Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ILMU TANAH

WARNA TANAH

NAMA

ANDI YUDHISTIRA MAPPASAWE

NIM

G111 15 509

KELAS

DDIT D

KELOMPOK

SEBELAS (11)

ASISTEN

MUHAMMAD ABBAS

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tanah ditemukan dimana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti yangsangat
penting

bagi

kehidupan

semua

makhluk

hidup

di

muka

bumi

ini,

termasuk manusia. Manusia sangat tergantung pada tanah karena tanpa adanya
tanah semuamakhluk hidup di muka bumi tidak akan bisa mempertahankan
hidupnya.
Profil tanah adalah penampang vertical tanah yang dimulai dari permukan tanah
sampai lapisan induk dalam tanah. Tanah yang terbentuk dipermukaan bumi
berkembang dari bahan mineral yang berasal dari batu-batuan melalui proses
pelapukan, baik secara fisis maupun kimia yang dibantu oleh pengaruhdari
atmosfer, sehingga di dalam tanah terdapat empat komponen utama yaitu bahan
mineral, bahan organik, udara, dan air tanah.
Manusia menemukan ciri-ciri tanah pada tempat tertentu yang berbeda-beda
jenisnya baik warna, tekstur dan sebagainya. Misalnya saja tanah yangterbentuk
dari

batuan

pasir

cenderung

memilki

kandungan

pasir

yang

tinggi

yangmenyebabkan tanahnya kurang subur dibandingkan dengan tanah yang berasal


dari pelapukan batuan.
Pendekatan dengan berbagai macam praktek baik yang dilakukan dilapangan
maupun di laboratorium dengan cara menganalisa merupakan cara yang baik. Dari
analisa tersebut masalah yang dibahas tentang sifat-sifat fisik dan kimiatanah dapat
diketahui dengan baik pula.
I.2 Tujuan dan Kegunaan
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dilakukan percobaan profil tanahyang
bertujuan untuk mengetahui sifat fisik, kimia dan biologi serta factor-faktor yang
mempengaruhinya.
Kegunaanya adalah untuk memberikan pengertian atau pemahamantentang profil
tanah.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Profil Tanah


Profil tanah itu merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanh, dibuat dengan
secara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman
yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan genesa tanah pada

Oksisol yang solumnya tebal pembuatan profil tanah dapat mencapai kedalaman
sekitar 3 3,5 meter.
Pada suatu profil tanah yang lengkap dapat kita lihat beberapa lapisan yang
membentuk tanah. Dan lapisan-lapisan tersebut pada beberapa macam tanah
dikenal sebagai horizon genesa tanah (lapisan yang terbentuk di tempat itu
sehubungan dengan berlnagsungnya proses perombakan bahan induk tanah).
Adanya lapisan-lapisan dalam tanah ini karena berlangsungnya perombakan atau
tingkat perkembangannya yang merupakan hasil perombakan yang tidak sama. lain
halnya pada tanah yang tergolongEntisol, di sini lapisan-lapisan merupakan hasil
penimbunan bahan yang berasal dari tempat lain. Lapisan-lapisan yang terbentuk
sebagaimana kita lihat pada profil tanah dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan
nyata sehingga kerapkali batas-batasnya agak kabur dan kejadian demikian akan
menyulitkan dalam penelitian.
Lapisan-lapisan tanah dapat digolongkan dalam kategori 3 kategori yang umum :
a. Lapisan atas tanah (top soil) yang ketebalan solumnya sekitar 20 35 cm
merupakan tanah yang relative lebih subur jika dibandingkann dengan sub
soil..
b. Lapisan atas tanah merupakan media utama bagi perkembangan akar
tanaman yang kita budidayakan, dengan kandungan unsur-unsur harnya yang
tinggi serta tingkat kelembaban tanahnya menguntungkan bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
c. Sub soil merupakan tanah lapisan tanah yang dalam ketahananya lebih kuat
daripada tanah lapisan diatasnya.

