Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK 7

STAR BPKP Angkatan 3

Seminar Analisis Keuangan dan Informasi Keuangan


ANALISIS PROSPEKTIF

Oleh:

Deni

()

Titi Susanti

(1420532052)

Wahyu Asih

(1420532053)

MAGISTER (S2) ILMU AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

PENDAHULUAN
Dalam perkembangan dunia bisnis dan pertumbuhan pangsa pasar, sangatlah dibutuhkan
peramalan dan penilaian dalam menilai dan menilik pasar. Di sini investor memiliki berbagai
cara interpretasi mengenai gaya investasi.
Investor mencari perusahaan yang diperdagangkan lebih murah dari pada nilai yang
sesungguhnya dengan harapan nilai tersebut akan diakui oleh pemain pasar lainnya dan
tercermin dalam harga saham yang tinggi. Maka diperlukanlah analisis prospektif yang
merupakan inti investasi nilai.
Dari dasar tersebut, perlu untuk dilakukan pemahaman dalam pengembangan ramalan
kinerja di masa depan sebagai dasar penilaian harga saham.

PEMBAHASAN
A. Analisis Prospektif
Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan keuangan.
Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk
mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat.
Analisis prospektif meliputi peramalan neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.
Analisis prospektif merupakan inti penilaian efek. Analisis prospektif juga berguna untuk
menguji ketepatan rencana strategis perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan analisa apakah
perusahaan mampu menghasilkan arus kas operasi yang cukup untuk mendanai pertumbuhan
yang diharapkan atau apakah perusahaan memerlukan pendanaan utang atau ekuitas di masa
depan. Perlu dianalisis juga apakah rencana strategis kini akan menghasilkan manfaat seperti
yang diramalkan oleh manajemen perusahaan. Akhirnya, analisis prospektif berguna bagi
kreditur untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

B. Proyeksi Laporan Keuangan


1. Proyeksi Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi pada tahun 1999-2001 terlihat pada tabel 1.1. Proses proyeksi di mulai
dari pertumbuhan penjualan yang diharapkan. Analisis lebih rinci melibatkan informasi
eksternal, yaitu:
a. Tingkat Aktivitas ekonomi mikro yang diharapkan
Analisis mengikutsertakan estimasi yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi pada
umumnya dan pertumbuhan penjualan eceran pada khususnya.
b. Peta persaingan
Perubahan peta persaingan akan mempengaruhi proyeksi atas penjualan maupun
kemampuan target untuk menaikkan harga.
c. Bauran toko baru dan toko lama
Analisis harus mempertimbangkan rencana ekspansi yang diumumkan oleh
manajemen.

Tabel 1.1 Laporan Laba Rugi Target Corporation

Penjualan target tumbuh antara 8% dan 9,5% dari penjualan, kita proyeksikan tahun 2001
tumbuh sebesar 8,09 %. Margin laba kotor Target 31,5% - 31,7% dari penjualan, untuk tujuan
proyeksi, di asumsikan sebesar 31,69%. Beban penjualan, umum dan administrasi tetap sebesar
22% dari penjualan , di proyeksikan jadi 22, 27%.
Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksikan secara terpisah. Penyusutan
merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah aktiva yang disusutkan. Target
melaporkan beban penyusutan kira-kira 6,8%, proyeksi 6,85% dari saldo aktiva tetap tahun 2001.
Lalu, beban bunga mengalami turun dari 8,47% menjadi 7,15%, proyeksi sebesar 7,15% dari
saldo awal tahun utang berbunga. Pajak atas beban pajak, sebagai persentase terhadap laba
sebelum pajak tahun lalu, turun menjadi 38$%.
Berikut diuraikan langkah-langkah dalam memproyeksikan laporan tersebut (Tabel 1.2):
1. Penjualan: $43.115 = $39.888 X 1,0809
2. Laba kotor: $13.665 = $43.115 X 31,69%

