Anda di halaman 1dari 10

Agric. Sci. J. Vol.

I (4) : 18-27 (2014)

Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII


(Studi Kasus di Unit Usaha Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII, Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

Development Strategy of Agrotourism Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII


(A Case Study in business units Perkebunan Gunung Mas PT. Perkebunan Nusantara VIII,
Cisarua Sub-district, Bogor District, West Java)
Ria Rinawati1
1

Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya BandungSumedang KM 21, Jatinangor 45363 Telp. (022) 7796316
Email : riyha.riina@yahoo.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan penilaian


pengunjung, mengidentifikasi lingkungan faktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif
strategi untuk pengembangan usaha Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII. Desain
penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode study kasus. Informan dalam
penelitian ini sebanyak 7 orang pengelola agrowisata dan 100 orang pengunjung. Analisis
data yang digunakan adalah matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP. Hasil penelitian
menunjukan bahwa karakteristik dan penilaian pengunjung yaitu berusia antara 20-29 tahun
dengan pendidikan perguruan tinggi serta berprofesi sebagai karyawan dan memiliki
pendapatan di atas Rp 3.000.000. Secara keseluruhan penilaian pengunjung terhadap 7 bauran
pemasaran dan pengelolaan layout sudah baik, namun untuk kegiatan berkuda dinilai kurang
baik. Hasil identifikasi kondisi lingkungan internal terdiri dari 10 kekuatan dan kelemahan,
sedangkan kondisi lingkungan eksternal terdiri dari 11 peluang dan 11 ancaman. Hasil
analisis terhadap matriks SWOT menghasilkan 8 alternatif strategi pengembangan. Alternatif
strategi pengembangan usaha berdasarkan matriks QSP yaitu meningkatkan kinerja
pemasaran dan efektivitas promosi untuk menjaring menjaring pengunjung yang lebih
banyak.
Kata Kunci : Agrowisata, Karakteristik dan Penilaian Pengunjung, Matriks SWOT, Matriks
QSP, Strategi Pengembangan
Abstract : The aims of this study was to identify the characteristics and assessment visitors,
identify environmental factors internal and external, and formulate strategies for the
development of Agrotourism Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII. This reseacrh was
conducted using a qualitative case study method. Informants of 7 managing agrotourism
people and Respondents of 100 visitors people in this research. The data analytical used is
the matrix internal and external factors, SWOT matrix and QSP matrix. The results of this
research indicated of the customers ranging between the age of 20-29 years old, having
finished their a college, and working as employees with an income of more than Rp
3.000.000. Overall assessment of the visitors 7 marketing mix and managing the layout is
good, but for equestrian activities inadequate. The results of the identification internal
environment consists of 10 strengths and 10 weaknesses, while external environmental
conditions consisted of 11 opportunities and 11 threats. The results of the SWOT analysis of
the matrix produces 8 alternative development strategies. Alternative business development
strategy based on the QSP matrix is to improve the performance and effectiveness of the
marketing campaign to attract more visitors.
Keywords : Agrotourism, Characteristics and Assessment Visitors, Development Strategy,
SWOT Matrix, and QSP Matrix

Diterima 9 Oktober 2014. Disetujui 9 Oktober 2014. Alamat Korespondensi : riyha.riina@yahoo.com

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

PENDAHULUAN
Pariwisata
merupakan
industri
dengan pertumbuhan tercepat di dunia
(World Tourism Organization, 2000).
Pariwisata juga berperan besar dalam
memberikan kesan baik atau brand image
suatu negara di dunia internasional
(Anggarini, 2012). Pariwisata di Indonesia
pada perkembangannya selalu diramaikan
oleh kedatangan wisatawan baik dari
domestik maupun mancanegara.
Seiring
dengan
meningkatnya
pengetahuan, perubahan pola pikir, dan
kesadaran
akan lingkungan, terjadi
perubahan pola konsumsi wisatawan.
Perubahan yang terjadi adalah pemenuhan
kebutuhan dalam bentuk menikmati objekobjek alam atau dikenal dengan istilah
back to nature. Salah satu jenis pariwisata
yang potensial untuk dikembangkan di
Indonesia adalah agrowisata. Agrowisata
merupakan perpaduan antara sektor
pertanian dengan pariwisata yang dapat
saling mengisi dan menunjang dalam
meningkatkan daya saing produk pariwisata
dan produk pertanian Indonesia.
Provinsi Jawa Barat merupakan
daerah dengan sumber daya alam yang
melimpah
dari
mulai
pegunungan,
pesawahan, perkebunan, dan pantai
sehingga memiliki daya tarik wisata yang
cukup tinggi (Kintan, 2012). Kabupaten
Bogor merupakan daerah di Jawa Barat
yang terkenal sebagai tempat wisata. Salah
satu objek agrowisata unggulan di
Kabupaten Bogor yang menarik dan
memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII. Namun, sudah dua tahun ke
belakang ini pengolahan teh di pabrik
Perkebunan Gunung Mas sudah tidak
beroperasi dikarenakan produksi teh yang
rendah. Hal tersebut memberikan dampak
terhadap penurunan kunjungan wisatawan
asing. Selain itu, tingginya tingkat
persaingan bisnis agrowisata di Kabupaten
Bogor dikarenakan banyaknya jumlah
objek wisata serupa.

