Anda di halaman 1dari 3

Siti Sahatul Fatimah 141211131211 TIHP 2012

Hati merupakan segumpal daging yang menentukan baik buruknya seseorang.


Jika hati seseorang rusak maka rusaklah semuanya baik perilaku, sikap dan amalnya,
begitupula sebaliknya jika hati seseorang baik maka baiklah semuanya. Rasulullah
bersabda dalam hadits:
...Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging, apabila
gumpalan daging itu baik maka baiklah seluruh tubuh, dan bila gumpalan daging itu
rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Gumpalan daging itu adalah hati. (HR. Bukhari
dan Muslim)
Hati yang baik dan sehat merupakan kunci kebahagian dunia dan akhirat.
Apabila hati itu rusak/sakit maka itu merupakan awal kehancuran dari hidup seseorang,
segala musibah dan petaka, yang tidak diketahui bentuknya kecuali Allah SWT. Oleh
sebab itu, penting bagi kita untuk menjaga hati kita agar selalu berada dalam ridhaNya. Ada beberapa kiat untuk menjaga hati kita, agar tetap selalu dalam kebaikan dan
ridha-Nya. Langkah pertama yaitu memperbanyak mengingat Allah. Setiap gerak gerik
kita, sikap dan apa yang ada dalam hati kita akan selalu diawasi oleh Allah SWT.
Berdzikir setiap waktu akan membersihkan hati dari semua penyakit hati. Kita harus
benar-benar yakin bahwa Allah akan selalu melihat kita dan apa yang ada di hati kita.
Dalam sebuah ayat Allah berfirman:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(QS. Ar-Rad: 28)
Ayat tersebut menegaskan bahwa hati orang beriman ketika iya mengingat Allah
maka hatinya akan tentram. Maksud tentram dalam ayat ini yaitu hati kita terjaga dari
penyakit-penyakit hati yang dapat merusak keimanan kita kepada Allah SWT. Hati
manusia dikenal juga hati yang bolak-balik. Sebagaimana firman Allah SWT:
(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan
ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke
tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam
purbasangka. Disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan
goncangan yang sangat. (QS. Al-Ahzab: 10-11)
Ayat di atas menjelaskan bahwa dalam hati seseorang terdapat prasangkaprasangka yang membuat jiwa gelisah. Kegelisahan itu muncul karena ada Dzat yang

October 7, 2015
Tugas Agama Pengumpulan 7 Oktober 2015

Siti Sahatul Fatimah 141211131211 TIHP 2012

Maha membolak-balikkan hati seseorang yaitu Allah SWT. Oleh sebab itu, kita
selayaknyalah meminta dan berdoa kepada Sang Maha Pembolak-balik hati untuk
meneguhkan hati kita. Sebagaimana hadits dibawah ini:

Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu dan di
atas ketaatan kepada-Mu. (HR. Tirmidzi dan Muslim)
Allah yang memiliki semuanya termasuk hati yang ada dalam diri kita, oleh
karenanya menjaga hati dari penyakit hati adalah salah satu bentuk syukur kita kepada
Allah SWT. Selain langkah-langkah di atas kita juga dapat membaca al-quran beserta
artinya dan menghayati kandungannya kemudian kita aplikasikan ke kehidupan seharihari kita karena alquran merupakan pedoman hidup kita di dunia dan akhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT:
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa alQur'an itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya
Dia menyaksikan segala sesuatu?" (Q.S. Fushshilat: 53).
Telah jelas dalam ayat tersebut bahwa al-quran itu benar dan Allah
menyaksikan segala sesuatu yang ada dalam bumi dan isinya termasuk diri kita. Jika
kita mengaplikasikan apa yang ada di al-quran ke dalam hidup kita, insyaallah Allah
akan selalu memberi kita petunjuk dalam menuju kebenaran. Menjaga hati juga dapat
dilakukan dengan cara menjalankan sunah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
Saw. Jika kita sering kali melakukan sunah insyaallah Allah akan mencintai kita dan
menjaga kita dari penyakit hati. Sebagaimana firman Allah SWT di bawah ini:
Katakanlah (Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Ali-Imran: 31)
Telah jelas janji Allah, jika kita mencintai Allah maka ikutilah Rasulullah,
sehingga Allah akan mencintai kita dan mengampuni dosa-dosa yang kita lakukan.
Dalam sebuah hadits dijelaskan:
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah Saw. Bersabda:Bahwasanya
Allah Taala berfirman: Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku maka Aku
menyatakan perang kepadanya. Sesuatau yang paling Kusukai dari apa yang

October 7, 2015
Tugas Agama Pengumpulan 7 Oktober 2015

Siti Sahatul Fatimah 141211131211 TIHP 2012

dikerjakan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku yatu bila mengerjakan
apa yang telah Kuwajibkan kepadanya. Seseorang itu akan selalu mendekatkan diri
kepada-Ku dengan mengerjakan sunnah-sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila
aku mencintainya, maka Aku merupakan pendengaran yang dipergunakan untuk
mendengarkannya, Aku merupakan penglihatan yang dipergunakan untuk melihatnya,
Aku merupakan tangan yang dipergunakan untuk menyerangnya dan Aku merupakan
kaki yang ia pergunakan untuk berjalan. Seandainya ia bermoohon kepada-Ku pasti
Aku akan mengabulkannya, dan seandainya ia berlindung diri kepada-Ku pasti Aku
akan melindunginya. (HR. Bukhari)
Telah jelas dalam hadits tersebut bahwa jika Allah mencintai seorang hambaNya, maka tak seorangpun yang dapat menghalanginya dari semua yang dikehendakiNya kepada hamba yang dicintai oleh-Nya. Selain langkah-langkah tersebut, untuk
menjaga hati kita kita harus selalu bersyukur, dengan kita selalu bersyukur dengan apa
yang telah kita punya yang diberi Allah kepada kita, kita takkan melirik atau merampas
hak orang lain yang dapat menimbulkan penyakit hati untuk kita.
Pada dasarnya hati dan taqwa merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Telah dijelaskan diatas langkah-langkah menjaga hati, dan secara tersirat
ketika kita menjaga hati kita maka taqwa juga akan mengikuti kita, karena telah
dijelaskan sebelumnya bahwa hati merupakan akar dari semuanya. Dalam firman Allah
disebutkan:
Barang siapa yang Allah kehendaki untuk diberi-Nya petunjuk, maka
dilapangkan hatinya untuk menerima Islam. (Q.S. Al Anam : 125)
Hati yang diberi petunjuk merupakan modal utama untuk menuju taqwa. Jika
Allah memberi petunjuk kepada kita maka insyaallah taqwa akan kita raih.

October 7, 2015
Tugas Agama Pengumpulan 7 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai