PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penahanan didefinisikan sebagai setiap titik waktu ketika kebebasan
seseorang dalam bergerak telah ditolak oleh penegak hukum, seperti pada saat
penangkapan, penuntutan, hukuman. Kematian dalam tahanan boleh
didefinisikan sebagai kematian yang berlaku selama seseorang berada dalam
tahanan pihak berkuasa. Pihak berkuasa yang dimaksudkan termasuk pihak
polisi. Selain itu, jika seseorang tersebut meninggal dunia di rumah sakit atau
di tempat lain selama masih dalam penahanan pihak berkuasa maka kasus ini
juga boleh digolongkan sebagai kematian dalam tahanan. (1)
Menurut kepala laporan Suruhanjaya Diraja penambahan perjalanan dan
pengurusan Polis Diraja Malaysia, jumlah kematian dalam tahanan dari tahun
2000 hingga 2004 ialah 80 orang. Menurut statistik yang dikeluarkan oleh
SUHAKAM pada februari 2007, jumlah kematian dalam tahanan dari tahun
2000 hingga juni 2006 ialah 100 orang. Menurut pemantauan SUARAM,
sepanjang tahun 2007 telah didapati 11 kasus kematian dalam tahanan.
Menurut Menteri dalam Negeri terdapat 1531 kasus kematian dalam tahanan
telah dicatatkan antara tahun 2003 sampai 2007 termasuk kematian dalam
tahanan polisi sebanyak 85 orang.(1)
Berdasarkan Bagian Kode Pemerintah 12.525, California Departemen
Kehakiman Kematian Informasi Tahanan sejak tahun 1980. Namun, karena
keterbatasan sumber daya, publikasi tahunan pada topik ini belum
memungkinkan. Laporan ini memberikan gambaran singkat tentang faktafakta tentang kematian dalam tahanan di California dari tahun 1994 sampai
2003, dengan analisis yang lebih rinci untuk tahun 2003.(2)
Gambar 1. Tingkat kematian tahanan pada tahun 1994 hingga tahun 2003(2)
Pada
tahun
2003,
sebagian
besar kematian
tahanan
terjadi
penjara
(55,0 persen),
diikuti oleh
daerah penjara
(22,2
persen), mobil
patroli,
di
di
jalan atau di
tempat
tinggal
(15,7
persen), penjara kota (2,4 persen) , rumah sakit negara bagian dan lokal (4,3
persen), dan fasilitas negara bagian dan lokal (0,3 persen) (Gambar 2).(2)
Pada tahun 2003, sebagian besar kematian dalam tahanan terdiri dari
putih (43,1 persen), diikuti oleh orang kulit hitam (27,8 persen), Hispanik
(23,1 persen), dan ras lainnya (6,0 persen) (Gambar 4).(2)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
melakukan
penerimaan,
pendaftaran,
penempatan
HIV/ AIDS
Di kebanyakan negara di Eropa dan Asia Tengah, tingkat infeksi
HIV dikalangan orang yang di penjara lebih besar dibandingkan dengan
populasi umum. Penjara merupakan tempat penularan HIV dan
penyakit menular lainnya, karena :
1) Terjadi penggunaan obat suntik tanpa adanya ketersediaan jarum
steril.
2) Risiko hepatitis B dan C akibat penggunaan bersama (air, sendok
dll) dan pisau cukur, sikat gigi, tattoo, tindik.
3) Hubungan seksual yang tidak terlindungi, prostitusi, perkosaan.
4) Akses kesehatan yang terbatas.
5) Keamanan dari peralatan medis (perawatan gigi, kedokteran,
ginekologi).
2.2.2.
Tuberculosis (TB)
Sejak awal 1990an, epidemi TB di penjara telah dilaporkan di
banyak negara dan strain TB yang menyebar di penjara banyak yang
resisten terhadap pengobatan dan berhubungan dengan infeksi dari
HIV. Laju MDR TB lebih tinggi diantara para tahanan dibanding
dengan populasi umum.
Dengan adanya populasi penjara yang berlebih dan nutrisi yang
buruk, laju TBC di antara tahanan adalah sepuluh hingga seratus kali
lebih tinggi dibanding komunitas di luar penjara.
2.2.3.
Obat-obatan
Proporsi IDU yang berbagi penggunaan jarum yang tinggi dengan
risiko dari penularan HIV dan penyakit menular lainnya. Sebanyak 7098% orang yang dipenjara akibat kejahatan yang berhubungan dengan
obat-obatan dan tidak mendapatkan tata laksana akan relaps dalam
jangka waktu setahun setelah keluar dari penjara.