Berdasarkan permasalahan tersebut


dilakukan penelitian dengan tujuan sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi
karakteristik
dan
penilaian pengunjung,
2. Mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal, dan
3. Merumuskan
alternatif
strategi
pengembangan usaha yang dapat
direkomendasikan kepada Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII.
Untuk
menjawab
permasalahan
tersebut, penulis melakukan penelitian
mengenai
strategi
pengembangan
agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN
VIII.
BAHAN DAN METODE
Desain yang digunakan untuk
penelitian ini adalah desain kualitatif.
Teknik penelitian yang digunakan adalah
studi kasus (case study).
Penentuan sumber data dalam
penelitian
ini
diperoleh
dengan
menggunakan teknik purposive sampling
dan convenience sampling. Purposive
Sampling digunakan untuk memilih pihakpihak yang memiliki informasi secara
lengkap mengenai Agrowisata Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII. Teknik
convenience sampling digunakan untuk
memilih 100 orang pengunjung yang datang
ke Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII.
Analisis data yang digunakan untuk
karakteristik dan penilaian pengunjung
akan dilakukan secara tabulasi silang
menggunakan
program
SPSS
yang
dianalisis
secara
deskriptif.
Untuk
penyusunan suatu strategi terdiri dari tiga
tahapan yaitu:
1)
Tahap Input (Input Stage)
Alat analisis yang digunakan pada tahap
input adalah matriks IFE dan EFE.
2) Tahap Pencocokan (Matching Stage)
Analisis
pada
tahap
pencocokan
menggunakan matriks IE dan matriks
SWOT.

19

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

3) Tahap Keputusan (Decision Stage)


Analisis
yang
digunakan
adalah
Quantitative Strategic planning Matrix
(QSPM).
2)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik dan Penilaian
Pengunjung
Karakteristik pengunjung Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII yang
dihasilkan dalam penelitian berdasarkan :
1) Pengunjung didominasi oleh laki-laki
yaitu 53 orang sedangkan pengunjung
perempuan yaitu 47 orang.
2) Kelompok usia yang paling banyak
datang berkunjung adalah kelompok
usia 20-29 tahun sebanyak 38 orang.
3) Pengunjung
paling
banyak
berpendidikan sampai perguruan tinggi
yaitu 48 orang.
4) Pengunjung paling banyak bekerja
sebagai karyawan swasta yaitu
sebanyak 26 orang.
5) Pengunjung sebanyak 45 orang
berpendapatan di atas Rp 3.000.0000
per bulan. Pengunjung paling banyak
mengeluarkan biaya per kunjungannya
sebesar lebih dari Rp 500.000 sebanyak
45 orang.
6) Pengunjung memiliki tujuan yang
beragam seperti 31 orang rekreasi, 19
orang menginap, 14 orang berolahraga,
11 orang melakukan pekerjaan, 15
orang untuk minum teh, dan 10 orang
untuk study tour.
7) 80 orang pengunjung berasal dari
wilayah jabodetabek dan 20 orang dari
luar jabodetabek.
8) Loyalitas pengunjung terlihat dari 42
orang melakukan intensitas kunjungan
sebanyak lebih dari tiga kali, dan 82
orang
memiliki
minat
untuk
berkunjung kembali.
Berikut penjelasan mengenai penilaian
pengunjung terhadap beberapa aspek :
1) Produk-produk dari objek Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
dinilai sudah baik. Produk berkuda
dinyatakan kurang baik dengan total

3)

4)

5)

6)

7)

8)

respon 67 orang. Hal tersebut


dikarenakan
pengunjung
merasa
terganggu
dengan
joki
yang
menawarkan jasanya.
Pengunjung dari berbagai tingkat
pendapatan menyatakan tarif standar
karena harga yang ditawarkan relatif
sama seperti tempat wisata lainnya.
Sedangkan tarif masuk dinyatakan
murah.
Lokasi wisata yang menarik, strategis
dan mudah dijangkau menjadi pilihan
utama bagi para pengunjung . Namun,
53,8% pengunjung dari jabodetabek
dan 60% dari luar jabodetabek,
menyatakan kawasan kurang bersih
karena
masih
terdapat
sampah
berserakan.
Pengunjung
mengetahui
kegiatan
promosi melalui media internet yaitu
33 orang. Namun,
23 orang
menyatakan bahwa upaya promosi
masih kurang gencar padahal kegiatan
promosi yang sudah dilakukan sudah
sangat baik.
Pengunjung
menilai
penjelasan
informasi, keramahan dan kesopanan,
pelayanan dan kesigapan karyawan
sudah baik dengan total respon masing
masing yaitu 61 orang, 68 orang, dan
60 orang.
Kelengkapan fasilitas wisata dinilai
baik oleh 60 orang pengunjung. 27
orang pengunjung yang menyatakan
kelayakan fasilitas cukup baik terutama
arena berkuda dan terdapat plang
wisata yang sudah rusak.
Penilaian pengunjung terhadap bauran
pemasaran proses, menyatakan sudah
baik.
Desain dan tata letak fasilitas dinilai
sudah baik. Hal tersebut dikarenakan
tata letak fasilitas sudah disesuaikan
dengan
kondisi
dari
kawasan
agrowisata seperti paralayang yang
terletak di kawasan Naringgul.

20

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

2. Identifikasi Faktor Internal dan


Eksternal
Tahap input yang digunakan dalam
kerangka
perumusan
pada
Strategi
Pengembangan Agrowisata Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII, yaitu :
1)
Identifikasi Faktor Internal
Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan
internal diringkas pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Faktor Kekuatan dan Kelemahan
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII
Faktor
Internal
Sumber Daya
Manusia

Kekuatan
Loyalitas karyawan

Pemasaran

Banyak produk wisata yang


ditawarkan
Tarif masuk yang
ditawarkan relatif murah

Memiliki Tea Corner dan


Tea cafe
Keuangan/
Akuntansi

Pencatatan transaksi
keuangan/ akuntansi
menggunakan SPDK.net
(Sistem Pengelolaan Data
Komputer Internet).
Memiliki
pemasukan
pendapatan yang tinggi
Lokasi wisata luas dan
strategis dengan akses jalan
yang mudah dijangkau
Pemandangan alam khas
perkebunan teh yang indah
dan sejuk sehingga terdapat
paket wisata tea walk
-

Produksi/
Operasi

Penelitian dan
Pengembangan

Sistem
Informasi
Manajemen

Aktif mengikuti konsultasi


dengan PHRI (Persatuan
Hotel dan Restoran
Indonesia).
Sudah tersedianya sistem
pemesanan melalui website.

Kelemahan
Tingkat pendidikan
karyawan rendah
Kurangnya pemandu
wisata yang muda dan
energik
Kurang gencarnya
kegiatan promosi
Website yang sudah
tersedia kurang
dimanfaatkan secara
optimal
Kurangnya event-event
untuk menarik kunjungan
wisata
Laporan transaksi
keuangan tidak dapat
dilakukan setiap hari

Pabrik teh yang sudah


tidak beroperasi
Kurangnya pemeliharaan
fasilitas seperti adanya
plang wisata yang sudah
rusak
Manajemen pengelolaan
arena berkuda belum
terorganisir dengan baik
Potensi wisata yang sudah
ada belum dikembangkan
secara optimal

2) Identifikasi Faktor Eksternal


Faktor-faktor yang menjadi peluang
dan ancaman secara ringkas dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Faktor Peluang dan Ancaman
Faktor
Eksternal
Ekonomi
Sosial,
Budaya,
Demografi
dan
Lingkungan

Politik,
Pemerintah,
dan Hukum

Teknologi
Pesaing
dalam
industri
Ancaman
pendatang
baru

Peluang
Peningkatan pendapatan masyarakat
Trend wisata back to nature
Kawasan Puncak menjadi destinasi
wisata nasional
Membuka lapangan pekerjaan dan
peluang usaha untuk masyarakat
sekitar
Sikap masyarakat yang ramah
Adanya peranan pers untuk ikut
mempromosikan objek wisata di
kawasan puncak
Dukungan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata untuk pengembangan
objek wisata di Kabupaten Bogor
Pengaruh hari libur terhadap
kunjungan wisatawan
Perkembangan teknologi internet
-

Ancaman
Kenaikan Harga Bahan Pokok
Penjarahan lahan perkebunan teh
Kemacetan di Kawasan Puncak
Curah hujan yang tinggi

Terjadinya penurunan dan kerusakan


kualitas lingkungan
Perubahan sosial masyarakat ke arah
negatif
Permasalahan Sampah
Situasi politik dan keamanan tidak
menentu
Jaringan koneksi internet terbatas
dan sering mengalami gangguan
Tingginya tingkat persaingan
agrowisata di Kabupaten Bogor
terutama kawasan puncak
-

Ancaman
produk
substitusi
Pembeli/pe
ngunjung

Loyalitas dan minat konsumen

Kecenderungan konsumen untuk


melakukan pertemuan di tempat
wisata

Pemasok

Kekuatan tawar menawar pemasok


jasa wisata

3) Analisis Matriks (IFE)


Kondisi internal yang dimiliki oleh
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII digambarkan dengan nilai total
tertimbang/skor yang diperoleh sebesar
2,696. Total nilai ini melebihi nilai
tertimbang rata-rata sebesar 2,5. Hal ini
mengindikasikan
bahwa
Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
memiliki posisi internal perusahaan yang
kuat.
Hasil pengolahan matriks IFE dapat
dilihat pada berikut ini:
Tabel 3. Analisis Matriks IFE Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
Faktor Strategis Internal
Kekuatan

Bobot

Rating

Loyalitas karyawan
Banyak produk wisata
yang
ditawarkan
Tarif masuk yang ditawarkan relatif
murah
Memiliki pemasukan pendapatan yang
tinggi
Lokasi wisata luas dan strategis dengan
akses jalan yang mudah dijangkau
Pemandangan alam khas perkebunan
teh yang indah dan sejuk sehingga
terdapat paket wisata tea walk
Pencatatan
transaksi
keuangan/akuntansi
menggunakan
SPDK.net (Sistem Pengelolaan Data
Komputer Internet)
Memiliki Tea Corner dan Tea Cafe
Aktif mengikuti konsultasi dengan
PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran
Indonesia).
Pemesanan penginapan dapat melalui
website
Jumlah Kekuatan
Kelemahan
Tingkat pendidikan karyawan rendah
Kurang gencarnya kegiatan promosi
Website yang sudah tersedia kurang
dimanfaatkan secara optimal
Kurangnya event-event untuk menarik
kunjungan wisata
Laporan transaksi keuangan tidak dapat
dilakukan setiap hari
Pabrik teh yang sudah tidak beroperasi
Kurangnya pemeliharaan fasilitas
seperti adanya plang wisata yang sudah
rusak
Manajemen pengelolaan arena berkuda
belum terorganisir dengan baik
Potensi wisata yang sudah ada belum
dikembangkan secara optimal
Kurangnya pemandu wisata yang muda
dan energik
Jumlah Kelemahan
Total

0,055
0,053

4,0
3,8

Skor
(Bobot x
Rating)
0,220
0,201

0,041

3,6

0,148

0,058

4,0

0,232

0,060

4,0

0,240

0,055

4,0

0,220

0,047

3,8

0,179

0,043
0,044

3,8
3,3

0,163
0,145

0,056

3,4

0,190
1,938

0,030
0,063
0,058

1,7
1,4
1,1

0,051
0,088
0,064

0,042

1,8

0,075

0,045

1,7

0,076

0,032
0,058

1,4
1,7

0,045
0,098

0,055

1,6

0,088

0,055

1,7

0,093

0,050

1,6

0,080

1,000

0,759
2,696

Hasil pengolahan matriks IFE pada


tabel diatas menunjukkan bahwa faktor
lokasi wisata yang luas dan strategis dengan
akses jalan yang mudah dijangkau

21

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

merupakan
kekuatan
utama
bagi
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII karena menghasilkan nilai
tertimbang yang terbesar yaitu 0,240. Hasil
pengolahan matriks IFE juga menunjukkan
bahwa faktor mengenai pabrik teh yang
sudah tidak beroperasi lagi merupakan
faktor
kelemahan
yang
perlu
dipertimbangkan karena menghasilkan nilai
tertimbang/skor terkecil yaitu 0,045.
4) Analisis Matriks EFE
Hasil pengolahan matriks EFE
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut
ini:
Tabel 4. Analisis Matriks EFE Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
Faktor Strategis Eksternal
Peluang

Bobot

Rating

Peningkatan pendapatan masyarakat


Sikap masyarakat yang ramah
Trend wisata back to nature
Kawasan Puncak menjadi destinasi
wisata nasional
Kecenderungan konsumen untuk
melakukan pertemuan di tempat wisata
Membuka lapangan pekerjaan dan
peluang usaha
Dukungan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata untuk pengembangan objek
wisata di Kabupaten Bogor
Pengaruh hari libur terhadap kunjungan
wisatawan
Perkembangan teknologi internet
Loyalitas dan minat konsumen
Adanya peranan pers untuk ikut
mempromosikan objek wisata di
kawasan puncak
Jumlah Peluang
Ancaman
Kenaikan Harga Bahan Pokok
Penjarahan lahan perkebunan teh
Permasalahan sampah
Kemacetan di Kawasan Puncak
Terjadinya penurunan dan kerusakan
kualitas lingkungan
Perubahan sosial masyarakat ke arah
negatif
Situasi politik dan keamanan tidak
menentu
Jaringan koneksi internet terbatas dan
sering mengalami gangguan
Tingginya tingkat persaingan agrowisata
di Kabupaten Bogor terutama kawasan
puncak
Kekuatan tawar menawar pemasok jasa
wisata
Curah hujan yang tinggi
Jumlah Ancaman
Total

0,045
0,035
0,057
0,052

2,6
3,3
4,0
4,0

Skor
(Bobot x
Rating)
0,117
0,115
0,228
0,208

0,034

3,0

0,102

0,050

3,6

0,180

0,034

2,6

0,088

0,046

4,0

0,184

0,050
0,055
0,038

4,0
3,8
3,0

0,200
0,209
0,114

0,043
0,044
0,060
0,045
0,048

4,0
3,3
4,0
4,0
3,7

0,172
0,145
0,240
0,180
0,177

0,044

3,1

0,136

0,035

2,0

0,070

0,044

4,0

0,176

0,047

4,0

0,188

0,046

3,6

0,166

0,048

3,6

0,173
1,823
3,359

1,536

1,000

Kondisi eksternal yang dihadapi


oleh Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII digambarkan dengan nilai total
tertimbang/skor pada matriks EFE. Total
nilai yang diperoleh sebesar 3,359. Total
nilai tertimbang yang melebihi total nilai
rata-rata sebesar 2,5 yang dihasilkan
mengindikasikan
bahwa
Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII dapat
merespon dengan sangat baik faktor
peluang dan ancaman yang ada dalam
industrinya.

