Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman Tujuan Pembelajaran Tutorial Modul 3

Blok 1.02 Biologi Manusia


A. Fisiologi Sistem Saraf Motorik - Otot
Neuron motorik merupakan sel saraf yang badan selnya
terletak di korda spinalis dengan aksonnya terproyeksikan keluar
untuk mengontrol organ-organ efektor, seperti otot dan kelenjar.
Akson-akson neuron motorik membentuk sistem saraf somatik yang
terhubung dengan otot skelet dan
Potensial
aksi
menyebabkan terjadinya gerakan.
merambat cepat dari badan
sel di sistem saraf pusat ke
otot skelet melalui akson
bermielin. Ketika mendekati
otot,
selubung
mielin
menghilang
dan
akson
bercabang. Tiap akson ini
membentuk taut khusus
bernama
neuromuscular
junction. Interaksi antara
neuron motorik dan serat
otot
skelet
(taut
neuromuskular) merupakan

Di dalam taut neuromuskulus, terminal akson terpecah menjadi


beberapa cabang, yang masing-masing berakhir pada struktur mirip
kenop yang disebut tombol terminal dan cakram motorik.

Seperti ilustrasi pada


gambar di sebelah kanan,
sel saraf dan sel otot tidak
berkontak
secara
langsung. Celah antara
kedua
struktur
ini
dihubungkan oleh sinyal
neurotransmitter
berupa
asetilkolin
(ACh).
Pada
setiap
tombol
terminal
terdapat ribuan vesikel
yang mengandung ACh.
Pelepasan asetilkolin yang
terjadi
pada
tombol
terminal dapat dijabarkan

1. Potensial aksi di neuron motorik dihantarkan menuju terminal


akson (tombol terminal).
2. Potensial aksi memicu terbukanya kanal kalsium listrik
sehingga ion kalsium masuk ke dalam tombol terminal.
3. Ion kalsium memicu pelepasan ACh melalui eksositosis.
Vesikel neurotransmitter berdifusi dengan membran prasinaps
dan ACh dilepaskan.
4. ACh diterima dan terikat oleh reseptor di membran
pascasinaps sarkolema.
5. Pengikatan ini memicu terbukanya kanal kation nonspesifik
sehingga ion natrium masuk ke dalam sel otot.
6. Masuknya ion natrium ke dalam sel otot menyebabkan
potensial aksi terhantarkan ke miofibril dan menyebabkan
kontraksi otot.
Kanal-kanal kation nonspesifik yang terbuka (dipicu oleh pengikatan
ACh) menyebabkan terjadinya pertukaran ion natrium dan kalium.
Oleh sebab gradien elektrokimia ion natrium yang lebih besar dari

ion kalium, lebih banyak jumlah ion natrium yang masuk


dibandingkan ion kalium yang keluar dan menyebabkan cakram
motorik terdepolarisasi. Perubahan-perubahan yang dihasilkan dari
pergerakan ion menembus tombol terminal di taut neuromuskulus
disebut potensial end-plate (end-plate potential, EPP).

A
NJ

A: Axon terminal, M: Muscular fiber, NJ: Neuromuscular junction


Taut neuromuskulus rentan terhadap beberapa bahan kimia
dan penyakit, salah satunya racun laba-laba black-widow. Racun
yang dihasilkan oleh laba-laba tersebut memicu pelepasan ACh dari
vesikel penyimpanan secara besar-besaran di taut neuromuskulus
dan tempat kolinergik lainnya. Semua tempat kolinergik mengalami
depolarisasi berkepanjangan, dengan akibat yang paling berbahaya
adalah paralisis pernapasan. Bernapas dilaksanakan oleh kontraksi
dan relaksasi bergantian oleh otot-otot rangka, khususnya
diafragma. Paralisis pernapasan terjadi akibat depolarisasi
berkepanjangan diafragma. Selama terjadi depolarisasi, kanal ion
natrium dalam keadaan inaktif dan tidak dapat terbuka. Depolarisasi
ini menghambat terjadinya potensial aksi dan kontraksi diafragma
sehingga menyebabkan yang bersangkutan tidak dapat bernapas.
B. Gerak Reflek

Anda mungkin juga menyukai