3. Harga pokok penjualan: $29.450 = $43.115 - $13.665


4. Penjualan, umum, dan administrasi: $9.602 = $43.115 X 22,27%
5. Penyusutan: $1.263 = $1.263 = $18.442 (aktiva tetap kotor awal periode) X 6,85%
6. Bunga: $578 = $8.088 (utang berbunga awal periode) X 7,15%
7. Laba sebelum pajak: $2.222 = $13.665 - $9.602 - $1.263 - $578
8. Beban pajak: $844 = $2.222 X 38%
9. Pos luar biasa dan operasi dalam penghentian: tidak ada
10. Laba bersih: $1.378 = $2.222 - $844

Tabel 1.2 Proyeksi Laporan Laba Rugi Target Corporation

2. Proyeksi Neraca

Langkah-langkahnya:
1. Buat proyeksi aktiva lancar selain kas, dengan menggunakan proyeksi penjualan atau
harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan
2. Buat proyeksi kenaikan aktiva tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang
didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian MD&A di laporan
tahunan.
3. Buat proyeksi kewajiban lancar selain utang, dengan menggunakan proyeksi
penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan
4. Hitung bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan
utang jangka panjang
5. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun
sebelumnya
6. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka panjang
tahun lalu di kurang bagian yang jatuh tempo (4)
7. Kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu
8. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu
9. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi)
dengan laba (rugi) dan dikurangi dividen yang diperkirakan
10. Pos ekuitas diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
Untuk memulai, proyeksi piutang, persediaan, aktiva tetap, utang usaha dan akrual
beban menggunakan proyeksi penjualan dan harga pokok penjualan serta tingkat
perputarannya. Contoh:
Penjualan
Tingkat Perputaran piutang usaha = ----------------------------------Saldo piutang usaha
Proyeksi piutang usaha yaitu:
Proyeksi Penjualan
Proyeksi piutang usaha = ----------------------------------------------Tingkat perputaran piutang usaha
Neraca Target Corporation

Kas
Piutang
Persediaan
Aktiva Lancar Lain
Total aktiva lancar
Aktiva tetap
Akumulasi penyusutan
Aktiva tetap bersih
Aktiva tak lancar lainnya
Total Aktiva
Utang usaha
Bagian lancar utang jangka panjang
Beban akrual
Utang pajak
Total kewajiban lancar
Pajak tangguhan dan kewajiban lain

2001
$ 499
3.831
4.449
869
9.648
18.442
4.909
15.533
973
$24.154
$ 4.160
905
1.566
423
7.054
1.152

2000
$ 356
1.941
4.248
759
7.304
15.759
4.341
11.418
768
$19.490
$ 3.576
857
1.507
361
6.301
1.036

1999
$ 220
1.724
3.798
741
6.483
13.824
3.925
9.899
761
$17.143
$ 3.514
498
1.520
318
5.850
910

Utang jangka panjang


Total kewajiban
Saham preferen
Saham biasa
Surplus modal
Laba ditahan
Ekuitas pemegang saham
Total kewajiban dan ekuitas bersih

8.088
16.294
0
75
1.098
6.687
7.860
$ 24.154

5.634
12.971
0
75
902
5.542
6.519
$19.490

4.521
11.281
0
75
730
5.056
5.862
$17.143

10,41
6,12
6,55
25,47
50,24%
3,07
$0,225
$3.163
7,93%

19,01
5,95
7,07
24,49
45,75%
2,99
$0,215
$2.528
6,85%

19,55
6,06
6,55
22,17
42,34%
2,92
$0,214
$1.918
5,69%

Beberapa Rasio Terpilih


Tingkat perputaran piutang usaha
Tingkat perputaran persediaan
Tingkat perputaran utang usaha
Tingkat perputaran beban akrual
Utang pajak/ Beban pajak
Total aktiva/ Ekuitas pemegang saham
Dividen per lembar saham
Pengeluaran modal
Pengeluaran modal/ penjualan