Hasil
pengolahan
matriks
EFE
menunjukkan bahwa faktor trend wisata
back to nature merupakan peluang utama
yang
harus
dipertimbangkan
bagi
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII karena menghasilkan nilai
tertimbang/skor yang terbesar sebagai
peluang
yaitu
0,228.
Sedangkan
permasalahan sampah merupakan faktor
ancaman yang harus dipertimbangkan
karena menghasilkan nilai tertimbang/skor
yang terbesar yaitu 0,240.
Dalam penelitian ini, alat analisis pada
tahap pencocokan menggunakan matriks IE
dan matriks SWOT. Berikut analisis tahap
pencocokan menggunakan matriks IE.
1. Matriks Internal-External (IE)
Analisis tahap pencocokan pertama
yang akan dilakukan adalah matriks IE.
Matriks IE (Internal-External Matrix)
merupakan pemetaan skor matriks IFE dan
EFE yang telah dihasilkan pada tahap input.
Pada tahap input, total nilai
tertimbang IFE Agrowisata Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII adalah sebesar
2,696 sedangkan total nilai tertimbang EFE
adalah sebesar 3,359. Pemetaan terhadap
masing-masing nilai tertimbang dari faktor
eksternal dan internal menempatkan posisi
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII pada sel ke-II. Hal ini
menunjukkan
bahwa
Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
berada pada kondisi eksternal yang kuat
dan internal rata-rata. Kondisi ini dapat
dikelola dengan menggunakan strategi
tumbuh dan bina (grow and build).
Strategi-strategi
yang
dapat
dilakukan oleh Agrowisata Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII yang berada dalam
posisi sel II adalah strategi intensif dan
strategi integrasi. Berikut strategi intensif
dan integrasi yang dapat diterapkan, yaitu:
1. Strategi Intensif
a) Strategi Penetrasi Pasar
Beberapa strategi penetrasi pasar
yang dapat dilakukan oleh Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
diantaranya yaitu:

22

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

1. Meningkatkan kinerja pemasaran


dan efektivitas promosi, dan
2. Meningkatkan loyalitas pengunjung.
b) Strategi Pengembangan Pasar
Strategi pengembangan pasar dapat
dilakukan yaitu melakukan kegiatan
promosi untuk menjaring pengunjung yang
lebih banyak dengan memanfaatkan media
cetak, media elektronik, perkembangan
teknologi internet, dan membuat eventevent serta pameran untuk menarik
kunjungan.
c) Strategi Pengembangan Produk
Strategi pengembangan produk yang
dapat
dilakukan
oleh
Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII yaitu:
1. Mengembangkan paket wisata dan
menambah produk wisata baru.
2. Memfungsikan kembali pabrik teh
supaya dapat digunakan kembali
untuk kunjungan wisata.
3. Memperbaiki
fasilitas
dan
meningkatkan potensi wisata yang
sudah ada
4. Menciptakan fasilitas penelitian dan
pengembangan untuk memantau
perkembangan
konsumen
dan
tingkat persaingan.
2. Strategi Integrasi
a) Integrasi ke Depan
Untuk menerapkan strategi ini,
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII dapat melakukan kerjasama
dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Bogor, travel atau agen
perjalanan wisata dalam menciptakan paket
wisata bersama.
b) Integrasi ke Belakang
Strategi ini dapat diterapkan dengan
melakukan hubungan baik dengan para
stakeholder untuk menjadi fasilitator
mempromosikan Agrowisata Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII dan melakukan
pemberdayaan
terhadap
masyarakat
terutama ibu-ibu rumah tangga seperti
pembuatan souvenir dan makanan khas.
c) Integrasi Horizontal
Strategi integrasi horizontal dapat
diterapkan melalui cara menjalin kemitraan
dengan para pesaing untuk menciptakan

paket wisata. Strategi ini diharapkan


mampu membuat Agrowisata Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII tetap menjaga
eksistensi ditengah ketatnya persaingan
dengan objek wisata lainnya, terutama yang
terletak di kawasan Puncak dan sekitarnya.
Kerjasama lain dapat diciptakan dengan
hotel-hotel di Bogor, dimana para tamu
hotel mendapat fasilitas tambahan dengan
mengunjungi
Agrowisata
Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII.
Alat analisis selanjutnya yang
digunakan pada tahap pencocokan yaitu
matriks SWOT. Selain mempertimbangkan
faktor eksternal dan internal, penyusunan
alternatif
strategi
pengembangan
menggunakan
matriks
SWOT
juga
mempertimbangkan posisi perusahaan yang
telah disimpulkan pada matriks IE. Berikut
keselarasan hasil matriks SWOT dan
matriks IE yang dijelaskan pada tabel
berikut ini:
Tabel 5. Keselarasan Hasil Matriks SWOT
dan Matriks IE
No
1
2

