IDENTIFIKASI
ELEMEN
URBAN DESIGN SHIRVANI
OLEH:
1. ANITA CAROLINA
(3614100003)
2. MADA KHARISMA P.
(3614100004)
3. VIRGIANA SYALIA M.
PERENCANAAN WILAYAH
DAN KOTA
(3614100024)
4. RAFIDAH
EVAWANI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
(3614100035)
PERENCANAAN WILAYAH & KOT SURABAYA
Page 1
5. RACHMATINA RETNO S.
2015
(3614100050)
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat,
hidayat dan karunia-Nya semata, kami mendapatkan pelajaran dari segala fenomena alam yang
menandakan kebesaran dan kemahadayaan-Nya. Serta dengan anugerah-Nya pula kami dapat
menyelesaikan laporan survei elemen urban design di Koridor Ahmad Yani.
Laporan ini juga mencakup elemen urban design yaitu permasaan, sirkulasi dan parkir,
penggunahan lahan, preservasi, perabot ruang luar, RTH, pedestrian, aktivitas pendukung.. Namun,
kami tetap mengkaji dan mengolah data melalui hasil survei lapangan maupun studi literatur yang
kami lakukan melalui layanan aplikasi di dunia maya.
Kegiatan survei ini merupakan bagian dari penyelesaian tugas mata kuliah Pengantar
Perencaan Wilayah dan Kota umtuk menunjang nilai kurikuler pada tahap persiapan di Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota, FTSP, ITS.
Dalam survei ini, mulai dari tahap awal sampai akhir penyelesaian, tidak terlepas dari bantuan
dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya pada dosen pembimbing kami, Bapak Ir.Heru dan Ibu. Rully., pihak instansi terkait,
masyarakat sekitar, dan pihak-pihak yang berjasa lainnya.
Sungguh kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat.
Penulis
Page 2
Kata Pengantar.............................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1. LatarBelakang............................................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................................2
1.3. Manfaat......................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................4
PENDATAAN LAPANGAN.......................................................................................................4
2.1. Penggunaan Lahan Makro dan Mikro.........................................................................4
2.1.1. Fakta................................................................................................................4
2.1.2. Masalah............................................................................................................6
2.1.3. Potensi.............................................................................................................6
2.2. Permasaan Bangunan (Building Mass).......................................................................7
2.2.1. Fakta................................................................................................................7
2.2.2. Masalah............................................................................................................8
2.2.3. Potensi.............................................................................................................9
2.3. Sirkulasi dan Parkir...................................................................................................10
2.3.1. Fakta............................................................................................................10P
2.3.2. Masalah..........................................................................................................11
2.3.3. Potensi...........................................................................................................12
2.4. Ruang Terbuka..........................................................................................................13
2.4.1. Fakta..............................................................................................................13
2.4.2. Masalah..........................................................................................................14
2.4.3. Potensi...........................................................................................................15
2.5. Pedestrian Way.........................................................................................................16
PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
Page 3
Page 4
Penggunaan lahan
Sirkulasi dan parkir
Permasaan bangunan
Pertandaan
RTH
6.
7.
8.
9.
Preservasi
Aktivitas penunanjang
Perabot ruang luar
Pedestrian
10.Semakin lengkap dan baik elemen urban design maka akan semakin baik kota
tersebut, agar suatu pembangunan di perkotaan tidak melulu berfokus pada satu fokusan
saja, yang sebenarnya keberadaannya tidak terlalu bermanfaat malah membawa dampak adu
masalah.
Page 1
Penggunahan lahan
Preservasi
RTH
Sirkulasi dan parkir
Pertandaan
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Page 2
Pendukung aktivitas
Permasaan
Pedestrian
Perabot ruang luar
a.Penggunahan lahan
r.
f.Pendukung aktivitas
n.
b.Preservasi
s.
g.Permasaan
o.
c.RTH
t.
h.Pedestrian
p.
u.
q.
e.Pertandaan
Page 3
v.
w. BAB II
x. PENDATAAN LAPANGAN
y.
2.1. Penggunaan Lahan Makro dan Mikro
z. Lahan adalah lingkungan fisik dan abiotik yang berkaitan dengan daya dukungnya
terhadap kehidupan dan kesejahteraan manusia. Faktor fisik yang berpengaruh terhadap
penggunaan lahan adalah lereng dan ketinggian tempat.
aa. Penggunaan lahan (land use) merupakan cerminan hubungan dan keterkaitan antara
sirkulasi dan kepadatan aktivitas dalam sebuah kawasan. Setiap kawasan memiliki
karakteristik penggunaan lahan yang berbeda, sesuai dengan daya tampungnya, kemudahan
pencapaian, parkir, sistem transportasi dan kebutuhan penggunaan lahan individual.