Tabel 1.3 Neraca Target Corporation


Proyeksi neraca tahun 2002 ( Tabel 1.4), langkah-langkahnya:
1. Piutang: $4.141 = $43.115 (penjualan)/10,41(perputaran piutang)
2. Persediaan:$4.809 = $29.450 (harga pokok penjualan)/6,12 ( perputaran
persediaan)
3. Aktiva lancar tidak berubah
4. Aktiva tetap: $21.861 = $18.442 (saldo tahun lalu)+$3.419 (estimasi pengeluaran
modal)
5. Akumulasi penyusutan: $6.172 = $4.909 (saldo sebelumnya) + $1.263 (estimasi
penyusutan)
6. Aktiva tetap bersih: $21.861-$6.172
7. Aktiva jangka panjang lainnya tidak berubah
8. Utang usaha:$29.450 (HPP)/6,555(perputaran piutang
9. Bagian lancar utang jangka panjang (jumlah dalam catatan kaki)
10. Beban akrual: $43.115 (Penjualan)/25,47 (Perputaran beban akrual)
11. Utang pajak:$844 (beban pajak) x 50,24% (utang pajak/beban pajak)
12. Pajak tangguhan dan kewajiban lain tidak berubah
13. Utang jangka panjang: $8.088(utang jangka panjang tahun lalu) - $892(Bagian
utang yang jatuh tempo dari butir 9)
14. Saham biasa tidak berubah
15. Surplus modal:$1.118 = $1.098 + $20
16. Laba ditahan : $7.861 = $6.687 (laba ditahan tahun lalu) + $1.378(proyeksi laba
bersih) - $204 (estimasi dividen sebesar $0,225 per lembar saham)
17. Kas: jumlah penyeimbang

Langkah
2001 peramalan
Kas
Piutang
Persediaan

$ 499
3.831
4.449

16
1
2

Estimasi Estimasi
2002
2002
awal
akhir
$(1.574) $ 626
4.141
4.141
4.809
4.809

Aktiva Lancar Lain


Total aktiva lancar
Aktiva tetap
Akumulasi penyusutan
Aktiva tetap bersih
Aktiva tak lancar lainnya
Total Aktiva
Utang usaha
Bagian lancar utang jangka panjang
Beban akrual
Utang pajak
Total kewajiban lancar
Pajak tangguhan dan kewajiban lain
Utang jangka panjang
Total kewajiban
Saham preferen
Saham biasa
Surplus modal
Laba ditahan
Ekuitas pemegang saham
Total kewajiban dan ekuitas bersih

869
9.648
18.442
4.909
15.533
973
$24.154
$ 4.160
905
1.566
423
7.054
1.152
8.088
16.294
0
75
1.098
6.687
7.860
$ 24.154

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

14
15
15

869
8.245
21.861
6.172
15.689
973
$24.907
$ 4.496
892
1.693
424
7.505
1.152
7.196
15.853

869
10.445
21.861
6.172
15.689
973
$27.107
$ 4.496
892
1.693
424
7.505
1.152
9.396
18.053

75
1.118
7.861
9.054
$ 24.907

75
1.118
7.861
9.054
$27.107

Beberapa Rasio Terpilih


Tingkat perputaran piutang usaha
10,41
10,41
Tingkat perputaran persediaan
6,12
6,12
Tingkat perputaran utang usaha
6,55
6,55
Tingkat perputaran beban akrual
25,47
25,47
Utang pajak/ Beban pajak
50,24%
50,24%
Total aktiva/ Ekuitas pemegang saham
3,07
3,07
Dividen per lembar saham
$0,225
$0,225
Pengeluaran modal
$3.163
$3.163
Pengeluaran modal/ penjualan
7,93%
7,93%
Tabel 1.4 Proyeksi Neraca Target Corporation

3. Proyeksi Laporan Arus Kas


Proyeksi laporan arus kas dihitung dari proyeksi laporan laba rugi dan proyeksi neraca.
Proyeksi arus kas bersih dari operasi sebesar $2.435 Juta mendanai sebahagian dari pengeluaran
modal sebesar $3.419 juta dan dividen sebesar $204 juta. Kekurangannya ditutupi dengan
kenaikan utang jangka panjang sebesar $1.295 juta.

