Titik tolak dari Konferensi Kepandudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994
yang menekankan pada reproductive (kesehatan reproduksi), memperluas
area garapan pelayanan bidan. Area tersebut meliputi :
1.Safe Motherhood. Termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus.
2.Family Planning
3.Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alatreproduksi.
4.Kesehatan reproduksi remaja.
5.Kesehatan reproduksi orang tua.
Pada tahun 1950-1953 di buka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta lamanya kursus
antara 7 sampai 12 minggu dengan tujuan memperkenalkan pengembangan program KIA.Pada
tahun 1967 KTB ditutup.
Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan, guru perawat, perawat kesehatan masyarakat di
Bandung. Pada tahun 1972 pendidikan ini dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat (SPG).
Tahun 1970 di buka program pendidikan bidan dari lulusan Sekolah Pengatur Rawat (SPR)
ditambah 2 tahun pendidikan bidan. Mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah
sangat banyak maka pada tahun 1974 sekolah bidan tutup dan dibuka SPK dengan tujuan ada
tenaga multi purpose dilapangan yang dapat menolong persalinan. Tetapi hal ini tidak
berhasil.
Pengertian Antropologi
Secara umum, antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis
tertentu.
Antropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos)
yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu.
Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial.
Setiap kebudayaan memiliki nilai-nilai dan kepercayaankepercayaan terhadap konsep sehat sakit dan penerimaan atas
perilaku sebagai dasar promosi kesehatan terhadap masyarakat.
Untuk itu nilai-nilai masyarakat tersebut sebaiknya dianut bidan
baik secara personal maupun professional sebagai landasan untuk
memberikan pelayanan terhadap klien. Bidan juga sebaiknya
memberikan prioritas tinggi dalam memahami budaya ,
kepercayaan dan harapan kliennya sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dan pilihan-pilihan kliennya (Reynold dan Manfusa,
2005 dalam wildeman 2008)
Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Soelita
Sarwono, 1993).
seorang Bidan dituntut mampu memahami dan bertindak terhadap kebutuhan dan
harapan dari multicultural klien. Tren lintas budaya berkembang menjadi bagian
literatur ilmu antropologi di Negara berkembang.
Dari Tanzania hingga Papua Nugini, Ahli antropologi yang melakukan observasi
terhadap pelayanan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin mencatat bahwa, jauh
dari ideal, masih banyak bidan yang memperlakukan pasiennya kurang baik selama
kehamilan dan persalinan, tidak memperdulikan kebutuhan dan harapan pasien,
berbicara kurang sopan, suka memerintah , berteriak bahkan tidak jarang memukul
pasien mereka.
Namun di saat bersamaan mereka juga diperlakukan buruk oleh system kesehatan
dimana mereka bekerja. Para bidan ini digaji sangat rendah, dilecehkan oleh dokter
yang berada di atas mereka dalam hirarki medis, umumnya bekerja dengan lembur di
kondisi yang membuat stress ditambah lagi tidak lengkapnya peralatan dan fasillitas,
terlalu banyak pasien, singkatnya bidan kadang terjebak dalam system kesehatan
yang gagal memenuhi kebutuhan pasien di Negara berkembang (Floyd, 2000)
pandangan kita sebagai bidan mendukung kebudayaan ini dimana hal ini dapat membantu psikologis
dan spiritual ibu hamil selain mendapat perhatian dari suami dan keluarga masyarakat juga
mendukung dengan proses kehamilan yang dijalani oleh ibu hamil dan rencana persalinan.
Berbagai macam kebiasaan adat istiadat yang sering dilakukan terkadang membawa dampak buruk
terhadap kesehatan. Seperti berbagai macam pantangan makanan pada saat hamil dengan tidak
boleh makan telur, ikan dan belut ditakutkan gatal dan amis pada bayi saat persalinan padahal
makanan ini mengandung protein yang sangat penting untuk pertumbuhan janin.
Kesimpulan
Pada hakekatnya asuhan pelayanan kebidnaan tidak terlepasa dari
kebudayaan dan adat istiadat. Ini sesuai dengan salah satu falsafah
kebidanan bahwa bidan harus memberikan pelayanan kebidanan
yang aman dan menghormati budaya yang dianut oleh masyarakat
setempat asalakan kebudayaan atau kebiasaan masyarakat
tersebut tidak mengganggu atau menimbulkan kerugian terhadap
kesehatan.
Masih adanya kebiasaan masyarakat yang merugikan kesehatan
oleh sebab itu peran bidan sangat diperlukan yaitu dengan selalu
memberaikan promosi promosi