Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DENGAN HASIL BELAJAR

BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1


KECAMATAN SUTOJAYAN BLITAR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa
pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan
dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat
penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk
dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Guru dituntut untuk dapat memilih metode
serta media pembelajaran yang tepat dan sesuai, supaya anak didik merasa senang dalam proses
belajar mengajar.
Media pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya
dunia informasi dan teknologi. Ahmadi (2010:36) mengatakan bahwa teknologi baru terutama
multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam proses pembelajaran. Banyak orang
percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kepada situasi belajar dimana learning with
effort akan dapat digantikan dengan learning with fun. Jadi proses pembelajaran yang
menyenangkan, kreatif, tidak membosankan akan menjadi pilihan tepat bagi para guru.
Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran konvensional
dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut
untuk memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan
kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang konvensional.
Selain itu system pembelajaran konvensioanl dianggap kurang fleksibel / luwes dalam
menyampaikan perkembangan materi kompetensi yang harus menyesuaikan materi pembelajaran
dengan perkembangan teknologi terbaru.
Oleh karena itu kurang bijaksana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat dibanding
dengan kemampuan guru dalam menyesuaikan materi kompetensi dengan perkembangan

tersebut, sehingga dapat dipastikan lulusan akan kurang memiliki penguasaan pengetahuan atau
teknologi terbaru.
Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu era yang
ditandai dengan makin banyaknya medium informasi, tersebarnya informasi yang makin meluas
dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk yang bervariasi tersaji dalam waktu yang
cepat. Penyajian pesan pada era informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik
maupun non elektronik. Terkait dengan kehadiran media, Dimyati (2006:247) menjelaskan
bahwa suatu media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis lembagalembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan pramuka. Uraian tesebut
menunjukkan bahwa kehadiran media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk
sistem pendidikan, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi hasil
belajar yang dicapai oleh siswa.
Hasil belajar merupakan tujuan yang dirumuskan sebelum proses belajar mengajar
dilaksanakan. Pada umumnya hasil belajar meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil
belajar yang akan diperoleh siswa setelah menempuh belajarnya atau proses belajar mengajar.
Thabroni (2011:22) mengatakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi serta keterampilan. Hasil belajar merupakan pengalaman yang
diperoleh siswa selama belajar sehingga akan menghasilakan nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi serta keterampilan tertentu setelah menyelesaikan belajarnya.
Proses belajar mengajar dan hasil belajar saling berhubungan, karena dalam kegiatan
belajar mengajar terdapat tujuan yang akan dicapai. Siswa yang sebelunya tidak tahu menjadi
tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti setelah belajar.
Hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah
satu faktor dari luar individu yang mempengaruhi hasil belajar adalah tersedianya media
pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari materi pembelajaran,
sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Djamarah (2008:213) mengatakan media adalah
segala bentuk serta saluran untuk menyampaikan pesan maupun informasi. Arsyad (2011:6)
mengatakan media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi, menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah maupun
luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.

Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan fungsional, maka fungsi
media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan. Pemakaian media dalam proses
pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi daya cerna siswa terhadap informasi atau materi
pembelajaran yang diberikan.
Pemanfaatan media pembelajaran terkait dengan pembelajaran kompetensi melaksanakan
prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas, telah dilaksanakan di sekolahsekolah yang telah memiliki beberapa media pembelajaran, baik yang diperoleh dari pemerintah,
dibeli sendiri oleh sekolah, maupun yang dibuat sendiri oleh guru. Demikian pula yang terjadi
pada SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar.
Salah satu bentuk media pembelajaran yang digunakan di SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar
adalah Microsoft Office Power Point. Kumala (2004:71) mengatakan Microsoft Power Point
merupakan salah satu aplikasi milik Microsoft disamping Microsoft Word dan Microsoft Exel
yang telah di kenal banyak orang. Ketiga aplikasi ini lazim disebut Microsoft Office. Pada
dasarnya, aplikasi Microsoft Power Point berfungsi untuk membantu user dalam menyajikan
persentasi.
Microsoft Office Power Point adalah salah satu jenis program yang tergabung dalam
Microsoft Office Power Point sebagai program aplikasi yang dirancang khusus untuk
menampilkan program multimedia. Hal ini sebagaimana dikemukakan Riyana (2008:102)
sebagai berikut:
Program Power Point merupakan salah satu software yang dirancang secara khusus untuk
mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah
dalam penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk
penyimpanan data (data storage)
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Power Point merupakan
software yang mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam
pembuatan serta penggunaannya relatif murah. Power Point memiliki kemampuan untuk
menggabungkan berbagai unsur media seperti pengolahan teks, warna, gambar, grafik serta
animasi.
Aplikasi Power Point menyediakan fasilitas slide untuk menampung pokok-pokok
pembicaraan yang akan disampaikan pada peserta didik. Dengan fasilitas animasi, suatu slide
dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas front picture, sound dan

