Anda di halaman 1dari 43

Laboratorium Metrologi Industri

BAB I
PENGUKURAN LINIER
1.1 Vernier Caliper
Vernier caliper adalah alat ukur serupa dengan mistar ukur yang memiliki skala
linear pada batang dengan ujung yang berfungsi sebagai sensor penahan benda ukur.
Suatu peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar dengan rahang ukur tetap dinamakan
sebagai rahang ukur gerak yang bisa digeserkan pada batang ukur.
1.1.1 Macam-macam Vernier Caliper dan Kegunaannya
Macam-macam vernier caliperpada umumnya adalah:
1. Mistar ingsut kedalaman.
Fungsi : pengukur kedalam, pengukur lebar dan posisi alur terhadap tepi alur
lainnya (dengan ujung berkait), mengukur diameter luar dan diameter dalam.

Gambar 1.1 Mistar Ingsut Kedalaman


Sumber : Taufiq Rochim 2001: 277
2. Mistar ingsut tak sebidang.
Fungsi : untuk mengukur jarak antara dua permukaan.

Gambar 1.2 Mistar Ingsut Tak sebidang


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 274
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
1

Laboratorium Metrologi Industri

3. Mistar ingsut jarak center.


Fungsi : untuk mengukur jarak antara center lubang, dan untuk mengukur jarak dari
center ke tepi.

Gambar 1.3 Mistar Ingsut Jarak Center


Sumber : Taufiq Rochim 2001: 274
4. Mistar ingsut diameter alur dalam.
Fungsi : untuk mengukur alur di dalam silinder.

Gambar 1.4 Mistar Ingsut Diameter Alur Dalam


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 275
5. Mistar ingsut putar.
Fungsi : mengukur jarak dua permukaan yang sejajar tetapi tidak sebidang (sulit
diukur dengan mistar ingsut biasa).

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


2

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.5 Mistar Ingsut Putar


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 276
6. Mistar ingsut tekanan ringan.
Fungsi : untuk mengukur diameter luar pipa yang tipis dan lunak.

Gambar 1.6 Mistar Ingsut Tekanan Ringan


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 276
7. Mistar ingsut serbaguna.
Fungsi : pengukur diameter luar atau tebal, pengukur kedalaman, pengukuran
sudut, pengukur ketinggian,sebagai jangka dan penggores, dan sebagai pembagi
(jarak).

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


3

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.7 Mistar Ingsut serbaguna


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 272

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


4

Laboratorium Metrologi Industri


8. Mistar ingsut pipa.
Fungsi : mengukur tebal dinding pipa, mengukur tebal plat yang melengkung.

Gambar 1.8 Mistar Ingsut Pipa


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 275
9. Mistar ingsut posisi dan lebar alur.
Fungsi : untuk mengukur lebar alur dan posisi alur terhadap tepi atau alur lain.

Gambar 1.9 Mistar Ingsut Posisi dan Lebar Alur


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 276
10. Mistar ingsut penggores.
Fungsi : selain sebagai pengukur diameter luar dan dalam dapat juga digunakan
sebagai mistar ingsut ketinggian atau apda pembuatan gambar-gambar gores.

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


5

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.10 Mistar Ingsut Penggores


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 277
11. Mistar ingsut jam.
Fungsi : pengukur diameter dalam dan luar, dan pengukur ketinggian.

Gambar 1.11 Mistar Ingsut Jam


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 277
12. Mistar ingsut nonius.
Fungsi : pengukuran diameter luar dan dalam, dan pengukur ketinggian.

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


6

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.12 Mistar ingsut Nonius


Sumber : Tuafiq Rochim 2001 : 273
13. Mistar ingsut batas
Fungsi : pengukur diameter luar dan dalam , dan pengukur ketinggian.

Gambar 1.13 Mistar Ingsut Batas


Sumber : Tuafiq Rochim 2001 : 276
14. Mistar ingsut ketinggian
Fungsi : pengukur ketinggian benda.

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


7

Laboratorium Metrologi Industri


Gambar 1.14 Mistar Ingsut Ketinggian
Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 272
1.2 Mikrometer
Micrometer adalah alat ukur yang memiliki ketelitian sampai satu per seratus
millimeter (0,01 mm). Fungsi umum dari micrometer adalah untuk mengukur
dimensi luar suatu bendaseperti tebal atau diameter luar poros.
1.2.1Macam-macam mikrometer dan kegunaannya
Macam-macam mikrometer pada umumnya adalah:
1. Mikrometer luar dengan landasan tetap yang dapat diganti
Fungsi : sebagai micrometer luar yang landasan dan caliber penyetelnya dapat
disesuaikan.

Gambar 1.15 Mikrometer Luar Dengan Tetap Yang Bisa Diganti


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 258
2. Mikrometer indicator (Indicating Micrometer)
Fungsi : selain berfungsi sebagai micrometer luar juga dapat dipakai sebagai
kaliber, saat dipakai sebagai micrometer luar,pembacaan ukuran pada skala
micrometer dilakukan setelah jarum indicator menunjuk angka nol.

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


8

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.16 Mikrometer Indikator


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 259
3. Mikrometer batas (limit micrometer)
Fungsi : digunakan sebagai kaliber batas bagi bentuk benda ukur dengan suatu
ukuran dasar dan daerah toleransi tertentu.

