Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya BandungSumedang KM 21, Jatinangor 45363 Telp. (022) 7796316
Email : riyha.riina@yahoo.com
PENDAHULUAN
Pariwisata
merupakan
industri
dengan pertumbuhan tercepat di dunia
(World Tourism Organization, 2000).
Pariwisata juga berperan besar dalam
memberikan kesan baik atau brand image
suatu negara di dunia internasional
(Anggarini, 2012). Pariwisata di Indonesia
pada perkembangannya selalu diramaikan
oleh kedatangan wisatawan baik dari
domestik maupun mancanegara.
Seiring
dengan
meningkatnya
pengetahuan, perubahan pola pikir, dan
kesadaran
akan lingkungan, terjadi
perubahan pola konsumsi wisatawan.
Perubahan yang terjadi adalah pemenuhan
kebutuhan dalam bentuk menikmati objekobjek alam atau dikenal dengan istilah
back to nature. Salah satu jenis pariwisata
yang potensial untuk dikembangkan di
Indonesia adalah agrowisata. Agrowisata
merupakan perpaduan antara sektor
pertanian dengan pariwisata yang dapat
saling mengisi dan menunjang dalam
meningkatkan daya saing produk pariwisata
dan produk pertanian Indonesia.
Provinsi Jawa Barat merupakan
daerah dengan sumber daya alam yang
melimpah
dari
mulai
pegunungan,
pesawahan, perkebunan, dan pantai
sehingga memiliki daya tarik wisata yang
cukup tinggi (Kintan, 2012). Kabupaten
Bogor merupakan daerah di Jawa Barat
yang terkenal sebagai tempat wisata. Salah
satu objek agrowisata unggulan di
Kabupaten Bogor yang menarik dan
memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII. Namun, sudah dua tahun ke
belakang ini pengolahan teh di pabrik
Perkebunan Gunung Mas sudah tidak
beroperasi dikarenakan produksi teh yang
rendah. Hal tersebut memberikan dampak
terhadap penurunan kunjungan wisatawan
asing. Selain itu, tingginya tingkat
persaingan bisnis agrowisata di Kabupaten
Bogor dikarenakan banyaknya jumlah
objek wisata serupa.
19
3)
4)
5)
6)
7)
8)
20
Kekuatan
Loyalitas karyawan
Pemasaran
Pencatatan transaksi
keuangan/ akuntansi
menggunakan SPDK.net
(Sistem Pengelolaan Data
Komputer Internet).
Memiliki
pemasukan
pendapatan yang tinggi
Lokasi wisata luas dan
strategis dengan akses jalan
yang mudah dijangkau
Pemandangan alam khas
perkebunan teh yang indah
dan sejuk sehingga terdapat
paket wisata tea walk
-
Produksi/
Operasi
Penelitian dan
Pengembangan
Sistem
Informasi
Manajemen
Kelemahan
Tingkat pendidikan
karyawan rendah
Kurangnya pemandu
wisata yang muda dan
energik
Kurang gencarnya
kegiatan promosi
Website yang sudah
tersedia kurang
dimanfaatkan secara
optimal
Kurangnya event-event
untuk menarik kunjungan
wisata
Laporan transaksi
keuangan tidak dapat
dilakukan setiap hari
Politik,
Pemerintah,
dan Hukum
Teknologi
Pesaing
dalam
industri
Ancaman
pendatang
baru
Peluang
Peningkatan pendapatan masyarakat
Trend wisata back to nature
Kawasan Puncak menjadi destinasi
wisata nasional
Membuka lapangan pekerjaan dan
peluang usaha untuk masyarakat
sekitar
Sikap masyarakat yang ramah
Adanya peranan pers untuk ikut
mempromosikan objek wisata di
kawasan puncak
Dukungan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata untuk pengembangan
objek wisata di Kabupaten Bogor
Pengaruh hari libur terhadap
kunjungan wisatawan
Perkembangan teknologi internet
-
Ancaman
Kenaikan Harga Bahan Pokok
Penjarahan lahan perkebunan teh
Kemacetan di Kawasan Puncak
Curah hujan yang tinggi
Ancaman
produk
substitusi
Pembeli/pe
ngunjung
Pemasok
Bobot
Rating
Loyalitas karyawan
Banyak produk wisata
yang
ditawarkan
Tarif masuk yang ditawarkan relatif
murah
Memiliki pemasukan pendapatan yang
tinggi
Lokasi wisata luas dan strategis dengan
akses jalan yang mudah dijangkau
Pemandangan alam khas perkebunan
teh yang indah dan sejuk sehingga
terdapat paket wisata tea walk
Pencatatan
transaksi
keuangan/akuntansi
menggunakan
SPDK.net (Sistem Pengelolaan Data
Komputer Internet)
Memiliki Tea Corner dan Tea Cafe
Aktif mengikuti konsultasi dengan
PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran
Indonesia).
Pemesanan penginapan dapat melalui
website
Jumlah Kekuatan
Kelemahan
Tingkat pendidikan karyawan rendah
Kurang gencarnya kegiatan promosi
Website yang sudah tersedia kurang
dimanfaatkan secara optimal
Kurangnya event-event untuk menarik
kunjungan wisata
Laporan transaksi keuangan tidak dapat
dilakukan setiap hari
Pabrik teh yang sudah tidak beroperasi
Kurangnya pemeliharaan fasilitas
seperti adanya plang wisata yang sudah
rusak
Manajemen pengelolaan arena berkuda
belum terorganisir dengan baik
Potensi wisata yang sudah ada belum
dikembangkan secara optimal
Kurangnya pemandu wisata yang muda
dan energik
Jumlah Kelemahan
Total
0,055
0,053
4,0
3,8
Skor
(Bobot x
Rating)
0,220
0,201
0,041
3,6
0,148
0,058
4,0
0,232
0,060
4,0
0,240
0,055
4,0
0,220
0,047
3,8
0,179
0,043
0,044
3,8
3,3
0,163
0,145
0,056
3,4
0,190
1,938
0,030
0,063
0,058
1,7
1,4
1,1
0,051
0,088
0,064
0,042
1,8
0,075
0,045
1,7
0,076
0,032
0,058
1,4
1,7
0,045
0,098
0,055
1,6
0,088
0,055
1,7
0,093
0,050
1,6
0,080
1,000
0,759
2,696
21
merupakan
kekuatan
utama
bagi
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII karena menghasilkan nilai
tertimbang yang terbesar yaitu 0,240. Hasil
pengolahan matriks IFE juga menunjukkan
bahwa faktor mengenai pabrik teh yang
sudah tidak beroperasi lagi merupakan
faktor
kelemahan
yang
perlu
dipertimbangkan karena menghasilkan nilai
tertimbang/skor terkecil yaitu 0,045.
4) Analisis Matriks EFE
Hasil pengolahan matriks EFE
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut
ini:
Tabel 4. Analisis Matriks EFE Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
Faktor Strategis Eksternal
Peluang
Bobot
Rating
0,045
0,035
0,057
0,052
2,6
3,3
4,0
4,0
Skor
(Bobot x
Rating)
0,117
0,115
0,228
0,208
0,034
3,0
0,102
0,050
3,6
0,180
0,034
2,6
0,088
0,046
4,0
0,184
0,050
0,055
0,038
4,0
3,8
3,0
0,200
0,209
0,114
0,043
0,044
0,060
0,045
0,048
4,0
3,3
4,0
4,0
3,7
0,172
0,145
0,240
0,180
0,177
0,044
3,1
0,136
0,035
2,0
0,070
0,044
4,0
0,176
0,047
4,0
0,188
0,046
3,6
0,166
0,048
3,6
0,173
1,823
3,359
1,536
1,000
Hasil
pengolahan
matriks
EFE
menunjukkan bahwa faktor trend wisata
back to nature merupakan peluang utama
yang
harus
dipertimbangkan
bagi
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII karena menghasilkan nilai
tertimbang/skor yang terbesar sebagai
peluang
yaitu
0,228.
Sedangkan
permasalahan sampah merupakan faktor
ancaman yang harus dipertimbangkan
karena menghasilkan nilai tertimbang/skor
yang terbesar yaitu 0,240.
Dalam penelitian ini, alat analisis pada
tahap pencocokan menggunakan matriks IE
dan matriks SWOT. Berikut analisis tahap
pencocokan menggunakan matriks IE.
1. Matriks Internal-External (IE)
Analisis tahap pencocokan pertama
yang akan dilakukan adalah matriks IE.
Matriks IE (Internal-External Matrix)
merupakan pemetaan skor matriks IFE dan
EFE yang telah dihasilkan pada tahap input.
Pada tahap input, total nilai
tertimbang IFE Agrowisata Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII adalah sebesar
2,696 sedangkan total nilai tertimbang EFE
adalah sebesar 3,359. Pemetaan terhadap
masing-masing nilai tertimbang dari faktor
eksternal dan internal menempatkan posisi
Agrowisata Perkebunan Gunung Mas
PTPN VIII pada sel ke-II. Hal ini
menunjukkan
bahwa
Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
berada pada kondisi eksternal yang kuat
dan internal rata-rata. Kondisi ini dapat
dikelola dengan menggunakan strategi
tumbuh dan bina (grow and build).
Strategi-strategi
yang
dapat
dilakukan oleh Agrowisata Perkebunan
Gunung Mas PTPN VIII yang berada dalam
posisi sel II adalah strategi intensif dan
strategi integrasi. Berikut strategi intensif
dan integrasi yang dapat diterapkan, yaitu:
1. Strategi Intensif
a) Strategi Penetrasi Pasar
Beberapa strategi penetrasi pasar
yang dapat dilakukan oleh Agrowisata
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
diantaranya yaitu:
22
3
4
5
6
7
8
10
11
Matriks SWOT
Mengembangkan
paket
wisata
dan
menambah produk wisata baru
Memberikan arahan dan membina hubungan
yang baik dengan pengunjung, pedagang,
dan masyarakat sekitar
Meningkatkan kinerja pemasaran dan
efektivitas promosi
Menjaring pengunjung yang lebih banyak
Memperbaiki dan mengoptimalkan fasilitas
wisata yang sudah ada
Meningkatkan loyalitas pengunjung
Memfungsikan kembali pabrik teh untuk
kunjungan wisata
Menjalin kemitraan dengan hotel-hotel,
objek wisata pengganti dan pesaing di
Kabupaten Bogor,
Melakukan kerjasama dengan vendor dan
travel/biro perjalanan dalam menciptakan
paket wisata.
Memberikan pelatihan terhadap karyawan
untuk
meningkatkan
keterampilan,
pengetahuan, dan peran aktif karyawan
untuk meningkatkan mutu pelayanan
Menciptakan
fasilitas
penelitian dan
pengembangan
untuk
memantau
perkembangan konsumen dan tingkat
persaingan
Matriks IE
Strategi Pengembangan
Produk
Strategi Integrasi Ke
Belakang
Strategi Penetrasi Pasar
Strategi Pengembangan
Pasar
Strategi pengembangan
produk
Strategi Penetrasi Pasar
Strategi Pengembangan
Produk
Strategi Integrasi
Horizontal
Strategi Integrasi Ke
Depan
Strategi Penetrasi Pasar
Strategi Pengembangan
Produk
23
Strategi
Mengembangkan paket wisata dan
menambah produk wisata baru (SO1)
Meningkatkan loyalitas pengunjung
(SO2)
Meningkatkan kinerja pemasaran dan
efektivitas promosi untuk menjaring
pengunjung yang lebih banyak (WO1)
Memfungsikan kembali pabrik teh
untuk kunjungan wisata, memperbaiki
dan mengotimalkan fasilitas wisata
yang sudah ada. (WO2)
Memberikan arahan dan meningkatkan
manajemen pengelolaan pengunjung,
pedagang, dan masyarakat sekitar.
(ST1)
Menjalin kemitraan dengan vendor,
hotel-hotel, dan pesaing di Kabupaten
Bogor, serta travel/biro perjalanan
dalam menciptakan paket wisata. (ST2)
Memberikan pelatihan terhadap
karyawan untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, dan peran
aktif karyawan untuk meningkatkan
mutu pelayanan (WT1)
Menciptakan fasilitas penelitian dan
pengembangan untuk memantau
perkembangan konsumen dan tingkat
persaingan (WT2)
STAS
7,358
Peringkat
6,596
7,442
6,759
6,752
6,711
7,080
7,489
24
3.
Saran
1. Membuat mini processing tea yaitu
pengolahan teh berskala kecil di
Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII
untuk pengunjung agrowisata.
2. Untuk
mengurangi
permasalahan
sampah,
pengelola
dapat
memberlakukan kembali sistem denda
bagi
orang
membuang
sampah
sembarangan,
dan
memberikan
pekerjaan terhadap masyarakat sekitar
untuk bekerja sebagai petugas K3L
(Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan) yang ditempatkan di
beberapa titik kawasan agrowisata.
3. Memperbaiki plang wisata yang sudah
rusak, dan mengatur kembali arena
25
26
Tambi
Kecamatan
Kejajar
Kabupaten
Wonosobo.
Skripsi
Departemen Agribisnis Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor.
Santosa,
Setyanto.
2009.
Industri
Pariwisata
Indonesia
Katup
Pengaman Perekonomian Nasional.
Dosen
Fakultas
Ekonomi
Universitas Padjadjaran. Melalui
<http://kolom.pacific.net.id/ind/med
ia/Industri_Pariwisata_Indonesia_K
atup_Pengaman_Perekonomian_Na
sional.pdf> [14/01/14].
Septriani, Martina Reti. 2001. Analisis
Preferensi Konsumen Terhadap
Atribut Wisata Agro Gunung Mas di
PTPN VIII Gunung Mas Bogor.
Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian.
Fakultas
Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Soekardjo, R.G. 1996. Anatomi Pariwisata
(Memahami Pariwisata Sebagai
Systematic Linkage). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013.
Metode Penelitian
Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supranto, Johannes. 1997. Pengukuran
Tingkat
Kepuasan
Pelanggan
(Untuk menaikkan Pangsa Pasar).
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Spillane, James J. 1987. Ekonomi
Pariwisata
(Sejarah
dan
Prospeknya). Jakarta: Kanisius.
Swasta, Basu dan Irawan. 2001.
Manajemen Pemasaran (Analisa
Perilaku.
Konsumen).
Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
27