(Metode) F07cwu
(Metode) F07cwu
Oleh :
CHRISTINE WUISAN
F24103041
2007
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pangan
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
CHRISTINE WUISAN
F24103041
2007
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pangan
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
CHRISTINE WUISAN
F24103041
Menyetujui,
Bogor, 23 Agustus 2007
Mengetahui,
RIWAYAT PENULIS
Penulis
dilahirkan
di
Jakarta
pada
tanggal
meskipun terdapat dalam jumlah yang lebih banyak tetapi tidak meningkatkan
aktivitas antioksidan rempah secara keseluruhan.
Hubungan kadar polifenol dan faktor proteksi menunjukkan
kecenderungan meningkat. Semakin tinggi kadar polifenol, maka faktor proteksi
juga akan semakin tinggi hingga mencapai batas tertentu. Peningkatan kadar
polifenol pada kisaran 0-10 mg polifenol kurang berpengaruh terhadap
peningkatan faktor proteksi sedangkan pada kisaran 10-20 mg polifenol,
peningkatan kadar polifenol walaupun dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan
faktor proteksi mengalami banyak peningkatan. Peningkatan kadar polifenol pada
kisaran 20-50 mg polifenol masih berpengaruh terhadap peningkatan faktor
proteksi, meskipun tidak sebesar pengaruh peningkatan kadar polifenol pada
kisaran 10-20 mg polifenol. Setelah melebihi 50 mg polifenol, peningkatan kadar
polifenol walaupun dalam jumlah banyak tidak menyebabkan faktor proteksi
mengalami banyak peningkatan. Hubungan kadar polifenol dan faktor proteksi
tersebut dapat disebabkan perbedaan struktur polifenol dan kadar masing-masing
jenis polifenol yang berbeda-beda pada setiap jenis rempah.
Secara keseluruhan, semua sampel dalam bentuk bubuk memiliki faktor
proteksi yang lebih rendah dibandingkan bentuk segarnya. Keberadaan oksigen
dan cahaya selama penyimpanan merupakan faktor yang mempengaruhi
penurunan aktivitas antioksidan.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat
kasih karunia dan perlindunganNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terima kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini:
1.
Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, MSc. selaku dosen pembimbing atas segala
bimbingan dan masukannya yang positif, serta pengorbanan waktunya baik
selama penelitian berlangsung maupun dalam penyelesaian skripsi ini.
2.
Dr. Ir. Sukarno, MSi. dan Didah Nur Faridah STP, MSi. selaku dosen
penguji yang bersedia menyediakan waktu untuk menguji dan memberikan
masukan yang berguna bagi perbaikan skripsi ini.
3.
4.
Fany Nely (Nene), teman seperjuanganku. Terima kasih untuk segala ide
dan semangat selama penelitian ini berlangsung.
5.
Para pegawai dan laboran ITP : Pak Sobirin, Mbak Yane, Mbak Ririn, pak
Rojak, Bu Rubiah, pak Misdi, pak Muchtadin, dan Mas Syamsu.
6.
7.
Tia Hewan, my best roomate Ive ever had, untuk semua pengalaman seru
yang kita lewati bersama selama 4 tahun. Tidak lupa juga kepada Dhino,
Puri, mbak Ndung, dan teman-teman lain di Perwira 9.
8.
Teman-teman TPG 40, khususnya teman sekos (Tya, Rika, Agnes, Anas),
Aji, Andreas, Erick, dan teman-teman golongan B.
9.
maupun penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap agar skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Tujuan Penelitian ......................................................................................2
II.
ii
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6. Struktur kimia senyawa gingerol pada jahe (Tiwari et al., 2006).......9
Gambar 7.
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I. PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tubuh manusia memerlukan
oksigen, namun di lain pihak, oksigen juga merupakan senyawa oksidan
yang dapat menimbulkan efek samping berbahaya, yang dapat menyebabkan
kerusakan sel sehingga menimbulkan penyakit kronis (Anonim, 2006d).
Senyawa oksidan yang umumnya dikenal sebagai radikal bebas,
dapat berasal dari dalam maupun luar tubuh. Sumber eksternal tersebut
antara lain paparan sinar matahari dan polusi, minuman beralkohol,
makanan yang tidak sehat, dan rokok. Radikal bebas ini menyerang sel-sel
sehat dalam tubuh, termasuk DNA, protein, dan lemak, sehingga dapat
menyebabkan gangguan fungsi imunitas, mempercepat proses penuaan, serta
menimbulkan berbagai penyakit seperti katarak, kanker, penyakit jantung,
artritis, dan penyakit kronis lainnya (Anonim, 2006d). Radikal bebas
merupakan kunci utama penyebab penyakit infeksi dan non-infeksi serta
berbagai penyakit dalam tubuh. Sebenarnya, secara normal tubuh dapat
mengatasi radikal bebas tersebut, tapi dalam suatu kondisi tertentu tubuh
tidak mampu mengatasinya sehingga memerlukan senyawa antiradikal bebas
(Maslimah, 2004).