Perencanaan guna lahan selalu mengacu kepada kebijaksanaan pemerintah dan menjadi
pedoman dalam pengembangan fungsi kawasan tertentu. Namun, secara umum pola
penggunaan lahan terdiri dari:
ab. a.
Perumahan
ac. b.
Perdagangan
ad. c.
Industri
ae. d.
Pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi, olah raga dan fasilitas sosial
af. e.
Perkantoran pemerintah dan niaga
ag. f.
Pertanian
ah. g.
Taman pemakaman umum, taman pemakaman pahlawan
ai. h.
Tempat pembuangan sampah akhir dan limbah
aj.
2.1.1. Fakta
ak. Pemanfaatan ruang di koridor Jl. A. Yani tergolong beragam. Beberapa
diantaranya meliputi, permukiman, fasilitas umum dan sosial, serta perdagangan.
al. Koridor Jl. A. Yani dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu sebelah barat yang
merupakan bagian dari Kecamatan Gayungan dan sebelah timur yang merupakan
bagian dari Kecamatan Wonocolo. Pada bagian sebelah barat mayoritas lahan
berfungsi sebagai daerah perkantoran, misalnya Dinas Kesehatan, POLDA, BPS, dll.
Sedangkan pada bagian timur mayoritas lahannya berfungsi sebagai daerah
perdagangan dan jasa, misalnya Maspion Square, minimarket, dll.
am. Selain itu, koridor Jl. A. Yani juga dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan
seperti adanya beberapa SD dan universitas, permukiman, dan beberapa fasilitas
umum seperti DBL Arena dan Jatim Expo.
an.
ao.
ap.
No
.
aq.
au.
Jenis Landuse
Ma
kro
av.
Mikr
o
ar.
Detail
as.
Gambar
bc.
bb.
ay.
1.
az.
Per
mukiman
ba.
Rata-rata
permukiman
terletak di sebelah
timur (Wonocolo)
bg.
-
Pendidikan : UIN,
UBHARA,
SD
Margorejo 1, SD
bf.
bd.
2.
be.
Fasi
litas Umum
Pend
idikan,
Margorejo
Yayasan
Kesehatan,
4,
Kemala
Peribadatan-
Bhayangkari
Kesehatan :
RS
Bhayangkara
Peribadatan
bh.
bi.
Masjid
bm.
bl.
bj.
3.
bk.
Fasi
litas Sosial
Perk
Umum
POLDA Jatim,
Dinas Kesehatan,
antoran,
Bangunan
Perkantoran :
dll
Bangunan Umum :
bn.
bo.
4.
bp.
Per
dagangan
bq.
Perd - Perdagangan:
agangan,
Kios, Toko,
br.
Maspion Square,
dan Jasa
Minimarket
- Jasa: Hotel,
Jasa
Wisma, Rental
Mobil
bs.
bt.
5.
bv.
Ind
bu.
ustri
Pabrik
Tahu,
bw.
Pergudangan
cb.
cc.
bx.
6.
by.
RT
bz.
cd.
ce.
2.1.2.
ca.
Taman
Pelangi
Masalah
cg. Penggunaan lahan pada koridor Jl. A. Yani dinilai sudah baik serta tertata
dengan rapi. Penulis tidak menemukan adanya masalah berarti terkait dengan
penggunaan lahan pada wilayah tersebut. Pasalnya kondisi eksisting pada koridor Jl.
A. Yani sudah sesuai dengan RDTRK.
ch. Penulis berharap untuk ke depannya pengembangan wilayah tersebut dapat
Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB)
dan Tinggi Bangunan (TB). Berdasarkan pola penggunaan tanah pada wilayah perencanaan,
maka peninjauan kondisi intensitas bangunan dibedakan atas penggunaannya, yaitu :
kawasan permukiman, fasilitas komersial yang didominasi oleh fasilitas perdagangan, dan
fasilitas umum.
cn.
Koefisien
Dasar
Bangunan
(KDB):
angka
prosentase
berdasarkan
perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas lahan perpetakan/persil
yang dikuasasi
co.
Koefisien Lantai Bangunan (KLB): angka perbandingan yang dihitung dari
jumlah luas lantai bangunan terhadap luas lahan perpetakan/persil yang dikuasai
cp.
Lantai Bangunan (LB): jumlah lantai penuh suatu bangunan dihitung mulai
dari lantai dasar sampai lantai tertinggi
cq.
Garis Sempadan Bangunan (GSB): jarak anatara bangunan terhadap titik
tertentu pada penampang jalan.
cr.
2.2.1.
Fakta
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
cs.
Kondisi KDB di koridor Jl. A. Yani sangat beragam. Mayoritas KDB
di wilayah tersebut berada pada rentang 40-80%, terutama pada bagian
perkantoran seperti BPS, Bulog, dan pusvetma . Sedangkan pada bagian
perumahan mayoritas memiliki KDB diatas 80%. Selain itu beberapa kawasan
juga ada yang memiliki KDB dibawah 40% misalnya POLDA Jatim.
Selengkapnya dapat dilihat pada peta terlampir.
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
ct.
Kondisi KLB di koridor Jl. A. Yani mayoritas berada pada rentang
80-160%. Hal ini disebabkan mayoritas bangunan di koridor tersebut terdiri dari
2-3 lantai. Selebihnya ada beberapa bangunan dengan KLB antara 0-80%,
misalnya Maspion Square, UBHARA, dll. Dan diatas 160% misalnya kejaksaan.
Selengkapnya dapat dilihat pada peta terlampir.
c. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
cu.
Kondisi GSB di koridor Jl. A. Yani cukup lebar, terutama di koridor
sebelah barat. Pada koridor sebelah barat GSB rata-rata memiliki rentang 3-5m
bahkan lebih dari 5m. Hanya ada beberapa bagian yang memiliki GSB kurang
dari 1m. Berbeda dengan sisi sebalah timur yang cenderung memiliki GSB lebih
sempit, kecuali blok-blok besar seperti Maspion Square, Jatim Expo, dan
UINSA. Selengkapnya dapat dilihat pada peta terlampir. Selengkapnya dapat
dilihat pada peta terlampir.
d. Tinggi Banngunan (TB)
cv.
Bangunan di koridor Jl. A. Yani rata-rata memiliki tinggi 1-3 lantai.
Namun ada beberapa bangunan yang tingginya diatas 3 seperti Graha Pena,
Dinas Kesehatan, dll. Selengkapnya dapat dilihat pada peta terlampir.
cw.
cx.
da.
2.2.2.
cy.
cz.
Gambar 1 Graha Pena
Sumber: Survei lapangan tanggal 30 September 2015
db.
dc.
dd.
de.
df.
dg.
dh.
di.
dj.
dk.
dl.
Masalah
dm. Penulis menjumpai di koridor Jl. A. Yani terdapat beberapa bangunan dengan
KDB lebih dari 80%. Selain itu juga ada beberapa bangunan dengan GSB kurang dari
1m seperti di kawasan pertokoan sebelah barat. Hal ini sangat berbahaya mengingat
kondisi lalu lintas di koridor Jl. A. Yani. Sedangkan untuk tinggi bangunan dan KLB,
penulis tidak menemukan masalah yang berarti.
dn.
dp.
2.2.3.
do.
Gambar 2 Kondisi lalu lintas sekitar bangunan dengan GSB sempit
dq.
Sumber: Survei lapangan tanggal 30 September 2015
dr.
Potensi
ds. Ada beberapa kawasan yang memiliki ruang terbuka cukup lebar. Kawasan
tersebut dapat dipertahankan sebagai RTH privat untuk menambah jumlah penyerap
karbon di koridor Jl. A. Yani mengingat padatnya arus lalu lintas di kawasan tersebut.
dt.
pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa
daerah perkotaan. Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit memberi efek visual yang
merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota.
dw.
Elemen ruang parkir memiliki dua efek langsung pada kualitas lingkungan,
yaitu:
dx. a. Kelangsungan aktivitas komersial.
dy. b. Pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan susunan kota.
dz.
Dalam merencanakan tempat parkir yang benar, hendaknya memenuhi
persyaratan :
ea.
a. keberadaan strukturnya tidak mengganggu aktivitas di sekitar kawasan
eb. b. pendekatan program penggunaan berganda
ec.
c. tempat parkir khusus
ed. d. tempat parkir di pinggiran kota.
ee.
Dalam perencanaan untuk jaringan sirkulasi dan parkir harus selalu
memperhatikan :
ef.
a. Jaringan jalan harus merupakan ruang terbuka yang mendukung citra kawasan dan
aktivitas pada kawasan.
eg. b. Jaringan jalan harus memberi orientasi pada penggunan dan membuat lingkungan
yang legible.
eh. c. Kerjasama dari sektor kepemilikan dan privat dan publik dalam mewujudkan
tujuan dari kawasan.
ei.
ej.
ek.
el.
em.
en.
eo.