Perawatan substitusi mengurangi penggunaan heroin dan lebih
efektif untuk mempertahankan pengguna dalam tahapan pengobatan
dibanding dengan usaha detixofikasi. Tata laksanan substitusi memiliki
beberapa
keuntungan,
termasuk
stabilisasi
dan
pengguna,
Kesehatan mental
Dari jumlah dua juta tahanan di Eropa, setidaknya 400.000 orang
menderita gangguan mental yang signifikan dan lebih banyak lagi
yang menderita gangguan mental lainnya seperti depresi dan cemas.
Over
populasi,
bullying,
marginalisasi
dan
stigma
serta
2.2.5.
Kesehatan Wanita
Walaupun wanita menempati proporsi yang sangat kecil dari total
populasi tahanan, 4-5% rerata, jumlah tahanan wanita di penjara
rneningkat secara cepat. Mereka umumnya dipenjara akibat tindak
non-kekerasan, properti, dan obat-obatan. Wanita yang dipenjara
membawa serta permasalahan yang kompleks, kebutuhan, kecemasan,
penyakit dan distress. Penjara memperburuk masalah ini, dan
meningkatkan ancaman kesehatan pada kebanyakan wanita ini.
Wanita yang dipenjara cenderung memiliki pengalaman traumatik
pada masa anak-anak daripada pria yang dipenjara seperti kekerasan
seksual, mental dan fisik. Separuhnya mengalami kekerasan domestik.
Banyak wanita di penjara adalah para ibu dan biasanya mengasuh
anak. Sekitar 10.000 bayi dan anak di Eropa diperkirakan terpengaruh
akibat ibu mereka yang dipenjara. Pada kebanyakan negara Eropa, bayi
dan anak kecil dapat tinggal di penjara bersama ibunya, dengan
batasan umur tiga tahun.Sebanyak 75% wanita yang masuk penjara
diperkirakan memiliki masalah dengan obat-obatan dan alkohol.
Gangguan mental sering ditemukan pada wanita yang dipenjara,
80% dari wanita di penjara memiliki gangguan mental yang dapat
teridentifikasi. Dua pertiga dan tahanan wanita menderita PTSD. Satu
dari sepuluh wanita mencoba bunuh diri sebelum dipenjara. Tahanan
wanita lebih cenderung untuk melukai diri sendiri dan mencoba bunuh
diri dibanding tahanan pria. Prevalensi dari HIV dan penyakit menular
lebih tinggi diantara tahanan wanita.
Tahanan wanita memiliki kebutuhan khusus berkaitan dengan
kesehatan reproduksi seperti menstruasi, kehamilan, dan menopause.
Hal ini membuat kebutuhan akses yang lebih baik terhadap nutrisi dan
produk perawatan diri.
2.3.
2.4.
10
yang
terlaiu
forensik
ditemukan
adanya
bukti-bukti
tindakan
penyiksaan.
2.5.
2) Apakah ada kode etik bagi polisi atau militer pasukan yang
mengatur mengenai perlakuan terhadap tahanan? Apakah yang
dimaksudkan oleh kode sebenarnya?
3) Apakah polisi atau kekuatan militer mendapatkan pelatihan?
Jenis pelatihan?
4) Apa saja rantai komando?
b. Informasi politik
1) Lacak pernyataan yang dibuat oleh pejabat pemerintah tentang
penyiksaan dan kematian dalam tahanan.
2) Simpan semua catatan tentang kasus individu, dugaan atau
komentar umum tentang tahanan pada umumnya.
c. Informasi sosial
1) Melalui pemantauan media, mampu mencari tahu tentang
perasaan masyarakat umum terkait tahanan dan kriminalitas.
2) Apakah masyarakat atau media boleh melakukan panggilan
untuk pengobatan yang lebih berat terhadap tahanan?
d. Kriminalitas
Melacak informasi tentang kriminalitas :
1. Apakah terdapat peningkatan atau penurunan?
2. Apakah tindakan kriminal utama?
3. Apakah dakwaannya? Hukumannya?
2.5.2. Catatan dan tindak lanjut kasus individu(6)
Mozambican League for Human Rights melakukan investigasi
terhadap tahanan di Mozambik. Kisah tahahan yang disiksa hingga
meninggal oleh petugas polisi adalah hal yang umum di Mozambik.
Sejak
didirikan,
Mozambican
League
for
Human
Rights
12
13
1) Penjara khusus
2) Barak militer khusus
3) Pusat penahanan rahasia
d. Pola identitas para tersangka :
1) Petugas keamanan khusus
2) Penjara khusus
3) Cabang keamanan
4) Peringkat serupa
e. Pola penyebab dan cara kematian :
1) Luka tembakan
2) Penyiksaan
3) Kurangnya obat-obatan dan perawatan medis
f. Pola musim kematian
Inisalnya musim panas atau musim hujan yang ditandai dengan
kelaparan, peningkatan malaria atau TB diseluruh negara. Respon
pemerintah untuk kasus dugaan kematian dalam penjara :
1) Penolakan pengembalian jenazah pada keluarga
2) Ketiadaan investigasi yang independen dan tidak memihak
3) Ketiadaan otopsi
4) Prosedur otopsi dan investigasi tidak memenuhi standar
internasional
5) Tidak ada penangkapan, pencobaan, atau penilaian.
2.6.
14
15
a. Definisi
Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri (Pasal 1
KUHAP Butir 26).
Saksi ahli adalah seseorang yang dapat menyimpulkan berdasarkan
pengalaman keahliannya tentang fakta atau data suatu kejadian, baik yang
ditemukan sendiri maupun oleh orang lain, serta mampu menyampaikan
pendapatnya tersebut (Franklin C.A, 1988).5 Saksi ahli merupakan orang
yang memenuhi syarat dalam hal pengetahuan dan pengalamannya untuk
memberikan pendapat tentang isu tertentu ke pengadilan.
Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana
yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia
dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan
dari pengetahuannya (Pasal 1 KUHAP Butir 27).
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang
memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan (Pasal 1
KUHAP Butir 28). Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di
sidang pengadilan (Pasal 186 KUHAP)
b. Dasar Hukum
Kewajiban dokter untuk membuat keterangan ahli telah diatur dalam
pasal 133 KUHAP. Keterangan ahli ini akan dijadikan sebagai alat bukti
yang sah di depan sidang pengadilan (Pasal 184 KUHAP) dan dapat
diberikan secara lisan di depan sidang pengadilan (Pasal 186 KUHAP).
Bila dokter atau tenaga kesehatan dengan sengaja tidak memenuhi
kewajiban saat dipanggil sebagai saksi, atau sebagai ahli dalam suatu kasus
yang diduga terkait dengan suatu kejahatan, maka dalam perkara pidana
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan dan dalam
perkara lain, diancam dengan pidana paling lama enam bulan (Pasal 224
16
KUHP). Pada kasus yang terkait dengan pelanggaran, maka dokter atau
tenaga kesehatan dapat didenda sesuai kepantasan menurut persidangan
(Pasal 522 KUHP).
Asosiasi Kedokteran Australia dalam Ethical Guidelines for Doctors
Acting as Medical Witnesses juga mengutarakan kewajiban etika yang
dimiliki dokter untuk membantu pengadilan dan proses penyelesaian
sengketa alternatif dengan memberikan bukti ahli apabila dipanggil
persidangan. Dokter harus memberikan bukti ahli untuk membantu
pengadilan yang sifatnya tidak memihak, jujur, objektif dan membatasi
pendapat mereka hanya dalam ruang lingkup keahliannya. Dokter juga
memiliki kewajiban untuk melindungi privasi dan kerahasiaan dari semua
pembuktian relevan yang dimilikinya.(8)
c. Dokter sebagai saksi ahli
Dari segi yuridis, setiap dokter adalah ahli, baik dokter itu ahli ilmu
kedokteran kehakiman ataupun bukan, Oleh sebab itu setiap dokter dapat
dimintai bantuannya untuk membantu membuat terang perkara pidana oleh
pihak yang berwenang. Akan tetapi supaya dapat diperoleh suatu bantuan
yang maksimal, permintaan bantuan itu perlu diajukan pada dokter yang
memiliki keahlian yang sesuai dengan objek yang akan diperiksa, misalnya:
1) Untuk objek korban mati, sebaiknya diminta kepada ahli ilmu
kedokteran kehakiman.
2) Untuk objek korban hidup yang menderita luka-luka sebaiknya
dimintakan kepada dokter ahli bedah.
