Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MULTIPLEKSING

Diajukan untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Komunikasi Data
Dosen Pembimbing : Ika Yusmiarsih, S.Kom., M.Kom

Disusun Oleh :
ARIEF MUMININ ( 55201140008 )
SOLIHAH ( 55201140009 )
Semester 3

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI
BREBES
2015

KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayah
dan karunia-Nya yang diberikan kepada kami, sehingga hasil karya tulis yang berupa
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai
sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal
dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Kami melakukannya
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki
keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki
keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca
yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan
yang dapat memperbaiki makalah kami di masa datang. Sehingga semoga makalah
berikutnya dan makalah lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
menambah pengetahuan kita tentang isi dari makalah ini.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam elektronik, telekomunikasi, dan jaringan komputer, multipleksing adalah


istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan
analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk
berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalam elektronik, multipleksing mengijinkan
beberapa sinyal analog untuk diproses oleh satu analog-to-digital converter (ADC), dan
dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat disalurkan menggunakan satu
kabel.
Dalam komunikasi, sinyal yang telah dimultipleks disalurkan ke sebuah saluran
komunikasi, yang mungkn juga merupakan medium transmisi fisik.
Multipleksing membagi kapasitas saluran komunikasi tingkat-rendah menjadi beberapa
saluran logik tingkat-tinggi, masing-masing satu untuk setiap sinyal pesan atau aliran data
yang ingin disalurkan. Sebuah proses kebalikannya, dikenal dengan demultipleksing, dapat
mengubah data asli di sisi penerima.

BAB II
PEBAHASAN
A. Pengertian Multiplexing

Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi
melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan
utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar &
penerima (transceiver), atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini
adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang
menggunakan media udara (wireless atau radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik
Surabaya-Jakarta bisa dipakai untuk menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya
adalah bagaimana menggabungkan ribuan informasi percakapan (voice) yang berasal dari
ribuan pelanggan telepon tanpa saling bercampur satu sama lain.
Teknik multiplexing ada beberapa cara. Yang pertama, multiplexing dengan cara
menata tiap informasi (suara percakapan 1 pelanggan) sedemikian rupa sehingga
menempati satu alokasi frekuensi selebar sekitar 4 kHz. Teknik ini dinamakan Frequency
Division Multiplexing (FDM). Teknologi ini digunakan di Indonesia hingga tahun 90-an
pada jaringan telepon analog dan sistem satelit analog sebelum digantikan dengan
teknologi digital.
Pada tahun 2000-an ini, ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran
pelanggan digital yang dikenal dengan modem ADSL (asymetric digital subscriber loop).
Yang kedua adalah multiplexing dengan cara tiap pelanggan menggunakan saluran secara
bergantian. Teknik ini dinamakan Time Division Multiplexing (TDM). Tiap pelanggan
diberi jatah waktu (time slot) tertentu sedemikian rupa sehingga semua informasi
percakapan bisa dikirim melalui satu saluran secara bersama-sama tanpa disadari oleh
pelanggan bahwa mereka sebenarnya bergantian menggunakan saluran. Kenapa si
pelanggan tidak merasakan pergantian itu? Karena pergantiannya terjadi setiap 125
microsecond; berapapun jumlah pelanggan atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap
pelanggan akan mendapatkan giliran setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya
semakin cepat. Teknik multiplexing yang ketiga adalah yang digunakan dalam saluran
kabel optik yang disebut Wavelength Division Multiplexing (WDM), yaitu satu kabel optik
dipakai untuk menyalurkan lebih dari satu sumber sinar dimana satu sinar dengan lamda
tertentu mewakili satu sumber informasi.
Pada pembahasan ini, digambarkan teknik-teknik yang efisien dalam penggunaan
data link dengan beban yang sangat berat. Secara spesifik, dengan perangkat yang
dihubungkan dengan jalur ujung-ke-ujung, umumnya diharapkan adanya frame multiple
yang menonjol sehingga link data tidak macet di antara kedua station tersebut. Biasanya,
dua station yang saling berkomunikasi tidak akan menggunakan link data berkapasitas

penuh. Untuk efisiensinya, kaasitas tersebut harus dibagi. Istilah umum untuk pembagian
semacam itu disebut multiplexing.
Aplikasi multiplexing yang umum adalah dalam komunikasi long-haul. Media
utama pada jaringan long-haul berupa jalur gelombang mikro, koaksial, atau serat optik
berkapasitas tinggi. Jalur-jalur ini dapat memuat transmisi data dalam jumlah besar secara
simultan dengan menggunakan multiplexing.
Pada gambar dibawah ini menggambarkan fungsi multiplexing dalam bentuk yang
paling sederhana. Terdapat input n untuk multiplexer. Multiplexer dihubungkan ke
demultiplexer melalui sebuah jalur tunggal. Saluran tersebut mampu membawa n channel
data yang terpisah.

Multiplexer menggabungkan (melakukan multiplexing) data dari jalur input n dan


mentransmisikannya melalui jalur berkapasitas tinggi. Demultiplexer menerima aliran data
yang sudah dimultiplexkan, kemudian memisahkan (malakukan demultiplexing) data
berdasarkan channel, lalu mengirimkannya ke saluran output yang tepat.
Penggunaan multiplexing secara luas dalam komunikasi data dapat dijelaskan
melalui hal-hal berikut ini:
Semakin tinggi rate data, semakin efektif biaya untuk fasilitas transmisi.
Maksudnya, untuk suatu aplikasi dan pada jarak tertentu, biaya per kbps menurun
bila rate data fasilitas transmisi meningkat. Hampir sama dengan itu, biaya
transmisi dan peralatan penerima per kbps menurun, bila rate data meningkat.
Sebagian besar perangkat komunikasi data individu memerlukan dukungan rate
data yang relatif sedang-sedang saja. Sebagai contoh, untuk sebagian besar aplikasi
komputer pribadi dan terminal, rate data diantara 9600 bps dan 64 kbps sudah
cukup memadai.

Pernyataan tersebut dimaksudkan sebagai syarat-syarat bagi perangkat komunikasi


data. Pernyataan yang sama diterapkan untuk komunikasi suara. Maksudnya, semakin

besar fasilitas transmisi sebagai syarat untuk channel suara, semakin berkurang biaya per
channel suara individu. Kapasitas yang diperklukan untuk sebuah channel suara tunggal
biasanya sedang-sedang saja.
Pembahasan ini menitik beratkan pada tiga jenis teknik multiplexing. Pertama,
Frequency-Division Multiplexing (FDM), yang paling banyak dilakukan dan cukup
dikenal oleh siapa saja yang pernah menggunakan radio atau televisi. Kedua, kasus khusus
dari time Division Multiplexing (TDM) atau disebut juga dengan TDM synchkronous.
Jenis ini paling banyak dipergunakan untuk memultiplexingkan aliran suara dan aliran data
yang didigitalkan. Jenis ketiga dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi synchronous
dengan cara menambahkan rangkaian rumit ke multiplexer. Jenis ini memiliki beberapa
sebutan, diantaranya statistical TDM, synchronous TDM, dan intellegence TDM. Buku ini
menggunakan istilah statistical TDM, yang menyoroti salah satu sifat utamnya. Terakhir,
kita mengamati jalur pelanggan digital, yang mengkombinasikan teknologi TDM
synchronous dan FDM.