effect dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang bagus. Bila produk slide ini disajikan, maka
para pendengar dapat ditarik perhatiannya untuk menerima apa yang disampaikan kepada peserta
didik.
Media pembelajaran sangat menentukan dalam setiap pembelajaran tidak terkecuali pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Melalui penggunaan
media Microsoft Office Power Point diharapkan pembelajaran akan lebih menarik bagi siswa
sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian, motivasi serta hasil belajar siswa. Media
Microsoft Office Power Point sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran ilmu bahasa
termasuk Bahasa Indonesia pada tingkat Sekolah Menengah Pertama sebagaimana di SMP
Negeri 1 Sutojayan Blitar. Hal tersebut karena media Microsoft Office Power Point dapat
memberikan penjelasan dengan baik kepada pesera didik.
Berdasarkan penjelasan tersebut perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait hubungan
penggunaan media pembelajaran khususnya Microsoft Office Power Point dengan hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa. Oleh karena itu dirumuskan judul penelitian Hubungan Penggunaan
Media Power Point dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Kecamatan Sutojayan Blitar.
B. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan pengetahuan, waktu dan dana dalam penelitian ini, maka penulis
membatasi masalah pada hubungan penggunaan media Power Point dengan hasil belajar Bahasa
Indonesia. Populasi dalam penelitian ini dibatasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sutojayan
Blitar.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini
adalah Apakah terdapat hubungan antara penggunaan media Power Point dengan hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar?. Secara lebih
khusus permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media Power Point dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
kelas VIII SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar?

2. Bagaimana hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sutojayan
Blitar?
3. Bagaimana hubungan antara penggunaan media Power Point dengan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui hubungan antara
penggunaan media Power Point dengan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Sutojayan Blitar. Selanjutnya tujuan tersebut dijabarkan secara khusus sesuai
dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan penggunaan media Power Point dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
di kelas VIII SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar.
2. Mengetahui hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sutojayan
Blitar.
3. Mengetahui hubungan antara penggunaan media Power Point dengan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung terutama dalam pengembangan pendidikan. Secara
lebih khusus penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Guru
1. Memberikan wawasan kepada guru dalam mengembangkan media pembelajaran yang
dapat digunakan dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
2. Memberikan kontribusi positif kepada guru agar dapat meningkatkan kualitas
pengajarannya dengan memanfaatkan media Power Point sehingga proses pembelajaran
akan berjalan dengan efektif dan efisien.

b. Bagi Sekolah
Memberikan masukan kepada SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar dalam meningkatkan hasil
belajar siswa-siswanya khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
penggunaan media Power Point.
c. Bagi Siswa
1. Menambah wawasan belajar siswa terutama dalam meningkatkan hasil belajar melalui
penggunaan media Power Point.
2. Memberikan wawasan terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
1. Untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh
2. Untuk menambah, memperdalam dan memperluas wawasaan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan penggunaan media Power Point

