Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: 1 sesi @ 90 menit
Materi
A. Orientasi Pegawai Baru
1. Lingkup organisasi dan struktur
2. Kebijakan, prosedur dan regulasi
3. Tanggung jawab kerja Perawat dan Bidan
4. Teknik dan orientasi
B. In-Service Training
1. Definisi Pelatihan dalam pekerjaan
2. Prinsip-prinsip pengembangan pelatihan dalam pekerjaan
3. Langkah-langkah dalam merancang program pelatihan.
4. Beberapa metoda dalam menegembangkan pelatihan.
5. Evaluasi pelatihan.
6. Tugas keperluan pelatihan
Metoda
1. Kuliah singkat
2. Penugasan
3. Kerja Kelompok
4. Diskusi Pleno
RENCANA PENGAJARAN
SESI I
BAGIAN A
Topik
: Orientasi Pegawai Baru
Metoda : Kuliah Singkat
Waktu
: 20 menit
BAGIAN B
Topik
: In- Service Training
Metoda : Kuliah Singkat
Waktu
: 30 menit
BAGIAN C
Topik
: Penyusunan Proposal
Metoda : Kerja Kelompok - Presentasi
Waktu
: 40 menit
MATERI
memenuhi tanggung jawab dan akontabilitas mereka terhadap tugas yang dibebankan
kepada mereka.
1. Orientasi Organisasi
1.
2.
Misi, visi, prinsip dan tujuan organisasi dan pelayanan di rumah sakit/puskesmas.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
Batas kewenangannya.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
Tugas dan tanggung jawab serta wewenangnya dalam ruangan baru tersebut
5.
6.
Model penugasan, tata cara kerja dan hal-hal lain yang berlaku.
Evaluasi Orientasi
Evaluasi dalam program orientasi merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan
hasil kerja klinis yang profesional. Kepala ruangan bertanggung jawab terhadap proses
adaptasi serta perkembangan para perawat dan bidan baru, baik dalam hal kemampuan dan
perilakunya.
Evaluasi perlu diadakan setiap minggu atau 2 kali seminggu untuk kemajuan yang
dihasilkan selama periode 3 bulan. Batas waktu diperlukan untuk mendapatkan standar
minimal dari kapabilitasnya dari setiap perawat dan bidan baru yang masih dalam masa
orientasi.
Laporan Orientasi
Laporan orientasi dibuat oleh kepala ruang untuk mendapatkan data yang objektif tentang
kemajuan dan kapabilitas yang telah diraih oleh setiap perawat/bidan baru, sehingga dapat
diketahui seberapa jauh tujuan dari orientasi telah dapat diraih yang akan diperlukan untuk
pengambilan keputusan selanjutnya.
Kesimpulan
Orientasi merupakan program penting yang perlu dipersiapkan dan diberikan kepada para
perawat/bidan baik yang baru atau maupun pindahan yang akan melaksanakan tugas-tugas
di rumah sakit/puskesmas. Materi-materi orientasi disesuaikan dengan tujuan, kebijakan,
rumah sakit/puskesmas. Dalam konteks ini, kelengkapan orientasi bagi setiap perawat
baru atau seseorang yang akan melaksanakan tugas-tugas baru akan dapat mengetahui
tugas-tugas yang akan menjadi tanggung jawab mereka, dengan demikian, diharapkan
mereka akan dapat melaksanakan tugas-tugas dengan lancar dan memberikan kontribusi
profesionalnya untuk pencapaian misi, visi, prinsip dan tujuan dari rumah sakit/puskesmas.
suatu organisasi baik di rumah sakit maupun di puskesmas. Program pelatihan yang
direncanakan dan berkesinambungan dapat mendorong perawat dan bidan untuk
meningkatkan serta mempertahankan profesionalismenya, dan pada akhirnya akan
berdampak pada kinerja perawat dan bidan dan pada akhirnya akan dapat peningkatan mutu
pelayanan.
Pengertian
Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para pakar dan dibawah ini akan
dikemukakan dua pengertian saja yaitu:
Menurut Michael J. Jacius, istilah training yang dipergunakan disini adalah untuk
menunjukkan setiap proses dalam mengembangkan bakat, keterampilan dan
kemampuan pegawai agar dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja
karyawan dalam pekerjaannya sekarang dan dalam pekerjaan lain yang terkait
dengan yang sekarang dijabatnya, baik secara individu maupun sebagai bagian dari
sebuah team kerja. ( DR.Achmad.S.Ruky, 2001)
Kata pelatihan (training) sering dirancukan dengan kata pengembangan (development).
Pelatihan dilakukan dalam jangka pendek, dalam hal ini ada dua katagori yaitu pelatihan
bagi calon pegawai disebut Pre-service training dan pelatihan bagi pegawai yang sudah
bekerja disebut dengan istilah In-service training. Pengembangan adalah suatu program
yang merujuk pada penyediaan kesempatan belajar bagi staf untuk membantu mereka
tumbuh dan berkembang dan tidak dibatasi pada pekerjaan yang dijabatnya sekarang.
Prinsip-prinsip Pelatihan
Agar pelatihan menjadi efektif dan efisien, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip
pelatihan sebagai berikut :
1.
Kemandirian
Setiap organisasi dituntut untuk menentukan jenis pelatihan berdasarkan kebutuhan
dilingkungan organisasinya. Hal ini disebabkan organisasi lebih mengetahui kebutuhan
3.
4.
Dukungan Pimpinan
Pelatihan akan menjadi efektif bila mendapat dukungan dan komitmen yang kuat dari
pimpinan organisasi, termasuk pemantauan dan evaluasi program pelatihan dan
kelangsungannya.
5.
6.
7.
berhubungan serta memberi arti bagi pekerjaannya. Perlu diingat bahwa setiap tugas
mengandung konsekuensi tanggung jawab, oleh karena itu proses pembelajaran yang
melekat pada tugas akan lebih mudah dalam penerapannya.
8.
dan lebih mudah diterapkan dalam situasi pekerjaannya. Kurangi metoda ceramah,
tetapi lebih banyak latihan. Latihan melalui kelompok kerja dan diskusi pleno.
9.
suatu
pelatihan.
Tugas
koordinator
meliputi:
perencanaan,
terjadi
kemampuan yang kurang, maka jawabannya adalah pelatihan, tetapi bila disebabkan
oleh faktor kemauan jawabannya adalah konseling atau pembinaan.
2. Identifikasi sumber daya dan fasilitas yang ada dalam organisasi yang dapat
dimanfaatkan untuk terselenggaranya pelatihan.
3. Menyusun proposal program pelatihan, termasuk evaluasi dan biaya yang diperlukan.
4. Mengkomunikasikan rencana pelatihan kepada semua jajaran yang akan dilibatkan.
5. Melaksanakan program pelatihan sesuai dengan rencana.
6. Memantau dan mengawasi pelaksanaan program dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
7. Mengevaluasi proses dan hasil pelatihan guna mendapatkan balikan (feedback).
8. Membuat laporan penyelenggaraan pelatihan dan hasilnya, termasuk rencana tindak
lanjut untuk mengetahui dampak suatu pelatihan bagi organisasi dan pesertanya.
Tutorial
Tutorial adalah suatu metoda dalam proses pembelajaran dengan cara memberikan
tugas baca pada suatu kelompok dengan topik tertentu yang kemudian didiskusikan
dalam kelompok tersebut. Tujuan dari cara ini adalah untuk memantapkan pemahaman
peserta terhadap materinya. Untuk tercapainya tujuan tersebut diperlukan referensi atau
buku-buku dan waktu yang cukup untuk pembahasan, tutor/nara sumber. Dalam sistem
ini peserta berinteraksi melalui diskusi ilmiah berdasarkan referensi yang tersedia dan
hasilnya disusun dalam suatu makalah untuk kemudian dipresentasikan. Kelebihan
metoda ini adalah analisis suatu topik dibahas secara mendalam, sehingga menjamin
dasar ilmiahnya dan terjadinya interaksi dalam kelompok. Sedangkan kelemahannya
adalah memerlukan nara sumber yang menguasai materi dan waktu pembahasannya
lama (1 4 minggu per topik).
3.
Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu metode pembelajaran dengan mengajak peserta menganalisis
masalah dan memilih alternatif-alternatif pemecahan masalah. Metode ini bertujuan
untuk membantu peserta mengembangkan daya intelektualnya dan keterampilan
berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis, dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah. Kasus yang dibahas harus memberikan pengalaman yang
realistik, aktual, praktis, dan mempunyai keterkaitan dengan ruang lingkup
pekerjaannya. Pemilihan kasus perlu mempertimbangkan latar belakang pendidikan
peserta. Penggunaan metoda ini didahului dengan penjelasan mengenai prinsip-prinsip
pendekatan dan pemecahan masalah, sehingga peserta dapat mengembangkan
kemampuannya untuk menganalisis suatu permasalahan. Agar terjadi interaksi yang
optimal, sebaiknya peserta dibagi dalam kelompok kecil dan hasil pembahasan tiap
kelompok dievaluasi serta dibuatkan suatu rangkuman. Kelebihan dari metoda ini
adalah terjadinya pertukaran pendapat antara peserta dan kemungkinan ditemukannya
Evaluasi Pelatihan
Evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari program pelatihan, mengingat telah
banyak menghabiskan waktu, energi, serta biaya untuk pelaksanaannya. Agar pelatihan
tidak sia-sia, suatu langkah evaluasi dan tindak lanjut dilakukan secara teratur. Evaluasi
suatu program pelatihan diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap staf terjadi dan seberapa besar penerapannya dalam
memberikan arti atau pengaruh pada dirinya, kelompok dan organisasinya.
Pengertian Evaluasi Pelatihan
Evaluasi pelatihan adalah suatu proses untuk menentukan kemajuan suatu program
pelatihan dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan Evaluasi Pelatihan
1.
2.
3.
Evaluasi awal pelatihan; disediakan sebelum pelatihan dimulai dengan tujuan untuk
(1).Mengetahui reaksi peserta terhadap materi yang diberikan;
(2). Mengetahui
tingkat pengetahuan atau tingkat kompetensi teknis peserta; (3). Sebagai informasi
bagi pelatih.
2.
Evaluasi proses pelatihan. Tujuannya adalah (1). Mengetahui reaksi peserta terhadap
sebagian atau keseluruhan program pelatihan; (2). Mengetahui hasil pembelajaran
peserta; (3). Mengantisipasi tindakan tertentu ketika diperlukan untuk mengambil
langkah-langkah perbaikan.
3.
Evaluasi setelah pelatihan pada tingkat perilaku dalam pekerjaan sangat penting, karena
belum tentu pengetahuan dan pengalaman pembelajaran yang diperoleh dapat diterapkan
dalam pekerjaan, tetapi perilaku yang baik dalam pekerjaan merupakan gabungan dari
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk mengetahui seberapa jauh peserta
mengadakan perubahan perilaku dalam pekerjaan setelah mengikuti pelatihan, evaluasi
hendaknya dilaksanakan oleh beberapa pihak, antara lain: peserta sendiri, atasan peserta,
bawahan peserta, teman sekerja dan pasen serta masyarakat.
Salah satu tehnik evaluasi setelah pelatihan yang berhubungan dengan perilaku adalah
pendekatan terhadap evaluasi, dengan 3 langkah evaluasi:
a.
Evaluasi oleh peserta segera setelah pelatihan dengan menggunakan daftar isian.
b.
Evaluasi oleh peserta 4 bulan setelah pelatihan dengan menggunakan daftar isian
c.
Kesimpulan
Sehubungan dengan penjelasan diatas, pelatihan dalam jabatan (In-Service
Training) sangat mungkin dikembangkan, tergantung dari kebutuhan organisasi, dengan
memanfaatkan sumber-sumbsr yang dimiliki secara optimal. Memilih metoda yang tepat
juga sangat berpengaruh untuk suatu pelatihan, disesuaikan dengan situasi dan kondisi
tempat kerja dari organisasi tersebut. Mungkin dalam hal tertentu tidak memerlukan
investasi yang terlalu besar, namun prioritas tetap diberikan pada kebutuhan spesifik dan
mendesak. Prinsip dari suatu
berhubungan dengan tugas-tugas dari para peserta, dalam rangka meningkatkan kinerja
klinik perawat dan bidan pada lingkungan kerjanya.Program pelatihan perlu disertai dengan
evaluasi.
KEPUSTAKAAN
Di Vincenti,M (1972), Administrering Nursing service, Little, Brown and Company,
Boston, USA
Moekijat , Drs (1993 ), Evaluasi Pelatihan, Dalam Rangka Peningkatan
Produktifitas (Perusahaan) Penerbit Mandar Maju Bandung
DR.Achmad.S.Ruky (2001) ,
Merancang
Jakarta .