Mankeu Sap 4
Mankeu Sap 4
Modal Kerja
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan
modal kerja ini dibedakan antara :
Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi musiman.
Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi konjungtur
Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya ada
pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak)
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari risiko perusahaan apabila sumber dana yang
digunakan adalah sumber dana jangka pendek, maka pada saat jatuh tempo perusahaan
tidak dapat membayar kembali.
2. Conservatif approach, akan membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen
serta sebagian aktiva lancar berfluktuasi dengan hutang jangka panjang atau modal
sendiri.
3. Aggressive approach, adalah pendekatan dalam penmenuhan kebutuhan dana dengan
menggunakan proporsi hutang jangka pendek yang lebih besar, jika dibangingkan dengan
pendekatan lain. Perusahaan yang menganut pendekatan ini akan memenuhi aktiva tetap
dan dan sebagian aktiva lancar permanen dengan hutang jangka panjang dan sebagian
hutang lancar permanen dan semua aktiva lancar variable dengan hutang jangka pendek.
Contoh :
PT TRI WISTA
Profitabilitas dan Risiko
Alternatif Kebijakan Pemenuhan Kebutuhan Dana
(RP 000,00)
Pendekatan
Aggressive
Moderate
Konservatif
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Total Aktiva
Hutang Lancar
Ht.Jk Panjang
Total Hutang
Modal Saham
Total Hutang dan Modal
40000
30000
70000
30000
12000
42000
28000
70000
40000
30000
70000
20000
22000
42000
28000
70000
40000
30000
70000
10000
32000
42000
28000
70000
Perkiraan Penjualan
Expected EBIT
Dikurangi Bunga
Hutang Lancar 8%
Ht.Jk Panjang 10%
100000
20000
100000
20000
100000
20000
2400
1200
3600
1600
2200
3800
800
3200
16400
8200
8200
16200
8100
8100
16000
8000
8000
29,29%
10000
1,33
28,93%
20000
2,00
28,57%
30000
4,00
4000
Berdasarkan table diatas tampak bahwa pendekatan aggressive ternyata memberikan return on
equity yang paling besar yakni 29,29%. Sementara itu pendekatan konservatif hanya sebesar
28,57%. Tetapi sebaliknya bahwa pendekatan aggressive memiliki hutang jangka pendek yang
lebih besar daripada pendekatan konservatif, yang akan memperbesar resiko, begitu juga dengan
net working capital pendekatan aggressive adalah lebih rendah daripada pendekatan
konserventif. Dengan demikian maka profitabilitas dan risiko akan meningkat apabila proporsi
hutang jangka pendek juga meningkat.
Berapa besarnya modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk membiayai secara
kontinu.
Pertama-tama perlu diketahui periode perputaran atau waktu terikatnya dana dalam masingmasing unsur kerja tersebut yaitu :
Bahan Mentah A
Dana terikat dalam persekot bahan
5 hari
Proses produksi
3 hari
Barang jadi
2 hari
Piutang
5 hari
15 hari
Bahan Mentah B, Tenaga kerja langsung, Biaya administrasi, dan Gaji pimpinan
Proses Produksi
3 hari
Barang jadi
2 hari
Piutang dagang
5 hari
10 hari
Kebutuhan dana yang akan ditanamkan dalam masing-masing unsur modal kerja tersebut adalah
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
= Rp 30.000.000
= Rp 5.000.000
= Rp 15.000.000
= Rp 5.000.000
= Rp 10.000.000
= Rp 25.000.000
= Rp 90.000.000
Berdasarkan hal tersebut dapat diuraikan bahwa besar kecilnya kebutuhan modal kerja akan
tergantung kepada dua factor yaitu :
1. Periode perputaran atau terikatnya modal kerja, dan
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Manajemen Kas
Kas Merupakan elemen modal kerja yang mempunyai tingkat likuiditas yang paling
tinggi. Kas adalah merupakan seluruh uang tunai yang ada ditangan dan yang disimpan di bank
dalam berbagai bentuk seperti deposit, rekening koran. Kas merupakan alat tukar yang
memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya. Sedangkan surat berharga
merupakan investasi jangka pendek yang bersifat temporal yang apabila perusahaan memerlukan
kas dengan segera dapat dijual atau diubah dalam bentuk kas. Tujuan Manajemen Kas adalah
untuk meminimalkan jumlah kas yang seharusnya ditahan untuk aktivitas normal perusahaan.
1) Penyusunan anggaran kas yang bersifat operasional . dalam penyusunan anggaran kas ini
akan dibuat estimasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diakibatkan dari
operasi perusahaan.
7
2) Penyusunan anggaran finasial yaitu anggaran kas untuk menanggulangi keadaan difisit
serta pembayaran utang apabila terjadi surplus.
3) Penyusunan anggaran kas keseluruhan yaitu merupakan panggabungan antara anggaran
kas operasional dengan anggaran kas finansial
Pada umunya perusahaan menggunakan proyeksi anggaran kas bulanan untuk tahun yang
akan dating. Namun ada juga yang melengkapi dengan anggaran kas mingguan dan bahkan
harian untuk bulan yang akan dating.
Contoh :
Suatu perusahaan bergerak dalam bidang percetakan akan membuat anggaran kas mulai
bulan juli sampai dengan bulan desember. Penjualan perusahaan dari bulan januari sampai juni
adalah Rp 50 Juta. Pada bulan juli sampai desember masing-masing adalah Rp 100 juta, Rp 150
juta, Rp 200 juta, Rp 100 juta, Rp 100 juta dan, Rp 50 juta. Semua penjualan dilakukan secara
kredit, syarat 2/10 net 60 sehingga kemungkinan pembeli menerima potongan. Dengan syarat
semacam ini : pengalaman menunjukan bahwa 20 persen penjualan dibayar dalam priode
potongan, 70 persen penjualan dibayar pada bulan berikutnya dan selebihnya dibayar sesuai
dengan batas kredit.
Dalam proses produksi diperkirakan biaya bahan baku dan material lainnya adakah 70 persen
dari penjualan. Perusahaan membeli bahan baku biasanya satu bulan dimuka dan dibayar satu
bulan kemudian. Jadi misalkan penjualan pada bulan juli adalah Rp 100 juta maka perusahaan
membeli bahan baku Rp 70 juta pada bulan juni secara kredit dan dibayar pada bulan juli.
Pengeluaran lain meliputi pembayaran upah/gaji bulan Juli Rp 7.500.000, Agustus Rp.
10.000.000 bulan September Rp 12.500.000, Oktober, November masing-masing RP 7.500.000
dan bulan Desember Rp 5.000.000 sedangkan untuk sewa Juli sampai bulan Desember masingmasing Rp 2.500.000. disamping itu terdapat pengeluaran lainnya diJuli Rp 1.000.000, Agustus
Rp 1.500.000, September Rp 2.000.000, Oktober, November masing-masing Rp 1.000.000 dan
Desember Rp 500.000. pembayaran pajak dilakukan bulan September dan Desember sebesar Rp
20 juta. Perusahaan mengadakan investasi baru pada bulan oktober sebesar Rp 50 juta.
Perusahaan mempunyai kebijakan untuk mempertahankan sadlo kas minimal Rp 25 juta dan
saldo kas awal bulan juli Rp 30 juta.
Dalam pembuatan anggaran kas ini diawali dengan pembuatan anggaran penerimaan piutang.
Mei
Juni
Juli
Agts
Sept
8
Okt
Nov
Des
Penjualan
0.2 Discount
0.7 Penjualan
0.1 Penjualan
Total
50
10
50
10
35
10
45
100
20
35
5
60
150
30
70
5
105
200
40
105
10
155
100
20
140
15
175
100
20
70
20
110
Juli
60
Agst
105
Sept
155
Okt
175
Nov
110
Des
90
70
7.5
2.5
1
105
10
2.5
1.5
140
12.5
2.5
2
20
70
7.5
2.5
1
70
7.5
2.5
1
35
5
2.5
0.5
20
50
131
44
81
29
63
27
Nov
25
29
Des
46
27
-8
46
0
21
73
0
48
Nov
25
Des
46
81
-21
119
-14
177
-22
Juli
30
Agst
25
Sept
25
Okt
25
9
50
10
70
10
90
Penerimaan :
Pinjaman
Jumlah
Pengeluaran :
Pembelian bahan
Upah/gaji
Sewa
Pengeluaran lain
Pemb. Pajak
Investasi baru
Pemb. Pinjaman
Jumlah
Saldo kas
Jumlah pinjaman
Kelebihan kas
60
16
106
105
14
144
155
22
202
175
110
90
200
135
136
70
7.5
2.5
1
105
10
2.5
1.5
140
12.5
2.5
2
20
70
7.5
2.5
1
70
7.5
2.5
1
35
5
2.5
0.5
20
50
44
175
25
8
0
8
89
46
0
21
81
25
16
0
119
25
30
0
177
25
52
0
63
73
0
48
10