BAB II
Kajian Pustaka
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Daryanto (2011:4)
mengatakan kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara
atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan
salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju
komunikan.
Secara lebih khusus Arsyad (2011:3) mengatakan media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media
pembelajaran merupakan pengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam
proses belajar yaitu siswa dan isi pelajaran. Secara lebih spesifik Sadiman (2005:19)
menjelaskan sebagai berikut:
Media pelajaran adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan
yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras
(hardware) merupakan sarana untuk dapat mengumpulkan pesan yang terkandung dalam
media tersebut.
Berdasarkan penjelasan tentang pengertian media pembelajaran dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau materi yang mengandung tujuan instruksional kepada penerima
pesan dalam pembelajaran. media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa sehingga dapat mendorong keberhasilan proses belajar.
2. Manfaat Media Pembelajaran
`Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran dapat memberikan rangsangan kepada siswa dalam proses
belajar, sehingga dapat mempertinggi kualitas belajar mengajar dan dapat mempertinggi
hasil belajar siswa. hal ini sebagaimana dijelaskan Sudjana (2005:2) bahwa media

pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Djamarah (2010:121) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran menjadi dua
yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar.
a. Media sebagai Alat Bantu
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena meang gurulah yang menghendakinya
untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran
yang diberikan guru kepada siswa. guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka
bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik.
b. Media sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk
dikonsumsi oleh setiap siswa. nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya tetapi
terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali
terdapat dimana-mana. Djamarah (2010:122) membagi sumber belajar menjadi lima
kategori yaitu manusia, buku, media massa, alam ligkungan serta media pendidikan.
Oleh karena itu sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan komponen instruksional meliputi pesan, orang,
maupun peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan
misalnya teori atau konsep baru serta teknologi, media pembelajaran terus mengalami
perkembangan, tampil dalam berbagai jenis, dengan masing-masing ciri serta
kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan
klasifikasi atau pengelompokan media, mengarah kepada pembuatan taksonomi media
pendidikan atau pembelajaran di sekolah.
Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli.
Rudy Bretz (dalam Sumiati, 2008:128) mengklasifikasikan media berdasarkan unsur
pokoknya yaitu suara, visual berupa gambar, garis, simbol, maupun gerak. Media menurut
taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori yaitu Media audio visual gerak, media

audio visual diam, media audio semi gerak, media visual gerak, media visual diam, media
semi gerak, media audio, dan media cetak.
Pengelompokan menurut tingkat kerumitan perangkat media, khususnya media
audio-visual, dilakukan oleh C.J Duncan, dengan menyusun suatu hirarki. Dari hirarki
Duncan, Sumiati (2008:131) mengatakan semakin tinggi tingkat hirarki suatu media,
semakin rendah satuan biaya serta semakin khusus sifat penggunaannya. Namun demikian,
kemudahan serta keluwesan penggunaannya semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya,
jika suatu media berada pada hirarki paling rendah.
Schramm (dalam Sadiman, 2005:62) mengatakan ada dua kelompok media yaitu
big media atau media rumit dan little media yaitu media sederhana serta murah. Lebih jauh
lagi ahli ini menyebutkan ada media massal, media kelompok, media individu, didasarkan
atas daya liput media.
Arsyad (2011:19) mengklasifikasikan media atas empat kelompok yaitu media hasil
teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi berbasis
computer, dan media hasil gabungan teknologi cetak serta komputer.
4. Pengertian Power Point
Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft Affice. Microsoft
Office Power Point adalah salah satu jenis program yang tergabung dalam Microsoft office.
Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus
untuk menampilkan program multimedia. Hal ini sebagaimana dikemukakan Riyana
(2008:102) sebagai berikut:
Program Microsoft Office Power Point adalah salah satu software yang dirancang khusus
untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan,
mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain
alat untuk menyimpan data.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Microsoft Office Power
Point adalah perangkat lunak yang mampu menampilkan program multimedia dengan
menarik, mudah dalam pembuatan, penggunaan serta relatif murah.
Pada umumnya Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi dalam
classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang
digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola penyajian yang telah

dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office Power Point yang digunakan untuk
presentasi dalam classical learning disebut personal presentation. Microsoft Office Power
Point pada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan
materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru.
Riyana (2008:103) mengatakan prosedur pengembangan media menggunakan
Microsoft Office Power Point dilakukan melalui empat tahap yaitu identifikasi program,
mengumpulkan bahan pendukung, proses pembuatan di Microsoft Office Power Point dan
penggunaan program tersebut yang sebelumnya telah dilakukan reviw program. Identifikasi
program dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi,
sasaran dan sumber pendukung seperti animasi, gambar, video dan sebagainya.
Mengumpulkan bahan pendukung dapat dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahanbahan yang diperlukan dan dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul
selanjutnya proses pengerjaan di Microsoft Office Power Point sampai selesai.
5. Pengertian Hasil Belajar
Proses belajar mengajar dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
dirumuskan. Pada umumnya hasil belajar meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Hasil belajar yang akan diperoleh siswa setelah menempuh pengalaman belajarnya atau
proses belajar mengajar. Sudjana (2006:22) mengatakan hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Proses belajar mengajar dan hasil belajar saling berhubungan karena dalam kegiatan
belajar mengajar terdapat tujuan yang akan dicapai. Siswa yang sebelumnya tidak tahun
menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti setelah belajar. Hamalik (2006:30)
mengatakan hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
Hasil belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa
dan berbuat. Hasil belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif,
afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan hasil kurang memuaskan jika seseorang belum
mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau
faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sangat beragam. Suryabrata
(2010:233) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi dua yaitu
faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang meliputi faktor nonsosial dan faktor sosial,
serta faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yaitu faktor fisiologis dan psikologis.
a) Faktor Nonsosial dalam Belajar
Lingkungan alami merupakan lingkungan fisik di sekitar anak berupa berbagai fenomena
alam maupun keadaan lingkungan tempat anak hidup. Lingkungan alami akan membawa
dampak besar terhadap hasil belajar anak. Apabila kondisi lingkungan mendukung proses
belajar anak maka dapat dipastikan hasil belajar anak akan maksimal.
b) Faktor-faktor Sosial dalam Belajar
Suryabrata (2010:234) mengatakan bahwa faktor sosial dalam belajar adalah faktor
manusia baik manusia itu ada maupun kehadirannya dapat disimpulkan, jadi tidak
langsung hadir. Kehadiran orang atau orang lain pada waktu seseorang belajar banyak
sekali mengganggu belajar atau sebaliknya. Oleh karenanya diperlukan lingkungan
belajar sosial yang kondusif untuk belajar.
Hasil belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri individu, baik
faktor fisik maupun sosial psikologis pada lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Masing-masing kondisi lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar seseorang.
Munardji (2004:133) mengatakan lingkungan sosial adalah manusia atau sesama
manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran
orang lain pada waktu sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Menurut
Asrori (2008:162) lingkungan sosial dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan sosial siswa di rumah, lingkungan sosial siswa
di sekolah dan lingkungan sosial dalam masyarakat.
Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga memegang peranan penting
bagi perkembangan belajar seseorang. Dalam masalah lingkungan sekolah Munardji
(2004:138) menjelaskan bahwa lingkungan sekolah yang mempengaruhi keberhasilan

belajar adalah lingkungan fisik beserta komponennya seperti kondisi sekolah serta
kelengkapan sarana serta prasarana penunjang proses belajar.
c) Faktor-faktor Fisiologis dalam Belajar
Faktor fisiologis adalah faktor berkaitan dengan kondisi fisik seseorang atau
kondisi jasmaniah seseorang. Faktor ini merupakan faktor bawaan dalam diri seorang
individu, melekat pada dirinya, serta sebagian menjadi karakteristik dirinya. Slameto
(2010:54) menyebutkan bahwa faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat
tubuh. Faktor fisiologis ini ada bersifat permanen seperti cacat tubuh permanen, ada pula
bersifat sementara seperti kesehatan.
Faktor jasmani mencakup kondisi serta kesehatan jasmani dari individu. Sehat
berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya. Dalam proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia
akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing serta berkurangnya fungsi dari alatalat inderanya. Agar orang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan
badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang
bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi serta ibadah.
Selain dari kesehatan, cacat tubuh juga merupakan faktor penentu dari hasil
belajar. Cacat tubuh adalah suatu penyebab kurang baik atau kurang sempurna mengenai
tubuh atau badan. Sukmadinata (2005: 225) mengatakan.
Keadaan cacat tubuh akan mempengaruhi belajar. Siswa dengan cacat tubuh biasanya
mengalami tekanan dalam batinnya yang mengakibatkan kurang percaya diri. Oleh
karena itu siswa cacat belajarnya akan sangat terganggu. Anak yang cacat tubuh
hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa keadaan jasmani yang
perlu diperhatikan dalam belajar adalah kondisi fisik normal atau tidak memiliki cacat
sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus
meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Selain itu kondisi kesehatan fisik
sehat serta segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan
fisik ada beberapa hal perlu diperhatikan antara lain makan, minum teratur, olah raga
serta cukup tidur.

d) Faktor Psikologis dalam Belajar


Faktor psikologis mempengaruhi hasil belajar meliputi segala hal berkaitan
dengan kondisi mental kejiwaan seseorang. Aspek psikis atau kejiwaan tidak kalah
pentingnya dalam belajar dengan aspek jasmaniah. Slameto (2010:55) mengatakan
sekurang-kurangnya ada tujuh faktor mempengaruhi belajar yaitu inteligensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Untuk kelancaran belajar bukan hanya
dituntut kesehatan jasmaniah tetapi kesehatan rohaniah atau psikis pula.
Orang sehat psikisnya adalah orang terbebas dari tekanan batin mendalam,
frustasi, konflik-konflik psikis, terhindar dari kebiasaan-kebiasaan buruk mengganggu
perasaan. Orang sehat psikisnya akan merasakan kebahagiaan serta dapat menyerap
pelajaran lebih optimal.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor psikologis
dalam belajar meliputi seluruh keadaan psikologi anak yang sedang belajar. Apabila
keadaan psikologis anak baik maka dimungkinkan akan memperoleh hasil belajar dengan
baik pula dan sebaliknya.
7. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup
bersama. Manusia harus mengadakan interaksi sosial untuk dapat hidup dengan sesamanya,
karena interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial tidak
mungkin ada kehidupan bersama. Syarat terjadinya Interaksi sosial yaitu adanya kontrak
sosial dan komunikasi. Kontrak sosial merupakan tahap pertama terjadinya interaksi sosial.
Seorang individu atau kelompok yang menyadari keberadaan individu atau kelompok yang
lain dan menghendaki terciptanya interaksi sosial harus mengadakan komunikasi. Oleh
sebab itu, manusia harus memiliki alat komunikasi yang disebut bahasa. Jadi hakikat bahasa
dapat dimaksudkan bahasa menjadi alat komunikasi yang diperlukan dalam komunikasi
antar manusia sebagai makhluk sosial.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer (mana suka)

yang

dipergunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi / mengidentifikasi


diri. (Kridalaksana,1993). Menurut Keraf (1984:17) Bahasa adalah alat komunikasi antar
anggota masyarakat, yang berupa lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia

Tujuan dari pembelajar bahasa adalah :

Peserta didik diharapkan bisa berkomunikasi secara lebih efektif dan juga efisien serta
mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai etika dan kesopanan.

Peserta didik diharapkan bisa semakin menghargai bahasa Indonesia dan bangga terhadap
bahasa pemersatu bangsa tersebut.

Peserta didik diharapkan bisa memahami bahasa Indonesia dan juga mampu
menggunakannya secara tepat.

Peserta didik diharapkan bisa menggunakan bahasa Indonesia untuk semakin


meningkatkan kemampuannya.

Peserta didik diharapkan mampu membaca untuk memperluas wawasan mereka serta bisa
memperhalus budi pekerti.

Peserta didik diharapkan bisa lebih menghayati sastra Indonesia..

