Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF POKOK BAHASAN

PENGENALAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN WADANPURO 2 KABUPATEN MALANG

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terjadi saat ini telah
mempengaruhi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Dari pembelajaran
di ruang kelas yang dilakukan secara konvensional sekarang ada pembelajaran online yang
bias dilakukan sewaktu waktu dan dimanapun. Bukti lainnya dari penggunaan media papan
tulis sekarang ke media slide presentasi dan multimedia pembelajaran interaktif yang semua
itu hanya bias dilakukan dengan perangkat komputer.
Sampai saat ini kebanyakan guru mengajar menggunakan media papan tulis dengan
memakai metode ceramah yang sering di istilahkan dengan metode konvensional, metode
pembelajaran sepetti itu seakan sudah menjadi tradisi bagi mayoritas guru. Hal seperti itu
terjadi di SDN Wandanpuro 2 Kabupaten Malang, selama ini guru menyajikan materi
pembelajaran menggunakan media papan tulis dan memakai metode ceramah sehingga
kegiatan pembelajaran (KBM) terasa membosankan dan hasil belajarnya rendah terutama
untuk mata pelajaran yang materinya sulit seperti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya.
Dari anggapan awal penulis, rendahnya hasil belajar memahami keragaman suku
bangsa dan budaya anak kelas IV SDN Wandanpuro 2 dikarenakan guru menyajikan materi
secara konvensional, sehingga dalam kegiatan pembelajaaran siswa terlihat bosan dan sulit
menerima materi yang diberikan guru. Siswa akan kehilangan motivasi belajarnya dan
pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya menjadi momok bagi mereka.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa selain
penggunaan media pembelajaran yaitu, (1)Keterampilan, gaya penyampain, dan model
pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariatif dalam menyampaikan materi

pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya. (2)Sikap siswa yang menyimpang, gaya
belajar siswa yang berbeda beda, dan daya ingat siswa yang rendah.
Untuk memberikan solusi dari berbagai permasalahan diatas, maka sangatlah penting
guru menggunakan media pembelajaran yang menarik dan bias mebuat siswa belajar lebih
aktif dan interaktif dan dapat dilakukan berulang-ulang secara mandiri. Sehingga materi
mudah disampaikan dan dapat diterima dengan baik oleh siswa dengan gaya belajar mereka
sendiri. Salah satu media yang menarik dan berbasis teknologi masa kini adalah media
pembelajaran interaktif yang dikemas dalam bentuk CD (Compact Disk) pembelajaran yang
telah dikembangkan.
Aspek multimedia yang dimiliki media pembelajran interaktif dapat memberikan
rangsangan atau stimulus dalam pembelajaran. Menurut Yunus (dalam Syakdiyah, 2010:5)
multimedia dapat membawa perubahan dari situasi belajar dengan terpaksa menjadi proses
pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan tidak membosankan. Multimedia juga dapat
membantu mempertajam pesan yang disampaikan karena memiliki berbagai kelebihan yang
bias menarik minat dan perhatian siswa. Multimedia merupakan kombinasi dari gambar,
suara dan teks yang diharapkan bias memenuhi kebutuhan gaya belajar siswa yang berbedabeda.
Sedangkan menurut praktisi media Agus Savara (dalam Satriangun, 2012:14)
mengemukakan kelebihan media pembelajaran interaktif Antara lain : (1) User (pengguna)
bias berinteraksi langsung dengan program computer. (2) user mendapatkan pengetahuan
baru. (3) tampilan audio visual yang menarik jika dibandingkan dengan media dua dimensi.
Dari berbagai kelebihan yang disebutkan diatas, pembelajaran yang menggukan media
pembelajran interaktif diharapkan akan benar-benar dimanfaatkan oleh guru dalam proses
kegiatan pembelajaran senhingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Media pembelajaran interaktif dapat diterapkan disekolah yang telah memiliki
fasilitas komputer atau laboratorium komputer yang mencukupi untuk digunakan siswa satu
kelas. Dari observasi yang penulis lakukan di SDN Wandanpuro 2 Kabupaten Malang
terdapat laboraturium computer dengan jumlah computer dengan jumlah computer 30 unit
yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif pengenalan keragaman suku bangsa dan budaya.
Bedasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui seberapa pengaruh penggunaan
suatu media pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar siswa di SDN Wandanpuro 2

Kabupaten Malang. Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
penggunaan multimedia interaktif pokok bahasan keragaman suku bangsa dan budaya
terhadap hasil belajar siswa kelas IV di SDN Wandanpuro 2 Kabupaten Malang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka rumusan yang dapat dikemukakan
dalam penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan hasil belajar keragaman suku
bangsa dan budaya Siswa kelas IV SDN Wandanpuro 2 Kabupaten Malang yang diajar
menggunakan

multimedia

interaktif

dengan

tidak

menggunakan

multimedia

interaktif ?.

C. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Hipotesis Nol (Ho) : tidak ada perbedaan hasil belajar keragaman suku bangsa dan
budaya siswa kelas IV di SDN Wandanpuor 2 Kabupaten Malang yang diajar
menggunakan multimedia interaktif dengan tidak menggunakan multimedia interaktif.
2. Hipotesis alternative (Ha) : Ada perbedaan hasil belajar keragaman suku bangsa dan
budaya siswa kelas IV di SDN Wandanpuor 2 Kabupaten Malang yang diajar
menggunakan multimedia interaktif dengan tidak menggunakan multimedia interaktif.

D. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian tentang Pengaruh penggunaan multimedia interaktif pokok bahasan
keragaman suku bangsa dan budaya terhadap hasil belajar siswa kelas IV di SDN
Wandanpuro 2 Kabupaten Malang ini memiliki cakupan materi yang luas. Dalam penelitian
ini hasil belajar sisiwa diukur hanya dalam aspek kognitif saja yaitu melalui pretest dan
posttest. Hal ini dilakukan karena afektif dan psikomotor membutuhkan waktu yang relative
lama.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu proses pemanfaatan media
pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran.
2. Bagi Guru
Sebagai perbaikan proses pembelajaran dan upaya dalam mengoptimalkan penggunaan
media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran mata pelajaran yang lainnya juga.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, aktivitas, motivasi danhasil
belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
4. Bagi Peneliti
Dapat memperoleh pengalaman secara langsung dalam menggunakan multimedia
interaktif saat proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV.
F. Asumsi Penelitian
Asusmsi adalah anggapan dasar yang secara logis dianggap benar dan diterima
sebagai dasar dilakukannya penelitian. Asaumsi dasar dalam penelitian ini adalah :
1. Kemampuan belajar siswa kelas control dan eksperimen.
2. Karakteristik dan gaya belajar siswa kelas eksperimen dan kelas control relative
homogen.
3. Siswa melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh, sehingga hasil tes
merupakan hasil belajar sesungguhnya.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dan menafsirkan istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka perlu penjelasan sebagai berikut :

1. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk pemahaman makna
materi dan memperlancar penerapan komponen-komponen system pembelajaran,
sehingga pembelajaran dapat berjalan lama, menarik, menyenangkan dan efektif.
2. Media pembelajaran interaktif adalah alat perantara untuk pemahaman makna materi
pelarajaran yang disampaikan guru berupa CD Multimedia Pembelajaran Interaktif.
3. CD Multiedia Pembelajaran Interaktif adalah aplikasi multimedia berupa teks,
gambar, video, audio dan animasi yang disimpan di kepingan CD untuk digunakan dalam
proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan,
keterampilan dann sikap) serta dalam merangsang pemikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan
terkendali.
4. Hasil belajar adalah perubahan sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru.
5. Keragaman Suku Bangsa dan Budaya adalah Materi pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) yang diberikan di SD/MI yang mencangkup bentuk-bentuk budaya yang
biasa terdapat di tiap suku bangsa di Indonesia.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran Interaktif


1. Pengertian Media Pembelajaran Interaktif
Menurut Satriangun (2012:14) media pembelajaran interaktif adalah sebuah media
yang menegaskan sebuah format media interaktif yang dikemas dalam sebuah CD (Compact
Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif didalamnya. Sedangkan menurut Samodra (2008),
Media pembelajaran interaktif adalah suatu media pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi informasi sebagai tempat menyalurkan informasi yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa
yang dikehendaki untuk diproses selanjutnya.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan pengertian media


pembelajaran interaktif adalah alat perantara untuk pemahaman materi yang mamanfaatkan
teknologi informasi sebagai tempat menyalurkan informasi kepada user yang dilengkapi oleh
alat pengontrol atau navigasi sehingga user dapat mengoperasikan sesuai dengan apa yang
telah dikehendaki. Media pembelajaran interaktif yang dimaksud adalah berbentuk Compact
Disk (CD). Media pembelajaran interaktaif yang digunakan dalam penelitihan ini disebut juga
CD multimedia interaktif karena media ini memiliki unsur audio visual (termasuk animasi)
dan media ini dirancang dengan melibatkan respon user secara aktif.
2. Manfaat Media Pembelajaran Interaktif
Menurut Suyanto (dalam Satriangun, 2012:15) media pembelajaran interaktif dapat
membantu mempertajam pesan yang disampaikan dengan kelebihannya menarik perhatian
siswa, karena merupakan gabungan Antara pandangan , suara dan gerakan. Sedangkan
menurut Agus Savara (dalam Satriangun, 2012:14) mengemukakan kelebihan media
pembelajaran interaktif antara lain :
a) User (pengguna) bias berinteraksi langsung dengan program komputer.
b) User mendapatkan pengetahuan baru.
c) Tampilan audio visual yang menarik jika dibandingkan dengan media dua dimensi.
Dalam beberapa pendapat ahli tentang menfaat media pembelajaran interaktif, dapat
disimpulkan manfaat media pembelajaran interaktif adalah sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
e)