Laba bersih
Penyesuaian laba menjadi arus kas:
Penyusutan
Piutang usaha
Persediaan

Estimasi Tahun 2002


$ 1.378
1.263
(310)
(360)

Utang usaha
Beban akrual
Pajak
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Pengeluaran modal
Arus kas bersih dari Aktivitas investasi
Utang jangka panjang
Tambahan modal disetor
Dividen
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
Perubahan bersih kas
Kas awal
Kas akhir

336
127
1
2.435
(3.419)
(3.419)
1.295
20
(204)
1.111
127
499
$ 626

Tabel 1.5 Proyeksi Laporan Arus Kas Target Corporation


C. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari
perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi
dalam menghasilkan keuntungan.
Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahanperubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.
Contoh:
- Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan
Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahanperubahan berikut:
1. Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahanbaku, produksi, dsb.
2. Penurunan produktivitas
3. Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut
terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio, danpayback
period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi.
Mudah dilakukan dalam software spreadsheet.
Proyeksi laporan keuangan didasarkan pada hubungan yang diharapkan antara pos laporan laba
rugi dengan pos neraca. Persentase pengeluaran modal terhadap penjualan naik bertahap dari
5,69% menjadi 7,93%. Jika diasumsikan kenaikan yang sama pada tahun 2002 menjadi 9%,
pengeluaran modal akan naik menjadi $3,88 miliar, yang memerlukan tambahan dana sebesar
$500 juta. Kenaikan yang sama juga dapat berasal dari penurunan perputaran piutang dan
perputaran persediaan.
Analisis sensitivitas ini menunjukkan asumsi mana yang memiliki dampak paling besar
pada hasil keuangan dan sebagai konsekuensinya, membantu identifikasi area yang memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut.
D. Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaian Laba Sisa

Proses penilaian memerlukan estimasi laba bersih di masa depan dan nilai buku ekuitas
pemegang saham. Tampilan 1.7 menyajikan contoh penilaian pada saham Syminex Corp tahun
2000. Model penilaian memerlukan estimasi parameter:
Pertumbuhan penjualan
Margin laba bersih (laba bersih/penjualan)
Perputaran modal kerja bersih (penjualan/modal kerja bersih)
Perputaran aktiva tetap (penjualan/aktiva tetap)
Leverage keuangan (aktiva operasi/Ekuitas)
Biaya modal ekuitas
Penjualan diharapkan tumbuh sebesar 8,9%di tahun 2001 dan 9,1% tahun 2002,
penurunan tingkat pertumbuhan 8%,7% dan 6% tahun berikutnya. Penjualan diasumsikan
tumbuh pada tingkat inflasi jangka panjang sebesar 3,5%. Margin laba bersih diharapkan naik
menjadi 9,2% dan 9,4% selama 2 tahun berikut kemudian bertahan. Tingkat modal kerja bersih
dan aktiva tetap diharapkan konstan pada tingkat 11,83 dan 1,99 kali. Leverage keuangan juga
diharapkan konstan pada tingkat sekarang sebesar 2,52. Biaya modal ekuitas diperkirakan
sebesar 12,5%.
Laba bersih diestimasikan dengan menggunakan rumus:
Laba bersih = penjualan x margin laba bersih.
Modal kerja bersih dan aktiva tetap diestimasikan dengan menggunakan rumus:
Penjualan
Modal kerja bersih =
Tingkat perputaran modal kerja
Penjualan
Modal aktiva tetap =
Tingkat perputaran aktiva tetap
Ekuitas diproyeksikan dengan menggunakan rumus:
Total aktiva operasi
Total ekuitas pemegang saham =
Leverage
Aktiva operasi = modal kerja bersih + aktiva tetap
Laba sisa untuk tahun 2001 diestimasikan dengan menggunakan rumus:
Sisa laba = Laba bersih - ( Ekuitas awal tahun x Biaya modal ekuitas)
$6.278

= $8.866

-(

$20.624

0,125

Tahun-tahun setelahnya, dalam horizon peramalan di hitung dengan cara yang sama.

