Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan
Beberapa sifat penting larutan bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam
larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel zat terlarut, disebut sifat koligatif sebab sifatsifat tersebut memiliki sumber yang sama, dengan kata lain semua sifat tersebut bergantung
pada banyaknya partikel zat terlarut yang ada. (Chang, 2005: 12)
Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira-kira pada larutan
yang lebih pekat, yang tergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada. Jadi sifat-sifat
tersebut tidak bergantung pada jenis terlarut. Keempat sifat tersebut ialah penurunan tekanan
uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotic, yang semuanya
dinamakan sifat-sifat koligatif. (Petrucci, 1985: 63)
Sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dua larutan berkonsentrasi sama
akan sama pula sifat koligatifnya, walaupun zat nya berbeda. Hal ini tidak berlaku untuk
senyawa elektrolit, karena terurai menjadi ion positif dan negatif sehingga jumlah mol
partikel lebih besar daripada mol senyawa. Perbandingan sifat koligatif larutan elektrolit
dengan non elektrolit untuk konsentrasi yang sama disebut I / faktor vant Hoff, faktor ini
dapat diukur, tetapi harganya berubah bila konsentrasi larutan diubah, karena senyawa
elektrolit tidak terion 100%. (Syukri, 2004 : 94)
Penurunan titik beku dan peningkatan titik didih. Sejauh ini kita selalu menganggap
bahwa pelarut dan terlarutnya volatile. Tetapi jenis larutan penting lainnya adalah zat yang
terlarutnya tidak volatile, dalam larutan ini, terlarut tak volatile juga menurunkan tekanan uap
pelarut, semakin tinggi konsentrasi semakin besar penurunan tekanan uapnya. (Petrucci,
1985: 69)
Proses penurunan titik beku melibatkan transisi dari keadaan tidak teratur ke keadaan
teratur, agar proses itu terjadi energy harus diambil dari sistem, karena larutan lebih tidak
teratur dibandingkan pelarut, maka lebih banyak energy yang harus diambil darinya untuk
menciptakan keteraturan dibandingkan dalam kasus pelarut murni, jadi larutan memiliki titik
beku lebih rendah dibandingkan pelarut. (Chang, 2005: 15)
Penurunan titik beku yang disebabkan oleh 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram zat pelarut dan mempunyai harga tetap
dinamakan penurunan titik beku (Kf).
Hubungan antara titik beku larutan dengan molalitas larutan dirumuskan sebagai berikut.
Rumus:
Keterangan:
Tf = penurunan titik beku
m = molalitas
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
5. Tekanan Osmosis ()
Pernahkah kamu sakit dan dirawat di rumah sakit? Adakalanya seorang pasien di
rumah sakit harus diberi cairan infus. Sebenarnya apakah cairan infus tersebut?
Larutan yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah
haruslah memiliki tekanan yang sama dengan tekanan sel-sel darah. Apabila
tekanan cairan infus lebih tinggi maka cairan infus akan keluar dari sel darah.
Prinsip kerja infus ini pada dasarnya adalah tekanan osmotik. Tekanan di sini
adalah tekanan yang harus diberikan pada suatu larutan untuk mencegah
masuknya molekul-molekul solut melalui membran yang semipermiabel dari
pelarut murni ke larutan. Cairan murni atau larutan encer akan bergerak
menembus membran atau rintangan untuk mencapai larutan yang lebih pekat.
Inilah yang dinamakan osmosis. Membran atau rintangan ini disebut membran
semipermiabel.
Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan
secara spontan melalui selaput semipermeabel, atau peristiwa mengalirnya
molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer kelarutan yang lebih
pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk menyetimbangkan
konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui membran.
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya hanya
tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. J.H. Vant Hoff menemukan
hubungan antara tekanan osmotik larutan-larutan encer dengan persamaan gas
ideal, yang dituliskan seperti berikut:
V = nRT
= nRT/V
n/V = M (kemolaran)
sehingga
= MRT
Keterangan:
= tekanan osmotik
V = volume larutan (L)
n = jumlah mol zat terlarut
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)
T = suhu mutlak (K)
Pada proses osmosis, air mengalir melalui membran semipermiabel masuk ke dalam larutan sirup, mengencerkan larutan. Molekul
sirop tidak dapat melalui membran. Jadi air yang berada di luar tabung osmotik tetap murni.
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. J. H. Vant Hoff
menemukan hubungan antara tekanan osmotik larutan-larutan encer dengan persamaan gas ideal, yang dituliskan seperti berikut:
Tekanan yang diterapkan untuk menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau pelarut murni ke dalam larutan
yang lebih pekat dinamakan tekanan osmotik larutan, dilambangkan dengan . Tekanan osmotik larutan berbanding
lurus dengan konsentrasi molar zat. Dalam bentuk persamaan dapat ditulis sebagai berikut. [2]
M atau = k M (1)
k adalah tetapan kesetaraan yang bergantung pada suhu. Untuk larutan encer harga k sama dengan RT, di mana R
tetapan gas dan T adalah suhu mutlak.
Oleh karena kemolaran memiliki satuan mol per liter larutan maka tekanan osmotik larutan dapat dinyatakan sebagai
berikut.
V = nRT (2)
Keterangan :
= tekanan osmotik
V = volume larutan (L)
n = jumlah mol zat terlarut
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1)
T = suhu mutlak (K)
Membran semipermeabel adalah sejenis plastik berpori yang hanya dapat dilalui oleh molekul-molekul kecil seperti air.
Persamaan (2) dapat juga dituliskan seperti berikut. = n/v RT (3)
Ingat bahwa n/V merupakan kemolaran larutan (M), sehingga persamaan (3) dapat diubah menjadi :
= MRT (4)