Tampilan menarik, sehingga bias menarik perhatian dan motivasi siswa.


Bias meminimalisir penggunaan media.
Pengguna (user) bias belajar secara individual.
Bias mensimulasikan dan memvisualisasikan suatu benda atau kejadian/peristiwa.
Mengakomodasi user dengan gaya belajar yang berbeda-beda.

B. Keragaraman Suku Bangsa dan Budaya


Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Pulau-pulau di Indonesia berjumlah 13.
667 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau itu membentang dari Sabang sampai Merauke.
Dahulu, orang Indonesia berasal dari nenek moyang yang sama. Yaitu bangsa Yunan.
Kemudian mereka berpencar. Karena berada di tempat yang letaknya terpisah-pisah oleh
alam baik gunung, hutan, laut maupun sungai, maka terbentuklah berbagai suku bangsa. Suku
bangsa tersebut memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain.
Secara fisik pun kadang memiliki ciri khas tersendiri.

Suku bangsa merupakan sekumpulan masyarakat yang memiliki kebiasaan dan


budaya yang sama. Perlu kamu ketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri lebih dari 300 suku
bangsa. Sebagai contoh suku di Indonesia antara lain Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Tengger,
Suku Aceh, Suku Batak, Suku Asmat, Suku Dayak, Suku Bali, Suku Sasak dan lain
sebagainya. Suku-suku

tersebut ada yang belum banyak mendapat pengaruh budaya lain.

Mereka sering dikenal sebagai suku terasing.


Budaya dan kebudayaan adalah semua hasil pengolahan akal pikiran, perasaan dan
kehendak dari manusia. Akal pikiran, perasaan, dan kehendak disebut dengan istilah cipta,
rasa, dan karsa. Budaya ada yang berbentuk fisik atau jasmani. Contohnya pakaian, rumah
adat dan alat musik. Ada pula budaya yang berbentuk non fisik atau rohani. Contohnya
kepercayaan, bahasa, adat istiadat atau tradisi dan pengetahuan. Bentuk-bentuk budaya yang
biasa

terdapat

di

tiap

suku

bangsa

di

Indonesia.

(dalam

Wikipedia

http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_indonesia)

2014

online

Maret 2014.

1. Bahasa
Hampir tiap suku bangsa memiliki bahasa daerah yang berbeda satu dengan lainnya.
Bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan dalam bahasa pergaulan sehari-hari di
suatu daerah tertentu. Di Indonesia terdapat sekitar 665 bahasa daerah. Contoh bahasa
daerah adalah Bahasa Bali, Bahasa Madura, Bahasa Batak, Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis.
Agar dapat saling berkomunikasi antar suku bangsa, Indonesia memiliki bahasa nasional
yakni Bahasa Indonesia. Bahasa nasional ini berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa.
(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in
donesia) online 9 Maret 2014.
2. Sistem Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan meliputi kelompok atau organisasi, hubungan kekerabatan,
peraturan-peraturan dan hukum. Kelompok atau organisasi. Pada dasarnya manusia selalu
membutuhkan dan tidak dapat hidup sendiri. Oleh sebab itu di tiap suku atau daerah biasanya
terdapat kelompok-kelompok atau organisasi. Suatu kelompok dipimpin oleh seseorang yang
dihormati dan disegani. Pemimpin ini disebut kepala adat atau kepala suku. Kepala adatlah
yang biasanya memimpin upacara-upacara adat.
Hubungan kekerabatan, Masyarakat di daerah-daerah biasanya juga memiliki

hubungan kekerabatan tertentu yang kadang berbeda satu sama lain. Misalnyadi daerah
Minangkabau hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ibu yang disebut Matrilineal.
Sedangkan di Jawa hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ayah yang disebut
Patrilineal.
Peraturan dan hukum, Di tiap suku bangsa biasanya terdapat peraturan atau hukum.
Peraturan ini ada yang tertulis ada yang tidak tertulis. Peraturan ini sering disebut sebagai
hukum adat. Di daerah tertentu hukum adat masih sangat ditaati oleh masyarakat. Misalnya
di masyarakat Kampung Naga, Jawa Barat terdapat peraturan setiap ada penduduk yang lahir
harus disertai dengan adanya orang yang keluar dari desa. Peraturan ini membuat jumlah
penduduk di desa ini selalu tetap.
(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in
donesia) online 9 Maret 2014.
3. Rumah Adat
Di tiap daerah atau suku bangsa biasanya memiliki rumah adat yang khas. Namun
seiring dengan perkembangan jaman, rumah-rumah adat ini biasanya sulit kita temukan di
daerah perkotaan. Kita dapat melihat seluruh rumah adat yang ada di Indonesia di Taman
Mini Indonesia Indah, Jakarta. Contoh rumah adat adalah Rumah Joglo di Jawa Tengah,
Rumah Honai di Papua, Rumah Gadang di Sumatera Barat dan rumah Tongkonan di
Sulawesi Selatan.
(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in
donesia) online 9 Maret 2014.
4. Upacara adat
Upacara adat merupakan upacara yang berhubungan dengan adat istiadat atau tradisi
masyarakat. Upacara adat berkaitan erat dengan kepercayaan suatu masyarakat. Upacara adat
ada yang dilakukan secara sederhana. Namun ada pula yang dilakukan secara mewah dan
dengan biaya yang sangat besar. Contoh upacara adat adalah Upacara Kasodo (Suku
Tengger, Jawa Timur), Upacara Lompat Batu (Suku Nias), Upacara Grebeg Suro (Jawa
Tengah) dan sebagainya. Saat ini banyak masyarakat yang tidak melakukan upacara adat.
Hal ini antara lain disebabkan oleh semakin berkembangnya pemikiran, agama dan
kepercayaan. Selain itu masyarakat saat ini lebih memilih hal-hal yang praktis dan cepat.
Karena upacara adat dianggap terlalu lama dan bertele-tele. Meski demikian masyarakat
yang tidak melaksanakan tetap menghargai dan menghormati mereka yang melaksanakan.

(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in


donesia) online 9 Maret 2014.
5. Pakaian Adat
Hampir semua daerah di Indonesia mempunyai pakaian adat sendiri. Warna dan
rancangan pakaiannya sangat indah. Pakaian khas tersebut selain indah juga mempunyai arti
tertentu. Untuk saat ini pakaian adat banyak yang tidak dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Biasanya pakaian adat digunakan saat upacara adat, upacara perkawinan dan saat
memperagakan tarian atau pertunjukan daerah.
(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in
donesia) online 9 Maret 2014.
6. Senjata Tradisional
Dahulu senjata tradisional sering digunakan untuk memotong, berburu, dan
berperang. Saat ini senjata tradisional lebih banyak digunakan sebagai hiasan atau pelengkap
pakaian adat. Contoh senjata tradisional adalah Senjata Badik (Betawi), Rencong (Aceh),
Keris (Jawa) dan Mandau (Kalimantan).
(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in
donesia) online 9 Maret 2014.
7. Kesenian
Kesenian adalah suatu hasil ekspresi hasrat manusia akan keindahan dengan latar belakang
tradisi atau sistem budaya masyarakat pemilik kesenian tersebut. Dalam karya seni tersirat
pesan dari masyarakatnya berupa pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai, norma dan
sebagainya.
(dalam

Wikipedia

2014

http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in

donesia) online 9 Maret 2014.

a. Tarian Tradisional
Contoh tarian tradisional atau adat adalah Tari Serimpi (Jawa Tengah), Tari Kecak
(Bali), Tari Saman (Aceh), Tari Cakalele (Maluku) dan Tari Piring (Minangkabau). Tarian
adat sering ditampilkan dalam upacara perkawinan, upacara adat, menyambut tamu atau
dalam pertunjukan seni. Saat ini tarian tradisional sudah banyak dikombinasikan dengan
tarian modern.