Gambar 1.17 Mikrometer Batas


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 258

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


9

Laboratorium Metrologi Industri


4. Mikrometer luar dengan penunjuk berangka /digit (Digit Outside Micrometer)
Fungsi : sebagai micrometer luar, dibantu dengan penunjuk berangka (digit) yang
memudahkan pembacaan hasil pengukuran.

Gambar 1.18 Mikrometer Luar Dengan Penunjuk Berangka


Sumber ; Taufiq Rochim 2001 : 258

5. Mikrometer bangku (Bench Micrometer)


Fungsi : sebagai mikrometer luar,mempunyai kecermatan yang tinggi (0.002 mm)

Gambar 1.19 Mikrometer Bangku


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 249

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


10

Laboratorium Metrologi Industri


6. Mikrometer uni (Uni Micrometer)
Fungsi : - sebagai micrometer luar
- pengukur tebal pipa
- pengukur tinggi pada meja rata setelah landasan tetap di lepas.

Gambar 1.20 Mikrometer Uni


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 256

7. Mikrometer luar jeris rahang (Outside Micrometer Caliper)


Fungsi : mengukur ukuran/dimensi luar pada posisi yang sulit.

Gambar 1.21 Mikrometer Luar Jenis Rahang


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 258

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


11

Laboratorium Metrologi Industri


8. Mikrometer dalam jenis rahang (Inside Micrometer Caliper)
Fungsi : mengukur diameter ukuran dalam pada posisi yang sulit di mana
mikrometer biasa tidak bisa dipakai.

Gambar 1.22Mikrometer dalam jenis rahang


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 258
9. Mikrometer Luar landasan V ( V-Anvil Micrometer)
Fungsi : - Mengukur diameter serta kebulatannya
- Mengukur diameter luar dari perkakas potong dengan 3-5 alur
- Mengukur kisar tiap dengan bantuan 1 kawat

Gambar 1.23 Mikrometer Luar landasan V


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 269
10. Mikrometer luar dengan jam ukur (Outside Micrometer With Dial Indicator )
Fungsi : andasan tetap merupakan sensor jam ukur, berfungsi sama seperti
micrometer indicator, yaitu untuk mengukur dimensi produk dalam jumlah yang
besar.

Gambar 1.24 Mikrometer Luar Dengan Jam ukur


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 284
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
12

Laboratorium Metrologi Industri

11. Mikrometer pana


Fungsi : poros ukur tidak dapat berputar hanya dapat bergerak maju mundur, muka
ukur dapat diganti dengan berbagai bentuk, untuk memungkinkan berbagai
pengukuran. Misal: diameter kisar ulir, tebal dinding pipa, diameter alur luar, tebal
inti pahat gundi, diameter kaki dari poros bintang

Gambar 1.25 Mikrometer Pana


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 284
12. Mikrometer piringan (disc mikrometer)
Fungsi : dengan muka ukur yang lebar memungkinkan pengukuran jarak antara
bagian bersayap dsb.

Gambar 1.26 Mikrometer Piringan


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 268
13. Mikrometer dalam silinder (tubular inside micrometer)
Fungsi : mengukur diameter dalam. Kedua ujung mikrometer berfungsi sebagai
sensor. Kapasitas ukur : 50-75 mm sampai dengan 275-300 mm.

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


13

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.27 Mikrometer dalam silinder


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 258
14. Mikrometer dalam (Inside Micrometer)
Fungsi : mengukur diameter dalam. Kepala ukura dapat diubah dengan mengganti
batang ukur; 25-50 mm, 50-200 mm, dan 200-1000 mm. Batang pemegang
berfungsi untuk mempermudah pengukuran diameter yang dalam letaknya.

Gambar 1.28 Mikrometer dalam


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 260
15. Mikrometer dalam tiga kaki (Hollast, Triobor)
Mengukur diameter dalam dengan cepat dan teliti karena sensor mikrometer
secara mandiri akan memosisikan sumbu mikrometer berimpit dengan sumbu
lubang.

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


14

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.29 Mikrometer dalam tiga kaki


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 260
16. Mikrometer kedalaman (depth micrometer)
Fungsi : - Mengukur kedalaman suatu lubang atau permukaan bertingkat.
- Batang ukur dapat diganti untuk mengubah kapasitas ukur.

Gambar 1.30 Mikrometer kedalaman


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 260
17. Mikrometer pipa (Tube Micrometer)
Fungsi : Mengukur ketebalan dinding pipa, plat lengkung, dan sebagainya.

Gambar 1.31 Mikrometer pipa


Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
15

Laboratorium Metrologi Industri


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 261
18. Mikrometer Roda gigi (Gear Micrometer)
Fungsi : mengukur diameter roda gigi. Muka ukur berupa bola dapat diganti untuk
beberapa macam diameter. Kedua bola masing-masing diletakkan di antara dua gigi
secara simetris terhadap pusat roda gigi. Modul gigi dari 0,5 sampai 5,25 mm.

