PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
3) Pemasangan cetakan.
4) Memasukkan bahan ke dalam cetakan selapis demi selapis. Injak-injak bahan tersebut
agar memadat sambil disiram dengan aktivator pengomposan. Dalam setiap lapisan
siramkan aktivator pengomposan.
5) Setelah tumpukan dirasa cukup tinggi, biasanya akan langsung dikeringkan dibawah
sinar matahari dalam kurun waktu 2-3 bulan (tergantung cuaca) dan melalui parameter
tertentu.
Kendala yang dihadapi saat ini oleh produsen pupuk kandang di Desa Bocek adalah
intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan lamanya proses pembuatan pupuk.
Penggunaan pupuk yang matang merupakan hal yang harus dilakukan karena Telah diketahui
bahwa penggunaan pupuk mentah yang tidak tepat dapat berpengaruh negatif terhadap
kualitas tanaman sayuran seperti kentang, mentimun, wortel, lobak, kubis, brokoli dll. Pada
saat terjadi penguraian dalam tanah, pupuk tersebut melepaskan senyawa kimia seperti skatol,
indol dan senyawa fenol lainnya. Bila diserap oleh tanaman yang sedang tumbuh, senyawasenyawa ini dapat memberikan bau busuk dan rasa yang tidak enak pada tanaman sayuran.
Oleh karena itu sebagai produsen yang mengutamakan kenyamanan pelanggan, proses
pengeringan adalah kunci untuk dapat mempersingkat proses produksi dan meningkatkan
jumlah produksi kompos, sehingga para petani di Desa Bocek dapat menggunakan pupuk
tersebut secara optimal dan mengurangi penggunaan pupuk kimia atau pupuk pabrik yang
dapat mencemari lingkungan dan kesuburan tanah.
Teknologi yang dikenalkan untuk mempercepat proses pengeringan adalah Aerated
static pile yaitu gundukan kompos diaerasi statis. Tumpukan/gundukan kompos (seperti
windrow system) diberi aerasi dengan menggunakan blower mekanik. Tumpukan kompos
ditutup dengan terpal plastik. Teknik ini dapat mempersingkat waktu pengomposan hingga 3
5 minggu.
II.
Rumusan Masalah
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dengan perumusan masalah yang terjadi
diantaranya adalah:
1) Apa yang dimaksud pupuk kompos ?
2) Bagaimana keuntungan menggunakan pupuk kompos ?
3) Bagaimana strategi untuk meningkatkan produksi pupuk kompos di Desa Bocek ?
III.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan materi penyuluhan ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk memberikan wawasan kepada petani terkait pentingnya menggunakan pupuk
kompos
2) Untuk memberikan wawasan kepada peternak terkait pengolahan limbah ternak
sebagai bahan utama proses pengomposan
3) Untuk memperkenalkan strategi mempercepat proses pengomposan melalui sistem
teknologi aersi udara
IV.
Manfaat
Melalui penyuluhan ini harapannya dapat memberikan manfaat kepada auditor atau pihakpihak yang mengikuti penyuluhan ini diantaranya adalah:
1) Sebagai Produsen pupuk kompos
Dapat meningkatkan produktivitas pupuk kompos dan dapat memenuhi kebutuhan
pupuk kompos di Desa Bocek.
2) Sebagai Petani
Dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian setempat dengan kualitas produk
yang sehat dan terbebas dari bahan kimia yang merugikan konsumen.
BAB II
GAMBARAN UMUM PENYULUHAN
2.1
Gambar 1. Rumah Produksi Pupuk Kompos Di Desa Bocek Kec. Karangploso kab. Malang
2.2
BAB III
METODE PENYULUHAN
Bahan yang dikomposkan kemudian ditambahkan, dan lapisan penutup yang berupa
kompos matang ditaburkan di atas untuk memberikan penyekatan (isolasi). Ukuran lapisan
yang optimum berhubungan dengan bahan yang dikomposkan, kemampuan aliran udara dan
tipe peralatan penanganannya. Dalam beberapa kondisi tertentu, campuran awal ditimbun di
antara pagar sementara atau penyekat jalan raya yang dapat bergerak. Ini memungkinkan
fleksibilitas dengan mempertimbangkan ukuran dan lokasi lapisan di dalam wilayah kerja
atau bangunan. Pengoperasian pelapisan statis yang teraerasi, waktu, lama dan pergerakan
yang seragam dari udara merupakan suatu hal yang penting. Perubahan kebutuhan aliran
udara bergantung pada bahan yang dikomposkan, ukuran lapisan dan umur kompos.
Kesulitan utama dengan sistem pelapisan statis adalah difusi udara yang efisien yang
masuk ke seluruh lapisan, terutama dengan limbah-limbah yang dicirikan oleh distribusi
ukuran partikel yang besar, kandungan air yang tinggi atau kecenderungan untuk
menggumpal. Masalah lain dalam metode ini adalah pembentukan saluran di dalam lapisan
yang memungkinkan udara masuk ke dalam rangkaian. Hal ini akan menyebabkan
pengeringan yang berlebihan yang disebabkan oleh evaporasi air di dekat saluran. Kondisi
seperti ini akan memerlukan pembalikan yang lebih sering. Pelapisan statis yang teraerasi
dapat menghasilkan kompos yang bagus, jika 2 kondisi operasional dasar dipenuhi yaitu:
1. Bahan awal mempunyai porositas yang memadai.
2. Sistem aliran udara bekerja dengan baik dan memberikan aliran udara yang seragam
selama periode kompos aktif di seluruh lapisan. Bila dibandingkan dengan
pengomposan windrow, metode ini memerlukan tingkat manajemen dan monitoring
yang berbeda. Pengomposan dengan metode windrow sering dianggap sebagai
pengembangan sistem penanganan pupuk alam, ketika beberapa atau seluruh mesingmesin pertanian dapat digunakan untuk pengomposan windrow. Metode ini
memerlukan peralatan tambahan dan penyediaan infrastruktur dan aset ini digunakan
untuk operasional pengomposan. Selain itu, pencampuran produk kompos awal
merupakan tahapan yang penting dalam sistem pelapisan statis teraerasi ini.
Sebaliknya, pencampuran dan penghalusan dikerjakan seluruhnya pada tahap
pengomposan aktif dalam metode pengomposan windrow. Bau yang tidak sedap
sering menjadi masalah operasional yang dapat mempengaruhi tipe sistem kompos,
namun masalah ini sering muncul dengan sendirinya dalam sistem windrow.
Sebaliknya,bila masalah bau ini muncul pada sistem ini, dapat dengan mudah
diidentikasi dan diperbaiki seluruh perangkat sistem, seperti mengubah aliran udara,
memperbaiki kapasitas aliran udara, dispersi dan filter, dan menambah lapisan
penutup. Dengan adanya tekanan udara negatif, udara dialirkan melalui lapisan dapat
dibersihkan menggunakan biofilter sebelum dilepaskan ke atmosfer. Dengan tekanan
udara positif, udara didorong melalui lapisan dan penutup bagian luar dari kompos
matang membersihkan uda yang dihembuskan.
Nilai
10-20
> 1,81%
9,8-32%
Min 0,4%
Max 50%
Max 30oC
pH
6,8 7,49
(Cahaya dan Nugroho, 2007)
Dengan komposisi tersebut, pupuk yang dihasilkan termasuk dalam kategori pupuk organik
berkualitas tinggi, sehingga sangat baik untuk digunakan bagi tanaman.
Flip Chart
DAFTAR PUSTAKA
Banyak typo-typo
Banyak istilah yg takutnya nanti dipertanyakan. (di highlight kuning)
Margin belum 4 3 2,5 2,5
Adanya gmbar dan tabel sehingga perlunya daftar gambar dan tabel
Perbanyak tipus minimal 10
Perhatikan maksimal makalah 15 halaman termasuk cover, kata pengantar daftar
isi/gambit/tabel, isi, dapus
7. Tipus Ismayana & Kastono belum ada di dapus
8. Yg di dapus tidak dicantumkan dalam isi makalah
9. Flow chartnya sebaiknya ditambahi gambar-gambar sehingga mudah dipahami
Dijaga koordinasi dengan anggota kelompoknya dan tetap SEMANGAT!!! ^_^