II.2 Sifat-Sifat Tanah


Dalam ilmu tanah, untuk mengenal sifat-sifat tanah dapat melalui tiga cara
pengenalan sifat yaitu melalui sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah.
2.2.1 Sifat fisik tanah
a. Tekstur
Tekstur tanah diartikan sebagai proporsi pasir, debu dan liat. Tekstur tanah
menentukan tata air, tata udara, kemudahan pengolahan dan struktur tanah. Sifat
kimia, fisika dan mineralogi partikel tanah tergantung pada ukuran partikelnya.
Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaannya semakin besar. Jadi,
luas permukaan fraksi liat > fraksi debu > fraksi pasir. Tanah bertekstur sama
misal geluh berdebu mempunyai sifat fisika dan kimia yang hampir sama

dengan syarat mineralogi liat. Tekstur tanah Partikel ukuran lebih dari 2mm,
bahan organik dan agen perekat seperti kalsium karbonate harus dihilangkan
sebelum menentukan tekstur. Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara
melihat gejala konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di
laboratorium dengan metode pipet atau metode hydrometer.
b. Struktur
Struktur tanah merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel
tanah yang saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya
eksudat akar, hifa jamur, lempung, humus, dll. Ikatan partikel tanah berwujud
sebagai agregat tanah yang membentuk dirinya. Pengamatan struktur tanah di
lapangan (SSS, 1975) terdiri dari :
1) Pengamatan bentuk dan susunan agregat tanah tipe struktur (lempeng,
tiang, gumpal, remah, granuler, butir tunggal, pejal)
2) Besarnya agregat klas struktur (sangat halus, halus, sedang, kasa, sangat
kasar)
3) Kuat lemahnya bentuk agregat derajad struktur (tidak beragregat, lemah,
sedang, kuat)
c. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel
tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan
berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi Tanah
ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah (Foth.H.D, 1988).
Cara penentuan konsistensi tanah di lapangan adalah dengan memijit-mijit
tanah dalam kondisi kering, lembab, dan basah. Dalam kondisi kering, yang
dirasakan adalah kekerasannya (lepas, lunak, keras). Dalam kondisi lembab,
yang dirasakan adalah keteguhannya (lepas, gembur, teguh). Dan dalam kondisi
basah, yang dirasakan adalah kelekatan dan plastisitas (Foth.H.D, 1988).

d. Bobot Tanah

Bobot merupakan kerapatan tanah persatuan volume yang dinyatakan dalam


dua batasan yaitu:
1) Kerapatan partikel (bobot partikel,BP) adalah bobot massa partikel padat
satu per satuan volume tanah,biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel
2,6 g cm-3.
2) Kerapatan massa (Bobot isi,Bl) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan
yang dikering-ovenkan per satuan volume.
e. Porositas
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam
satuan volume tanah yang dapat di tempati oleh air dan udara, sehingga
merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah.Porositas dapat
ditentukan melalui dua cara,yaitu:
1) Selisih bobot tanah jenuh dengan bobot tanah kering oven,misalnya bobot
tanah jenuh=100 g cm-3 dan bobot tanah kering oven = 50 g cm-3, maka
berarti ruang pori total tanah 100% x (100-50) = 50%.
2) Nisbah BI : Bpadalah ukuran volume tanah yang ditempati bahan padat,
misalnya tanah mempunyai BI = 1,3 g cm-3 dan BP = 2,6 g cm-3, maka
proporsi bahan padat tanah = (1,3 : 2,6) x 100% = 50% dan ruang pori total
= 100% - 50% = 50%
Berdasarkan diameter ruangnya pori-pori tanah dipilah menjadi 3 kelas :
1) Makropori (pori-pori makro) apabila diameternya 90 mm.
2) Mesopori (90-30 mm).
3) Mikropori (<30m).
f.

