Infeksi parasit, bakteri, atau virus. Bayi dan balita yang banyak menyentuh benda
yang belum tentu bersih akan rentan terinfeksi karena sering memasukkan tangannya
yang kotor ke mulut. Selain itu, kekebalan tubuh mereka yang masih dalam tahap
berkembang juga membuat mereka lebih rentan tertular penyakit.
Keracunan makanan.
Bayi yang sudah bisa mencerna makanan padat dan sedang mengalami diare sebaiknya untuk
sementara menjauhi makanan yang berminyak, yang berserat tinggi, yang manis seperti kue
dan produk-produk susu. Ini karena jenis makanan tersebut dapat memperburuk gejala diare
mereka.
Cokelat muda: umumnya ditemukan pada bayi yang mengonsumsi susu formula.
Hijau kehitaman: disebut juga mekonium, merupakan tinja yang muncul ketika bayi
baru lahir.
Hijau kecokelatan: warna tinja bayi yang setelah lahir mengonsumsi ASI.
Kuning kehijauan: warna tinja bayi kira-kira lima hari setelah lahir.
Warna lain: tinja bayi akan berwarna cokelat pekat jika sudah mengonsumsi makanan
padat. Warna ini akan berubah sesuai dengan jenis makanan yang dikonsumsinya.
Mengalami muntah-muntah.
Terlihat lesu.
Sakit perut.
Saat bayi diare, keseimbangan air dan garam (elektrolit) di dalam tubuhnya terganggu.
Kondisi ini dapat memicu dehidrasi yang dapat mengancam nyawa, terutama pada bayi yang
baru lahir.
Terdapat beberapa gejala dehidrasi pada bayi yang patut dikenali dengan jelas:
Setiap orang tua perlu mewaspadai terjadinya dehidrasi pada bayi yang sedang diare karena
dehidrasi dapat dengan cepat memperburuk kondisi tubuh bayi.
Anda perlu terus memberikan ASI untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
Encerkan atau tambahkan air pada susu formula jika bayi tidak mengonsumsi ASI.
Jika memungkinkan, ganti susu formula dengan susu bebas laktosa hingga diarenya
berhenti. Tubuh bayi lebih sulit mencerna laktosa, sehingga dapat memperburuk diare.
Berikan oralit secara teratur bersamaan dengan makanan bayi (ASI, susu formula
dicampur air, atau makanan pendamping).
Kondisikan ruangannya selalu sejuk dan jauhkan bayi dari paparan sinar matahari
agar tidak berkeringat secara berlebihan.
Mencegah Diare
Berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare:
Mencuci tangan bayi atau balita secara rutin, terutama setelah bermain.
Orang dewasa yang merawat bayi atau balita juga perlu menjaga kebersihannya agar
tidak menularkan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada bayi.
Jaga agar lantai dan benda-benda yang dipegang bayi atau balita Anda selalu bersih.
Jika bayi mengonsumsi ASI perah atau susu formula, selalu pastikan kebersihan dan
kesterilan botol yang digunakan.
Perhatikan kebersihan makanan dan minuman yang diberikan pada bayi dan balita.
Hindari memberikan makanan yang biasa dikonsumsi orang dewasa.