Antioksidan adalah suatu senyawa yang melindungi senyawa
lainnya dari oksigen dengan mereaksikan dirinya sendiri dengan oksigen
tersebut (Sizer and Whitney, 2000). Antioksidan juga dapat membantu
memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sel-sel tubuh. Beberapa enzim
antioksidan dapat dihasilkan di dalam tubuh seperti superoksida dismutase,
katalase, dan glutathion. Antioksidan lainnya dapat ditemukan di dalam
bahan pangan seperti vitamin A, vitamin C, vitamin E, and beta-karoten
pada sayur-sayuran berwarna. (Anonim, 2006d). Dalam 20 tahun terakhir,
selain buah dan sayuran, rempah-rempah diketahui mengandung senyawa
fenolik yang memiliki kapasitas antioksidan yang kuat (Benkeblia, 2005).
Rempah-rempah yang diteliti pada penelitian ini adalah kunyit, jahe,
lengkuas, kencur, bawang putih, dan cengkeh. Rempah-rempah tersebut
B.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas
antioksidan rimpang
A.
yang kuat (Hirasa dan Takemasa, 1998). Ekstraksi rempah dengan pelarut
etanol akan menghasilkan senyawa yang disebut oleoresin. Oleoresin
memiliki sifat kental, kaya akan senyawa aromatik, dan secara alami
mengandung antioksidan (Farrell, 1985).
Senyawa-senyawa antioksidan yang terdapat dalam berbagai jenis
rempah-rempah juga telah dapat diidentifikasi. Contoh-contoh senyawa
antioksidan pada rempah-rempah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Senyawa antioksidan yang telah berhasil diisolasi dari rempahrempah (Pokorny et al., 2001)
Nama
Rosemary
Nama sistematis
Rosemarinus officinalis
Senyawa
Asam
karsonat,
karnosol,
Salvia officinalis
Asam
karsonat,
karnosol,
Origanum vulgare
Turunan
asam
fenolat,
flavonoid, tokoferol
Thyme
Thymus vulgaris
B.
Jahe
Zingiber officinalis
Gingerol, diarilheptanoid
Kunyit
Curcuma domestica
Kurkumin
Lada hitam
Piper nigrum
Paprika merah
Capsicum annum
Capsaicin
Cabe merah
Capsicum frutesence
Capsaicin, capsaicinol
Cengkeh
Eugenia caryophylatta
Eugenol, galat
Licorice
Glycyrrhiza glabra
Flavonoid, fenolik
C.
D.
dilihat pada Gambar 4. Warna kunyit sensitif terhadap pH, dimana warna
kuning yang paling cerah terbentuk pada suasana asam (Farrell, 1990).
E.
jahe
mempunyai
daya
antioksidan
yang
dapat
F.
10
G.
11
Senyawa aktif dalam bawang putih disebut allicin (C3H5-S-SC3H5). Ketika bawang putih dipotong atau dilukai, allicin akan terpecah
menjadi dialil disulfida yang menyebabkan bau khas pada bawang putih
(Farrell, 1985). Struktur kimia senyawa allicin dapat dilihat pada
Gambar 10.
perlu
diperhatikan
dengan
hati-hati
untuk
melindungi
H.
PENGUKURAN AKTIVITAS
KADAR POLIFENOL
ANTIOKSIDAN
DENGAN
UJI
12
Gambar 11. Asam fosfomolibdat yang tereduksi (The Grape Seed Method
Evaluation Committee, 2001)
13
terdapat pada daun teh, kayu oak, dan tanaman lainnya. (Anonim, 2006c).
Hasil uji polifenol diekspresikan sebagai GAE (Gallic Acid Equivalents)
(The Grape Seed Method Evaluation Committee, 2001).
Semakin tinggi kadar polifenol yang terkandung dalam suatu
sampel, semakin banyak molekul kromatogen yang terbentuk. Akibatnya,
intensitas warna biru yang dihasilkan semakin tinggi dan nilai absorbansinya
juga semakin tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kadar
polifenol berbanding lurus dengan nilai absorbansi.
I.
BERDASARKAN
15
Periode
induksi
berhubungan
dengan
terbentuknya
asam
16
17
A.
B.
METODE PENELITIAN
1.
18
lalu direfluks pada suhu 50oC selama dua jam. Ekstrak yang diperoleh
disaring dengan filter vakum dan sampel dicuci sebanyak dua kali
dengan masing-masing 50 gram etanol, sehingga total etanol (pelarut)
yang digunakan sebanyak 250 gram.
Ekstrak hasil refluks lalu dipekatkan dengan rotavapor pada
o
3.
19
standar,
dan
larutan
sampel
diukur
dengan
alat
20
Rempah segar
dikeringkan
250 g etanol
25 g rempah kering
10 ml ekstrak
10 ml hasilpengenceran
Alat Rancimat
diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer
Gambar 15. Diagram alir analisis aktivitas antioksidan dengan uji polifenol
dan metode AOM
21
C.
Waktu (jam)
Periode induksi
Gambar 16. Pengukuran periode induksi pada metode AOM
22
23
A.
KADAR POLIFENOL
Metode Folin Ciocalteau didasarkan pada kekuatan reduksi gugus
hidroksil fenolik dan sangat tidak spesifik karena tidak dapat membedakan
antar jenis komponen fenolik, tetapi dapat mendeteksi semua jenis fenol
dengan sensifitas yang bervariasi. Reaksi oksidasi reduksi ini muncul pada
kondisi
alkali
dimana
fenol
mereduksi
kompleks
fosfotungstat-
24
0.300
Absorbansi
0.250
0.200
0.150
y = 3.0473x + 0.0223
2
R = 0.9866
0.100
0.050
0.000
0.0000 0.0158 0.0316 0.0473 0.0631 0.0789
Kadar polifenol (mg asam galat/ml etanol)
Gambar 18. Kurva standar uji kadar polifenol dengan standar asam galat
Larutan-larutan yang digunakan di dalam uji kadar polifenol ini
antara lain, larutan blanko digunakan Na2CO3, akuades, dan sampel; dan
sebagai larutan kontrol digunakan Na2CO3, akuades, reagen Folin
Ciocalteau, dan sampel. Penambahan Na2CO3 bertujuan membentuk suasana
basa agar terjadi reaksi reduksi reagen Folin Ciocalteau dengan gugus OH
dari polifenol di dalam sampel. Penambahan sampel di dakam larutan
blanko bertujuan mengurangi kesalahan positif dari perhitungan konsentrasi
polifenol. Hal ini disebabkan sampel itu sendiri sudah memiliki warna yang
dapat terukur oleh spektrofotometer. Hasil absorbansi kontrol nantinya akan
dikurangi dengan absorbansi blanko yang kemudian dimasukkan kedalam
kurva standar sehingga didapatkan konsentrasi polifenol saja di dalam
sampel.
Hasil perhitungan kadar polifenol rempah segar dan rempah bubuk
seperti yang terlihat pada Gambar 19 menunjukkan bahwa kadar polifenol
yang tertinggi dimiliki cengkeh, sedangkan yang terendah dimiliki bawang
putih. Cengkeh segar memiliki kadar polifenol sebesar 619.94 mg/g bahan
kering dan cengkeh bubuk sebesar 790.06 mg/g bahan kering. Bawang putih
segar memiliki kadar polifenol sebesar 2.81 mg/g bahan kering dan bawang
putih bubuk sebesar 0.30 mg/g bahan kering.
25
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Baw ang
Cengkeh
putih
Lengkuas
Jahe
Kencur
Kunyit
Rempah segar
8.53
31.98
27.31
141.79
2.81
619.94
Rempah bubuk
21.49
38.74
3.11
67.64
0.30
790.06
26
rantai
samping
berbeda-beda
yang
akan
mempengaruhi
27
B.
menggunakan alat
28
jagung merk Mazola, minyak kedelai merk Happy, dan minyak zaitun merk
Bertolli Extra Virgin. Masing-masing minyak memiliki periode induksi yang
berbeda-beda, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2. Minyak yang
memiliki periode induksi terpendek adalah minyak kedelai merk Happy
dengan periode induksi 7.67 jam, sehingga minyak kedelai merk Happy
dipilih sebagai media pada alat Rancimat.
Tabel 2. Hasil metode AOM untuk seleksi minyak sebagai media pada alat
Rancimat
Periode induksi (jam)
Sampel minyak
Ulangan 1
Ulangan 2 Rata-rata
Minyak kedelai Happy
7.69
7.65
7.67
12.80
12.39
12.60
18.75
20.95
19.85
>22.60
>22.60
>22.60
29
Tabel 3. Komponen asam lemak pada minyak kedelai, minyak jagung, dan
minyak zaitun (Almatsier, 2002)
Komponen asam lemak
Asam lemak jenuh :
Kaprilat (8:0)
Kaprat (10:0)
Laurat (12:0)
Miristat (14:0)
Palmitat (16:0)
Stearat (18:0)
Asam lemak tak jenuh:
Oleat (18:1)
Linoleat (18:2)
Linolenat (18:3)
Minyak
kedelai (%)
Minyak
jagung (%)
Minyak
zaitun (%)
0
0
sedikit sekali
sedikit sekali
10
4
0
0
0
1
14
2
0
0
0
sedikit sekali
12
2
25
52
7
30
50
2
72
11
1
Ada dua jenis minyak kedelai, yaitu minyak kedelai mentah (crude
soybean oil) dan minyak kedelai yang dimurnikan (refined soybean oil).
Proses pemurnian tidak mengubah komposisi asam lemak pada minyak
kedelai. Proses pemurnian hanya menghilangkan asam lemak bebas dan
pigmen, serta menurunkan kadar beberapa komponen seperti tokoferol,
sterol, dan squalane, seperti dapat dilihat pada Tabel 4. Minyak kedelai
merk Happy adalah salah satu contoh minyak kedelai yang sudah
dimurnikan.
Tabel 4.
Trigliserida (%)
Fosfatida (%)
Bahan tak tersaponifikasi (%) :
a. Sterol nabati (%)
a. Tokoferol (%)
b. Hidrokarbon (squalane) (%)
Asam lemak bebas (%)
Logam :
a. Besi (ppm)
b.Tembaga (ppm)
Crude oil
Refined oil
95-97
1.5-2.5
1.6
0.33
0.15-0.21
0.014
0.3-0.7
>99
0.003-0.045
0.3
0.13
0.11-0.18
0.01
<0.05
1.3
0.03-0.05
0.1-0.3
0.02-0.06
30
Sampel
Lengkuas
Jahe
Kencur
Kunyit
Bawang putih
Cengkeh
Faktor proteksi
rempah segar (%)
5,65
43,54
8,94
66.46
7,63
69.32
Faktor proteksi
rempah bubuk (%)
5,41
37,64
2,78
44,71
-4,24
63.18
31
C.
HUBUNGAN
KADAR
POLIFENOL
DAN
ANTIOKSIDAN BERDASARKAN METODE AOM
AKTIVITAS
32
(%)**
mg polifenol*
Lengkuas
3,50
5,65
9,63
Jahe
13,26
43,54
17,51
Kencur
11,49
8,94
1,46
Kunyit
55,47
66.46
29,92
Bawang putih
1,31
7,63
0,14
Cengkeh
265,53
69.32
325,76
* Dihitung berdasarkan ekstrak yang digunakan dalam uji AOM
** Dihitung berdasarkan faktor proteksi BHT = 100%
(%)**
5,41
37,64
2,78
44,71
-4,24
63.18
33
F a k to r p r o te k s i (% )
60
40
20
0
0
10
20
30
40
50
60
-20
Kadar polifenol (mg/150 mg ekstrak)
Rempah segar
(A)
Rempah bubuk
(B)
34
35
A.
KESIMPULAN
Kadar polifenol tertinggi dimiliki cengkeh, yaitu sebesar 619.94
mg/g solid untuk cengkeh segar dan 790.06 mg/g solid untuk cengkeh
bubuk. Cengkeh mengandung kadar polifenol yang sangat tinggi karena
cengkeh merupakan rempah utama penghasil eugenol dan senyawa galat.
Kadar polifenol terendah dimiliki bawang putih, yaitu sebesar 2.81 mg/g
solid untuk bawang putih segar dan 0.30 mg/g solid untuk bawang putih
bubuk. Kadar polifenol yang rendah pada bawang putih disebabkan bawang
putih memiliki kadar polifenol terendah karena senyawa aktif dalam bawang
putih, yaitu allicin bukan termasuk golongan polifenol, melainkan golongan
thiosulfonat. Kencur, kunyit, dan bawang putih dalam bentuk segar memiliki
kadar polifenol lebih tinggi daripada bentuk bubuknya, namun besarnya
penurunan kadar polifenol berbeda-beda tergantung stabilitas masingmasing jenis polifenol. Lengkuas, jahe, dan cengkeh dalam bentuk bubuk
memiliki kadar polifenol lebih tinggi dibandingkan bentuk segarnya akibat
terlepasnya polifenol terikat akibat perlakuan panas dan terbebasnya
polifenol akibat kerusakan sel yang terjadi selama proses pengeringan.
Faktor proteksi rempah segar yang tertinggi dimiliki cengkeh
(69.32%) dan yang terendah dimiliki lengkuas (5.65%), sedangkan faktor
proteksi rempah bubuk yang tertinggi dimiliki cengkeh (63.18%) dan yang
terendah dimiliki bawang putih (-4.24%). Lengkuas, jahe, dan cengkeh
dalam bentuk bubuk memiliki kadar polifenol yang lebih tinggi
dibandingkan bentuk segarnya, namun faktor proteksi dalam bentuk bubuk
justru lebih rendah dibandingkan bentuk segarnya. Hal ini dapat terjadi
karena polifenol terikat yang terlepas akibat perlakuan panas atau yang
terbebas akibat kerusakan sel selama proses pengeringan, kemungkinan
memiliki aktivitas antioksidan yang rendah, sehingga meskipun terdapat
dalam jumlah yang lebih banyak tetapi tidak meningkatkan aktivitas
antioksidan rempah secara keseluruhan.
36
B.
SARAN
Cengkeh, kunyit, dan jahe merupakan rempah sumber antioksidan
yang potensial, namun perlu dicari metode pengolahan bahan-bahan tersebut
agar antioksidan yang terkandung dapat diaplikasikan pada produk pangan.
Evaluasi terhadap efektifitas antioksidan pada produk pangan yang
heterogen perlu dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, perlu ditentukan juga
metode pengeringan rempah dan ekstraksi antioksidan yang tepat yang dapat
meminimalisasi kerusakan antioksidan. Kemungkinan bawang putih menjadi
bersifat prooksidan akibat proses pengeringan juga perlu diteliti lebih lanjut.
Identifikasi struktur lengkap dari bahan aktif dan kadar masing-masing
bahan aktif yang terkandung juga perlu dilakukan untuk mengetahui
karakteristiknya.
37
DAFTAR PUSTAKA
39
Hui, Y. H. (ed.) 1996. Baileys Industrial Oil and Fat Product Volume 2, 5th
edition. Edible Oil and Fat Products : Oils and Oil Seeds. John Wiley and
Sons, Inc. New York.
Kardiman, A., Ir. 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Agromedia Pustaka.
Depok.
Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta. Di
dalam: Regiyana, Y. 2000. Kajian Daya Insektisida Campuran Ekstrak
Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Ekstrak Kayu Manis
(Cinnamomum burmannii) Terhadap Perkembangan Serangga Hama
Gudang Sitophilus zeamais Motsch. Skripsi. Departemen Teknologi
Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Khadambi. 2007. Extraction of phenolic compounds and quantification of the total
phenol and condensed tannin content of bran fraction of condensed tannin
and condensed tannin free sorghum varieties. http://upetd.up.ac.za.
[26 April 2007].
Lee, H. S. dan B. W. Widmer. 1996. Phenolic compounds. Di dalam: Nollet, L.
M. L. 1996. Handbook of Food Analysis Volume I. Marcel Dekker, Inc.
New York.
Lindsay, R. C. 1996. Food additives. Di dalam: Fennema, O.R. (ed.). Food
Chemistry, 3rd Edition. Marcel Dekker. New York.
Lliger, J. 1983. Natural antioxidants. Di dalam: Allen, J. C. dan R. J. Hamilton.
1983. Rancidity in Foods. Applied Science Publishers. London, New
York.
Maslimah, I. 2004. Bioaktivitas antiradikal bebas kurkuminoid dari rimpang
kunyit (C. Domestika L.) pada hewan coba kelinci berdasarkan
pengukuran perendaman serum. Post Graduate Airlangga University.
http://adln.lib.unair.ac.id. [26 Desember 2006].
Muchtadi, T. R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. PAU
Pangan dan Gizi IPB, Bogor.
Oki, T., M. Masuda, M. Osame, M. Kobayashi, S. Furuta, Y. Nishiba, dan I. Sada.
2002. Radical scavenging activity of hot water extract from leaves of
sweet potato cultivar Simon-1. Di dalam: Nippon Shokuhin Kagaku
Kogaku Kaishi Vol 49. No. 10. pp: 683-687.
O'Sullivan, C. M., A. M. Lynch, P. B. Lynch, D. J. Buckley, dan J. P. Kerry.
2004. Assessment of the antioxidant potential off food ingredients in fresh,
previously frozen and cooked chicken patties. Di dalam: International
Journal of Poultry Science Vol. 3(5): 337-344, 2004. www.scialert.com
[26 Juni 2007].
Park, Y. W. 1996. Determination of moisture and ash contents of food. Prairie
View A & M University. Texas. Di dalam: Nollet, L.M.L. (ed.) 1996.
Handbook of Food Analysis Volume I. Marcel Dekker, Inc. New York.
40
41
42
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kadar air rempah segar basah dengan metode azeotropik (dry basis)
Nama sampel
Lengkuas
Jahe
Kencur
Kunyit
Bawang putih
Aquades
Berat
sampel
awal (g)
4.0115
4.1017
4.0347
4.0169
4.1114
4.1589
4.2727
4.0389
4.0025
4.0014
4.0269
4.1513
4.1830
4.1901
4.0653
4.0144
4.1491
4.0246
4.0130
4.0047
Volume
air (ml)
3.10
3.09
3.44
3.50
3.45
3.61
3.71
3.05
3.20
3.01
3.41
3.49
3.75
3.82
2.86
2.90
2.83
2.85
3.97
3.90
Volume
air x
FD*
3.16
3.15
3.51
3.57
3.52
3.68
3.78
3.11
3.26
3.07
3.48
3.56
3.83
3.90
2.92
2.96
2.89
2.91
1.01
1.03
Berat
sampel
akhir(g)
0.8495
0.9499
0.5259
0.4469
0.5924
0.4767
0.4885
0.9279
0.7385
0.9312
0.5487
0.5915
0.3580
0.2937
1.1481
1.0564
1.2625
1.1176
KA
(%d.b)
372.22
331.80
667.20
798.84
594.02
772.44
774.66
335.27
441.98
329.70
633.90
601.83
1068.44
1326.66
254.09
280.01
228.64
260.11
KA
rata2
(% d.b)
542.51
619.10
501.85
1197.55
255.71
43
Lampiran 2.
Sampel
Lengkuas
Jahe
Kencur
Kunyit
Bawang
putih
Cengkeh
Kadar air rempah segar kering dengan metode oven vakum (dry
basis)
Cawan
Kosong
(g)
Cawan +
sampel
awal (g)
Sampel
awal
(g)
Cawan +
sample
akhir (g)
0.4504
0.3443
0.4632
0.3412
0.4958
0.4501
0.3953
0.4974
0.4209
0.3928
0.4512
0.3550
0.3964
0.3817
0.3457
0.3310
0.3504
0.3527
0.3049
0.4847
0.3406
0.4449
0.3450
0.3654
0.9355
0.7066
0.7568
0.8317
1.7030
1.8593
1.5488
1.9685
1.0023
0.8251
0.8208
1.0190
1.7878
1.4373
1.5738
1.6242
2.7582
2.6531
2.6615
3.3201
4.6902
4.7640
4.7338
4.4936
0.4851
0.3623
0.2936
0.4905
1.2072
1.4092
1.1535
1.4711
0.5814
0.4323
0.3696
0.6640
1.3914
1.0556
1.2281
1.2932
2.4078
2.3004
2.3566
2.8354
4.3496
4.3191
4.3888
4.1282
0.8876
0.6712
0.7288
0.787
1.6974
1.8477
1.5442
1.9519
0.953
0.7934
0.7875
0.9634
1.7769
1.4204
1.5547
1.5937
2.6229
2.5193
2.5221
3.1448
4.0237
4.0959
4.1220
3.8234
Samp
el
akhir
(g)
0.4372
0.3269
0.2656
0.4458
1.2016
1.3976
1.1489
1.4545
0.5321
0.4006
0.3363
0.6084
1.3805
1.0387
1.2090
1.2627
2.2725
2.1666
2.2172
2.6601
3.6831
3.6510
3.7770
3.4580
Berat air
(g)
0.0479
0.0354
0.0280
0.0447
0.0056
0.0116
0.0046
0.0166
0.0493
0.0317
0.0333
0.0556
0.0109
0.0169
0.0191
0.0305
0.1353
0.1338
0.1394
0.1753
0.6665
0.6681
0.6118
0.6702
Kadar
air
(%d.b)
KA
rata2
(%d.b)
10.96
10.83
10.54
10.03
0.47
0.83
0.40
1.14
9.27
7.91
9.90
9.14
0.79
1.63
1.58
2.42
5.95
6.18
6.29
6.59
18.10
18.30
16.20
19.38
10.59
0.71
9.05
1.60
6.25
17.99
44
Lampiran 3. Kadar air rempah bubuk dengan metode oven vakum (dry basis)
Sampel
Lengkuas
Jahe
Kencur
Kunyit
Bawang
putih
Cengkeh
Cawan
Kosong
(g)
0.3775
0.3915
0.4375
0.4398
0.3692
0.5864
0.3261
0.4486
0.4089
0.4533
0.4496
0.4673
0.4399
0.6649
0.6255
0.5754
0.3154
0.5223
0.3366
0.3362
0.3657
0.4500
0.4395
0.3409
Cawan +
sampel
awal (g)
4.2864
4.3215
4.2316
4.1656
4.2620
4.4029
4.1368
4.3004
4.4105
4.4180
4.3911
4.3768
4.2176
4.7472
4.5032
4.5196
5.3887
4.4333
4.1374
4.2591
4.4795
4.5829
4.2121
4.2245
Sampel
awal
(g)
3.9089
3.9300
3.7941
3.7258
3.8928
3.8165
3.8107
3.8518
4.0016
3.9647
3.9415
3.9095
3.7777
4.0823
3.8777
3.9442
5.0733
3.9110
3.8008
3.9229
4.1138
4.1329
3.7726
3.8836
Cawan +
sampel
akhir (g)
3.9607
3.9928
3.9236
3.8600
3.8509
4.0527
3.7524
3.9333
4.0937
4.0344
4.0469
4.0241
3.8431
4.3511
4.1023
4.1248
5.0335
4.2020
3.8797
4.0310
4.0552
4.1944
3.8269
3.8654
Sampel
akhir
(g)
3.5832
3.6013
3.4861
3.4202
3.4817
3.4663
3.4263
3.4847
3.6848
3.5811
3.5973
3.5568
3.4032
3.6862
3.4768
3.5494
4.7181
3.6797
3.5431
3.6948
3.6895
3.7444
3.3874
3.5245
Berat
air (g)
0.3257
0.3287
0.3080
0.3056
0.4111
0.3502
0.3844
0.3671
0.3168
0.3836
0.3442
0.3527
0.3745
0.3961
0.4009
0.3948
0.3552
0.2313
0.2577
0.2281
0.4243
0.3885
0.3852
0.3591
Kadar
air
(%d.b)
9.09
9.13
8.84
8.94
11.81
10.10
11.22
10.53
8.60
10.71
9.57
9.92
11.00
10.75
11.53
11.12
7.53
6.29
7.27
6.17
11.50
10.38
11.37
10.19
KA rata
(%d.b)
9.00
10.92
9.70
11.10
6.82
10.86
Absorbansi
1
0.021
0.063
0.114
0.160
0.199
0.270
2
0.036
0.083
0.114
0.153
0.207
0.287
Rata2
0.029
0.073
0.114
0.157
0.203
0.279
45
B.
Sampel
Lengku
as
Jahe
Kencur
Kunyit
Bawang
putih
Cengke
h
Rempah segar
Ula
nga
n
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
FP*
100
100
100
10000
100
10000
A
Blanko
0.010
0.003
0.038
0.037
0.093
0.127
0.004
0.004
0.018
0.006
0.007
0.009
A Sampel
1
2
0.143
0.190
0.184
0.173
0.536
0.554
0.580
0.532
0.540
0.550
0.660
0.594
0.046
0.049
0.049
0.049
0.079
0.080
0.085
0.075
0.138
0.127
0.142
0.160
A (SampelBlanko)
1
2
0.133 0.180
0.181 0.170
0.498 0.516
0.543 0.495
0.447 0.457
0.533 0.467
0.042 0.045
0.045 0.045
0.061 0.062
0.079 0.069
0.131 0.120
0.133 0.151
Kadar Polifenol
(mg/ml pelarut)
1
2
Rata2
0.0363
0.0518
0.0472
0.0521
0.0485
0.1561
0.1620
0.1610
0.1709
0.1551
0.1394
0.1427
0.1489
0.1676
0.1459
0.0065
0.0074
0.0072
0.0074
0.0074
0.0127
0.0130
0.0149
0.0186
0.0153
0.0357
0.0321
0.0366
0.0363
0.0422
mg
PF/10ml
(hasil
pengenc
eran)
mg
PF/10ml
ekstrak
g
PF/25g
sampel
kering**
g
PF/1g
samp
el
Berat
air/1 g
sampel
kering
g PF/g
solid
mg PF/g
solid
2.358
235.8
0.236
0.009
0.106
0.009
8.53
8.051
805.1
0.805
0.032
0.007
0.032
31.98
7.444
744.4
0.744
0.030
0.091
0.027
27.31
0.360
3601.5
3.602
0.144
0.016
0.142
141.79
0.746
74.6
0.075
0.003
0.063
0.003
2.81
1.829
18286.7
18.287
0.731
0.180
0.620
619.94
* FP = faktor pengenceran
** 10 ml ekstrak 25 g sampel kering
46
Sampel
Lengku
as
Jahe
Kencur
Kunyit
Bawang
putih
Cengke
h
Rempah bubuk
Ula
nga
n
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
FP*
100
100
100
10000
100
10000
A
Blanko
0.032
0.029
0.034
0.021
0.009
0.007
0.005
0.007
0.001
0.001
0.002
0.008
A Sampel
1
2
0.312
0.337
0.476
0.514
0.630
0.624
0.760
0.804
0.081
0.092
0.079
0.077
0.032
0.048
0.040
0.039
0.030
0.030
0.029
0.024
0.118
0.133
0.224
0.168
A (SampelBlanko)
1
2
0.280 0.305
0.447 0.485
0.596 0.590
0.739 0.783
0.072 0.083
0.072 0.070
0.027 0.043
0.033 0.032
0.029 0.029
0.028 0.023
0.116 0.131
0.216
0.160
0.0452
mg
PF/10ml
(hasil
pengenc
eran)
mg
PF/10ml
ekstrak
g
PF/25g
sampel
kering**
g
PF/1g
samp
el
5.85
585.7
0.586
0.023
10.742
1074.2
1.074
0.852
85.2
0.188
Berat
air/1 g
sampel
kering
g PF/g
solid
mg PF/g
solid
0.0899
0.021
21.49
0.043
0.1092
0.039
38.74
0.085
0.003
0.0969
0.003
3.11
1878.7
1.879
0.075
0.1110
0.068
67.64
0.081
8.1
0.008
0.000
0.0682
0.000
0.30
2.190
21896.4
21.896
0.876
0.1086
0.790
790.06
* FP = faktor pengenceran
** 10 ml ekstrak 25 g sampel kering
47
Ulangan
Berat
minyak
(g)
Periode
induksi
(jam)
1
2
1
2
1
2
1
2
3.0023
3.0157
3.0191
3.0444
3.0240
3.0292
3.0055
3.0133
7.69
7.65
12.80
12.39
18.75
20.95
>22.6
>22.6
Rata2
7.67
12.60
19.85
>22.6
48
B.
Sampel
Lengkuas 1
Lengkuas 2
Jahe 1
Jahe 2
Kencur 1
Kencur 2
Kunyit 1
Kunyit 2
Bawang putih 1
Bawang putih 2
Cengkeh 1
Berat
minyak+ekstrak (g)
Duplo 1
Duplo 2
3.0148
3.0300
3.0296
3.0229
3.0077
3.0168
3.0051
3.0198
3.0223
3.0175
3.0166
3.0230
3.0172
3.0205
3.1660
3.1612
3.0301
3.0451
3.0168
3.0303
3.0374
3.0526
Berat
minyak
kontrol (g)
3.0153
3.0153
3.0263
3.0263
3.0188
3.0153
3.0212
3.0152
3.0411
3.0411
3.0529
t infleksi
kontrol
(jam)
3.94
3.94
1.62
1.62
4.81
3.94
8.90
6.65
5.12
5.12
8.98
t infleksi (sampel-kontrol)
Duplo 1 Duplo 2
Rata2
1.01
1.07
0.80
0.65
0.88
2.12
2.01
1.74
1.74
1.90
1.68
1.94
1.12
0.85
1.40
9.40
10.10
11.10
10.95
10.39
1.00
1.22
1.20
1.35
1.19
11.10
10.57
10.84
49
C.
Sampel
Lengkuas 1
Lengkuas 2
Jahe 1
Jahe 2
Kencur 1
Kencur 2
Kunyit 1
Kunyit 2
Bawang putih 1
Bawang putih 2
Cengkeh 1
Berat
minyak+ekstrak (g)
Duplo 1
Duplo 2
3.0148
3.0300
3.0296
3.0229
3.0045
3.0177
3.0100
3.0064
3.0164
3.0128
3.0029
3.0538
3.1705
3.1730
3.1973
3.1688
3.0497
3.0388
3.0074
3.0119
3.0403
3.0226
Berat
minyak
kontrol
3.0153
3.0153
3.0263
3.0073
3.0188
3.0188
3.0152
3.0152
3.0411
3.0435
3.0529
t infleksi
kontrol
3.42
3.42
1.62
1.28
4.81
4.81
6.65
6.65
5.12
3.27
8.98
t infleksi (sampel-kontrol)
Duplo 1 Duplo 2
Rata2
0.89
0.86
0.78
0.85
0.85
1.93
1.64
1.50
1.51
1.65
0.37
0.44
0.50
0.43
0.44
6.10
7.95
7.55
6.35
6.99
-0.64
-0.29
-0.86
-0.86
-0.66
10.76
8.99
9.88
Faktor proteksi
Duplo 1
Duplo 2
Rata2
5.69
5.50
4.99
5.44
5.41
44.16
37.53
34.32
34.55
37.64
2.37
2.82
3.20
2.75
2.78
39.03
50.86
48.30
40.63
44.71
-4.09
-1.86
-5.50
-5.50
-4.24
68.84
57.52
63.18
50
51