Aerasi Tanah

Lawton Cit. Kohnke (1980) istilah yang mengindikasikan kondisi tata udara
dalam tanah. Aerasi baik berarti keluar-masuknya udara dari dan kedalam tanah
terjadi tanpa hambatan, sedangkan aerasi buruk berarti sebaliknya pada tanah
bereaksi buruk. Baver (1951) mengemukakan akan terjadi penghambatan
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman akibat tertekannya:
1) Pertumbuhan dan perkambangan perakaran tanaman
2) Respirasi akar

3) Absorsi atau penyerapan air dan unsur hara.Serapan hara yang paling
terganggu adalah kalium, kemudian kalsium, magnesium, nitrogen, dan
fosfor
4) Aktifitas microbia yang terkait dengan kesuburan tanah
g. Temperatur Tanah
Tempereatur (suhu) adalah suatu sifat tanah yang sangat penting, secara
langsung memengaruhi pertumbuhan tanaman, dan juga terhadap kelembaban,
aerasi, struktur, aktivitas mikrobial, enzimatik, dekomposisi serasah/sisa
tanaman dan ketersediaan hara-hara tanaman. Temperatur tanah merupakan
salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara
dan unsur hara.
h. Warna Tanah
Warna tanah secara langsung mempengaruhi penyerapan sinar matahari dan
salah satu faktor penentu suhu tanah, sedangkan secara tidak langsung warna
tanah berhubungan dengan sifat-sifat tanah, misal informasi subsoil drainase,
kandungan bahan organik dan surface horizon. Warna tanah diukur dengan
menggunakan standar warna (Soil Munsell Color Chart). Warna tanah
disebabkan oleh adanya bahan organik dan atau status oksidasi senyawa besi
dalam tanah. Tanah yang dibentuk oleh bahan induk basalt sering berwarna
sangat gelap jika tanah tersebut mengandung sedikit atau tidak ada bahan
organik. Status oksidasi besi terutama di lapisan bawah : tanah yang aerasi dan
drainase bagus, senyawa besi berada dalam bentuk oksidasi (Ferri/Fe3+) dan
memberikan warna merah atau kuning; tanah yang aerasi dan drainase jelek,
senyawa besi tereduksi dalam bentuk ferro (Fe2+) akan memberikan warna abuabu (Foth.H.D, 1988).
2.2.2 Sifat kimiawi tanah
a. Kapasitas dan muatan Elektrokimiawi
Bagian fraksi tanah yang mempunyai muatan listrik negatif (anion) atau positif
(kation) di sebut MISELatau KOLOID,yang terdiri dari partikel-partikel liat
berukuran koloid dan partikel-partikel organik atau humus.Muatan listrik yang terjadi
pada permukaan koloid anorganik (liat halus) terjadi akibat adanya proses fisik yang

menghancurkan bebatuan dan menghasilkan partikel-partikel berpermukaan tak asli


patahan-patahan yang memutuskan ikatan pada rantai senyawa-senyawa kimiawi
penyusun bebatuan tersebut, terutama rantai slikat (Si) dan aluminium (Al).Putusnya
rantai senyawa kimiawi inilah yang kemudian menghasilkan muatan listrik, yang
muncul di permukaan koloid-koloid tanah.Prinsip ini terjadi pada koloid organik,
tetapiyang mengalami pemutusan terutama rantai karbon (C).Muatan listrik yang
terjadi ini sebagian besar adalah negatif namun ada juga yang positif (Foth.H.D,
1988).
b. Pertukaran dan Kejenuhan kation
Penetapan nilai KTK liat di laboratorium tergantung pada jenis liatnya:
1) Untuk tanah berliat silikat(Vernikult,Montmorillonit dan Illit) seperti tanah
endosol,nilai KTK dapat ditetapkan dengan larutan buffer(penyangga) pada PH
7,0 dan 8,2 seperti ammonium asetat
2) Untuk tanah berliat kaolinit dan oksidik-asidik (Gibsit dan Goethit) seperti tanah
Latosol dan Padsolk merah-kuning ditetapkan dengan larutan garam nonbuffer,
seperti KCL pada PH tanah alami
Kation Basa adalah kation yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan ion-ion
OH; sehingga PH meningkat,misalnya Ca karbonat
Kation asam adalah kontras dari kation basa, yaitu kation yang apabila bereaksi
dengan air akan menghasilkan ion-ion H+ sehingga pH menurun,misalnya al3+
c. Pertukaran Anion dan Fiksasi tanah
Proses pertukaran anion penting diperhatikan dalam kaitanya dengan ketersediaan 3
anion hara makro yang diserap tetanaman, yaitu nitrat,fosfat dan sulfat, yang secara
alami dihasilkan dari dekomposisi bahan organik dan pelapukan mineral tanah.
d. Reaksi Asam-Basa Larutan Tanah
Sifat reaksi dalam tanah asam-netral-basa secara mudah ditetapkan dengan indikator
nilai pH tanah.
Setiap perubahan satu satuan nilai pH yang bervariaasi tergantung jenis mineral
penyusunanya dan derajat pelapukannya, sehingga tanah-tanah muda yang baru