Gambar 1.32 Mikrometer roda gigi


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 261
19. Mikrometer alur (groove micrometer)
Fungsi : Mengukur ukuran luar dan dalam. Misal : lebar alur, posisi alur, lebar
tonjolan

Gambar 1.33 Mikrometer alur


Sumber : Taufiq Rochim 2001 : 261

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


16

Laboratorium Metrologi Industri


1.3 Dial indicator
Digunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar,
bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran.
1.3.1

Macam-macam dial indicator dan kegunaannya

1. Digimatic Indicator
Fungsi : Digunakan untuk mengukur kerataan suatu permukaan benda.

Gambar 1.34 Digimatic Indicator


Sumber : Anonymous 1. 2013
2. Dial Thickness Gauge
Fungsi

Digunakan

untuk

mengukur

ketebalan

benda

dan

untuk

mengukurkebulatan benda.

Gambar 1.35 Dial Thickness Gauge


Sumber : Anonymous 2. 2013
3. Bore Gauge
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
17

Laboratorium Metrologi Industri


Digunakan untuk mengukur diameter lubang dan kedalaman bore.

Gambar 1.36 Bore Gauge


Sumber : Anonymous 3. 2013
4. External Dial Caliper Gauge
Digunakan untuk mengukur kebulatan diameter luar benda.

Gambar 1.37 External Dial Caliper Gauge


Sumber : Anonymous 4.2013

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


18

Laboratorium Metrologi Industri


1.4 Blok ukur
1.4.1 Prinsip kerja
Blok ukur dikenal juga dengan berbagai nama misalnya end gauge, slip gauge,
jo gauge (johanson gauge). Sebagai alat ukur standar, maka blok ukur ini dibuat
sedemikian rupa sehingga fungsinya sesuai dengan namanya yaitu alat ukur standar.
Alat ukur ini berbentuk segi empat panjang dengan ukuran ketebalan yang bermacammacam.Dua dari 6 permukaannya adalah sangat halus, rata dan sejajar. Kedua
permukaan ini sangat halus dan rata maka antara blok ukur yang satu dengan blok ukur
yang lain dapat digabungkan/disusun tanpa perantara alat lain. Bila penyusunannya
dilakukan dengan teliti maka akan diperoleh suatu susunan blok ukur yang sangat kuat
seolah-olah blok ukur yang satu dengan yang lain sangat melekat. Dengan menyusun
blok ukur yang mempunyai ukuran tertentu maka kita dapat mengecek atau
mengkalibrasi ukuran yang lain.
Karena blok ukur ini diperlukan untuk pengukuran presisi sebagai alat ukur
standar maka alat ukur ini harus dibuat dari bahan yang kuat dan tahan lama. Biasanya
bahan untuk membuat blok ukur adalah baja, karbon tinggi, baja paduan atau karbida.
Dengan perlakuan proses panas tertentu maka logam ini mempunyai sifat-sifat: tahan
terhadap keausan karena tingkat kekerasannya tinggi yaitu 65 RC, tahan terhadap
korosi, koefisien muai panjangnya sama dengan baja karbon yaitu 12 x 10-6 0C-1,
tingkat kestabilan dimensinya tinggi.

Gambar 1.39 Blok Ukur


Sumber: Anonymous 5. 2013

1.4.2 Fungsinya
Sebagai alat ukur standart, maka blok ukur dibuat sedemikian rupa sehingga

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


19

Laboratorium Metrologi Industri


fungsinya sesuai dengan namanya yaitu alat ukur standart. Kegunaan blok ukur antara
lain :
-

Untuk mengecek dimensi ukuran alat-alat ukur.


Untuk mengkalibrasi alat ukur langsung seperti mistar ingsut, mikrometer, dan mistar

ketinggian.
Untuk menyetel komparator dan jam ukur
Untuk menyetel posisi batang sinus dan senter sinus dalam pengukuran sudut.
Untuk mengukur serta menginspeksi komponen-kompenen yang presisi di dalam
ruang inspeksi.

1.4.3 Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan blok ukur antara lain :

Dapat mengukur serta menginspeksi komponen-komponen yang presisi di


dalam ruang inspeksi.

Kekurangan blok ukur antara lain :

Dengan ukuran blok ukur yang relatif kecil, bila dipegang terlalu lama akan
mempunyai temperatur yang relatif tinggi sehingga bisa berakibat pada

kesalahan pengukuran.
Proses perawatannya tidak boleh sembarangan, karena perawatan yang
sembarangan dapat menyebabkan ketelitiannya menurun.

1.4.4 Prosedur pemakaian


Untuk pengukuran celah, pilihlah balok-balok tersebut yang sesuai dengan celah
yang diukur, apabila antara celah dan balok terpasang dengan presisi maka itulah ukuran
dari celah tersebut.Prosur penggunaan dari blok ukur adalah sebagai berikut:
1. Menentukan panjang dimensi total yang diinginkan.
2. Menyesuaikan dan membagi dimensi tersebut sesuai dengan set blok ukur
yang ada. Besar set blok ukur dapat dilihat pada tabel 1.1.
3. Setelah ditentukan jumlah dan macam set blok ukur, maka susun set blok ukur
tersebut sehingga membentuk dimensi yang diinginkan.
1.5 Cylinder Gauge
1.5.1 Prinsip Kerja
Cylinder Gauge adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter
dalam suatu cylinder. Dial gauge yang terletak pada bagian atas dapat dilepas dengan
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
20

