Anda di halaman 1dari 2

Pengendalian Atas Masukkan (Input)

Mengapa diperlukan pengendalian input ? Karena input merupakan salah satu tahap dalam
sistem komputerisasi yang paling krusial dan mengandung resiko. Resiko yang dihadapi
misalnya ialah:

Data transaksi yang ditulis oleh pelaku transaksi salah.


Kesalahan pengisian dengan kesengajaan disalahkan.
Penulisan tidak jelas sehingga dibaca salah oleh orang lain (misalnya petugas yang harus
meng-entry data tersebut ke komputer), khususnya bila yang diolah bukan dokumen aslinya,
melainkan tembusan.

Batch Sistem
Cara pemrosesan data input antara lain dengan sistem batch processing, data diolah dalam satuan
kelompok (bundel) dokumen, dan delayed processing system (pengolahan bersifat tertunda, yaitu
updating data di komputer tidak sama dengan terjadinya transaksi). Pengendalian input dalam
sistem batch dilakukan pada tahap:

Data Capturing
Batch Data Preparation
Batch Data Entry
Validation

On-line Real time Entry


Pengendalian input sistem on-line real time dilakukan pada tahap :

Entry Data & Validation


Pada batch processing system lazimnya entri data dilakukan petugas data entry (petugas
teknis unit komputer), sedangkan dalam sistem on-line real-time lazimnya entri data oleh
pemakai langsung (misalnya para pelanggan atau nasabah bank) maupun para petugas
operasional (sudah tidak dikatagorikan sebagai pegawai komputer lagi, misalnya: nasabah

yang mengambil uang di ATM, petugas front office hotel, bank teller.
Dalam sistem komputerisasi, khususnya yang menggunakan sistem on-line real-time,
paperless, maka masalah jejak pemeriksaan (audit trail) menjadi makin penting. Oleh karena
itu masalah audit trail antara lain dalam bentuk existence controls harus betul-betul
diperhatikan.

Pengendalian Bersifat Prevention


Contoh pengendalian yang bersifat preventif misalnya ialah siapkan manual (buku pedoman
kerja/prosedur tertulis) untuk cara-cara memasukkan data ke file komputer. Cara lain ialah
perlunya pelatihan bagi para pengguna atau operatornya. Letak/ lingkungan/ bentuk layar
perekaman yang baik juga merupakan faktor-faktor yang menentukan kenyaman perekaman
data. Makin nyaman diharapkan tingkat kesalahan yang disebabkan oleh kejenuhan dan
kelelahan akan makin kecil. Pengendalian lain mialnya ialah pembatasan access secara fisik
(contoh ruang ATM), adanya aturan otorisasi (contohnya adanya PIN), identifikasi terminal dan
operatornya (password tertentu), proteksi dari fragmentasi.
Pengendalian Bersifat Detection
Contoh pengendalian intern yang bersifat detection objective misalnya ialah validasi kesesuaian
kode/ identitas./ PIN/ Account-ID antara yang dientri dengan yang ada di file komputer, validasi
atas field tertentu.
Pengendalian Bersifat Correction
Dalam pengendalian intern yang bersifat correction objective perlu disusun prosedur pembetulan
data apabila ternyata terdapat data salah yang lolos ke sistem. Lazimnya terdapat dua prosedur
yang berkaitan dengan hal ini, yaitu:

Bila kesalahan adalah Keying Error, cara pelaksanaan pembetulan ialah dengan merekam

ulang (pembetulan data).


Bila Source Error, artinya kesalahan bukan di pihak sistem pengolahan data, melainkan dari
sumbernya. Cara pembetulannya apabila terjadi kesalahan semacam itu maka harus
diklarifikasi kepada asal datanya.

Anda mungkin juga menyukai