2.3.1. Fakta
ep. Ada 2 objek sirkulasi di koridor Jl. A. Yani yaitu sirkulasi kendaraan dan
pejalan kaki. Sirkulasi kendaraan meliputi sirkulasi eksternal-eksternal, internalinternal, eksternal-internal, dan internal-internal. Sirkulasi eksternal-eksternal terjadi
apabila seseorang melintasi koridor Jl. A. Yani hanya sekedar lewat, misalnya ketika
ada kendaraan dari arah Sidoarjo menuju Surabaya Timur. Sirkulasi eksternal-internal
terjadi apabila seseorang dari luar kawasan koridor Jl. A. Yani berkendara dengan
tujuan yang terletak di koridor Jl. A. Yani, misalnya kenadaraan dari arah Wonokromo
pergi ke POLDA, sebaliknya untuk sirkulasi internal-eksternal. Sedangkan sirkulasi
internal-internal terjadi apabila seseorang berkendara dengan koridor Jl. A. Yani
sebagai asal dan tujuannya, misalnya sirkulasi kenadaraan di UINSA dan UBHARA.
eq. Selain sirkulasi kendaraan, di koridor Jl. A. Yani juga terdapat sirkulasi
pejalan kaki. Sirkulasi pejalan kaki yang ada di koridor Jl. A. Yani terdiri atas
pedestrian way dan footage on room.
er. Parkir ada 2 macam, yaitu parkir on street dan off street. Namun pada koridor
Jl. A. Yani hanya ada parkir offstreet, yaitu di lahan parkir yang disediakan dan
basement. Contoh parkir basement yang ada di gedung Jatim Expo adalah sebagai
berikut.
es.
et.
eu. Gambar 3 Basemant gedung Jatim Expo
ev. Sumber: Survei lapangan tanggal 30 September 2015
ew.
ex.
ey.
ez.
fa.
fb.
fc.
2.3.2.
Masalah
fd. Penulis menjumpai adanya beberapa permasalahan yang terjadi terkait
sirkulasi dan parkir di koridor Jl. A. Yani. Di koridor tersebut selalu terjadi kemacetan
pada jam-jam tertentu. Hal ini disebabkan karena koridor Jl. A. Yani tergolong jalan
arteri primer sehingga volume kenadaraan yang melintas sangat tinggi. Selain itu
penyediaan pedestrian way dapat dikatakan tidak merata karena letaknya hanya di
sebelah timur.
fe. Terkait dengan kondisi parkir, penulis menemukan adanya beberapa mobil
yang parkir di bahu jalan, tepatnya di koridor sebelah timur (Maspion Square). Hal ini
fh.
Disana dapat dibangun sebuah gedung untuk dijadikan tempat parkir kendaraan
sehingga tidak terjadi parkir liar yang memakan bahu jalan.
gi.
gj. Je
gk. De
nis
tai
l
RT
H
gm.
gn. Ru
gp. Ta
an
an
gq.
Te
rb
uk
a
Hi
jau
(R
T
H)
go. >>
La
nd
sc
ap
e
gr.
gs. Ru
gu. Jal
an
ur
Hi
Te
ja
rb
uk
a
Hi
jau
(R
T
H)
gt. >>
gv.
La
nd
sc
ap
e
gw.
gx. Ru
gz. La
an
ha
Te
rb
os
uk
on
ha.
Hi
jau
(R
T
H)
gy. >>
Su
pe
r
Ho
le
hb. Tabel 2 Kondisi eksisting RTH Koridor A.Yani
hc. Sumber: Survei lapangan tanggal 30 September 2015
hd.
2.4.2.
Masalah
he. Ruang Terbuka Hijau yang berada di Koridor A Yani sudah cukup baik. Hal
ini dapat dilihat bahwa kawasan dengan perkembangan yang cepat masih dibangun
taman di daerah tersebut. Namun, sayangnya untuk jalur hijau yang berada di A Yani
kurang tertata sehingga mengurangi kualitas estetika. Serta, masih banyaknya daundaun kering yang berserakan di jalan raya. Selain itu, RTH yang berada di koridor
tersebut hanya berfokus pada fungsi ekologis saja. Untuk fungsi rekreasi, ekonomi,
2.4.3.
hh. Koridor A Yani memiliki beberapa lahan kosong yang dibiarkan begitu saja.
Hal ini bisa dijadikan sebuah potensi untuk membangun taman atau lapangan yang
dapat dirasakan kegunaanya untuk umum. Berikut contoh beberapa lahan kosong
yang berada di A Yani :
hi.
hj.
hl.
hm.
ho.
hk.
Gambar 4 Lahan kosong yang bisa dikembangkan
Sumber: Survei lapangan tanggal 30 September 2015
hn.
hu.
hv. Detail
Jen
Pedes
trian
Ways
hx.
1.
hy.
estrian
Ways
Ped
hz.
-Trotoar
disamping jalan
ia.
-Lampu
Penerangan
ib.
ic.
id.
Ped
2.
estrian
ie.
Jembatan
if.
Pohon
ij.
Layang
Ways
ig.
ih.
Pen
3.
unjang
ii.
Peneduh
Pedestrian
Ways
ik.
il.
September 2015
2.5.2.
im.
Masalah
in. Berdasarkan dari kondisi eksisting di Koridor A Yani terdapat beberapa
masalah yang ditemui, seperti trotoar yang panjang, lebar, dan ketinggian yang tidak
sama satu sama lain didaerah bulog hingga kfc a yani. Aksebilitas Pedestrian juga
tidak merata, hal ini dapat diliat bahwa tidak semua jalur dibangun trotoar di sekitar
Universitas Bhayangkara hingga KFC. Tentunya hal ini tidak memberikan
kenyamanan bagi penggunanya, dan sirkulasi yang tercipta belum memenuhi standart
kenyamanan. Selain itu, masih banyak pengendara bermotor yang memakai jalur
pedestrian.
io.
ip.
iq.
ir.
September 2015
is.
it.
iu.
iv.
2.5.3.
Potensi
iw. Dari hasil survey sekunder, terdapat perbedaan signifikan jalur pedestrian di
daerah bulog dan daerah jatex. Di daerah bulog-KFC aksebilitas jalur pedestrian
belum memadai, terlihat dari pembangunan trotoar yang tidak merata. Sedangkan di
daerah Jatim Expo-UINSA jalur pedestrian sudah cukup merata. Serta dimensi dan
kondisi fisik; panjang, lebar, ketinggian relatif sama sehingga memberikan
kenyamanan bagi pengguna jalan kaki. Ditambah lagi dengan tidak adanya PKL
maupun kendaraan bermotor yang memakai jalur tersebut. Tentunya hal ini bisa
dijadikan potensi untuk daerah bulog agar jalur pedestrian dibangun secara sehingga
sehingga aksebilitas jalur pedestrian terpenuhi.
ix. Ketersediaan fasilitas penunjang seperti kendaraan angkutan umum yang
memadai dalam hal berjalan lebih jauh, jaringan jalan yang baik harus diimbangi
dengan penyediaan pendukung infrastruktur (halte). Di Koridor A Yani penyediaan
halte sudah mencukupi, sehingga untuk pejalan kaki yang ingin menunggu kendaraan
umum dapat merasakan kenyamananya karena sudah dibangun sitting room. Selain
itu, terdapat jembatan layang yang menghubungkan koridor tersebut sehingga
mempermudah aksebilitas pejalan kaki.
iy.
iz.
ja.
jb.
jc.
aktivitas penunjang yang berada di koridor Ahmad Yani yang menjadi elemen elemen
urban design meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
KFC
Pizza Hut
STARBUCK
Graha Pena
Jatim EXPO
jt.
ju.
jv. J
jw. Detail
jx. EKsisting di
No.
jy.
e
jz. A
ka. Aktivitas
kb.
Perdagan
agn
Lapangan
1. KFC
v
i
t
a
s
P
e
n
u
n
j
a
n
g
kc.
kd.
2. Pizza Hut
ke.
kf.
kg.
3. Starbuck
kh.
ki.
kj.
4. Graha pena
kk.
kl.
km.
5. Jatim EXPO
kn.
ko.
kp.
kq.
kr.
kw.
kx.
2.6.2.
Masalah
ky.
2.6.3.
lf. J
lg. DET
lh. EKSISTING DI
AIL
PERT
AND
AAN
lj.
lk. R
ll. Ramb
1.
u lalu
kan
lintas
rambu
LAPANGAN
li. KETER
ANGA
N
lq. Merupa
larangan
parkir
lm.
sampai
rambu
setelahn
ya.
Rambu
ln.
lo.
ini
terletak
hampir
di
sepanjan
lp.
g Jalan
A. Yani.
lr. Merupa
kan
rambu
larangan
dilewati.
Rambu
ini
terletak
di
sekitar
rel
dengan
palang
pintu.
ls.
lt. Merupa
kan
rambu
dimana
jika
pengend
ara ingin
belok
kiri bisa
langsun
g tanpa
menung
gu
lampu
hijau.
lu. Merupa
nan
rambu
yang
menunju
kkan
didepan
akan ada
lampu
lalu
lintas.
lv.
lw. R
2.
me
kan
pada
papan
gedun
nama
instansi/
m
e
lx. Rekla
ly.
lz. Merupa
ma. Perusah
aan
sebagai
penunju
k
adanya
fasilitas
ATM.
mb.
3.
mc. R
md. Rekla
mf.
mj. Merupa
me
kan
tiang
papan
l
a
periklan
me. (perik
an
lanan)
sebagai
bentuk
penyam
paian
mg.
informa
si,
terdapat
hampir
di
sepanjan
g Jalan
A. Yani
mh.
mi.
mk.
4.
ml. P
mm.
mn.
mp. Merupa
apan
kan
penun
papan
juk
penunju
jalan
k jalan
yang
memper
mo.
mudah
penggun
a jalan
dalam
menemu
kan
jalan
ketempa
t tujuan.
mq.
5.
mr. P
ms. Papan
mt.
my. Merupa
nama
kan
kanto
papan
r/insta
pengena
nsi
l untuk
memuda
hkan
masyara
mu.
kat yang
mencari
mv.
kanto/in
stansi
tersebut.
mw.
mx.
mz.
na.
nb.
2.7.2.
Masalah
nc. Di Koridor A.Yani terdapat beberapa permasalahan terkait pertandaan
diantaranya:
nd.
Peletakan reklame yang tidak ditata dengan baik, bertumpuk-tumpuk, hal ini
menimbulkan kesan berantakan,
ne.
Peletakan reklame-reklame
tersebut
juga
memutupi
bangunan
di
2.7.3.
bangunan tersebut.
nf.
Potensi
ng. Penataan reklame yang baik akan menjadikan wajah kota lebih indah dan
rapi. Akan lebih baik jika dalam penataan reklame di Koridor A. Yani di kembangkan
lewat teknologi layar LED, dimana penggunaan layar LED akan lebih efektif dan
akan menambah keindahan visual dari kota itu.
2.8. Preservasi
nh.
lingkungan hunian, urban places (square, plaza, shopping area),bangunan bersejarah, dan
aktivitas tertentu yang memiliki ciri khas setempat. Sedangkan preservasi dalam perancangan
kota adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal (permukiman) dan urban places
(alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya
perlindungan terhadap bangunan bersejarah.
ni.
Upaya pelestarian harus mampu melindungi kelestarian lingkungan yang
telah ada dan ruang-ruang kawasan yang sudah terbentuk seperti bangunan bersejarah.
Preservasi juga dilakukan terhadap aktivitas yang sudah berlangsung dengan memperhatikan
aspek sejarah kawasan selama aktivitas tersebut masih dianggap sesuai.
nj. Manfaat dari adanya preservasi antara lain:
nk. a. Peningkatan nilai lahan
nl. b. Peningkatan nilai lingkungan
nm. c. Menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek komersial
nn. d. Menjaga identitas kawasan perkotaan
no. e. Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi
np.
Fakta
nq.
Dalam bagian ini, akan disajikan data-data informasi mengenai presevarsi yang
berada di koridor Ahmad Yani. Mengingat koridor Ahmad Yani bukan koridor yang bernuansa
sejarah maka presevarsi yang ada pada koridor ini lebih mengaraha pada lingkungan bukan
pada bangunan yang bernilai sejarah pada umumnya.
1. Jalur Hijau
nr.
ns. Preservasi yang dilakukan di koridor ini lebih menuju pada lingkungan bukan pada
bangunan yang mengandung sejarah. Islah satunya yaitu preservasi jalur hijau, jalur hijau
ini berada disepanjang jalan Ahmad Yani yang memisahkan dua jalur. Jalur hijau yang
rada di sepanjang Jan raya ini saat baik karena keberadaanya dapat mengurangi konsumsi
karbondioksida di jalan, selain di sepanjang jalan di samping rel kereta juga terdapat.
nt.
nu.
nv.
nw.
nx.
ny.
nz.
oa.
ob.
oc.
od.
oe.
of.
og.
oh.
oi.
oj.
2.9. Street Furniture
ok.
Perabot ruang luar atau biasa disebut dengan street furniture maupun perabot
jalan dapat berfungsi sebagai elemen pendukung kegiatan pada suatu ruang piblik sekaligus
sebagai penanda ciri khas suatu kawasan. Hal ini termuat dalam Permen PU no 6 tahun 2007
yang berbunyi, Perabotan jalan/street furniture merupakan salah satu elemen pendukung
kegiatan pada suatu ruang publik berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter
suatu blok perancangan yang lebih besar. Adapun elemen yang masuk dalam klasifikasi
perabot luar ruang adalah halte, pos keamanan, tempat sampah, lampu jalan, pot tanaman,
rambu lalu lintas, jembatan layang dan masih banyak lagi.
ol.
2.9.1. Fakta
om. Di daerah studi di Koridor A. Yani, kami menemukan banyak jenis klasifikasi
perabot luar ruang diantaranya:
on.
Tempat Sampah
oo. Tempat sampah merupakan elemen yang utama dalam pengelola kelestarian
lingkungan di perkotaan. Di Koridor A. Yani sendiri terdapat cukup banyak tempat
sampah, hampir disepanjang jalan terdapat fasilitas tempat sampah di kanan-kiri jalan.
Jenis tempat sampah yang disediakan adalah tempat sampah umum, ini
dikarenakandisepanjang Koridor A. Yani ini tidak ada perumahan yang memiliki
tempat sampah privat. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel. 6
op.
oq. JE
or. D
os. GAMBAR
ot. KETER
NI
ANGA
A
IL
ou.
ov. Te
ow. B
an
pa
ka
hampir
re
sepanja
Sa
ng timur
oy. Terdapa
ox.
di
jalan di
pa
Koridor
A. Yani
U
m
u
m
oz.
pa. Te
pb. L
pd. Terdapa
og
pa
beberap
a tempat
Sa
/s
umum
en
pa
pc.
di
di
Koridor
A. Yani
seperti:
halte
u
m
pe.
pf. Te
pg. Pl
ph.
pi. Terdapa
as
pa
ti
sepanja
ng
Sa
jalan di
Koridor
pa
A. Yani
h
U
m
u
m
pj.
pk.
pl.
di
Lampu Jalan
pm. Lampu jalan menjadi salah satu fasilitas penting di jalanan. Hal ini karena
lampu jalan akan sangat menolong pengguna jalan saat melintasi jalan dimalam hari
sebagai penerang jalan. Terlebih Koridor A. Yani adalah jalan provinsi yang
menghubungkan Kota Surabaya dengan daerah sekitarnya, jadi lampu jalan ini sudah
menjadi barang wajib untuk disediakan.
pn.
po.
pq.
pr.
berkendara di jalan raya, dimana hal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna jalan
dalam melewati jalan tersebut. Di Koridor A. Yani sendiri banyak terdapat rambu lalu
lintas yang mengatur para pengguna jalan sehingga jalan ini bisa lancar, bebas dari
macet. Rambu-rambu lalu lintas yang ada di daerah studi kami dapat dilihat pada
Tabel.7.
ps.
pt.
pu.
pv.
pw. GAMBAR
px. KET
ERA
NGA
N
py.
pz.
qa.
qc. Meru
paka
n
ramb
u
yang
qb.
menu
njukk
an
adan
ya
perca
bang
an
pada
jalan.
qd.
qe.
qf.
qg.
qh. Meru
paka
n
ramb
u
lamp
u lalu
lintas
yang
digun
akan
untuk
mela
ncark
an
lalu
lintas
di
jalan
raya.
qi.
qj.
qk.
ql.
qm. Meru
paka
n
ramb
u
yang
menu
njukk
an
peng
hend
ara
boleh
lurus
maup
un
belok
.
qn.
qo.
qp.
qq.
qr. Meru
paka
n
ramb
u
yang
menu
njukk
an
bany
ak
anakanak
yang
meny
ebran
g.
qs.
qt.
qu.
qv.
qw. Meru
paka
n
ramb
u
yang
menu
njukk
an
daera
h
dekat
rel
keret
a
deng
an
palan
g
pintu
.
qx.
qy.
qz.
rb. Meru
paka
n
ramb
u
hatira.
hati
himb
auan
untuk
meng
urang
i
kece
patan
kend
araan
karen
a
meru
paka
n
daera
h
yang
serin
g
terjad
i
kecel
akaa
n.
rc.
rd.
re.
rf.
rg. Meru
paka
n
papa
n
penu
njuk
jalan
yang
mem
perm
udah
peng
guna
jalan
dala
m
mene
ntuka
n
jalur
kete
mpat
tujua
n.
rh.
rk.
Halte
rl.
Sebagai jalan yang dilewati oleh angkutan umum seperti bus kota, trayek
MPU, dll sudah seharusnya Koridor A. Yani memiliki beberapa fasilitas pendukung
angutan-angkutan umum tersebut seperti halte. Setidaknya terdapat 2 halte di daerah
survey kelompok kami yaitu Halte RS Bayangkara dan Halte UBHARA A. Yani.
rm.
(A)
rn.
rp.
(B)
Jembatan Layang
rq.
bermotor yang melewatinya, fasilitas seperti jembatan layang akan sangat membantu
masyarakat yang ingin menyebrang jalan dengan berjalan kaki. Terdapat beberapa
titik dimana terdapat jembatan layang di Jalan A. Yani ini, namun di koridor survey
kami hanya terdapat satu jembatan layang. Jembatan layang yang dimaksud adalah
jembatan yang melintang di depan Graha Universitas Bayangkara sampai depan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
rr.
ru.
rs.
rt.
Pos Keamanan
rv.
Intensitas kendaraaan yang melewati koridor survey kami di Jalan A.Yani ini
sangat padat,ditambahdengan adanya rel kereta yang melintang melintasi jalan ini
akhirnya menambah kepadatan jalan tersebut. Hal ini menjadikan pemerintah
akhirnya mendirikan beberapa pos-pos keamanan uintuk meminimalisir hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kecelakaan kereta, pelanggaran lalu lintas, dll. Pos-pos
keamanan yang kami temukan di koridor survey kami diantaranya ada pos polisi, pos
pantau dan pos palang pintu kereta. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada Tabel 8.
rw.
rx.
ry. D
rz. GAMBAR
sa. KETE
JE
RAN
GAN
A
I
L
sb.
sc.
sd. P
se.
sf. Hany
Po
terdap
at
satu
bagun
an
pos
polisi
yang
berad
a
di
area
surve
y
Korid
or A.