Laboratorium Metrologi Industri


melonggarkan securing position posisi dial gauge. Grip adalah pemegang untuk
memposisikan ketepatan pengukuran. Ujung batang pengukur (measuring point) dapat
bergerak bila ditekan dan akan menggerakkan jarum pada dial gauge antara 0-2 mm dari
harga standarnya. Rod end akan diikat oleh mur pengikat tongkat pengukur (rod
securing thread) tongkat pengukur (rod end) ini dapat ditukar-tukar ukurannya menurut
kebutuhannnya.
1.5.2 Fungsi
Fungsi dari Cylinder gauge adalah Mengukur garis tengah bagian dalam dari
sebuah benda kerja, seperti silinder, lubang dudukan poros dan lain-lain. Ketelitian alat
ukur ini adalah 0,01 mm
1.5.3

Bagian-Bagian

Gambar 1.41 Cylinder Gauge


Sumber:Anonymous 6. 2013
Bagian-bagian dari Cylinder gauge adalah sebagai berikut :
1. Dial gauge
Untuk mengetahui hasil pembacaan pengukuran
2. GripBagian
untuk memegang atau mengingkat dial

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


21

Laboratorium Metrologi Industri


3. Dial gauge securing position
Untuk mengatur posisi dial gauge
4. Replacement rod/ anvil
Alat untuk menambah panjang bidang sentuh pada silinder yang akan
menyentuh bidang ukur pada silinder
5. Replacement washer
Alat untuk menambah kepanjangan rod
6. Measuring point
Titik point pengukuran
1.5.4 Cara Mencari Ketelitian

Gambar 1.40 Dial indikator


Sumber:Anonymous 7. 2013
Untuk mengukur ketelitian, mula-mula ukur diameter dalam silinder dengan
menggunakan jangka sorong. Baca hasilnya.
Tentukan replacement rod dan replacement washer berdasar hasil pengukuran
dari jangka sorong. Misal hasil dari pengukuran jangka sorong didapat : 91,00 mm.
Maka pilihlah replacement rod yang 90 mm dan replacement washer yang 1 mm.
Set mikrometer pada ukuran 91,00 mm. Masukan ke dalam replacement rod dan
measuring point ke dalam mikrometer dan dial gauge di set 0. Masukkan cylinder
gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakan cylinder gauge sampai diperoleh
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
22

Laboratorium Metrologi Industri


hasil pembacaan terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,08 mm sebelum 0, berarti
diameter silinder adalah 0,08 mm lebih besar dari 91 mm. Karena itu diameter silinder
adalah 91,08 mm (91,00 + 0,08). Namun jika hasil pembacaannya adalah 0,08 setelah
"0", berarti diameter silinder adalah 0,08 lebih kecil dari 91 mm. Karena itu diameter
silinder adalah 90,92 mm(91,00 - 0,08).
1.5.5 Kalibrasi Cylinder gauge
Cara untuk kalibrasi dari cylinder gauge adalah sebagai berikut :
a. Set out side micrometer sesuai dengan setandar
b. Fungsikan lock clam
c. Masukkan rod pengukur ke dalam out side micrometer
d. Set jarum panjang pada angka nol.
1.5.6 Macam-macam Cylinder Gauge dan Kegunaanya
1. Type Small Hole (lubang kecil)

Gambar 1.41 Cylinder Gauge small hole diameter besar


Sumber : Anonymous 6, 2015

Gambar 1. 42 Cylinder Gauge Small Hole diameter kecil


Sumber : Anonymous 6, 2015

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


23

Laboratorium Metrologi Industri


1.5.7 Prosedur Pemakaian
Pengukuran diameter silinder dengan bore gage memerlukan alat ukur lain yaitu
mistar geser ( jangka sorong) dan mikrometer. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
mengukur diameter silinder.
Cara pertama
1 Ukurlah diameter silinder dengan menggunakan jangka sorong, misal diperoleh hasil
pengukuran : 75,40 mm
2. Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut,
misal 76 mm.
3. Pasang replacement rod pada bore gage.
4.

Ukur panjang replacement rod dengan mikrometer luar seperti pada gambar
dibawah dan usahakan jarum dial gage tidak bergerak, misal diperolah hasil
pengukuran

76,20

5. Masukan replacement rod kedalam lubang ( silinder ), goyangkan tangkai bore


gage ke kanan dan ke kiri seperti pada gambar sampai di peroleh penyimpangan
terbesar ( posisi tegak lurus )
6. Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm
7. Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengukuran panjang
replecement rod dengan besarnya penyimpangan jarum bore gage. Jadi diameter
silinder = 76,20 -0,13 = 76,07 mm
Cara pengukuran ke dua
1. Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misalnya diperoleh hasil
pengukuran:75,40
2. Pilih replecement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut,
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
24

Laboratorium Metrologi Industri


misalnya 76 mm.
3. Pasang replecement rod pada bore gage.
4. Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod antara avil
dan spindel micrometer
5. Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
6. Masukkan replecement rod kedalam lubang (silinder ), goyangkan tangkai bor gage
ke kanan dan kekiri sampai diperoleh penyimpangan terbesar ( posisi tegak lurus )
7. Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage.
8. Apabila penyimpangan jarum dial gage
a. disebelah kanan nol : diameter silinder = 76 penuimpangan
b. disebelah kiri nol : diameter silinder = 76 + penyimpangan

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


25

Laboratorium Metrologi Industri

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


26

Laboratorium Metrologi Industri


BAB II
PENGUKURAN SUDUT
2.1 Profile Proyektor
2.1.1 Macam-macam dan Kegunaannya
a. Horizontal Profile Projector
Horizontal profile projector adalah sebuah alat ukur optik yang efisien, yang
mudah dioperasikan dan cocok untuk berbagai bentuk benda kerja dengan profil
rumit dan permukaan dengan tahap pekerjaan tugas berat untuk memungkinkan
pemeriksaan benda kerja berat seperti pemotong bentuk, kompor, gigi, ulir sekrup
besar, roll dan komponen besar.