Tabel 1.6 Penilaian untuk Saham Biasa Syminex


E. Tren Penggerak Nilai
1. Pembalikan ROE
Modal laba sisa menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas pemegang saham
ditambah nilai sekarang dari laba sisa (residual income) yang diperkirakan.

1. ROE cenderung untuk kembali ke keseimbangan jangka panjang. Hal ini


mencerminkan tekanan kompetisi.
2. Pembalikan tidak lengkap. Hal ini mungkin disebabkan oleh 2 hal; perbedaan resiko
yang tercermin dalam perbedaan biaya modal atau tingkat konservatisme yang lebih
tinggi (rendah) dalam kebijakan akuntansi.

2. Pembalikan Margin Laba Bersih


Tingkat pengembalian untuk perusahaan dengan laba terendah lebih besar dari pada
tingkat pengembalian perusahaan yang paling untung. Tingkat pengembalian untuk dua
kelompok ekstrem perusahaan tersebut lebih besar dari pada tingkat pengembalian perusahaan
dengan laba yang lebih moderat.
3. Pengembalian Perputaran Total Aktiva
Walaupun tapaknya ada pembalikan, tingkatnya lebih kecil dari tingkat pembalikan
ukuran profitabilitas.

F. Pola Arus Kas


Kas dan setara kas (selanjutnya disebut kas) merupakan aktiva yang paling likuid.
Hampir seluruh keputusan manajemen untuk melakukan investasi atau membayar belan
memerlukan kas. Arus kas masuk dan kas keluar saling terkait. Kegagalan salah satu aspek bisnis
akan berdampak pada keseluruhan sistem arus kas. Kegagalan penjualan berpengaruh pada
konversi persediaan menjadi piutang dan kas, mengakibatkan menurunnya ketersediaan kas,
ketidakmampuan perusahaan dalam mengganti kas dapat menghambat aktivitas produksi dan

merugikan penjualan dimasa depan, dan sebaliknya. Pembatasan jangka panjang dari arus kas
masuk atau keluar dapat menurunkan solvabilitas perusahaan.
G. Pentingnya Peramalan Penjualan
Kendala peramalan laba bergantung pada kualitas peramalan penjualan. Peramalan
penjualan meliputi analisis atas:
Arah dan tren penjualan
Pangsa pasar
Kondisi industri dan ekonomi
Kapasitas produksi dan keuangan
Faktor kompetisi
H. Peramalan Kas dengan Analisis Performa
Laporan keuangan performa digunakan untuk menghitung rasio keuangan dan
menyimpulkan hubungan lainnya, dan dibandingkan dengan data historis untuk menguji
kelayakan.
PANDUAN JAWABAN PANDANGAN ANALISIS
Pialang Saham
Analisis harus melihat komponen-komponen arus kas maupun laba untuk memutuskan investasi
dalam saham perdana perusahaan.
Pemberi Pinjaman
Jika penjelasan manajemen penjualan tidak didukung oleh bukti yang objektif, pemberi pinjaman
harus menolak permohonan pinjaman. Namun jika penjelasan manajemen atas laporan penjualan
dapat diuji kebenarannya pemberi pinjaman dapat menilai tingkat ramalan penjualan serta
ketidakpastiannya.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan analisis prospektif pada makalah ini adalah:
1. Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan keuangan.
2. Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk
mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat.
3. Analisis prospektif meliputi peramalan neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.
Analisis prospektif merupakan inti penilaian efek. Analisis prospektif juga berguna untuk
menguji ketepatan rencana strategis perusahaan.

Saran-saran:

Karena keterbatasan kelompok penulis dalam penulisan makalah ini, diharapkan saran dan
masukan dari pembaca semua untuk peningkatan pengetahuan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anda mungkin juga menyukai