(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in


donesia) online 9 Maret 2014.
b. Seni Musik Tradisional
Seni musik tradisonal menggunakan alat musik tradisonal pula. Alat musik tradisional
digunakan untuk mengiringi lagu daerah. Alat musik tradisional di Indonesia cukup banyak.
Contohnya adalah alat musik Gamelan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Tifa dari Papua,
dan Angklung dari Jawa Barat. Saat ini seni musik tradisional juga sudah banyak
dikombinasikan dengan seni music modern.
(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in
donesia) online 9 Maret 2014.
c. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan sama halnya dengan seni pentas. Negara kita juga kaya akan seni
pertunjukan. Contoh seni pertunjukan antara lain Ketoprak dan Wayang Kulit dari Jawa
Tengah dan Jawa Timur, Lenong dari Betawi dan Mamanda dari Kalimantan Selatan.
(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in
donesia) online 9 Maret 2014.
d. Lagu Daerah
Indonesia kaya akan lagu daerah. Lagu daerah dinyanyikan dengan bahasa daerah.
Lagu-lagu daerah banyak yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Contoh lagu daerah
adalah Bungong Jeumpa dari Aceh, Lir Ilir dari Jawa, Bubuy Bulan dari Sunda, Amparampar Pisang dari Kalimantan Selatan, dan Apuse dari Papua.
(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in
donesia) online 9 Maret 2014.
e. Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang turun temurun di masyarakat. Cerita
rakyat ada yang merupakan sejarah ada pula yang merupakan karangan. Cerita rakyat yang
merupakan karangan biasanya tidak diketahui pengarangnya. Contoh cerita rakyat antara lain
Sangkuriang (Jawa Barat), Malinkundang (Minangkabau), Putri Cendana (Nusa Tenggara),
Kleting Kuning dan Keong Emas (Jawa).

(dalam Wikipedia 2014 http://id.wikipedia.org/wiki/keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_in


donesia) online 9 Maret 2014.

C. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Paradigma belajar memang sangat luas. belajar tidak bias diartikan hanya
kegiatan/proses mencari/menuntut ilmu disekolah saja. Belajar menurut Suprijono (dalam
Milanita, 2011:19) mendefinisikan sebagai berikut :
a) Gagne : Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoeh
langsung dari proses pertumbuhan seorang secara ilmiah.
b) Traves : Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
c) Cronbach : Belajar adalah perubahan tinglah laku dari hasil pengalaman.
d) Harld Spears : Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar dan mengikuti arah tertentu.
e) Geoch : Belajar adalah perubahan performance dari hasil latihan.
f) Morgan : Belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat permanen
sebagai hasil pengalaman.
Dari berbagai pendapat diatas terlihat jelas perbedaaan pendapat mengenai belajar.
Perbedaaan pendapat mengenai arti belajar itu disebabkan karena adanya kenyataan bahawa
perbuatan belajar itu sendiri bermacam-macam. Namun, dari berbagai pendapat ahli tersebut
dapat diambil kesimpulan pengertian belajar adalah tahapan perubahan dalam tingkah laku
yang relative menatap yang terjadi sebgai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Bentuk perubahan dalam tingkah laku yang baru itu
dapat berupa ketangkasan, kecepatan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan sebagainya.
Perubahan dalam tingkah laku dilakukan secara sadar, bersifat kontiniu dan professional.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran.
Hasil belajar tidak bias dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu
proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari proses pembelajaaran tersebut. Hal itu
sejalan dengan pendapat Sudjana (dalam Milanita, 2011:20) hasil belajar adalah
kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Manurut Hamalik (dalam Milanita, 2011:21) mengartikan hasil belajar adalah


perubahan tingkah laku orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Sejalan
dengan hal itu, hasil belajar menurut Arikunto adalah suatu hasil yang diperoleh siswa dalam
mengikuti

pengajaaran

yang

dilakukan

oleh

guru

(dalam

Almustofa

2012,

http://www.ilmupengetahuan.net/hasil-hasil-belajar.html) online 9 Maret 2014.


Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap
dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah memperoleh perlakuan yang diberikan oleh
guru sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil
belajar dalam penelitian ini hanya berkenaan dengan hasil belajar yang ranah kognitif.

D. Penggunaan Media Interaktif Dalam Pembelajaran


Pada proses pembelajaran penggunan media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan
dan berpengaruh dalam proses pembelajaranl (Setyosari dan Sihkabuden,2005:2). Pada
dasarnya penggunaan media interaktif dalam pembelajaran memiliki tujuan untuk
mempermudah siswa memahami materi pelajaran yang sulit dimengerti dan sedapat
mungkin melengkapi tujuan, materi, metode yang ada dalam pembelajaran konvensial.
Dengan penggunaan media pembelajran interaktif ini diharapkan bisa memberikan
perubahan suasana belajar dan dapat menimbulkan motivasikhususnya dalam mengikuti
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan has ail belajar siswa. Namun, samapai saat ini
penggunaan media pembelajran interaktif belum banyak digunakan oleh guru sebagai media
pembelajaran. Kebanyakan guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan
metode ceramah atau bahkan seringkali hanya memberikan rangkuman kepada siswa. Degan
menggunakan proses pembelajaran seperti ini, pembelajaran terasa sangat membosankan dan
materi yang disampaikan sulit diterima. Hal inilah salah satu penyebab rendahnya hasil
belajar siswa.
Aspek media yang dimiliki media pembelajaran interaktif dapat memberikan
rangsangan atau stimulus dalam pembelajaran. Perubahan suasana dalam proses
pembelajaran seperti adanya animasi gambar dan perpaduan warna yang menarik dalam
media, serta iringan music yang menyertai gambar-gambar dan iteraksi yang dibuat,
diharapkan bisa membuat siswa lebih termotivasi dan bisa menigkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran menggunakan media pembelajaran interaktif mencangkup penggunaan


komputer, seperti projector, speaker dan computer sebagai media utama. Media
pembelajaran interaktif dirancang dengan menggunakan pendekatan user (pengguna)
sehingga mudah digunakan oleh siapapun. Dengan adanya media pembelajaran interaktif ini
diharapkan dapat menambah daya serap materi oleh siswa sehingga bisa meningkatkan hasil
belajar.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode dan Rancangan Penelitian


Metode penelitian menurut Arikunto (2010:13) adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitihannya. Selain itu Arifin (2011:11) juga
mengungkapkan bahwa metode merupakan langkah-langkah yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang diteliti berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah, yaitu sistematis,
objektif, rasional dan kritis.
Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk eksperimen
semu (Quasi Eksperimental). Penelitian quasi eksperimental bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variable bebas terhadap variable terikat setelah diberikan perlakuan (treatment).
Pada rancangan penelitian ini kelas dibagi manjadi dua yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) diberikan test awal (pretest)
yang sama, sebelum mendapat tindakan. Kemudian mereka diberikan perlakuan yang
berbeda. Dikelas eksperimen, kegiatan belajarnya menggunakan media pembelajaran
interaktif yang dikemas dalam bentuk CD pembelajaran, sedangkan dikelas kontrol kegiatan

belajarnya tanpa menggunkan media pembelajaran interaktif (konvensional). Terakhir adalah


memberikan test akhir (postest) kepada kedua kelas tersebut.
Tabel Rancangan Penelitian
Kelompok
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol

Pretest
T1
T1

Perlakuan
X1
X2

Postest
T2
T2

Hasil
Y1
Y2

Keterangan :
T1

: Tes

awal sebelum dilakukan perlakuan

T2

Tes akhir setelah dilakukan perlakuan

X1

Pembelajaran menggunakan multimedia interaktif

X2

Pembelajaran tidak menggunakan multimedia interaktif

Y1

: Hasil

tes untuk kelas yang menggunakan multimedia interaktif

Y2

: Hasil

tes untuk kelas yang tidak menggunakan multimedia interaktif

B. Subyek Penelitian
Subjek yang akan diteliti yaitu siswa kelas IV A dan IV B semester ganjil tahun ajaran
2013/2014 SDN Wandanpuro 2 Kabupaten Malang yang total berjumlah 30 siswa dengan
rincian kelas IV A = 15 siswa (9 Laki-laki dan 6 Perempuan). Sedangkan kelas IV B = 15
siswa (8 siswa Laki laki dan 7 Perempuan). Untuk penetuan yang mana kelas control dan
kelas eksperimen tersebut hanya dilakukan randomisasi (acak sederhana) dengan cara
undian.

C. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data hasil penelitian, yang selanjutnya dapat diolah menjadi data yang valid
dan dapat terukur. Instrument untuk mengatur hasil setelah diberi perlakuan adalah tes hasil

belajar. Instrument untuk mengukurkemampuan kognitif berupa tes objektif dalam bentuk
soal pilihan ganda dengan empat alternative jawaban (a,b,c dan d) yang telah disusun oleh
peneliti bersama guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam tes ini pengukuran
yanga digunakan apabila 1 butir soal pilihan ganda bisa dijawab dengan benar maka skornya
5 dan bila soal dijawab salah maka skornya 0.
Instrument tes ini digunakan dua kali, yaitu sebagai pretest untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dan posttest untuk mengetahui hasil belajarnya.

D. Uji Coba Instrumen


Uji coba instrument digunakan untuk mengetahui keampuhan instrument yang
dipakai. Instrument yang dipakai hendaknya memiliki perhitungan validitas tes, reliabilitas
tes, indeks kesukaran soal dan daya pembeda. Uji coba dilakukan pada siswa kelas IV SDN
Wandanpuro 2, hal ini dilakukan karena kelas tersebut pernah mempelajari tentang materi
keragaman suku bangsa dan budaya dengan jumlah responden yang diambil yaitu 20 orang
dengan jumlah soal yang diuji sebanyak 20 soal.
1) Uji validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur ketepatan alat ukur terhadap apa yang hendak
di ukur. Hal itu sesuai dengan pendapat Arikunto (2009:59)Jika dapat yang dihasilkan oleh
instrument benar dan valid, sesuai kenyataan, maka instrument yang dihunakan tersebut juga
valid.
Untuk menghitung validitas tes menggunakan rumus korelasi berserial titik ( rpbis)
seperti yang diuraikan oleh Arikunto (2009:79) yaitu :

( r pbis ) =

M pM t p

St
q

Keterangan :

rpbis

: Koefisien

Mp

korelasi point biseral

Mean skor dari subjek yang menjawab benar item yang dicari korelasi dengan tes

Mt

Mean skor total (skor rata rata) dari seluruh pengikut tes

St

Standar deviasi skor total

Proporsi subjek yang menjawab benar item tersebut

: Proporsi

subjek yang menjawab salah (q= 1-p)

2) Uji reliabilitas
Uji reliabilitas tes dilakukan untuk mendapatkan tingakat ketepatan dan keterandalan
alat pengumpul data yang digunakan. Untuk menentukan reliabilitas item pertanyaan yang
menggunakan pengukuran jawaban benar atau salah digunakan metode Kuder Richardson20 (KR-20) seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011 : 359) dengan rumus :
S t 2 p i q i
k
ri=
{
}
2
(k1)
St
Keterangan :
ri

: Koefisien realibilitas internal seluruh item

: Jumlah item dalam instrument

pi

: Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item

qi

: Proporsi subjek yang menjawab item yang salah (q = 1-p)

St2

: Varian total

3) Taraf kesukaran soal


Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, tingkat
kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal,
rumus yang digunakanuntuk menetukan tingkat kesukaran soal seperti yang dikemukakan
oleh Arikunto (2009:208):
P=

B
JS

Keterangan :
P

: Tingkat kesukaran

: Jumlah peserta didik yang menjawab benar

JS

: Jumlah peserta didik yang menjawab soal


Hasil perhitungan indeks kesukaran soal dikonsultasikan dengan ketentuan yang

dikemukakan Arikunto (2009 :210) yaitu :


a. Soal dengan p = 0,00 0,30 adalah sukar (tidak baik)
b. Soal dengan p = 0,31 0,70 adalah sedang (baik)
c. Soal dengan p = 0,71 1,00 adalah mudah (tidak baik)
4) Daya beda soal
Daya beda soal merupakan suatu indicator yang membedakan antara peserta didik
yang memiliki kemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Cara menghitung daya beda
soal menurut Suharsimi Arikunto (2009:213) yaitu :
D=

B a Bb

ja
jb

Keterangan :
D

: Daya pembeda

Ba

: Jumlah kelompok atas yang menjawab benar

Bb

: Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

ja

: Jumlah kelompok atas

ja

: Jumlah kelompok bawah


Menurut Arikunto (2009:218), kategori indeks diskriminasi adalah sebagai berikut :

D = 0,00 0,20 dikatakan jelek


D = 0,21 0,40 dikatakan cukup
D = 0,41 0,70 dikatakan baik

D = 0,71 1,00 dikatakan baik sekali

E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melihat hasil pretest dan
posttest. Tes diberikan kepada kedua kelompok yang menjadi subyek penelitian ini.
Kelompok yang satu adalah sebagai kelompok control dimana dalam proses pembelajaran
tidak menggunakan media pembelajran interaktif, sedangkan kelompok dua adalah
kelompok eksperimen dimana proses belajar mengejar menggunakan media pembelajaran
interaktif, kedua kelompok ini pada akhirnya akan diberikan tes yang sama.
Untuk dapat mengola data maka diperlukan langkah-langkah yang harus ditempuh
sehingga dengan mudah dapat diolah sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah yang
harus ditempu adalah :
a. Memberikan pretest, dimana tes ini akan diberikan kedua kelompok siswa yang menjadi
subyek penelitian. Pretest ini diberikan saat kedua kelompok belum menerima perlakuan
atau belum ada kelompok yang belajar menggunakan media pembelajaran interaktif. Jadi
pretest ini diberikan pada awal sebelum melakukan penelitian dan dalam pretest ini
kedua kelompok diberikan tes dengan soal dan jumlah yang sama.
b. Memberikan posttest, diamana tes ini akan diberikan setelah kelompok eksperimen
belajar dengan menggunakan media pembelajaran interaktif. Kepada kelompok control
tidak menggunakan media pembelajaran interaktif (metode konvensional) dalam proses
pembelajarannya. Posttest ini diberikan kepada kedua kelompok dengan soal dengan
jumlah yang sama pula.
F. Analisis Data
Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan untuk
mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak.