Gambar 2.1 Horizontal Profile Projector


Sumber:Anonymous 8 , 2015
b. Profile Projector With Digital Data Processor
Adalah sebuah alat ukuro ptik yang efisien, yang mudah dioperasikan dan
cocok untuk mengukur bentuk yang berbeda dari potongan kerja dengan profil rumit
dan permukaan. Seperti potongan menekan, roda gigi, cams, pemotong ulir, template
lain dengan cara membandingkan ukuran profil.

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


27

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 2.2 Profile Projector With Data Processor


Sumber: Anonymous 9 , 2015
c. Profile ProjectorStandard
Adalah jenis Profile Projector cocok untuk semua jenis pengukuran dan
inspeksi di industry dan lembaga. Multi layer dilapisi lensa proyeksi yang
menyediakan transmisi tinggidan kontras yang optimal cocok untuk kontur dan
permukaan dalam pengukuran dimensi dan pemeriksaan permukaan.

Gambar 2.3 Profile Projector Standard


Sumber: Anonymous 10, 2015

d. Vertical Profile Projector


Profil proyektor dirancang khusus untuk memfasilitasi kontras tinggi
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
28

Laboratorium Metrologi Industri


pengukuran kontur benda yang relatif besar memastikan akurasi tinggi dalam
pengukuran dimensi, memenuhi tuntutan kritis industri dan lembaga rekayasa.
Fleksibilitas dari model ini terletak pada tajam, brilian & baik didefinisikan
diperbesar gambar yang sesuai untuk ujung ke ujung inspeksi & pengukuran.

Gambar2.4Vertical Profile Projector


Sumber: Anonymous 11, 2015
2.2 Blok Sudut
Pada pengukuran linier tak langsung sudah dibicarakan tentang blok ukur
(gauge block). Pada pengukuran sudut secara tak langsung pun ada alat-alat ukur yang
berupa balok baja yaitu yang disebut dengan blok sudut. Blok sudut biasanya
mempunyai ukuran panjang lebih kurang 75 mm dan lebar biasanya 16 mm. Bagian
tebalnya tidak sejajar karena kedua ujung memanjangnya membentuk sudut. Dua
permukaan dari sisi yang membentuk sudut tadi mempunyai bentuk yang rata dan halus
sehingga memungkinkan dapat dilekatkan dengan permukaan blok sudut lainnya.
Karena kedua sudut dari sisi-sisi yang rata dan halus itu membentuk sudut maka sudut
yang mengecil biasanya diberi tanda minus ( ) dan sudut untuk ujung yang lebih
besar diberi tanda plus ( + ). Tanda-tanda seperti itu diperlukan guna menghindari
terjadinya kesalahan perhitungan. Bila dua atau lebih blok sudut disusun dengan tandatanda yang sama pada satu ujungnya maka berarti sudutnya makin menjadi besar yang
nilainya adalah jumlah angka-angka yang tercantum pada setiap blok sudut. Akan tetapi,
bila yang disusun pada satu ujung susunan tanda-tandanya tidak sama maka besarnya
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
29

Laboratorium Metrologi Industri


sudut adalah jumlah yang bertanda plus (+) dikurangi dengan jumlah yang bertanda
minus ().
2.2.1 Bagian-bagian
Dalam satu set blok sudut, terdapat bagian-bagian blok yang diuraikan
berdasarkan satuannya. Harga beberapa sudut dalam satu set sebagaimana yang
diusulkanoleh Tomlinson ialah :
1. Satuanderajat

: 1, 3, 9, 27, dan 41

2. Satuanmenit

: 1, 3, 9, dan 27

3. Satuandetik

: 3, 6, 18, 30 (0.05, 0.1, 0.3, dan 0.5)

2.2.2 Cara Pengukuran

Siapkan objek kerja yang akan diukur sudutnya.


Ambil beberapa bilah Blok Sudut dengan ukuran yang dikehendaki dan letakkan

diatas lap yang bersih.


Susun Blok Sudut secara berurutan sehingga di capai ukuran yang dikehendaki.
Setelah Blok Sudut di susun letakkan Blok Sudut sebentar agar temperaturnya turun
karena temperatur tangan dapat meningkatkan temperatur Blok Sudut dan biarkan

hingga temperatur kamar ukur.


Sewaktu pengukuran ,muka ukur ke dua ujung susunan Blok Sudut harus dijaga hati-

hati ,hindari gesekan yang berlebihan.


Setelah digunakan pisahkan Blok Sudut satu per satu dan simpan kembali.
Contoh Pengukuran dengan Blok Sudut :
Misalkan harga sudut yang akan dibuat adalah 570 34 9.

Perhatikan harga detik


Untuk harga 9 dapat dicapai dengan menyusun blok sudut =3 ditambah
dengan +6.