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
1. Variabel Penelitian
Arikunto (2006:116) mengatakan variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi
dalam penelitian. Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Arikunto (2006:119) menjelaskan bahwa variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi sedangkan variabel terikat adalah variabel luar yang merupakan
variabel akibat. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu penggunaan media
Power Point (X) dan satu variabel terikat yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar (Y). Lebih jelasnya variabel penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Variabel Bebas (X)

Variabel Terikat (Y)

Penggunaan Media Power


Point

Hasil Belajar IPS Terpadu


Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Buay Pemuka Peliung

2. Definisi Operasional Variabel


Sedarmayanti (2006:52) mengatakan bahwa definisi operasional adalah definisi
yang terdapat dalam hipotesis, atau definisi yang pada intinya merupakan merupakan
penjabaran lebih lanjut secara lebih konkrit dan tegas dari suatu konsep. Berdasarkan
definisi tersebut difinisi operasional dari variabel penelitian ini sebagai berikut:
a) Power Point merupakan salah satu program dalam Microsoft Office, yang
merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus untuk menampilkan
program multimedia.
b) Hasil belajar Bahasa Indonesia adalah kecakapan dan perubahan dalam diri
siswa dalam memahami berbagai konsep bahasa dan mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari meliputi prestasi akademik serta non akademik.

3. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif. Sedarmayanti (2006:35)
menjelaskan pengertian penelitian kuantitatif sebagai berikut.
Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasarkan oleh falsafah positivisme
yaitu ilmu valid, ilmu dibangun dari empiris, teramati, terukur, menggunakan logika
matematika dan dapat membuat generalisasi atas rerata. Teori kebenaran dianut oleh
positivis termasuk teori korespondensi antara pernyataan atau verbal dengan realitas emirik
atau objeknya. Metode kualitatif menghendaki objek penelitian spesifik serta membatasi
sejumlah tata fikir kategorisasi, intervalisasi dan kontinuasi.
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Sugiyono (2009:7) mengatakan metode kuantitatif adalah metode penelitian
dengan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan
korelasional. Sedangkan Soedarmayanti (2002:34) mengatakan penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian yang didasari oleh falsafah positivis yaitu ilmu valid, ilmu empiris,
teramati, terukur, menggunakan logika matematika serta membuat generalisasi atas rerata.
Metode penelitian memiliki berbagai macam bentuk pendekatan. Salah satu bentuk
pendekatan dalam penelitian adalah pendekatan korelasional. Arikunto (2006:239)
mengatakan pendekatan korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan,
dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian kuantitatif berarti penelitian yang
menggunakan teknik analisis statistik untuk menganalisa data dan menarik kesimpulan. Data
diperoleh melalui berbagai instrument pengumpulan data.
4. Populasi dan Sampel
a) Populasi
Arikunto (2006:130) mengatakan populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Lebih lanjut Arikunto (2006.130) menjelaskan apabila seseorang ingin
meneliti tingkat atau ukuran semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Sutojayan Kabupaten Blitar tahun pelajaran 2013-2014 yang berjumlah 240 siswa.
Adapun siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar yang menjadi populasi
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1
Populasi Penelitian
No

Kelas

Jumlah populasi

VIII-A

30 siswa

VIII-B

30 siswa

VIII-C

30 siswa

VIII-D

30 siswa

VIII-E

30 siswa

VIII-F

30 siswa

VIII-G

30 siswa

VIII-H

30 siswa

JUMLAH

240 siswa

Sumber: Laporan Bulan Januari 2013 SMP Negeri 1 Sutojayan Blitar


b) Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:131). Sugiyono (2006:56) mengatakan sampel adalah sebagian dari jumlah serta
karakteristik dimiliki oleh populasi. Apabila populasi besar sedangkan peneliti tidak
mungkin mempelajari semuanya, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari
populasi tersebut. Pengambilan sampel harus representatif dalam artian harus dapat
mewakili seluruh populasi yang ada.
Sampel harus mewakili populasi atau representatif, artinya mampu
menggambarkan secara maksimal keadaan populasi tersebut agar kesimpulan yang
diambil benar. Arikunto (2006:134) mengatakan apabila subjeknya kurang dari 100
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tapi
jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15%, 20%-25% atau lebih tergantung

dari kemampuan meneliti, luas sempitnya wilayah, besar kecilnya resiko yang
ditanggung oleh peneliti.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster sampling atau
area sampling. Sugiyono (2006:59) mengatakan teknik cluster sampling adalah teknik
pengambilan sampel dengan cara menentukan daerah atau bagian. Teknik ini
digunakan apabila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Teknik ini
dilaksanakan dengan menggunakan stratified random sampling. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan nomor pada setiap
kelas. Sesuai dengan jumlah kelas yang ada yaitu 8 kelas maka tiap kelas
mendapatkan nomor urut 1-8. Langkah selanjutnya adalah mengambil nomor secara
acak. Nomor kelas yang muncul kemudian dijadikan sampel penelitian.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data
yang konkrit dari suatu objek yang diteliti. Mengumpulkan data berarti mencatat peristiwa
penting atau mencatat karakteristik elemen. Arikunto (2006:160) mengatakan metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya. Variasi metode yang dimaksud adalah angket, tes, dokumentasi. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner atau angket
dan metode tes.
a) Kuesioner atau Angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui. Teknik kuesioner merupakan cara mengumpulkan data
dengan menyampaikan daftar seperangkat pertanyaan baik langsung maupun
melalui pos kepada responden penelitian.
Berkaitan dengan kuesioner, Hamdani (2008:76) mengatakan bahwa kuesioner
ada dua macam yaitu kuesioner berstruktur dan kuesioner tidak berstruktur.
Kuesioner berstruktur atau tertutup berisi pertanyaan disertai dengan pilihan
jawaban. Kuesioner tidak berstruktur pertanyaan tidak disertai dengan jawaban.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik suatu pengertian bahwa kuesioner


adalah penyelidikan mengenai suatu masalah dengan cara memberikan daftar
pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan informasi, keterangan,
tanggapan, atau hal lain yang diketahui secara tertulis. Peneliti menggunakan
teknik ini untuk mendapatkan data variabel X yaitu penggunaan media power
poit.
Metode angket digunakan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaanpertanyaan yang berstruktur kepada responden. Angket yang digunakan adalah
angket tertutup, artinya jawabannya sudah disediakan dan responden tinggal
memilih jawaban yang menurutnya paling cocok. Angket dibuat sebanyak 20 item
soal pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d dengan penskoran
jawaban a=4, b=3, c=2, d=1 (Hamdani, 2008:71).
b) Tes
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes. Tes
adalah seperangkat stimuli yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk
mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Hamdani,
2008:77). Teknik ini peneliti gunakan untuk menganalisis sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dibuat peneliti terkait
dengan materi pelajaran. Tes disusun sebanyak 20 nomor dengan bentuk pilihan
berganda yaitu a, b, c, d, dan e. Tes diberikan kepada seluruh siswa yang menjadi
sampel penelitian dan dilakukan di akhir pembelajaran.
c) Observasi
Observasi disebut juga dengan pengamatan. Hamdani (2008:72) mengatakan
bahwa pengamatan atau observasi diklasifikasikan atas pengamatan terbuka dan
pengamatan tertutup pengamatan terbuka diketahui oleh subjek sedangkan
sebaliknya para subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat
untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang
yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka. Sedangkan pengamatan tertutup
berarti pengamat beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh
subjeknya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, observasi yang dilaksakan dalam penelitian ini


adalah observasi terbuka dengan cara berperan serta yaitu peneliti berperan serta
melakukan dua peranan sekaligus yaitu sebagai pengamat serta sekaligus menjadi
objek observasi. Teknik ini digunakan untuk mengobservasi aktivitas belajar siswa
berdasarkan ketentuan yaitu siswa selalu bersemangat dan komunikatif ketika
menyimak setiap materi, selalu bertanya tentang materi, aktif dalam berdiskusi serta
selalu mengerjakan tugas.
5. Metode Analisis Data
Analisis data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka
ringkasan dengan menggunakan cara-cara rumus-rumus tertentu. Hasan (2004:24)
menjelaskan sebagai berikut:
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasi ke dalam pola,
kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Bogdan Taylor analisa data adalah
proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti
yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan
hipotesis itu.
Proses analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi
product moment dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
rxy

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

= Banyak responden

= Jumlah skor variabel bebas

= Jumlah skor variabel terikat (Sudijono, 2009:206)

Korelasi product moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (1 r + 1). Apanila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna artinya tidak ada korelasi,
dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Pencarian harga r fakta antara penggunaan media
Power Point dengan hasil belajar siswa dikonsultasikan dengan tabel 3 berikut.
Tabel 3
Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefesien

Tingkat Hubungan

0,80 1,00

Korelasi Sangat tinggi

0.60 0.80

Korelasi Tinggi

0,40 0,60

Korelasi Sedang

0,20 0,40

Korelasi Rendah

0,00 0,20

Korelasi Sangat rendah

Sumber data Sudijono (2009: 193)


Langkah selanjutnya yaitu menguji hipotesis menggunakan uji Z pada taraf nyata 5 %
(0,05) dengan nilai Z pada tabel = 1,96. Penentuan uji Z dilakukan dengan menggunakan rumus:
Z (Hasan, 2006: 97).
Kriteria pengujian:
1. Ho diterima (Ha ditolak) apabila - Z /2 < Zo < Z /2
2. Ho ditolak (Ha diterima) apabila Zo > Z /2 atau - Zo < - Z /2
Setelah diketahui indeks korelasi dan pengujian hipotesis, langkah selanjutnya adalah
menentukan koefisien penentu untuk mengetahui besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y.
Koefisien penentu dicari dengan menggunakan rumus:

KP = r2 X 100%.
Keterangan:
KP = Koefisien Penentu
r2

= Indeks Korelasi

Melalui perhitungan koefisien penentu akan dapat ditentukan besar pengaruh X terhadap
Y. Dengan demikian akan dapat dilakukan analisis lebih jauh terkait pelayanan pembelajaran
yang akan diberikan kepada siswa. Melalui koefisien penentu, guru dapat menganalisis pengaruh
penggunaan media Power Point terhadap hasil belajar siswa serta menyelidiki faktor-faktor
penentu keberhasilan belajar lainnya.
7. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yaitu
pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2012. Untuk lebih jelasnya, kegiatankegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4
Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Perencanaan

Persiapan

Evaluasi

Pengajuan Judul

Pengajuan Proposal

Seminar Proposal

Perbaikan Proposal

ACC Proposal

Pelaksanaan Skripsi

10

Bab I

11

Bab II

12

Bab III

13

Bab IV

14

Bab V

15

Munaqasyah

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Lif Khoiru. 2010. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan
Nasional. Jakarta: PT Pustaka Raya.
nurjanah, ika. (n.d.). Retrieved from http://www.blogspot.com
Sudjana, N. (1989). wikipedia. Retrieved 12 2013, from wikipedia.
wikipedia. (n.d.). Google. Retrieved from wikipedia.
zhiesch. (n.d.). Retrieved from http://www.blogspot.com/zhiesch
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. http://google.com/
Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
Daryanto. 2006. Belajar Komputer Visual Basic. Bandung: CV Yrama Widya.
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.

Ibrahim, Hasan. 2008. Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Munardji. 2004. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bina Ilmu.
Mustofa, Arif. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Aruzz Media
.
Purwanto, Ngalim. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
Riyana, Ilyasih. 2008. Pemanfaatan OHP dan Presentasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Cipta
Agung.
Sadiman, Arief S. 2008. Media Pendidikan;Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sadiman. 2007. Media Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sedarmayanti. 2006. Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologis Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Sumaatmaja. 2006. Modul Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta:Depdiknas.
Sumiati dan Azra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Anda mungkin juga menyukai