Yani.
sg.
sh.
si. P
sm. Terda
Po
pat
beber
apa
titik
terdap
at
p sj.
i
pos
pintu
kereta
palan
,
k
diman
r sk.
karen
a ada
banya
ini
kenda
raan
yang
melint
asi rel
terseb
sl.
ut
untuk
sampa
i
ke
tempa
t
tujuan
sn.
so.
sp. P
Po
o
s
sq.
sr.
ss.
st. Terda
pat
dua
pos
panta
sepanj
ang
Jalan
A.
Yani,
pos
panta
memb
di
ini
antu
pos
polisi
yang
ada
untuk
mema
ntau
kelan
caran
jalan.
su.
sv.
sw.
sx.
sy.
sz.
2.9.2.
Masalah
ta. Di Koridor A.Yani terdapat beberapa permasalahan terkait penyediaan
perabot ruang luar diantaranya:
tb.
Belum adanya fasilitas pendukung pedestrian way seperti tempat duduk yang
teduh dan penerangan jalan yang kurang di malam hari,
tc.
Kurangnya fasilitas pendukung trasportasi seperti halte, mungkin untuk arah
Terminal Bungurasih ke arah Terminal Joyoboyo dan sekitarnya sudah ada banyak
halte dimana para calon penumpang bisa menunggu dengan nyaman. Berbeda
dengan arah sebaliknya, fasilitas halte ini masih kurang dan menjadikan pinggiran
2.9.3.
jalan sebagai tempat para calon penumpang menunggu bus atau angkutan lainnya.
td.
Potensi
te. Penyediaan fasilitas penunjang pedestrian way seperti tempat duduk yang
teduh akan sangat menolong para pedestrian yang kelelahan dan kepanasan di tengah
teriknya sinar matahari Kota Surabaya
tf.
tg.
th.
ti.
tj.
tk.
tl.
tm.
tn.
to.
tp.
tq.
tr.
ts.
tt.
tu.
tv. BAB III
tw. PENUTUP
tx.
3.1. Kesimpulan
ty. Setiap kawasan, blok, super blok atau koridor memiliki elemen-elemen
perancangan kota. Dimana setiap dari lokasinya memiliki keunikannya sendiri. Elemen dari
urban design yang tercakup dalam wilayah studi yaitu di Jalan Letjend A. Yani adalah:
Koridor Jl. A. Yani dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu sebelah barat yang merupakan
bagian dari Kecamatan Gayungan dan sebelah timur yang merupakan bagian dari
Kecamatan Wonocolo. Pada bagian sebelah barat mayoritas lahan berfungsi sebagai
daerah perkantoran, misalnya Dinas Kesehatan, POLDA, BPS, dll. Sedangkan pada
bagian timur mayoritas lahannya berfungsi sebagai daerah perdagangan dan jasa,
misalnya Maspion Square, minimarket, dll. Selain itu, koridor Jl. A. Yani juga
dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan seperti adanya beberapa SD dan universitas,
permukiman, dan beberapa fasilitas umum seperti DBL Arena dan Jatim Expo.
Di Koridor Jl. A. Yani terdapat beberapa bangunan dengan KDB lebih dari 80%.
Selain itu, juga ada beberapa bangunan dengan GSB kurang dari 1m seperti di
kawasan pertokoan sebelah barat. Hal ini sangat berbahaya mengingat kondisi lalu
lintas di koridor Jl. A. Yani. Sedangkan untuk tinggi bangunan dan KLB, penulis tidak
Namun jumlah dari penunjang aktivitas di koridor ini dinilai masih sangat kurang.
Jenis pertandaan yang di temukan dalam konteks studi Perancangan Kota yang
dilakukan pada Koridor A. Yani diantaranya meliputi: reklame tiang, reklame pada
bangunan, rambu lalu lintas dan rambu penunjuk jalan.
Preservasi yang ada pada koridor A. Yani ini lebih kepada konservai lingkungan yaitu
ke jalur hijau yang ada di sepanjang jalan A. Yani ini.
tanaman , rambu lalu lintas jembatan layang , dan masih banyak lagi.
tz. Semua elemen ini akhirnya yang akan membentuk suatu ciri khas dari Koridor Jalan
Letjend A.Yani ini. Jika memang dirasa sudah sesuai, seharusnya kita berusaha untuk
menjaganya dan jika dirasa masih ada yang harus dibenahi maka diperlukan pembenahan
akan hal-hal yang dirasa tidak sesuai dengan yang seharusnya itu.