Proposal Pemwilkot Yufi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

PROPOSAL PENELITIAN PEMODELAN WILAYAH DAN KOTA 2015

Pengaruh Supply Transportasi Umum Massal terhadap Tren


Peningkatan Motorisasi Pribadi (Studi Kasus : Jakarta Pusat
dan Jakarta Selatan)
Yufi Nabila Priadi (15412072)
DKI

Jakarta

merupakan

ibukota

dari

Indonesia

dengan

jumlah

penduduk 10,075 juta dengan laju pertumbuhan penduduk 1,06%


(BPS, 2014). Pertumbuhan penduduk dan laju migrasi pendatang ke
Jakarta memiliki dampak yang besar terhadap kebutuhan sarana dan
prasarana di ibukota yang harus dipenuhi. Sarana dan prasarana yang
dibutuhkan di ibukota adalah tempat tinggal, kebutuhan listrik, air,
pendidikan, ibadah, dan transportasi umum maupun pribadi yang
berperan vital terhadap mobilitas penduduk dalam beraktivitas. Sarana
transportasi ini didukung oleh jaringan transportasi yang disediakan
oleh Pemerintah DKI Jakarta, Dinas Perhubungan dan pihak ketiga
sebagai kontraktor yang menjadi lembaga pemenuhan kebutuhan
jaringan

maupun

sarana

transportasi.

Menurut

data

Dinas

Perhubungan DKI Jakarta tahun 2015, panjang jalan Jakarta bergerak


amat

lamban

pertumbuhan

dengan
kendaraan

rata-rata
bermotor

0,01%

per

berkisar

tahun

10.15%

dibanding
per

tahun.

Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga DKI Jakarta peningkatan motor
tersebut mencapai 5.500 hingga 6000 unit kendaraan bermotor per
hari di jalan.
Dalam praktek sektor transportasi di wilayah perkotaan DKI Jakarta,
pemenuhan jaringan jalan dan transportasi berada pada kondisi yang
jenuh. Hal ini dijelaskan dengan banyaknya upaya pemerintah DKI
Jakarta

dalam

menyelesaikan

permasalahan

kemacetan

yang

diakibatkan oleh adanya peningkatan motorisasi pribadi dengan


penambahan panjang jalan dengan jenis jalan tol, arteri primer,
kolektor primer, kolektor sekunder dan kota administrasi, penertiban
pengguna

kendaraan

pribadi

(seperti

3-in-1)

ataupun

kebijakan

berskala besar berupa pembangunan Mass Rapid Transportation.


Upaya

dalam

menyelesaikan

kemacetan

di

Jakarta

ini

pada

implementasinya belum berperan besar dalam menjadi solusi, karena


masih dalam batas menyediakan pilihan alternatif bagi pengendara
kendaraan saja belum memiliki dampak agregat skala lokal.
Permasalahan kemacetan di ibukota DKI Jakarta ini memiliki banyak
kaitan mendasar dengan preferensi masyarakat dalam memilih tempat
tinggal dengan tempat bekerja yang membutuhkan kendaraan untuk
mobilisasi. Umumnya, status kendaraan ini bersifat pribadi karena
faktor reliability kendaraan umum dan keterbatasan jangkauannya
sehingga pertumbuhan pengguna kendaraan pribadi ini tergolong
natural di ibukota.
Ilustrasi Model

Anda mungkin juga menyukai