a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakuka untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi secaara
normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai macam-macam yaitu: Uji

Kertas Peluang Normal, Uji Lielifors, dan Uji Chi Kuadrat. Dalam rencana penelitian ini
penulis menggunakan uji Chi Kuadrat (X2) sebagai berikut :

X =
2

( f of e )n
fo

Keterangan :
X2

: Nilai Chi Kuadrat

fo

: Frekuensi hasil pengamatan

fe

: Frekuensi teoritik atau ekspektasi/harapan

Kriteria pengujian :

Jika X2 hitung X2 tabel, artinya sampel berdistribusi normal.


Jika X2 hitung X2 tabel, artinya tidak sampel berdistribusi normal.
Untuk memebantu perhitungan, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

bantuan software SPSS 16.0 for Windows, dengan Menu Analyzze Nonparamatric Test 1Sampel K S.

b. Uji homogenitas
Uji Homogentinas disini menggunakan uji homogenitas dengan varians terbesar
disbanding varians terkecil pada variable perbandingan hasil belajar siswa yang
menggunakan media pembelajaran interaktif dangan yang tidak menggunakan. Uji
homogenitas varians dengan penelitian ini menggunakan uji F dengan rumus sebagai
berikut:
F hitung=

varians terbesar
varians terkecil

(Sugiyono, 2011:140)

Kriteria :

Jika Fhitung Ftabel maka data homogeny

Jika Fhitung > Ftabel maka data tidak homogeny


Untuk memebantu perhitungan, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

bantuan software SPSS 16.0 for Windows, dengan Menu Analyzze Compare Means One
way Anova.

c. Uji hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menentukan apakah hipotesis penelitian diterima atau
ditolak. Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan menggunkan pengujian Varian
Satu Jalur (One Way Anova). Pengujian dilakukan dengan menggunkan uji dua sisi dengan
tingkat signifikan a = 5%. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti mengambil resiko salah
dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5%
(signifikansi

5%

atau

0,05).

Untuk

melakukan

pengujian,

langkah

berikutnya

membandingkan hasil tabel Fhitung dengan Ftabel dengan menggunakan tingkat keyakinan
95%, a = 5%, df 1 (jumlah variabel -1 ), df 2 (jumlah data kelompok data).
Untuk membantu perhitungan, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan
SPSS 16.0 for windows dengan menu Analyze Comepare Means One-Way ANOVA.
Kriteria pengujian :
1. Apabila nilai Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima berarti ada perbedaaan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV SDN Wandanpuro 2 Kabupaten
Malang yang diajar menggunakan media pembelajaran interaktif dengan yang tidak
menggunakan media pembelajaran interaktif.
2. Apabila nilai Fhitung Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak berate tidak ada
perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV SDN Wandanpuro 2
Kabupaten Malang yang diajar menggunakan media pembelajaran interaktif dengan yang
tidak menggunakan media pembelajaran interaktif.

DAFTAR RUJUKAN
Almustofa. 2012. Hasil Belajar. (online),(http://www.ilmupengetahuan.net/hasil-belajar.html
diakses 14 Maret 2014).
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru (Adriyani
Kamsyach Ed.). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Milanita, Siska. 2011. Penerapan Metode Pembelajran Make a Match Untuk Pennngkatan
Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pemgetahuan Sosial (IPS) Kelas Semester 1 di
Ketidur 2 Mojokerto. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Samodra,

Didik

Wira.

2008.

Multimedia

Pembelajaran

Interaktif.

(online),

(http://didikwirasamodra.wordpress.com/2008/09/05/multimedia
%C2%A0%pembelajaran%C2%A0%interaktif/ diakses 14 Maret 2014).
Satriangun, Tossy Aguk. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 4 Materi Keragaman Suku Bangsa Dan
Budaya Sekolah Dasar Penanggungan Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Setyosari, Punaji dan Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas.
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_____.

2012.

Keragaman

Suku

Bangsa

Dan

Budaya,

(Online),

(http://id.wikipedia.org/wiki/
keragaman_suku_bangsa_dan_budaya_indonesia diakses 9 Maret 2014).

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF POKOK BAHASAN


PENGENALAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS IV DI SDN WADANPURO 2 KABUPATEN MALANG

PROPOSAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Proposal
yang dibimbing oleh Dra. Susilaningsih

Oleh
Bartindo Yulisar
110121407694

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
April 2014

Anda mungkin juga menyukai