PENDAHULUAN
1.1.
pengukuran variasi medan gravitasi. Metoda ini cukup baik digunakan untuk
mendefinisikan daerah target spesifik untuk selanjutnya disurvei dengan metodametoda geofisika lain yang lebih detil. Variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan
oleh adanya perbedaan rapat massa (densitas) antar batuan. Adanya suatu sumber
yang berupa suatu massa (masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan
akan menyebabkan terjadinya gangguan medan gayaberat (relatif). Gangguan ini
disebut sebagai anomali gayaberat. Karena perbedaan medan gayaberat ini relatif
kecil maka diperlukan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang cukup tinggi
sehingga variasi medan gayaberat di permukaan bumi dapat diukur dari suatu titik
observasi terhadap titik observasi lainnya dan dapat dipetakan untuk kemudian
diinterpretasi struktur bawah permukaannya.
Informasi yang diharapkan dari survei gravitasi adalah mengetahui efek
dari sumber yang tidak diketahui terhadap perubahan harga gravitasi atau variasi
harga gravitasi. Data hasil pengukuran lapangan diharapkan dapat memberi
informasi sebanyak-banyaknya, tidak sekedar mengenai sifat fisis batuan saja,
melainkan juga kondisi geometri batuan bawah permukaan. Oleh karena itu
metode yang dapat memberikan informasi yang cepat sangat diperlukan untuk
memilih langkah apa yang akan diperlukan pada operasi penelitian berikutnya
sehingga diperoleh informasi yang lengkap dari data hasil pengukuran tersebut.
Dalam tugas akhir ini digunakan salah satu metode interpretasi dalam
eksplorasi geofisika yang diterapkan dalam data potensial yakni metode
dekonvolusi werner. Metode dekonvolusi werner merupakan salah satu metode
interpretasi yang digunakan untuk mengestimasi posisi dan kedalaman benda
anomali dari suatu medan potensial gayaberat. Prinsip metode ini adalah
memisahkan bentuk benda penyebab anomali dari data medan potensial gayaberat
yang didasarkan pada pendekatan dari pengukuran anomali gayaberat dalam suatu
jendela bergerak. Dalam jendela tersebut anomali diasumsikan sebagai refleksi
dari suatu sumber dengan rapat massa yang seragam dengan karakteristik posisi
dan kedalaman dari sumber anomali lebih dekat atau yang memberikan efek yang
lebih besar. Bentuk benda penyebab anomali diasumsikan sebagai model dike
vertikal. Dalam metode dekonvolusi werner, harga rapat massa batuan tidak perlu
diketahui atau dihitung. Data yang diperlukan dalam metode dekonvolusi Werner
hanya nilai anomali bouguer, jarak, dan ketinggian sehingga dalam dekonvolusi
werner tidak diperlukan banyak data pendukung. Selain itu metode dekonvolusi
werner juga dapat digunakan pada data gayaberat yang sedikit. Oleh karena itu
metode ini sangat bermanfaat untuk memperoleh informasi yang cepat pada
daerah yang kurang data atau informasi.
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandung, Hendri
Surbakti (Suara Karya Online, 2006) mengemukakan bahwa:
Wilayah Jawa Barat (Jabar) memiliki banyak sesar (patahan) darat yang
aktif sehingga relatif rawan gempa akibat adanya aktivitas pertemuan
lempeng Indo-Australia dan Eurasia dan sesar yang belum diberi nama di
antaranya sesar yang ada di Kabupaten Garut dan wilayah Bandung bagian
selatan atau kawasan Patuha serta sesar di Tasikmalaya.
Merujuk pada pernyataan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi sesar di daerah Garut Utara berdasarkan posisi dan kedalaman
sesar..
Informasi posisi dan kedalaman sesar diperlukan untuk mengetahui potensi
bencana di suatu daerah dalam kaitannya dengan aktivitas pergerakan lempeng,
untuk eksplorasi jebakan minyak (oil trap) dan juga untuk perencanaan langkahlangkah eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
1.3.
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
2.
3.
1.5.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
posisi dan kedalaman sesar di daerah Garut Utara yang selanjutnya dapat
digunakan untuk mengetahui mengenai potensi bencana di daerah Garut Utara
dalam kaitannya dengan aktivitas pergerakan lempeng, untuk eksplorasi jebakan
minyak (oil trap) dan juga untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik
minyak maupun mineral lainnya.
1.6.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dari data
gayaberat di daerah Garut Utara dan sekitarnya. Data penelitian berupa nilai
anomali bouguer lengkap (ABL) yang diperoleh dari Pusat Penelitian
Geoteknologi LIPI. Untuk mengetahui pola penyebaran densitas batuan, nilai
anomali bouguer lengkap ini diplot menjadi bentuk peta anomali bouguer lengkap
dengan menggunakan program surfer 8.0.
Hasil yang