3
4
5
6
7
8

10

11

Matriks SWOT
Mengembangkan
paket
wisata
dan
menambah produk wisata baru
Memberikan arahan dan membina hubungan
yang baik dengan pengunjung, pedagang,
dan masyarakat sekitar
Meningkatkan kinerja pemasaran dan
efektivitas promosi
Menjaring pengunjung yang lebih banyak
Memperbaiki dan mengoptimalkan fasilitas
wisata yang sudah ada
Meningkatkan loyalitas pengunjung
Memfungsikan kembali pabrik teh untuk
kunjungan wisata
Menjalin kemitraan dengan hotel-hotel,
objek wisata pengganti dan pesaing di
Kabupaten Bogor,
Melakukan kerjasama dengan vendor dan
travel/biro perjalanan dalam menciptakan
paket wisata.
Memberikan pelatihan terhadap karyawan
untuk
meningkatkan
keterampilan,
pengetahuan, dan peran aktif karyawan
untuk meningkatkan mutu pelayanan
Menciptakan
fasilitas
penelitian dan
pengembangan
untuk
memantau
perkembangan konsumen dan tingkat
persaingan

Matriks IE
Strategi Pengembangan
Produk
Strategi Integrasi Ke
Belakang
Strategi Penetrasi Pasar
Strategi Pengembangan
Pasar
Strategi pengembangan
produk
Strategi Penetrasi Pasar
Strategi Pengembangan
Produk
Strategi Integrasi
Horizontal
Strategi Integrasi Ke
Depan
Strategi Penetrasi Pasar

Strategi Pengembangan
Produk

Penjabaran terhadap matriks SWOT


menghasilkan delapan alternatif strategi
yang
mencakup empat strategi yang
diuraikan sebagai berikut :
1. Strategi SO
Strategi SO adalah strategi yang
memanfaatkan
kekuatan
internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang
eksternal. Alternatif strategi SO yang dapat
dilakukan Agrowisata Perkebunan Gunung
Mas PTPN VIII yaitu:

23

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

1) Mengembangkan paket wisata dan


menambah produk wisata baru.
2) Meningkatkan loyalitas pengunjung.
2. Strategi WO
Strategi WO adalah strategi yang
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan
internal
dengan
cara
mengambil
keuntungan dari peluang eksternal.
Alternatif strategi WO yang pertama bagi
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kinerja pemasaran dan
efektivitas promosi untuk menjaring
pengunjung yang lebih banyak.
2) Memfungsikan kembali pabrik teh
untuk kunjungan wisata, memperbaiki
dan mengoptimalkan fasilitas wisata
yang sudah ada.
3. Strategi ST
Strategi ST menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi pengaruh ancaman eksternal.
Alternatif ST bagi agrowisata Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII yaitu:
1) Memberikan arahan dan meningkatkan
manajemen pengelolaan pengunjung,
pedagang, dan masyarakat sekitar.
2) Menjalin kemitraan dengan vendor,
hotel-hotel, dan pesaing di Kabupaten
Bogor, serta travel/biro perjalanan
dalam menciptakan paket wisata.
4. Strategi WT
Strategi WT diarahkan pada
pengurangan kelemahan internal dan
menghindari ancaman eksternal. Alternatif
strategi WT yang dapat dilakukan bagi
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII, yaitu:
1) Memberikan
pelatihan
terhadap
karyawan
untuk
meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, dan peran
aktif karyawan untuk meningkatkan
mutu pelayanan.
2) Menciptakan fasilitas penelitian dan
pengembangan
untuk
memantau
perkembangan konsumen dan tingkat
persaingan .
Tahap keputusan pada penelitian ini
menggunakan alat analisis Quantitative
Strategic Planning Matrix atau QSPM.

Penggunaan alat analisis QSPM bertujuan


untuk memperoleh strategi prioritas untuk
dilaksanakan sesuai dengan kondisi
perusahaan.
Hasil analisis QSPM disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 6. Hasil Analisis QSPM Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
No
1
2
3

Strategi
Mengembangkan paket wisata dan
menambah produk wisata baru (SO1)
Meningkatkan loyalitas pengunjung
(SO2)
Meningkatkan kinerja pemasaran dan
efektivitas promosi untuk menjaring
pengunjung yang lebih banyak (WO1)
Memfungsikan kembali pabrik teh
untuk kunjungan wisata, memperbaiki
dan mengotimalkan fasilitas wisata
yang sudah ada. (WO2)
Memberikan arahan dan meningkatkan
manajemen pengelolaan pengunjung,
pedagang, dan masyarakat sekitar.
(ST1)
Menjalin kemitraan dengan vendor,
hotel-hotel, dan pesaing di Kabupaten
Bogor, serta travel/biro perjalanan
dalam menciptakan paket wisata. (ST2)
Memberikan pelatihan terhadap
karyawan untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, dan peran
aktif karyawan untuk meningkatkan
mutu pelayanan (WT1)
Menciptakan fasilitas penelitian dan
pengembangan untuk memantau
perkembangan konsumen dan tingkat
persaingan (WT2)

