi instruksi-instruksi, aktivitas

belajar, dan evaluasi belajar (Cruces, 1993 dalam Ali, et al 2010).


belajar mandiri, memaksimalkan penggunaan media instruksional dan
latihan belajar kelompok, membantu guru dalam menganalisa proses belajar,
menyediakan model konseptual dalam pembelajaran yang meminimalisir
kebutuhan teknik konvensional, dan intstruksi verbal (Robinson and
Crittenden, 1972).
b. Karakteristik Modul
Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri. Modul yang baik harus disusun
secara sistematis, menarik, dan jelas. Modul dapat digunakan kapanpun dan
dimanapun sesuai dengan kebutuhan siswa. Bebrapa karakteristik modul
menurut Querubin (1996) dalam Larawan (2013) yaitu:
1) self instructional, siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak
tergantung pada pihak lain.
2) self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang
dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.
3) Short topic and well defined, setiap modul disusun hanya untuk satu topic
saja.
4) konsistensi, Konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.
c. Komponen Modul
Modul terdiri dari beberapa komponen yaitu bacaan yang sesuai dngan
tujuan pembelajaran, intruksi-instruksi, penilaian sikap, pretes dan postes.
(Padmapriya, 2015). Sedangkan dalam Ali (2010), modul terdiri dari :
1) instruksi tentang penggunaan modul: Struktur modul perlu dijelaskan,
terutama jika itu terdiri dari beberapa unit begitu pula untuk prosedur
pengerjaannya. Terkadang perlu adanya simbol standar untuk mewakili
bagian seperti tujuan; tugas praktek; umpan balik dan sebagainya. Jika
simbol tersebut digunakan maka bagian tersebut harus didefinisikan dan
dijelaskan. Apa yang menjadi tujuan siswa dalam mengerjakan setiap fase
harus ditekankan.
2) tujuan pembelajaran: adalah pernyataan yang luas tentang hasil belajar
yang akan dicapai seperti untuk mengembangkan, memahami, atau untuk
meningkatkan kemampuan di beberapa bidang pengetahuan atau
keterampilan.

3) ketrampilan yang mendukung materi/ keterampilan prasyarat: jika


pengetahuan atau keterampilan prasyarat diperlukan untuk mencapai
tujuan dari modul, kebutuhan ini harus didefinisikan. Misalnya, modul
adalah tentang menggambar mekanik pengantar mungkin perlu bagi siswa
untuk mengetahui sesuatu tentang geometri dasar dan memiliki beberapa
keterampilan dalam memecahkan masalah geometri dasar. Jika demikian
item ini harus terdaftar sehingga memungkinkan untuk persiapan muka
untuk pekerjaan modul itu sendiri.
4) tujuan instruksional: adalah bagian penting dari modul. Tujuan
instruksional dapat dinyatakan dalam perilaku atau kinerja, yang dapat
diamati atau diukur. Tujuan dari modul secara keseluruhan harus terdaftar
di awal dan setiap unit dalam modul harus dimulai dengan daftar tujuan
mereka sendiri yang spesifik.
5) pretes: Kadang-kadang tidak cukup untuk hanya daftar keterampilan
prasyarat dan mungkin perlu untuk memasukkan tes khusus yang
dirancang untuk memeriksa apakah siswa memiliki latar belakang yang
diperlukan untuk memahami modul. Jika mereka gagal dalam tes, mereka
harus disarankan pada bagaimana untuk mengejar ketinggalan dengan cara
membaca, memecahkan masalah atau menyelesaikan ditentukan tugastugas praktis.
6) rangkaian aktifitas
7) postes: disusun sesuai dengan tujuan khusus dari modul. Fase postes harus
dilakukan karena postes ini merupakan rangkaian dari pretes. Setelah
menyelesaikan postes siswa dan guru dapat mengetahui efektivitas modul
dalam mencapai peningkatan pendidikan atau kegunaannya dapat diukur.
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan baik sebelum dan setelah
menyelesaikan modul dan perbedaan antara nilai mereka memberikan
ukuran keefektifan modul.
8) umpan balik atau penguatan: peran guru dianggap sebagai faktor
pembangun dalam modul. Pada tahap akhir ketika siswa menyelesaikan
poste,t ada tahap untuk membuat umpan balik dan penguatan. Setiap poin
tes disinggung secara jelas dan dibenarkan untuk menjadi benar atau salah
dengan beberapa alasan. Sehingga siswa dapat menghindari kebingungan
dan benar diperkaya penguatan dengan proses umpan balik yang

diperlukan untuk proses untuk tujuan penguatan dan umpan balik (Farooq,
1997 dalam Ali, et al 2010).
d. Keuntungan Menggunakan Modul
Penguunaan modul dapat memberikan beberapa keuntungan. Menurut
Brown et al (1977) dalam Ali et al (2010) modul memberikan keuntungan
dalam administrasi yakni sebagai berikut:
1) pengguna dapat mempelajari modul dalam lingkungan mereka sendiri.
Maksudnya, modul dapat digunakan tidak hanya saat berada di sekolah
tetapi dimanapun mereka berada.
2) modul bisa berlaku untuk siswa maupun guru, terutama berlaku bagi guru
karena dapat dijadikan sebagai sumber untuk pengembangan diri.
3) modul dapat diberikan untuk satu pengguna, kelompok kecil atau
kelompok besar sesuai dengan kebutuhan.
4) menggunaan modul sangat fleksibel dalam arti bahwa modul dapat
diimplementasikan melalui berbagai pola penjadwalan.
3. Peranan Modul sebagai Sarana Belajar Mandiri Siswa
Mengajar dengan menggunakan modul menekankan pandangan setiap
siswa sebagai individu dengan bakat yang khusus dan menarik, tujuannya
membantu setiap siswa berpikir untuk dirinya sendiri dan memungkinkan
individualitas untuk setiap pelajar. Melalui kemampuan yang unik, aspirasi dan
pengalaman yang mengesankan, serta untuk memberikan kualitas pendidikan,
guru menciptakan program instruksi yang bersifat personal dan individual.
Dengan instruksi yang ada, siswa akan dengan mudah belajar secara terstuktur dan
teratur serta dapat mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan keadaan
mereka sendiri tanpa harus ada kehadiran guru di dekat mereka. Siswa dilatih
untuk menjadi pemikir independen yang mampu memotivasi dirinya sendiri.
Pembelajaran mandiri dapat membantu dalam mengembangkan banyak karakter
dan siswa tetap menikmati periode di mana mereka mengejar kepentingan mereka
dan memenuhi keingintahuan mereka (Manlove dan David, 1985 dalam Ali, et al
2010).
C. PEMBAHASAN
Modul terdiri dari beberapa komponen yang dapat digunakan sebagai sarana
belajar mandiri siswa. Pembelajaran dengan menggunakan modul terbukti berperan
penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan oleh
hasil penelitian Ali et al (2010). Pada penelitiannya, Ali dan kawan-kawan
menggunakan modul sebagai sarana belajar mandiri pada kelas IX materi biologi dan
5

hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan modul dapat meningkatkan pestasi belajar


secara signifikan. Grup yang belajar dengan menggunakan modul menunjukkan hasil
yang lebih baik daripada grup yang belajar dengan cara tradisional. Pembelajaran
dengan menggunakan modul memberikan perubahan yang posistif pada gaya
pengajaran guru. Penggunaan modul dapat membantu memotivasi siswa dan siswa
dapat keuntungan yang lebih dengan menggunakan modul (Barness et al, 2000 dalam
Ali et al, 2010).
Hal yang sama ditunjukkan oleh Padmapriya dalam penelitiannya yang
menggunakan modul pada pembelajaran biologi materi fotosintesis kelas IX.
Hasilnya, pembelajaran dengan menggunakan modul memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa. Nilai postes pada siswa yang tergabung dalam
grup experimental (menggunakan modul) lebih baik dibandingkan siswa yang
tergabung dalam grup control (tidak menggunakan modul). Belajar mandiri dengan
modul dapat memotivasi siswa untuk mengatur gaya belajar mereka sendiri. Dengan
demikian, mereka dapat menciptakan pembelajaran sains yang menarik untuk diri
mereka sendiri.
Sedikit berbeda dengan Ali dan Padmapriya yang menguji keefektifan modul
sebagai sarana belajar mandiri siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,
Larawan justru menguji kelayakan modul untuk digunakan. Kriteria yang dinilai
yakni dari segi fisiknya, instruksi di dalamnya, aktivitas belajar, tujuan, dan
penilaiannya. Larawan menyusun 14 modul pada materi yang berbeda-beda dan
hasilnya semua kriteria pada 14 modul tersebut terbukti layak digunakan bahkan tidak
sedikit kriteria yang mendapatkan skor 4. Hal tersebut menunjukkan seberapa besar
kelayakan modul untuk digunakan sebagai sarana belajar mandiri siswa. Menurut
Larawan, pembelajaran dengan menggunakan modul dapat memberikan pengetahuan
yang lebih luas dan mudah dimengerti oleh siswa daripada buku pada umumnya.
D. SIMPULAN
Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa modul merupakan seperangkat
alat atau sarana pembelajaran yang disusun secara sistematis dalam suatu materi,
berisi instruksi-instruksi, aktivitas belajar, dan evaluasi belajar yang cocok diterapkan
sebagai sarana belajar mandiri siswa. Dengan instruksi yang ada dalam modul, siswa
akan dengan mudah belajar secara terstuktur dan teratur serta dapat mengembangkan
kemampuan mereka sesuai dengan keadaan mereka sendiri tanpa harus ada kehadiran

guru di dekat mereka. Siswa dilatih untuk menjadi pemikir independen yang mampu
memotivasi dirinya sendiri.
E. REFERENSI
Ali, Riasat et al. 2010. Effectiveness of Modular Teaching in Biology at Secondary
Level. Journal of Asian Social Science vol. 6, No. 9.
Kemendikbud. 2013. Pengembangan Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Larawan, Lucell. 2013. Acceptability of Teacher-Made Modules in Production
Management. International Journal of Managerial Studies and Research
(IJMSR) vol. 1, Issue 2.
Padmapriya, P.V. 2015. Effectiveness of Self Learning Modules on Achievement in
Biology Among Secondary School Students. International Journal of Education
and Psychological Research (IJEPR) Vol. 4, Issue 2.
Permendikbud. 2013. Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Robinson, Jerry W. and Crittenden, William B. 1972. Learning Modules: A Concept
for Extension Educators. Journal of Extension.

Anda mungkin juga menyukai