terbentuk mempunyai nilai pH yang selaras dengan bahan induknya. Tanah-tanah


berbahan induk batuan kapur karbonat pH di atas 8,sedangkan yang bergaram Na
dapat mencapai mencapai pH 10 (Foth.H.D, 1988).
Apabila yang dominan adalah natrium karbonat (Na2CO3) yang lebih mudah
terhidrolisis di banding dihasilkan menjadi lebih banyak lagi, sehingga pH dapat
mencapai 10.
e. Makna pH sebagai indikator kesuburan tanah
Nilai pH tanah dapat di gunakan sebagai indikator kesuburan kimiawi tanah,karena
dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah tersebut.Ketersediaan unsurunsur hara dalam tanahb pada kondisi reaksi asam basa pH.Untuk penanaman pada
tanah yang pHnya tidak sesuai perlu dilakukan perbaiakan pH untuk mencapai pH
ideal.
2.2.3 Sifat Biologi tanah
a. Ekologi tanah
Manusia diciptakan dari tanah, hidup di atas dan makan dari tanah, kemudian setelah
mati masuk dan kembali jadi tanah, sehingga tidak mengherankan jika semua biota
(jasad hidup) lainpun, baik berupa selsel microskopis, tumbuha hingga hewan
penghuni liang tanah, secara langsung maupun tak langsung hidupnya bergantung
pada tanah, seluruh kehidupan di alam raya lingkungan secara keseluruhan menyusun
ekosfer. Setiap ekosistem dicirikan oleh adanya kombinasi yang unik antara jasad dan
biologis dan sumber-sumber abiotik yang berfungsi memelihara kesinambungan
aliran energi dan nutrisi bagi biota tersebut. Di dalam ekosistem tanah, ada 3
kelompok terpenting meliputi foto ototrofik meliputi ketumbuhan tingkat tinggi dan
beberapa algae, khemo-otorofik seperti bakteri nitrifikasi dan bakteri pengoksidasi
sulfur,serta khemo-heterorofik seperti hewan, protozoa, jamur dan beberapa bakteri
b. Daur Energi-Hara
Produsen utama dalam ekosistem adalah tanaman bervaskuler(pembuluh) yang
menggunakan energi matahari dan karbon CO2 dalam proses fotosintesisnya.
Konsumen dan dekomposer mememanfaatkan bagian-bagian tanamana baik berupa

buah , bunga, tajuk, daun, batang, cabang, ranting, akar dan umbi tetanaman di sebut
biomas tanaman untuk hidup dan aktivitasnya.
Pada ekosistem padang rumput, vegetasi rumput yang tumbuh merupakan produsen
90% biomass yang dihasilkan. Komsumen primer dari biomas ini melipiti berbagai
binatang sepertii marmut dan kelinci, yang kemudian dimangsa oleh rubah dan
burung.

III.
III.1

METODOLOGI

Letak Geografis dan Administrasi

III.2 Tempat dan Waktu


Tempat
:
Ex-Farm Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin
Waktu
:
Hari Sabtu, 11 Oktober 2015
III.3 Alat dan Bahan
Alat
:
- Cangkul
- Sekop
- Linggis
- Parang
- Meteran Bar
- Meteran Gulung
III.4 Prosedur Kerja
III.4.1 Prosedur kerja
III.4.1.1 Penggalian profil Tanah
Sebelum pembuatan lubang penampang tanah terlebih dahulu harus
memperhatikan syarat-syarat penampang tanah. Adapun syarat lubang
penampang tanah yaitu :
a. Lubang penampang harus cukup besar, supaya orang dapat dengan
mudah duduk dan berdiri di dalamnya agar pemeriksaannya berjalan
dengan sempurna.
b. Ukuran penampang 1 x 1 m sampai bahan induk dan pemeriksaan
dilakukan pada sisi lubang penampang yang mendapat sinar matahari.
c. Tanah bekas galian jangan ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan.
d. Penampang wakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan misalnya
timbunan serta jauh dari pemukiman.

e. Melakukan pengamatan pada sinar matahari yang cukup (tidak terlalu


pagi atau sore).
f.
III.4.1.2

Pengambilan Sampel Tanah Terganggu

Kita menggunakan pisau untuk mengambil sampel tanah terganggu dan dengan 2 tipe
tanah yaitu : tanah dalam keaadaan basah dan tanah dalam keaadan kering masingmasing 1 untuk horizon.
III.4.1.3

Pengambilan Sampel Tanah Utuh

Kita menggunakan 2 ring sampel dengan balok diatasnya agar tanah tidak rusak. Kita
menekan dari atas permukaan tanah hingga ring sample masuk kedua-duanya dan lalu
di potong sehingga tidak merusak sampelnya. Jangan biarkan potongan tanah cekung
kedalam!

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Saat praktikum, kita mendapatkan 3 horizon tanah yaitu :
Horizon O : 0 20 cm
Horizon A : 20 70 cm
Horizon B : > 70 cm
Kami mendapatkan 6 sampel tanah terganggu yang dimana 3 sampelnya dalam
keadaan kering dan 3 lainnya dalam keadaan basah. Kami mengambil sampel
tanah utuh sebanyak 1 ring sampel
IV.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan, kami peroleh bahwa sampel tanah basah:
- Tanah di horizon O mengandung liat yang dominan dibanding yang lain.Ini
dikarnakan , saat melakukan metode peeling, tanah di horizon O benar-benar
-

lengket.
Tanah di Horizon A mengandung liat yang masih agak dominan, walau debu
sudah mulai terasa. Ini dikarnakan, saar melakukann metode peeling, tanah di

horizon A sangat lengket dan agak berdebu.


Tanah di Horizon B mengandung debu dan liat yang hamper sama. Ini
dikarnakan, pada saat metode peeling, tanah di horizon B agak lengket dan agak
bedebu dengan sedikit kasar di permukaan.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Profil tanah itu merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanh, dibuat dengan secara
menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu
pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan genesa tanah pada Oksisol yang
solumnya tebal pembuatan profil tanah dapat mencapai kedalaman sekitar 3 3,5 meter.
Kita dapat mengetahui profil tanah sebuah tanah dengan cara menggali dan jika profilnya
telah dilihat di alam (seperti di tebing atau longsoran tanah), kita tinggal melihat
perbandingan sifat fisik untuk menentukan horizon-horizonnya.
5.2 Saran
Dalam pengamatan ini, sebaiknya dilakukan pada waktu pagi menjelang sore, supaya
sinar matahari dapat menerangi profil tanah. Dibutuhkan tenaga yang cukup, dan orang
yang banyak agar penggalian cepat selesai.

DAFTAR PUSTAKA
Sutedjo, Mulyani.Katasapoetra,A.G. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta : 2010.
http://fapertan.blogspot.co.id/2012/11/profil-tanah.html, diakses pada hari sabtu tanggal
17 Oktober 2015.
https://ml.scribd.com/doc/13853837/PROFIL-TANAH, diakses pada hari sabtu tanggal
17 Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai