Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KEUANGAN

(Modal Kerja dan Manajemen Kas)

Herry Dwiyanto Manukoa (1215351024)


No. Absen : 14

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana

Modal Kerja

Pengertian dan Klasifikasi Modal Kerja


Modal Kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.
Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan
meningkatkanproduksinya, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan
keuntungan. Perusahaan yangtidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar
kewajiban jangka pendektepat pada waktunya dan akan menghadapi maslah likuiditas. Investasi
modal kerja merupakan proses terus-menerus selama perusahaan beroperasi.
Pada umumnya ada dua pengertian modal kerja yaitu :
1) Gross Working Capital (Modal Kerja Bruto)
Modal kerja dalam pengertian ini mengacu pada konsep kuantitatif, yang mendasarkan
pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dan aktiva ini
merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dengan
dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek.
Dengan demikian modal kerja menurut pengertian ini adalah keseluruhan dari jumlah
aktiva lancar.
2) Net Working Capital (Modal Kerja Neto)
Pada Pengertian Gross Working Capital didasarkan atas konsep kuantitatif dari aktiva
lancar, pada modal kerja dalam pengertian Net Working Capital didasarkan atas konsep
kualitatif, yaitu dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera
harus dibayar. Dengan demikian modal kerja menurut pengertian ini adalah sebagian dari
aktiva lancar ang benar-benar dapat dipergunakan ntuk membiayai operasi perusaaan
tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas
hutang lancarnya.
W.B.Taylor modal kerja diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
a) Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan
fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus
diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini dapat dibedakan menjadi :
Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
Yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kontinuitas usahanya.
Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
Yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas
produksi yang normal atau dinamis.

b) Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)


1

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan
modal kerja ini dibedakan antara :
Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi musiman.
Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi konjungtur
Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya ada
pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak)

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Modal Kerja


Pada dasarnya modal kerja berbeda dengan aktiva tetap, hanya pada waktu yang diperlukan
untuk memperbaharui aktiva tetap tersebut atau dengan kata lain, aktiva tetap akan memerlukan
wajtu yang lebih dari satu periode atau satu tahun. Sedangkan investasi modal kerja biasanya
akan berputar kurang dari satu tahun periode normal operasi perusahaan. Periode itu biasanya
terjadi : pembayaran dimuka bahan baku penerimaan bahan baku bahan baku disimpan
proses produksi disimpan sebelum dijual dijual secara kredit penerimaan kas kembali.
Apabila rangkaian tersebut semakin panjang maka kebutuhan modal kerja menjadi semakin
besar. Dengan demikian besar kecilnya modal kerja merupakan fungsi dari berbagai factor
seperti :
a. Jenis produk yang dibuat
b. Jangka waktu siklus operasi
c. Tingkat penjualan, semakin tinggi tingkat penjualan maka kebutuhan investasi pada
persediaan juga akan semakin tinggi
d. Kebijakan persediaan
e. Kebijakan penjualan kredit
f. Efisiensi manajemen aktiva lancar
Bagaimana Modal Kerja dipenuhi
Kebutuhan dana perusahaan meliputi investasi aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar
sendiri dapat dibagi menjadi dua kategori : (1) aktiva lancar permanen (2) aktiva lancar fluktuasi.
Bagi manajer keuangan sangat penting untuk menganalisis beberapa besar kebutuhan aktiva
lancar yang sifatnya permanen dan yang berfluktuas, untuk kemudia memilih sumber dana untuk
membiayai investasi itu baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Terdapat tiga alternative
pemenuhan kebutuhan dana dalam kaitanya dengan aktiva lancar :
1. Matching approach, akan membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen
dengan sumber jangka panjang, baik itu hutang jangka panjang maupun modal sendiri.
2

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari risiko perusahaan apabila sumber dana yang
digunakan adalah sumber dana jangka pendek, maka pada saat jatuh tempo perusahaan
tidak dapat membayar kembali.
2. Conservatif approach, akan membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen
serta sebagian aktiva lancar berfluktuasi dengan hutang jangka panjang atau modal
sendiri.
3. Aggressive approach, adalah pendekatan dalam penmenuhan kebutuhan dana dengan
menggunakan proporsi hutang jangka pendek yang lebih besar, jika dibangingkan dengan
pendekatan lain. Perusahaan yang menganut pendekatan ini akan memenuhi aktiva tetap
dan dan sebagian aktiva lancar permanen dengan hutang jangka panjang dan sebagian
hutang lancar permanen dan semua aktiva lancar variable dengan hutang jangka pendek.

Contoh :

PT TRI WISTA
Profitabilitas dan Risiko
Alternatif Kebijakan Pemenuhan Kebutuhan Dana
(RP 000,00)
Pendekatan

Aggressive

Moderate

Konservatif

Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Total Aktiva
Hutang Lancar
Ht.Jk Panjang
Total Hutang
Modal Saham
Total Hutang dan Modal

40000
30000
70000
30000
12000
42000
28000
70000

40000
30000
70000
20000
22000
42000
28000
70000

40000
30000
70000
10000
32000
42000
28000
70000

Perkiraan Penjualan
Expected EBIT
Dikurangi Bunga
Hutang Lancar 8%
Ht.Jk Panjang 10%

100000
20000

100000
20000

100000
20000

2400
1200
3600

1600
2200
3800

800
3200

Pendapatan Kena Pajak


Dikurangi Pajak 50%
Pendapatan Setelah Pajak

16400
8200
8200

16200
8100
8100

16000
8000
8000

Expected Return on Equity


Modal Kerja Bersih
Current Ration

29,29%
10000
1,33

28,93%
20000
2,00

28,57%
30000
4,00

4000

Berdasarkan table diatas tampak bahwa pendekatan aggressive ternyata memberikan return on
equity yang paling besar yakni 29,29%. Sementara itu pendekatan konservatif hanya sebesar
28,57%. Tetapi sebaliknya bahwa pendekatan aggressive memiliki hutang jangka pendek yang
lebih besar daripada pendekatan konservatif, yang akan memperbesar resiko, begitu juga dengan
net working capital pendekatan aggressive adalah lebih rendah daripada pendekatan
konserventif. Dengan demikian maka profitabilitas dan risiko akan meningkat apabila proporsi
hutang jangka pendek juga meningkat.

Penentuan besarnya Modal Kerja


Untuk memberi gambaran metode ini akan lebih mudah dengan suatu contoh yang
sederhana ini :
Misalnya anda bermaksud untuk mendirikan usaha pembutan berbagai jenis roti di kota
anda. Setiap harinya diperlukan uang tunai untuk mebeli bahan baku , membayar tenaga kerja,
dan pengeluaran tunai lainnya sebesar Rp 1.000.000,00 roti hasil perusahaan dijual secara tunai
dan dapat dijual seluruhnya pada hati itu juga dangan pendapatan Rp 1.100.000,00 kemudian
malam harinya ia berbelanja lagi untuk membuat roti yang akan dijual esok harinya dengan
pengeluaran yang sama besar Rp 1.000.000,00 sedangkan selebihnya sebesar Rp 100.000,00
dikonsumsi untuk biaya hidup keluarga anda. Apabila hal semacam ini berlangsung terus maka
dengan mudah dapat dikatakan bahwa kebutuhan modal kerja anda adalah sebesar Rp
1.000.000,00.
Sekarang misalnya penjualan dilakukan secara kredit selama 5 hari artinya penjualan
tanggal 1 januari baru akan diterima pembayaranya pada tanggal 6 januari kemudian penjualan
tanggal 2 januari baru akan diterima pembayaranya pada tanggal 7 januari dan seterusnya.
Apakah anda dapat menjaga kelangsungan usaha anda hanya dengan dana sebesar RP
1.000.000,- seperti semula ?
Dengan demikian anda dari tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 6 januari anda
menerima pembayaran atas penjualan tanggal 1 januari. Penerimaan akhir tanggal 6 januari dapat
dipergunakan untuk membiayai untuk usaha tanggal 7 januari. Demikian proses itu berlangsung
seterusnya. Dalam keadaan seperti ini maka kebutuhan modal kerja anda adalah sebesar 6 x Rp
1.000.000,00 = Rp 6.000.000,00 tersebut akan tertanam dalam kas atau persediaan sebesar Rp.
1.000.000,00 dan tertanam dalam piutang sebesar Rp 5.000.000,00.
Berikut ini contoh lain penetuan kebutuhan modal kerja yang lebih kompleks.
Perusahaan wisri memproduksi produk X setiap harinya sebanyak 20 unit. Dalam satu bulan
perusahaan berkerja selama 25 hari. Unsur-unsur biaya yang dibebankn setiap unit produk
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bahan mentah A seharga
Rp 100.000,00
b. Bahan mentah B seharga
Rp 25.000,00
c. Tenaga kerja langsungRp 75.000,00
Biaya administrasi setiap bulannyasebanyak Rp 12.500.000,00. Gaji pimpinan perusahaan
dan staff setiap bulannya Rp 25.000.000,00 untuk membeli bahan mentah A perusahaan
memberikan uang muka kepada supplier bahan mentah tersebut rata-rata 5 hari sebelum bahan
mentah diterima. Waktu yang diperlukan untuk membuat barang tersebut selama 3 hari, dan
selanjutnya atas pertimbangan kualitas barang masih harus disimpan dulu selama 2 hari.
Penjualan produk dilakukan dengan kredit dengan syarat pembayaran 5 hari sesudah barang
diambil. Untuk menghadapi pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga pimpinan perusahaan
menetapkan adanya persediaan minimal sebesar Rp 25.000.000,00

Berapa besarnya modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk membiayai secara
kontinu.
Pertama-tama perlu diketahui periode perputaran atau waktu terikatnya dana dalam masingmasing unsur kerja tersebut yaitu :
Bahan Mentah A
Dana terikat dalam persekot bahan

5 hari

Proses produksi

3 hari

Barang jadi

2 hari

Piutang

5 hari
15 hari

Bahan Mentah B, Tenaga kerja langsung, Biaya administrasi, dan Gaji pimpinan
Proses Produksi

3 hari

Barang jadi

2 hari

Piutang dagang

5 hari
10 hari

Kebutuhan dana yang akan ditanamkan dalam masing-masing unsur modal kerja tersebut adalah
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Bahan mentah A ( 20 x Rp 100.000 x 15 )


Bahan mentah B (20 x Rp 25.000 x 10 )
Tenaga kerja langsung ( 20 x Rp 75.000 x 10 )
BIaya administrasi ( Rp 12.500.000/25 x 10 )
Gaji pimpinan & Staff ( 25.000.000/25 x 10 )
Persediaan kas minimal

Jumlah Modal kerja yang diperlukan

= Rp 30.000.000
= Rp 5.000.000
= Rp 15.000.000
= Rp 5.000.000
= Rp 10.000.000
= Rp 25.000.000
= Rp 90.000.000

Berdasarkan hal tersebut dapat diuraikan bahwa besar kecilnya kebutuhan modal kerja akan
tergantung kepada dua factor yaitu :
1. Periode perputaran atau terikatnya modal kerja, dan
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Manajemen Kas

Kas Merupakan elemen modal kerja yang mempunyai tingkat likuiditas yang paling
tinggi. Kas adalah merupakan seluruh uang tunai yang ada ditangan dan yang disimpan di bank
dalam berbagai bentuk seperti deposit, rekening koran. Kas merupakan alat tukar yang
memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya. Sedangkan surat berharga
merupakan investasi jangka pendek yang bersifat temporal yang apabila perusahaan memerlukan
kas dengan segera dapat dijual atau diubah dalam bentuk kas. Tujuan Manajemen Kas adalah
untuk meminimalkan jumlah kas yang seharusnya ditahan untuk aktivitas normal perusahaan.