Perhatikan harga menit


Apabila harga menit lebih besar dari pada 40, harga tersebut harus harus dicari
dari pengunlangan terhadap 10 (misalnya 47 = 60 13 = +60 1 9) da harga 1 0
ini harus ditambah pada angka derajatnya. Untuk contoh ini harga 34 dapat dicapai
dengan menyusun : +1 -3 +9 + 27

Perhatikan harga derajat

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


30

Laboratorium Metrologi Industri


Tentukan lebih dahulu apakah harus ditambah 10 akibat dari penyusutan angka
menitnya, kemudian dapat dicari susunan yang cocok. Dalam contoh ini 57 0 dapat
disusun dari +10 -30 -90 +270 +41

Gambar 2.5 Mengukur sudut dengan Blok Sudut


Sumber : Dasar-dasar metrologi industri pdf ; 139
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan
1. Lebih mudah
2. Dapat digunakan untuk mengukur sudut yang tidak bisa diukur oleh alat lain
Kekurangan
Ketepatan dalam pengukurannya tergantung dari pengukur
2.3 Batang Sinus
Batang sinus berupa suatu batang dengan dua buah rol yang diletakkan pada kedua
ujung sisi bawah. Kedua rol mempunyai diameter dan kesilindrisan dengan toleransi
yang cukup sempit ( 0,003 mm ) dan dipasangkan pada batang dengan ukuran jarak
antar pusat rol tertentu ( 100, 200, 250, 300 mm).
2.3.1 Bagiam-bagian
Batang sinus terdiri dari batang baja dengan dua silinder yang sama dikencangkan
dekat ujung batang. Dimana ujung yang tidak terdapat penahan benda ukur diletakkan
di atas blok ukur.
2.3.2 Cara pengukuran
Dalam penggunaannya, biasanya harus dilengkapi/dibantu dengan jam ukur dan
blok ukur. Jam ukur digunakan untuk mengecek kedataran permukaan benda ukur,
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
31

Laboratorium Metrologi Industri


sedangkan blok ukur digunakan untuk sebagai landasan guna membuat permukaan
benda ukur menjadi data sejajar dengan meja tempat pengukuran (surface table).

Gambar 2.6 Pengecekan sudut benda ukur dengan batang sinus.


Sumber : Dasar-dasar Metrologi Indutri pdf ; 140
Benda ukur diletakkan sedemikian rupa sesuai dengan sudut yang mana yang akan
dicek. Susunlah blok ukur dengan ukuran tertentu dan tempatkan di bawah salah satu
ujung batang sinus, biasanya pada ujung yang tidak ada kait/penahan benda ukur seperti
nampak pada batang. Kalau digambarkan secara trigonometri maka diperoleh gambaran
hubungan antara sudut benda ukur dengan tinggi susunan blok ukur dan dengan panjang
dari batang ukur. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan rumus sinus sebagai
berikut : FG

Dimana: = sudut yang dibentuk batang sinus terhadap meja datar karena adanya
susunan blok ukur. Sudut ini sama besarnya dengan sudut benda ukur yang dicek karena
permukaan benda ukur sejajar dengan permukaan meja ukur. H = tinggi susunan blok
ukur, dalam mm. L = panjang batang sinus, dalam mm. Pengukuran dengan batang
sinus akan banyak dijumpai kesalahan pengukuran bila proses pengukuran tidak
dilakukan menurut prinsipprinsip pengukuran yang benar. Dalam penyusunan blok ukur,
bila kurang memahami sifat dan cara menyusun blok ukur berarti sudah satu kesalahan.
Kemudian kurang cermat dalam menggunakan batang sinus dalam pengukuran sudut
harus diperhatikan betul bagaimana menyusun blok ukur dan bagaimana cara
menggunakan jam ukur dengan cara yang betul pula. Biasanya kesalahan sinus dapat
terjadi pada waktu pengukuran dengan alat-alat sinus seperti halnya dengan penggunaan

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


32

Laboratorium Metrologi Industri


batang sinus.
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan
Dapat digunakan untuk mengukur sudut yang tidak bisa diukur oleh alat lain

Kekurangan
Angka yang didapat tidak langsung diketahui jumlahnya melainkan perlu dilakukan
perhitungan

2.4 Bevel Protraktor


2.4.1 Prinsip Kerja
Busur bilah adalah alat untuk pengukuran sudut antara dua permukaan benda
ukur dengan kecermatan lebih kecil dari pada satu derajat.Alat ukur sudut ini
penggunaanya lebih luas dari pada busur baja.
Pada bevel protractor memiliki bilah utama dan landasan, oleh sebab itu bevel
protractor dapat berfungsi untuk digunakan mengukur sudut benda ukur dengan
berbagai macam posisi. Untukhal-hal tertentu biasanya dilengkapi pula dengan bilah
pembantu. Bilah utama dan bilah pembantu bias digeser-geserkan posisinya sehingga
proses pengukuran sudut dapat dilakukan sesuai denganprinsip-prinsip pengukuran
yang betul.
2.4.2 Fungsi
Fungsi Busur bilah adalah digunakan untuk pengukuran sudut antara dua
permukaan benda ukur dengan kecermatan lebih kecil dari pada satu derajat, dapat
digunakan busur bilah. Alat ukur sudut ini penggunannya lebih luas dari pada busur
baja.
2.4.3 Bagian bagian
Bagian bagianutamapada busur bilah adalah sebagai berikut:

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


33

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 2.7 Bagian-Bagian busur bilah


Sumber : Anonymous 12 , 2014

a. Base
Merupakan dasaran tempat melekatnya bagian-bagian lain seperti diletakan
pada meja rata.
b. Blade
Alat pengukur kemiringan. Ditempelkan pada benda yang akan diukur
kemiringannya.Dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang terletak pada piringan
indeks. Panjang, lebar dan tebal dari bilah utama, sekitar 150/300 x 13 x 2 mm, dan
kedua ujungnya dibuat menyudut masing masing sebesar 45 o dan 60o. Kedua tepi
dibuat lurus dengan toleransi kerataan sebesar 0.02 sampai 0.03 mm untuk seluruh
panjangnya.
c. Main Scale
Tempat penunjukkan perubahan derajat yang terjadi berupa lingkaran penuh
dengan diameter sekitar 55 mm. Pada tepi permukaan atas terdapat skala dengan
pembagian dalam derajat dan diberi nomor dari 00 900 00 900 (skala kiri dan
kanan).
d. Vernier scale
Menunjukkan lebih detail mengenai perubahan derajat yang terjadi.
e. Acute Angle Attachment
Perangkat tambahan yang digunakan untuk mengapit benda ukur yang akan
diukur kemiringannya dengan blade.
2.4.4 Cara Mencari Ketelitian
Dalam Prinsip pembacaan busur bilah sebetulnya tidak jauh berbeda dengan
prinsip pembacaan mistar ingsut, hanya skala utama satuannya dalam derajat sedangkan
skala nonius dalam menit. Yang harus diperhatikan adalah pembacaan skala nonius
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
34

Laboratorium Metrologi Industri


harus searah dengan arah pembacaan skala utama. Jadi, harus dilihat ke mana arah
bergesernya garis skala nol dari nonius terhadap garis skala utama. Pembagian nonius
sudut dari 0 sampai 60 terdiri atas sebuah busur sebesar 23 dan terbagi menjadi 12
bagian yang sama. Jadi 12 bagian = 23,sehingga 1 bagian = 23/12 = 1 55atau 5lebih
kecil dari 2.
Sebagai contoh jika busur bilah menunjukkan ukuran sudut sebesar 50 55 (lima
puluh derajat lima puluh lima menit). Garis nol skala nonius berada di antara 50 dan 60
dari skala utama, tepatnya antara garis ke 50 dan 51. Ini berarti penunjukkan skala
utama sekitar 50 derajat lebih. Kelebihan ini dapat kita baca besarnya dengan melihat
garis skala nonius yang segaris dengan salah satu garis skala utama. Ternyata yang
segaris adalah garis angka 55 dari skala nonius. Ini berarti kelebihan ukuran tersebut
adalah 55 menit (11 garis di sebelah kiri garis nol: 11 x 5 menit = 55 menit).
Jadi, keseluruhan pembacaannya adalah 50 derajat ditambah 55 menit = 56 derajat 55
menit (50 55).

Gambar 2.8Bevel Protraktor


Sumber : Anonymous 12, 2015
2.4.5 Kalibrasi Bevel Protraktor
1.
2.
3.
4.

Rapatkanbagianbusurderajatdenganmistar.
Kendorkanbautpengencang.
Tepatkangarispadamistartepatpadaangkanolpadabusur.
Kencangkanlagibautpengencang.

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


35

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 2.9 Kalibrasi Bevel Protraktor


Sumber : Anonymous 13 ,2015
2.4.6 Prosedur Pemakaian
1. Letakkan spesimen yang akan diukur sudutnya pada ruang yang dibentuk antara base
dan blade pada bevel protactor. Pastikan spesimen tersebut sudah tepat dan tidak
goyang.
2. Kemudian baca ukuran pada skala utama
3. Baca ukuran yang ditunjukkan pada skala vernier
4. Setelah itu baru jumlahkan ukuran dari skala utama dan skala vernier.

Gambar 2.10 Cara baca bevel protractor


Sumber : Anonymous 12 , 2015

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


36

Laboratorium Metrologi Industri


BAB III
PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
3.1 Surface Roughness Gauge
Surface Roughness Tester merupakan alat pengukuran kekasaran permukaan.
Setiap permukaan komponen dari suatu benda mempunyai beberapa bentuk yang
bervariasi menurut struktumya maupun dari hasil proses produksinya.
3.1.1

Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan menggunakan transducer dan diolah

dengan mikroprocessor. Roughness Tester dapat digunakan di lantai di setiapposisi,


horizontal, vertikalatau di mana pun. Ketika mengukur kekasaran permukaan dengan
roughness meter , sensor ditempatkan pada permukaandan kemudian meluncurse
panjang permukaan seragam denganmengemudi mekanisme di dalam tester.
Cara penggunaan adalah dengan meletakkan transducer pada bidang yang akan
diukur, maka data akan diolah pada microprocessor dan dapat dilihat di lcd hasilnya.

Gambar 3.1 Surface Roughness Test


Sumber: Modul PraktikumMetrologi Industri
3.1.2 Fungsi
Fungsi dari surface roughness gauge adalah untuk Pengukuran kekasaran
permukaan suatu benda.

