Diktat Otot NB
Diktat Otot NB
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Neurotransmiter yang
potensial aksi yang sampai di ujung akson, maka voltage gated calcium
channel (saluran ion kalsium) yang terdapat di membran akson (axolemma)
akan terbuka. Dengan terbukanya saluran ion Ca +, akan terjadi influks ion
Ca+ ke dalam akson (axoplasma) karena kadar ion Ca+ ekstrasel jauh lebih
besar dibandingkan kadar ion Ca+ intrasel. Peningkatan kadar ion Ca + dalam
akson akan merangsang Calmodulin untuk mengaktifkan suatu protein
kinase yang semula inaktif menjadi protein kinase aktif.
aktif
akan
merangsang
vesikel
untuk
melakukan
Protein kinase
docking
(bergerak
fusi
titik letup / firing level (-55 mV), maka akan menimbulkan potensial aksi di
NMJ.
Sarcotubuler system
OTOT RANGKA
Otot rangka atau otot skelet, juga disebut otot bergaris atau otot
lurik adalah organ somatis yang fungsinya dipengaruhi oleh kemauan karena
mendapat persarafan dari saraf motorik somatik tipe A. Fungsi utama
otot rangka adalah berkontraksi dalam rangka menggerakkan anggota tubuh.
Fungsi yang lain adalah :
- menghasilkan panas tubuh
- memberi bentuk tubuh
- melindungi organ yang lebih dalam
Jumlah otot skelet pada waktu lahir 25% berat badan (BB), saat dewasa
muda 40% dan pada usia > 40 tahun 33 % berat badan.
Otot skelet tersusun atas kumpulan serabut otot bergaris (muscle
fibers) yang merupakan sel fungsional untuk berkontraksi.
Selain itu,
4
reseptor
regang,
kontraksi otot.
ikut
mengendalikan
tonus
otot
serta
menghaluskan
(alpha) yang berasal dari motor neuron medulla spinalis maupun batang otak
(brain stem), sedangkan muscle spindle mendapat persarafan dari saraf
motorik A (gamma).
Struktur kontraktil yang terdapat di dalam muscle fibers adalah aktin
(filamen tipis) dan myosin (filament tebal). Filament aktin terdiri atas :
1. Aktin
2. Tropomiosin
3. Troponin, mempunyai 3 bagian yaitu :
Troponin T, melekat pada Tropomiosin
Troponin C, akan berikatan dengan ion Ca+
Troponin I, menempel pada head myosin
Miosin tersusun atas molekul miosin dan mempunyai tonjolan yang disebut
head atau cross bridge.
sedangkan pada saat kontraksi head miosin akan terikat atau menempel
pada bagian aktif dari filamen aktin (actin binding site).
menempelnya
Keadaan
TRIAD.
Cysternae
semakin
banyak
ion
Ca+
yang
keluar
dari
cysternae
sitosol akan merangsang proses kontraksi sliding antara aktin dan miosin.
Tahapan perambatan impuls sampai dengan terjadinya kontraksi
1. Discharge impuls dari alpha motor neuron
2. Konduksi secara saltatory melalui saraf motorik A (alpha)
3. Impuls mencapai ujung akson (axon knob) di NMJ
4. Impuls menyebabkan terbukanya voltage-gated Ca channels
6
5. Influk ion Ca+ ke dalam sitosol axon knob merangsang terjadinya
docking dan fusi vesikel, selanjutnya eksositosis neurotransmitter ke
celah sinap.
6. Asetilkolin akan berikatan dengan reseptor kolinergik tipe nikotinik yang
ada pada sarkolema di sinap.
7. Terangsangnya reseptor kolinergik
tipe
nikotinik
menyebabkan
terbukanya saluran ion Natrium sehingga ion Natrium influk dan timbul
EPSP.
maka
akan
menimbulkan
potensial
aksi
(impuls)
di
sarkolema
8
4. Glikolisis aerobik
5. Lipolisis
Fenomena Kontraksi
1. Sumasi Kontraksi, ada 2 macam yaitu :
a. Sumasi Temporal
Disebut juga Sumasi Gelombang karena bentuknya seperti
gelombang.
Sumasi
temporal
dapat
terjadi
dengan
cara
motor
unit
summation
oleh
karena
rangsangan.
Dengan
meningkatkan
intensitas
yang
terjadi
sama
besar
dengan
kontraksi
maksimal.
2. Tetani
Tetani merupakan kontraksi otot secara maksimal yang terjadi secara
beruntun (multiple) yang tidak diselingi dengan relaksasi. Tetani lurus
atau complete atau sempurna oleh karena kontraksi ke dua dan
seterusnya terjadi pada saat kontraksi sebelumnya belum mengalami
fase relaksasi. Tetani kontraksi pada dasarnya adalah kepanjangan dari
suatu sumasi temporal.
9
Frekuensi kritis rangsangan adalah rangsangan beruntun (multiple)
dengan interval rangsangan sependek mungkin agar terjadi suatu
tetani lurus.
Contoh : frekuensi kritis rangsang adalah 125 rangsang perdetik, maka
akan menimbulkan tetani lurus pada otot. Apabila rangsang beruntun
dilakukan 100 rangsangan perdetik maka akan menimbulkan tetani
bergerigi.
Fenomena tetani ini terjadi pada penyakit tetanus, yaitu pada saat
terjadi kontraksi tetani pada otot tertentu, yang dapat terjadi selama
beberapa menit atau beberapa jam.
dalam jumlah besar, akan menghalangi proses relaksasi otot, yaitu lepasnya
head miosin yang menempel pada filamen aktin.
Hipertrofi Otot Rangka
Otot rangka pada
manusia
tidak
dapat
bertambah
jumlahnya
10
pusat pengendalian saraf motorik di otak (gyrus precentralis : area Brodmann
4).
Miastenia Gravis
Kontraksi otot rangka yang makin lama makin lemah oleh karena
gangguan transmisi impuls di NMJ.
Autolisis
terletak di tengah.
Intermediat
lebih lama dibandingkan
otot rangka maupun otot jantung. Selain itu,
e
Dens Mechanica
kontraksi otot polosFilamen
mempunyai sifate khusus yaitu
adanya plasticity (stress
l
Thick
Body
Coupling
Thin
relaxation) dan
tonic rhytmic
contraction.
Filamen
Filamen
Gap
Junctio
n
Longitudinal
Section
Cross
Sectio
n
11
sebagai depo ion Ca++, maka ion Ca++ untuk kontraksi berasal dari cairan
ekstraseluler yang masuk saat terjadi potensial aksi.
12
myosin.
memacu ikatan antara head myosin dengan actin binding site. Keadaan ini
yang disebut sliding antara aktin dan miosin atau terjadinya kontraksi. Akibat
(Contracts++ secara transport aktif, keluar dari sitosol menuju
pemompaan
++ ion Ca
(Relaxes Smooth
Smooth
MuMuscle)
ekstraseluler
atau
sarcoplasmic reticulum, maka
Muscle
) masuk kembali ke dalam
cA
MP
Ca
aktivitas
Calmodulin-Ca complex menjadi menurun.
Calmodu
Akibatnya, aktivitas
Calmodulin
Actin +
(Relaxed)
Myosin
Ca4++-CalmodulinMLCKactive
AT
Actin +
P
LCP-ATP
Myosin Light
Chain
Cros
Phosphatase
s
Brid
ge
Cycl
ing
MyosinHead
Detachmen
t AT
Recock
P
Head 90o
ADP
+ Pi
Power
Stroke
Actin-Myosin-LCP-ADP-P
namun ada bagian-bagian tertentu yang berbeda. Triad yang ada di otot
skelet tidak dapat ditemukan pada otot jantung, yang ada adalah
Diad, ujung
membentuk
cysternae,
diameter T tubules jauh lebih besar dibandingkan otot rangka, yakni 5 kali
lebih besar. Proses kontraksi otot jantung hampir sama dengan otot rangka,
hanya saja peningkatan kadar ion Ca ++ berasal dari ekstraseluler /
interstitial, lumen sarcoplasmic reticulum, dan lumen T tubule. Antar
sel otot jantung terdapat gap junction dan desmosom. Dengan adanya
gap junction, maka potensial aksi dapat dihantarkan dari sel satu ke
sel lain yang ada di sebelahnya, sehingga miocard merupakan suatu
13
sinsitium fisiologis (functional syncitium). Aktin dan miosin mempunyai
susunan yang sama dengan otot rangka, hanya mempunyai perbedaan
pada sarkotubuler sistem, sarcoplasmic reticulum dan T tubule.
line juga didapatkan pada otot jantung, adanya intercalated disc yang
merupakan pengembangan Z line.
Otot jantung mendapatkan innervasi dari :
- saraf simpatis
- saraf parasimpatis
- saraf intrinsik oleh Purkinye system
Potensial Aksi Otot Jantung
Lamanya potensial aksi pada otot jantung 200 milidetik, terdapat
fase plateau diantara fase repolarisasi karena adanya saluran ion di
sarkolema otot jantung.
aksi masih berlangsung, sehingga selesainya potensial aksi dan kontraksi otot
jantung terjadi hampir bersamaan. Keadaan inilah yang menyebabkan otot
jantung tidak dapat mengalami sumasi kontraksi.
1
2
aerobik yaitu
iskemia, penyediaan ATP di dalam otot jantung terjadi secara anaerobik dan
hal ini hanya terjadi 10%. Pada kondisi basal, sebagai sumber energi yaitu
65% berasal dari lemak, 35% berasal dari karbohidrat sedangkan sisanya dari
keton dan asam amino. Mitokondria dan miglobin dalam otot jantung sangat
banyak jumlahnya, bentuk mitokondria lebih besar dan lebih panjang.
14
Daftar Pustaka