Resiko dan Keuntungan mempertahankan Kas


Mempertahankan jumlah kas yang besar bagi suatu perusahaan bias mendatangkan
keuntungan, terutama berkaitan dengan tingkat likuiditas perusahaan, pada sisi lain jumlah kas
yang dimiliki terlalu kecil akan mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan dalam kegiatan
sehari-hari seperti terganggunya pembayaran hutang jangka pendek, pembayaran gaji karyawan,
dan lainsebagainya pembayaran jangka pendek.
Keuntungan yang diharapkan perusahaan memiliki kas yang cukup adalah :
1) Perusahaan dapat memperoleh potongan pembelian yang diberikan oleh supplier bahan
mentah sehingga menurunkan harga belinnya.
2) Perusahaan seringkali memperoleh kesempatan pembelian lebih baik dengan memiliki
kas yang cukup.
3) Perusahaan akan dapat kepercayaan dari bank, atau pihak lain sebagai penyedia dana
karena dapat membayar kewajiban tepat pada waktunya.
4) Perusahaan akan memperoleh ranking yang baik dengan mempertahankan aktiva lancar
yang cukup.

Anggaran Kas ( Budget Cash )


Salah satu untuk menjaga agar perusahaan tidak kekurangan kas adlah dengan membuat
perencanaan tentang penerimaan dan pengeluaran akan kas. Pembuatan perencanaan akan kas ini
sering disebut dengan anggaran kas. Anggaran kas adalah salah satu aspek penting bagi manejer
keunagan sebagai alat utama peramalan keuangan jangka pendek.
Anggaran kas dapat menunjukan kapan perusahaan menghadapi kekurangan arus kas
sehingga dapat diantisipasi sebelumnya dengan mencari pinjaman, dan sebaliknya kapan arus kas
cukup untuk melunasi hutang-hutang perusahaan. Dalam penyusunan anggaran kas ada tiga
tahap yaitu :

1) Penyusunan anggaran kas yang bersifat operasional . dalam penyusunan anggaran kas ini
akan dibuat estimasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diakibatkan dari
operasi perusahaan.
7

2) Penyusunan anggaran finasial yaitu anggaran kas untuk menanggulangi keadaan difisit
serta pembayaran utang apabila terjadi surplus.
3) Penyusunan anggaran kas keseluruhan yaitu merupakan panggabungan antara anggaran
kas operasional dengan anggaran kas finansial
Pada umunya perusahaan menggunakan proyeksi anggaran kas bulanan untuk tahun yang
akan dating. Namun ada juga yang melengkapi dengan anggaran kas mingguan dan bahkan
harian untuk bulan yang akan dating.
Contoh :
Suatu perusahaan bergerak dalam bidang percetakan akan membuat anggaran kas mulai
bulan juli sampai dengan bulan desember. Penjualan perusahaan dari bulan januari sampai juni
adalah Rp 50 Juta. Pada bulan juli sampai desember masing-masing adalah Rp 100 juta, Rp 150
juta, Rp 200 juta, Rp 100 juta, Rp 100 juta dan, Rp 50 juta. Semua penjualan dilakukan secara
kredit, syarat 2/10 net 60 sehingga kemungkinan pembeli menerima potongan. Dengan syarat
semacam ini : pengalaman menunjukan bahwa 20 persen penjualan dibayar dalam priode
potongan, 70 persen penjualan dibayar pada bulan berikutnya dan selebihnya dibayar sesuai
dengan batas kredit.
Dalam proses produksi diperkirakan biaya bahan baku dan material lainnya adakah 70 persen
dari penjualan. Perusahaan membeli bahan baku biasanya satu bulan dimuka dan dibayar satu
bulan kemudian. Jadi misalkan penjualan pada bulan juli adalah Rp 100 juta maka perusahaan
membeli bahan baku Rp 70 juta pada bulan juni secara kredit dan dibayar pada bulan juli.
Pengeluaran lain meliputi pembayaran upah/gaji bulan Juli Rp 7.500.000, Agustus Rp.
10.000.000 bulan September Rp 12.500.000, Oktober, November masing-masing RP 7.500.000
dan bulan Desember Rp 5.000.000 sedangkan untuk sewa Juli sampai bulan Desember masingmasing Rp 2.500.000. disamping itu terdapat pengeluaran lainnya diJuli Rp 1.000.000, Agustus
Rp 1.500.000, September Rp 2.000.000, Oktober, November masing-masing Rp 1.000.000 dan
Desember Rp 500.000. pembayaran pajak dilakukan bulan September dan Desember sebesar Rp
20 juta. Perusahaan mengadakan investasi baru pada bulan oktober sebesar Rp 50 juta.
Perusahaan mempunyai kebijakan untuk mempertahankan sadlo kas minimal Rp 25 juta dan
saldo kas awal bulan juli Rp 30 juta.
Dalam pembuatan anggaran kas ini diawali dengan pembuatan anggaran penerimaan piutang.

Anggaran Penerimaan Piutang ( dalam jutaan rupiah )


Keterangan

Mei

Juni

Juli

Agts

Sept
8

Okt

Nov

Des

Penjualan
0.2 Discount
0.7 Penjualan
0.1 Penjualan
Total

50
10

50
10
35

10

45

100
20
35
5
60

150
30
70
5
105

200
40
105
10
155

100
20
140
15
175

100
20
70
20
110

Anggaran Kas Operasional (dalam jutaan rupiah )


Keterangan
Penerimaan :
Pengeluaran :
Pembelian bahan
Upah/gaji
Sewa
Pengeluaran lain
Pemb. Pajak
Investasi baru
Jumlah
Surplus (Defisit)

Juli
60

Agst
105

Sept
155

Okt
175

Nov
110

Des
90

70
7.5
2.5
1

105
10
2.5
1.5

140
12.5
2.5
2
20

70
7.5
2.5
1

70
7.5
2.5
1

35
5
2.5
0.5
20

50
131
44

81
29

63
27

Nov
25
29

Des
46
27

-8
46
0
21

73
0
48

Nov
25

Des
46

81
-21

119
-14

177
-22

Anggaran Kas Finansial (dalam jutaan rupiah )


Keterangan
Juli
Agst Sept
Okt
Saldo kas awal
30
25
25
25
Surplus (Defisit)
-21
-14
-22
44
Pinjaman
-16
-14
-22
Pemb. Pinjaman
-44
Saldo kas akhir
25
25
25
25
Utang komulatif
-16
-30
-52
-8
Surplus Kas*
0
0
0
0
*Surplus kas = saldo kas akhir saldo kas minimal

Anggaran Kas Keseluruhan (dalam jutaan rupiah )


Keterangan
Saldo kas awal

Juli
30

Agst
25

Sept
25

Okt
25
9

50
10
70
10
90

Penerimaan :
Pinjaman
Jumlah
Pengeluaran :
Pembelian bahan
Upah/gaji
Sewa
Pengeluaran lain
Pemb. Pajak
Investasi baru
Pemb. Pinjaman
Jumlah
Saldo kas
Jumlah pinjaman
Kelebihan kas

60
16
106

105
14
144

155
22
202

175

110

90

200

135

136

70
7.5
2.5
1

105
10
2.5
1.5

140
12.5
2.5
2
20

70
7.5
2.5
1

70
7.5
2.5
1

35
5
2.5
0.5
20

50
44
175
25
8
0

8
89
46
0
21

81
25
16
0

119
25
30
0

177
25
52
0

63
73
0
48

Penentuan Jumlah Kas Optimal


Kas dan surat berharga yang optinal sangat tergantung tas trader-off antara tingkat bunga
dengan biaya transaksi. Jika kondisi yang akan dating diketahui dengan pasti maka akan sangat
mudah menentukan kas minimal. Jika tidak ada biaya transaksi dan surat berharga dapat diubah
menjadi kasd seketika maka perusahaan sebenarnya tidak memerlukan persediaan kas yang
banyak. Model persediaan kas yang optimal : Model Boumel dan Model Miller-Orr.

10

Anda mungkin juga menyukai