STAS
7,358

Peringkat

6,596

7,442

6,759

6,752

6,711

7,080

7,489

Sesuai dengan hasil penilaian


strategi melalui tabel diatas dihasilkan
delapan strategi pengembangan yang sudah
diperingkatkan dan dapat direkomendasikan
terhadap Agrowisata Perkebunan Gunung
Mas PTPN VIII yaitu meningkatkan kinerja
pemasaran dan efektivitas promosi untuk
menjaring pengunjung yang lebih banyak.
Strategi ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan
media
cetak,
media
elektronik, media internet, dan membuat
event-event serta pameran diharapkan akan
semakin meningkatkan jumlah kunjungan.
Strategi tersebut sangat tepat menjadi
prioritas untuk dilakukan sebagai upaya
pengembangan Agrowisata Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Karakteristik pengunjung Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
didominasi oleh laki-laki dengan
kelompok usia antara 20 29 Tahun

24

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

dan berpendidikan perguruan tinggi


serta berprofesi sebagai karyawan
dengan tingkat pendapatan di atas Rp.
3.000.000. Sebagian besar pengunjung
datang bersama keluarga untuk rekreasi
dan berminat untuk berkunjung
kembali.
Penilaian
pengunjung
terhadap 7 macam bauran pemasaran
diantaranya yaitu (1) Produk yang
ditawarkan sudah baik, namun arena
berkuda dinilai masih kurang baik. (2)
Harga atau tarif masuk yang
ditawarkan cukup terjangkau oleh
semua
kalangan.
(3)
Kawasan
agrowisata sangat strategis dan mudah
dijangkau. (4) Kegiatan promosi
banyak diketahui melalui media
internet, namun upaya promosi yang
dilakukan dinilai masih kurang gencar.
(5)
Penjelasan
informasi
yang
diberikan, keramahan dan kesopanan,
pelayanan dan kesigapan karyawan
sudah baik. (6) Kelengkapan fasilitas
wisata dinilai sudah baik, sedangkan
kelayakan fasilitas wisata dinilai
kurang baik seperti kelayakan arena
berkuda dan terdapat plang wisata yang
sudah rusak. (7) Proses pengelolaan
pengunjung
sudah
baik,
serta
pengelolaan layout sudah baik, namun
untuk kegiatan berkuda dinilai kurang
baik sebab pengunjung merasa
ketidaknyamanan
dengan
bau
menyengat yang ditimbulkan serta
selalu diikuti oleh para joki yang
menawarkan jasanya.
2. Kondisi
lingkungan
internal
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN
VIII
berdasarkan
hasil
identifikasi terdapat sepuluh kekuatan
dan sepuluh kelemahan. Kekuatan yang
paling menonjol lokasi wisata yang
luas dan strategis dengan akses jalan
yang mudah dijangkau, banyak produk
wisata yang ditawarkan, dan tarif
masuk yang ditawarkan relatif murah.
Kelemahan yang harus diperbaiki yaitu
pabrik teh yang sudah tidak beroperasi,
kegiatan promosi yang kurang gencar,
manajemen pengelolaan arena berkuda

3.

yang belum terorganisir dengan baik,.


Kondisi
lingkungan
eksternal
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN
VIII
berdasarkan
hasil
identifikasi terdapat sebelas peluang
dan sebelas ancaman. Peluang yang
harus dimanfaatkan adalah trend wisata
back to nature, pengaruh libur terhadap
kunjungan wisata, kawasan puncak
menjadi destinasi wisata nasional, dan
perkembangan teknologi internet.
Ancaman yang harus diatasi adalah
permasalahan
sampah,
tingginya
tingkat persaingan agrowisata, dan
jaringan koneksi internet yang sering
mengalami gangguan.
Berdasarkan
matriks
IE
posisi
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII
berada dalam sel II
sehingga strategi yang dapat dilakukan
yaitu strategi tumbuh dan bina (grow
and build). Strategi tumbuh dan bina
terdiri dari strategi intensif dan strategi
integrasi.
Alternatif
strategi
pengembangan usaha agrowisata yang
dapat
direkomendasikan
kepada
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII yaitu meningkatkan kinerja
pemasaran dan efektivitas promosi
untuk menjaring pengunjung yang
lebih banyak.

Saran
1. Membuat mini processing tea yaitu
pengolahan teh berskala kecil di
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
untuk pengunjung agrowisata.
2. Untuk
mengurangi
permasalahan
sampah,
pengelola
dapat
memberlakukan kembali sistem denda
bagi
orang
membuang
sampah
sembarangan,
dan
memberikan
pekerjaan terhadap masyarakat sekitar
untuk bekerja sebagai petugas K3L
(Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan) yang ditempatkan di
beberapa titik kawasan agrowisata.
3. Memperbaiki plang wisata yang sudah
rusak, dan mengatur kembali arena

25

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

berkuda supaya pengunjung yang


datang menjadi lebih nyaman berwisata.
4. Bagi pemandu wisata tea walk
diharapkan yang memiliki usia muda
dan produktif serta dilengkapi fasilitas
pengeras suara pada saat berjalan
menyusuri kebun teh.
5. Membuat kerjasama dengan desa dan
kecamatan setempat, polsek dan petugas
keamanan, serta Pemerintah Kabupaten
Bogor untuk mengangkat budaya
masyarakat lokal setempat menjadi
produk wisata supaya pengunjung
semakin terkesan.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Kintan Utami. 2012. Persepsi
Pengunjung Terhadap Keberadaan
Agrowisata
Pada
Pelestarian
Lingkungan. Skripsi Program Studi
Agribisnis
Fakultas
Pertanian
Universitas Padjadjaran.
David, Fred R. 2010. Manajemen Strategis.
Ed ke-12. Sunardi D, penerjemah.
Jakarta:
Salemba
Empat.
Terjemahan dari :
Strategic
Management, 12th ed.
Ernaldi, Muhammad Edgardi. 2010.
Analisis Strategi Pengembangan
Agrowisata
Perkebunan
Teh
Gunung Mas PTPN VIII. Skripsi
Program
Sarjana
Departemen
Agribisnis Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Instititut Pertanian
Bogor.
Hubeis, Musa dan Mukhamad Najib. 2014.
Manajemen
Strategik
dalam
Pengembangan
Daya
Saing
Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia.
Hunger, J.David and Thomas L.Wheelen.
2001. Manajemen Strategis. Ed keII. Julianto Agung penerjemah.
Yogyakarta: Andi Terjemahan dari:
Strategic Management, 5th ed.

Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata.


Jakarta: Grasindo.
Kinnear, T.L. and Taylor. 1991. Marketing
Research:An Applied Approach.
Fourth Edition. Mc Graw Hill.
USA.
Kotler P, Keller KL. 2007. Manajemen
Pemasaran. Ed ke-12. Jilid 1.
Molan B, penerjemah. Jakarta: PT
Indeks. Terjemahan dari: Marketing
Management Twelfth Edition.
Kotler P, Amstrong G. 1991. Principles of
Marketing. Englewood Cliffs, N.J :
Pretince-Hal, Inc
Laporan
Agrowisata.
2013.
Objek
Agrowisata Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013. Kementerian Pertanian
Republik Indonesia.
Pearce JA, Robinson RB. 1997. Manajemen
Strategik. Jilid 1. Maulana A,
penerjemah.
Jakarta:
Binarupa
Aksara. Terjemahan dari: Strategic
Management.
Pendit, Nyoman S. 1990. Ilmu Pariwisata
Sebuah
Pengantar
Perdana.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Porter ME. 1991. Strategi Bersaing: Teknik
Menganalisis Industri dan Pesaing.
Cetakan Keempat. Maulana A,
penerjemah. Jakarta: Erlangga.
Terjemahan
dari:
Competitive
Strategy.
Pitana, I Gede dan Diarta, I Ketut Surya.
2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Yogyakarta: Andi.
Rangkuti F. 2013. Analisis SWOT:Teknik
Membedah Kasus Bisnis. Cetakan
ke-17. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Safitri, Anggarini D. 2012. Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Wisata Agro

26

Ria R. - Strategi Pengembangan Agrowisata Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII

Tambi
Kecamatan
Kejajar
Kabupaten
Wonosobo.
Skripsi
Departemen Agribisnis Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor.
Santosa,
Setyanto.
2009.
Industri
Pariwisata
Indonesia
Katup
Pengaman Perekonomian Nasional.
Dosen
Fakultas
Ekonomi
Universitas Padjadjaran. Melalui
<http://kolom.pacific.net.id/ind/med
ia/Industri_Pariwisata_Indonesia_K
atup_Pengaman_Perekonomian_Na
sional.pdf> [14/01/14].
Septriani, Martina Reti. 2001. Analisis
Preferensi Konsumen Terhadap
Atribut Wisata Agro Gunung Mas di
PTPN VIII Gunung Mas Bogor.
Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian.
Fakultas
Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Soekardjo, R.G. 1996. Anatomi Pariwisata
(Memahami Pariwisata Sebagai
Systematic Linkage). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Tim Redaksi. 1996. Wisata Alternatif.


Trubus. No 332. Hal 2. September.
Tirtawinata, Moh. Reza dan Lisdiana
Fachruddin. 1996. Daya Tarik dan
Pengelolaan Agrowisata. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Tjiptono F. 1995. Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.
Wardhany, Meiyana Dwi Kesuma. 2002.
Analisis Pengembangan Wisata
Agro
Apel
pada
Kusuma
Agrowisata (PT. Kusuma Satria
Dinasasri
Wisatajaya)
BatuMalang. Skripsi Jurusan Ilmu-ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Warpani, Suwardjoko P. dan Waparni,
Indira P. 2007. Pariwisata Dalam
Tata Ruang Wilayah. Bandung:
ITB.
World Tourism Organization (WTO). 2000.
Laporan
mengenai
pariwisata
merupakan
industri
dengan
pertumbuhan tercepat di dunia.
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu
Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Sugiyono. 2013.
Metode Penelitian
Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supranto, Johannes. 1997. Pengukuran
Tingkat
Kepuasan
Pelanggan
(Untuk menaikkan Pangsa Pasar).
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Spillane, James J. 1987. Ekonomi
Pariwisata
(Sejarah
dan
Prospeknya). Jakarta: Kanisius.
Swasta, Basu dan Irawan. 2001.
Manajemen Pemasaran (Analisa
Perilaku.
Konsumen).
Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.

27

Anda mungkin juga menyukai