3) Untuk objek korban hidup akibat tindakan pidana seksual sebaiknya
dimintakan kepada dokter ahli kandungan.
4) Untuk objek yang berkatan dengan gigi (untuk kepentingan
identifikasi) sebaiknya dimintakan bantuan kepada dokter gigi.
5) Untuk objek terdakwa yang menderita/diduga menderita penyakit jiwa
sebaiknya dimintakan kepada dokter ahli jiwa.
Berdasarkan Ethical Guidelines for Doctors Acting as Medical
Witnesses, terdapat dua jenis saksi medis, sehingga ketika dokter dipanggil
17
untuk menjadi saksi medis, penting untuk membedakan konteks bukti yang
akan disertakan, apakah sebagai saksi fakta (dokter yang merawat) atau
saksi pendapat (ahli independen).
Saksi fakta diberikan oleh dokter yang memeriksa, merawat atau
memberikan penatalaksanaan sebuah kasus medik. Dokter tersebut akan
diminta untuk mempresentasikan bukti medis terhadap penatalaksanaan
yang telah dilakukannya dan memberikan informasi yang faktual tentang
hasilnya. Saksi pendapat adalah saksi ahli yang independen yang diminta
untuk memberikan pendapat yang independen berdasarkan fakta-fakta dari
kasus tertentu yang sudah ada. Dalam hal ini dokter akan memberikan
pendapat sesuai dengan pengalaman dan keahliannya yang relevan. Sebagai
saksi ahli independen, dokter dapat membantu pengadilan dalam dua cara,
yaitu dengan memberikan pendapat ahli berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya
terhadap
fakta
dan
menginformasikan
pengadilan
terlibat
dalam
kasus
persidangan
karena
keahlian,
18
memberikan
pendapat
yang
objektif
terkait
dengan
keahliannya.
c) Saksi ahli harus menyatakan fakta-fakta atau asumsi yang memiliki
dasar yang jelas.
d) Saksi ahli harus memberikan penjelasan apabila terdapat pertanyaan
atau permasalahan yang diluar keahliannya.
e) Jika pendapat ahli tidak berdasarkan penelitian, hanya bderdasarkan
data yang tersedia, maka harus disertakan penjelasan bahwa ini hanya
bersifat sementara.(8)
19
2.8.
terhadap
keadaan
darurat,
sehingga
petugas
dapat
20
21
BAB III
KESIMPULAN
Penahanan didefinisikan sebagai setiap titik waktu ketika kebebasan
seseorang dalam bergerak telah ditolak oleh penegak hukum, seperti atau pada
saat penangkapan, penuntutan, hukuman. Kematian dalam tahanan boleh
didefinisikan sebagai kematian yang berlaku selama seseorang berada dalam
tahanan pihak berkuasa.
Kematian tahanan dapat dibedakan terdapat pelanggaran terhadap hak
asasi dan tidak. Beberapa penyebab antara lain karena penyakit, bunuh diri,
kecelakaan, pembunuhan, kekerasan, over dosis obat, gantung, senjata api, dan
kematian mendadak. Selain itu, pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 58 tahun 1999 tentang syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan
wewenang, tugas, dan tanggung jawab perawatan tahanan.
Penanganan terhadap kematian tahanan adalah dengan pemeriksaan
sistematik post mortem, semua pemeriksaan post mortem dilakukan oleh
patologi forensik, pemeriksaan otopsi, hindari pemakaman dini, investigasi
tempat tahanan dan lokasi kematian.
Seorang praktisi medis dapat disebut sebagai saksi ahli medis untuk
memberikan bukti di pengadilan, atau sebagai bagian dari proses
penyelesaian sengketa alternatif. Bukti medis dari seorang ahli sering menjadi
bagian yang penting dalam administrasi peradilan dalam proses hukum yang
melibatkan kesehatan dan hal-hal medis. Bukti yang diberikan oleh dokter
sebagai ahli dapat membantu pengadilan atau proses penyelesaian sengketa
alternatif dalam membuat keputusan yang adil.
Upaya pencegahan kematian tahanan dapat dilakukan dengan akses
terhadap tahanan, peningkatan kondisi tempat tahanan, tahanan ditahan di
pusat tahanan resmi. Minta daftar semua tempat penahanan resmi, dan
mendirikan badan independen yang bertanggung jawab untuk mengunjungi
tempat tahanan secara reguler.
22
DAFTAR PUSTAKA
23