B. Teknik Multiplexing
1. Frequency Division Multiplexing (FDM).
Gabungan banyak kanal input yang menjadi sebuah kanal output yang berdasarkan
frekuensi, dimana gabungan ini digunakan ketika bandwidth dari medium melebihi
bandwidth sinyal yang diperlukan untuk transmisi. Tiap sinyal dimodulasikan ke
dalam frekuensi carrier yang berbeda dan frekuensi carrier tersebut terpisah dimana
bandwidth dari sinyal-sinyal tersebut tidak overlap. Contoh yang paling dikenal
dari FDM adalah siaran radio dan televisi kabel. FDM disebut juga code
transparent. Pada gambar di bawah , dapat dilihat enam sumber sinyal dimasukkan
ke dalam suatu multiplexer, yang memodulasi tiap sinyal ke dalam frekuensi yang
berbeda (f 1,...,f6). Tiap sinyal modulasi memerlukan bandwidth center tertentu
disekitar frekuensi carriernya, dinyatakan sebagai suatu channel. Sinyal input baik
analog maupun digital akan ditransmisikan melalui medium dengan sinyal analog.

2. Time Division Multiplexing (TDM).

Digunakan ketika data rate dari medium melampaui data rate dari sinyal digital
yang ditransmisi. Sinyal digital yang banyak (atau sinyal analog yang membawa
data digital) melewati transmisi tunggal dengan cara pembagian porsi yang
dapat berupa level bit atau dalam blok blok byte atau yang lebih besar dari tiap
sinyal pada suatu waktu. Prinsip TDM adalah menerapkan prinsip penggiliran
waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time
slot) bagi setiap pemakai saluran (user). TDM biasanya digunakan untuk
komunikasi point to point. Pada TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih
mudah dilakukan. TDM lebih efisien daripada FDM.
3. Statistical Time Division Multiplexing.
TDM yang bekerja seperti FDM mengurangi/menghapus alokasi idle time pada
Terminal yang tak aktif dan menghapus/mengurangi blok-blok kosong dalam Blokblok pesan campuran. Statistical TDM dikenal juga sebagai asynchronous TDM
dan intelligent TDM, sebagai alternatif synchronous TDM. Efisiensi penggunaan
saluran secara lebih baik dibandingkan FDM dan TDM. Memberikan kanal hanya
pada terminal yang membutuhkannya dan memanfaatkan sifat lalu lintas yang
mengikuti karakteristik statistik. STDM dapat mengidentifikasi terminal mana yang
mengganggur / terminal mana yang membutuhkan transmisi dan mengalokasikan
waktu pada jalur yang dibutuhkannya. Untuk input, fungsi multiplexer ini untuk
men-scan bufferbuffer input, mengumpulkan data sampai penuh, dan kemudian
mengirim frame tersebut. Dan untuk output, multiplexer menerima suatu frame dan
mendistribusikan slot-slot data ke buffer output tertentu.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Agar penggunaan saluran telekomunikasi menjadi lebih efisien lagi, dipergunakan


beberapa bentuk multiplexing. Multiplexing memungkinkan beberapa sumber
transmisi membagi kapasitas transmisi menjadi lebih besar. Dua bentuk yang paling
umum dari multiplexing adalah Frequency-Division Multiplexing (FDM) dan time
Division Multiplexing (TDM).

Frequency-Division Multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyalsinyal analog. Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama
dengan cara mengalokasikan band frekuensi yang berlainan ke masing-masing sinyal.
Diperlukan peralatan modulasi untuk memindah setiap sinyal ke band frekuensi yang
diperlukan, sedangkan peralatan multiplexing diperlukan untuk mengkombinasikan
sinyal-sinyal yang dimodulasikan.

Synchronous time-division multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan


sinyal digital atau sinyal-sinyal analog yang membawa data digital. Pada bentuk
multiplexing yang seperti ini, data dari berbagai sumber dibawa dalam frame secara
berulang-ulang. Setiap frame terdiri dari susunan jatah waktu, dan setiap sumber
ditetapkan bahwa setiap framenya terdiri dari satu atau lebih jatah waktu. Efeknya
akan tampak pada bit interleave dari data pada berbagai sumber.

Statistical time-division multiplexing menyediakan layanan yang lebih efisien


dibanding synchronous TDM sebagai pendukung terminal. Dengan statistical TDM,
jatah waktu tidak ditetapkan terlebih dahulu untuk sumber-sumber data tertentu.
Melainkan, data pengguna ditahan dan ditransmisikan secepat mungkin menggunakan
jatah waktu yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai