WARNA TANAH
NAMA
NIM
G111 15 509
KELAS
DDIT D
KELOMPOK
SEBELAS (11)
ASISTEN
MUHAMMAD ABBAS
I.
PENDAHULUAN
bagi
kehidupan
semua
makhluk
hidup
di
muka
bumi
ini,
termasuk manusia. Manusia sangat tergantung pada tanah karena tanpa adanya
tanah semuamakhluk hidup di muka bumi tidak akan bisa mempertahankan
hidupnya.
Profil tanah adalah penampang vertical tanah yang dimulai dari permukan tanah
sampai lapisan induk dalam tanah. Tanah yang terbentuk dipermukaan bumi
berkembang dari bahan mineral yang berasal dari batu-batuan melalui proses
pelapukan, baik secara fisis maupun kimia yang dibantu oleh pengaruhdari
atmosfer, sehingga di dalam tanah terdapat empat komponen utama yaitu bahan
mineral, bahan organik, udara, dan air tanah.
Manusia menemukan ciri-ciri tanah pada tempat tertentu yang berbeda-beda
jenisnya baik warna, tekstur dan sebagainya. Misalnya saja tanah yangterbentuk
dari
batuan
pasir
cenderung
memilki
kandungan
pasir
yang
tinggi
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Oksisol yang solumnya tebal pembuatan profil tanah dapat mencapai kedalaman
sekitar 3 3,5 meter.
Pada suatu profil tanah yang lengkap dapat kita lihat beberapa lapisan yang
membentuk tanah. Dan lapisan-lapisan tersebut pada beberapa macam tanah
dikenal sebagai horizon genesa tanah (lapisan yang terbentuk di tempat itu
sehubungan dengan berlnagsungnya proses perombakan bahan induk tanah).
Adanya lapisan-lapisan dalam tanah ini karena berlangsungnya perombakan atau
tingkat perkembangannya yang merupakan hasil perombakan yang tidak sama. lain
halnya pada tanah yang tergolongEntisol, di sini lapisan-lapisan merupakan hasil
penimbunan bahan yang berasal dari tempat lain. Lapisan-lapisan yang terbentuk
sebagaimana kita lihat pada profil tanah dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan
nyata sehingga kerapkali batas-batasnya agak kabur dan kejadian demikian akan
menyulitkan dalam penelitian.
Lapisan-lapisan tanah dapat digolongkan dalam kategori 3 kategori yang umum :
a. Lapisan atas tanah (top soil) yang ketebalan solumnya sekitar 20 35 cm
merupakan tanah yang relative lebih subur jika dibandingkann dengan sub
soil..
b. Lapisan atas tanah merupakan media utama bagi perkembangan akar
tanaman yang kita budidayakan, dengan kandungan unsur-unsur harnya yang
tinggi serta tingkat kelembaban tanahnya menguntungkan bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
c. Sub soil merupakan tanah lapisan tanah yang dalam ketahananya lebih kuat
daripada tanah lapisan diatasnya.
dengan syarat mineralogi liat. Tekstur tanah Partikel ukuran lebih dari 2mm,
bahan organik dan agen perekat seperti kalsium karbonate harus dihilangkan
sebelum menentukan tekstur. Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara
melihat gejala konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di
laboratorium dengan metode pipet atau metode hydrometer.
b. Struktur
Struktur tanah merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel
tanah yang saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya
eksudat akar, hifa jamur, lempung, humus, dll. Ikatan partikel tanah berwujud
sebagai agregat tanah yang membentuk dirinya. Pengamatan struktur tanah di
lapangan (SSS, 1975) terdiri dari :
1) Pengamatan bentuk dan susunan agregat tanah tipe struktur (lempeng,
tiang, gumpal, remah, granuler, butir tunggal, pejal)
2) Besarnya agregat klas struktur (sangat halus, halus, sedang, kasa, sangat
kasar)
3) Kuat lemahnya bentuk agregat derajad struktur (tidak beragregat, lemah,
sedang, kuat)
c. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel
tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan
berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi Tanah
ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah (Foth.H.D, 1988).
Cara penentuan konsistensi tanah di lapangan adalah dengan memijit-mijit
tanah dalam kondisi kering, lembab, dan basah. Dalam kondisi kering, yang
dirasakan adalah kekerasannya (lepas, lunak, keras). Dalam kondisi lembab,
yang dirasakan adalah keteguhannya (lepas, gembur, teguh). Dan dalam kondisi
basah, yang dirasakan adalah kelekatan dan plastisitas (Foth.H.D, 1988).
d. Bobot Tanah
Aerasi Tanah
Lawton Cit. Kohnke (1980) istilah yang mengindikasikan kondisi tata udara
dalam tanah. Aerasi baik berarti keluar-masuknya udara dari dan kedalam tanah
terjadi tanpa hambatan, sedangkan aerasi buruk berarti sebaliknya pada tanah
bereaksi buruk. Baver (1951) mengemukakan akan terjadi penghambatan
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman akibat tertekannya:
1) Pertumbuhan dan perkambangan perakaran tanaman
2) Respirasi akar
3) Absorsi atau penyerapan air dan unsur hara.Serapan hara yang paling
terganggu adalah kalium, kemudian kalsium, magnesium, nitrogen, dan
fosfor
4) Aktifitas microbia yang terkait dengan kesuburan tanah
g. Temperatur Tanah
Tempereatur (suhu) adalah suatu sifat tanah yang sangat penting, secara
langsung memengaruhi pertumbuhan tanaman, dan juga terhadap kelembaban,
aerasi, struktur, aktivitas mikrobial, enzimatik, dekomposisi serasah/sisa
tanaman dan ketersediaan hara-hara tanaman. Temperatur tanah merupakan
salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara
dan unsur hara.
h. Warna Tanah
Warna tanah secara langsung mempengaruhi penyerapan sinar matahari dan
salah satu faktor penentu suhu tanah, sedangkan secara tidak langsung warna
tanah berhubungan dengan sifat-sifat tanah, misal informasi subsoil drainase,
kandungan bahan organik dan surface horizon. Warna tanah diukur dengan
menggunakan standar warna (Soil Munsell Color Chart). Warna tanah
disebabkan oleh adanya bahan organik dan atau status oksidasi senyawa besi
dalam tanah. Tanah yang dibentuk oleh bahan induk basalt sering berwarna
sangat gelap jika tanah tersebut mengandung sedikit atau tidak ada bahan
organik. Status oksidasi besi terutama di lapisan bawah : tanah yang aerasi dan
drainase bagus, senyawa besi berada dalam bentuk oksidasi (Ferri/Fe3+) dan
memberikan warna merah atau kuning; tanah yang aerasi dan drainase jelek,
senyawa besi tereduksi dalam bentuk ferro (Fe2+) akan memberikan warna abuabu (Foth.H.D, 1988).
2.2.2 Sifat kimiawi tanah
a. Kapasitas dan muatan Elektrokimiawi
Bagian fraksi tanah yang mempunyai muatan listrik negatif (anion) atau positif
(kation) di sebut MISELatau KOLOID,yang terdiri dari partikel-partikel liat
berukuran koloid dan partikel-partikel organik atau humus.Muatan listrik yang terjadi
pada permukaan koloid anorganik (liat halus) terjadi akibat adanya proses fisik yang
buah , bunga, tajuk, daun, batang, cabang, ranting, akar dan umbi tetanaman di sebut
biomas tanaman untuk hidup dan aktivitasnya.
Pada ekosistem padang rumput, vegetasi rumput yang tumbuh merupakan produsen
90% biomass yang dihasilkan. Komsumen primer dari biomas ini melipiti berbagai
binatang sepertii marmut dan kelinci, yang kemudian dimangsa oleh rubah dan
burung.
III.
III.1
METODOLOGI
Kita menggunakan pisau untuk mengambil sampel tanah terganggu dan dengan 2 tipe
tanah yaitu : tanah dalam keaadaan basah dan tanah dalam keaadan kering masingmasing 1 untuk horizon.
III.4.1.3
Kita menggunakan 2 ring sampel dengan balok diatasnya agar tanah tidak rusak. Kita
menekan dari atas permukaan tanah hingga ring sample masuk kedua-duanya dan lalu
di potong sehingga tidak merusak sampelnya. Jangan biarkan potongan tanah cekung
kedalam!
IV.
IV.1 Hasil
Saat praktikum, kita mendapatkan 3 horizon tanah yaitu :
Horizon O : 0 20 cm
Horizon A : 20 70 cm
Horizon B : > 70 cm
Kami mendapatkan 6 sampel tanah terganggu yang dimana 3 sampelnya dalam
keadaan kering dan 3 lainnya dalam keadaan basah. Kami mengambil sampel
tanah utuh sebanyak 1 ring sampel
IV.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan, kami peroleh bahwa sampel tanah basah:
- Tanah di horizon O mengandung liat yang dominan dibanding yang lain.Ini
dikarnakan , saat melakukan metode peeling, tanah di horizon O benar-benar
-
lengket.
Tanah di Horizon A mengandung liat yang masih agak dominan, walau debu
sudah mulai terasa. Ini dikarnakan, saar melakukann metode peeling, tanah di
V.
5.1 Kesimpulan
Profil tanah itu merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanh, dibuat dengan secara
menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu
pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan genesa tanah pada Oksisol yang
solumnya tebal pembuatan profil tanah dapat mencapai kedalaman sekitar 3 3,5 meter.
Kita dapat mengetahui profil tanah sebuah tanah dengan cara menggali dan jika profilnya
telah dilihat di alam (seperti di tebing atau longsoran tanah), kita tinggal melihat
perbandingan sifat fisik untuk menentukan horizon-horizonnya.
5.2 Saran
Dalam pengamatan ini, sebaiknya dilakukan pada waktu pagi menjelang sore, supaya
sinar matahari dapat menerangi profil tanah. Dibutuhkan tenaga yang cukup, dan orang
yang banyak agar penggalian cepat selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Sutedjo, Mulyani.Katasapoetra,A.G. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta : 2010.
http://fapertan.blogspot.co.id/2012/11/profil-tanah.html, diakses pada hari sabtu tanggal
17 Oktober 2015.
https://ml.scribd.com/doc/13853837/PROFIL-TANAH, diakses pada hari sabtu tanggal
17 Oktober 2015.