3.1.3 Bagian-Bagian
Bagian bagian dari Surface Roughness Tester :

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


37

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 3.2 Bagian bagian Surface Roughness Tester


Sumber : Anonymous 13, 2014
Pada alat ukur kekasaran permukaan terdiri dari beberapa bagian-bagian
yang memiliki fungsi berbeda. Bagian-bagian alat ukur di jelaskan sebagai
berikut:

Sensor (Stylus)

Gambar 3.3 Stylus


Sumber : Anonymous 14, 2014
Stylus digunakan sebagai sensor yang memiliki prinsip kerja optomekanik. Pada sylus terdapat batang ayun sebagai dudukan sensor dan
pengubah gerakan sensor pada batang membuat pelat pada ujung lain batang
ikut bergerak. Cahaya yang dipantulkan kepeletakan melewati lubang pada
pelat. Lalunaik-turunnya cahaya diterima oleh fotosel. Skematik pada pelat
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.4 Prinsip opto-mekanik

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


38

Laboratorium Metrologi Industri

Sumber: Anonymous 15,2014

Drive Unit (DR-30x31)

Gambar 3.5 Drive Unit


Sumber: Anonymous 16, 2014
Drive unit merupakan alat elektrik yang menerima respon dari pick-up.
Pada drive unit terdapat kalibrasi agar pengukuran yang didapatkan sesuai
acuan standart. Drive unit merupakan alat pencatat yang dihasilkan oleh
fotosel.

Display dan Printer

Gambar3.6 Display dan Printer


Sumber : Anonymous 17,2014
Pada display ini merupakan alat yang membantu menampilkan grafik yang
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
39

Laboratorium Metrologi Industri


dibaca oleh drive unit. Hasil grafik yang didapatkan dapat di cetak pada
kertas grafik agar dapat di analisa mengenai parameter yang di dapatkan dari
grafik profil benda ukur. Selanjutnya dicetak dengan printer.
3.1.4 Kalibrasi surface roughness gauge
1. Periksa kelengkapan peralatan, pasangkan semua perlatan pada posisi masing
masing lalu kemudian nyalakan alat dengan menekan tombol on.
2. Atur kedudukan sensor
3. Kemudian siapkan spesimen yang sudah terstandarisasi (dengan standar nilai Ra 2,94
mikrometer)
4. Lalu ukurlah kekasaran permukaan Ra pada spesimen yang sudah di standarisasi
tersebut, dan lihat hasilnya jika nilai Ra berbeda atau tidak sama dengan 2,94
mikrometer, maka setting ulang surface roughness tester sampai nilai Ra sesuai
dengan standart atau sebesar 2,94 mikrometer.
3.1.5 Macam-macam
1. Surface Roughness Tester SJ-201 P/M
Surface Roughness Tester jenis ini memakai baterai sebagai sumber
dayanya, dan untuk mencetak hasil pengukuran menggunakan printer external.

Gambar 3.7Surface Roughness TesterSJ-201 P/M


Sumber: Anonymous 18, 2015
2. Surface Roughness Tester SJ-400
Surface Roughness Tester jenis ini memiliki akurasi yang lebih tinggi
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
40

Laboratorium Metrologi Industri


daripada jenis SJ-201 P/M. untuk mencetak hasil pengukuran sudah dilengkapi
printer internal.

Gambar 3.8 Surface Roughness TesterSJ-400


Sumber: Anonymous 18, 2015
3. Surface Roughness Tester SJ-301
Surface Roughness Tester jenis ini menggunakan LCD yang sudah touch
screen, dan hasil pengukuran sudah bisa di transfer ke computer dengan bantuan
software

Gambar 3.9Surface Roughness TesterSJ-301


Sumber: Anonymous 18, 2015

4. Surface Roughness Tester TR240

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


41

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 3.10 Surface Roughness TesterTR240


Sumber: Anonymous 19, 2015
Surface Roughness Tester ini banyak digunakan pada mengukur kekasaran
permukaan bagian mesin, menghitung realibilitas dan keakuratan data yang sempurna
dalam pengukuran sesuai dengan parameternya.
5. Surface Roughness Tester TRL400

Gambar 3.11Surface Roughness TesterTRL400


Sumber: Anonymous 20, 2015
Surface Roughness Tester ini banyak digunakan dalam tempat produksi untuk
mengukur kekasaran permukaan berbagai bagian mesin - diproses ,menghitung sesuai
dan jelas menampilkan semua parameter pengukuran .
3.1.6 Prosedur Pemakaian
1. Meletakkan benda uji.
2. Meletakkan waterpass diatas benda kerja supaya benda kerja bias berada dalam
posisi stabil.
3. Sebelum alat dijalankan terlebih dahulu memasukkan faktor-faktor seperti panjang
(length) dari permukaan objek yang ingin diperiksa, standar yang ingin digunakan
(Ra, Rq, Rz, Rmax, dan parameter lainnya).
4. Padasaat pengambilan data, posisi waterpass bergerak dengan konstan sesuai dengan
sumbu horizontal dan sejajar benda uji (berada pada garis lurus)
Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015
42

Laboratorium Metrologi Industri


5. Kemudian bila kita telah puas dengan hasil yang didapat maka kita dapat mencetak
hasil praktikum dengan printer yang ada pada alat ukur. Dengan ketelitian sebesar
0,02 m alat ini menghasilkan suatu grafik dengan menunjukkan besaran Ra, Rz, Rq,
Rmax yang dapat digunakan untuk penghitungan dalam kelurusan dan kedataran.

Buku Tugas Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015


43

Anda mungkin juga menyukai