Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

DIAGNOSIS CERUMEN
POLIKLINIK THT ( TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKAN )
BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
DISUSUN OLEH
KELOMPOK A IV

Nama-nama :

1. Alfians R Belian Ali

8. Monalisa Sumangando

2. Amalia Eveline Laisina

9. Sefrita Mailangkay

3. Wustha Bachruddin

10. Stevany Ribka Karepowan

4. Siti Baroka

11. Henny Tambengi


12. Kalalo Ribka Novita

5. Reza Pahlevi Ramadi


6. Christian Marcelino Mailool
7. Vanda L. Walansendow

13. Kimberly Kolanus


14. Eva Chintya Mawikere

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MANADO 2014

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dalam hal ini kami sekelompok dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Makalah ini akan
membahas mengenai diagnosis cerumen yang terkait dengan RESUME salah seorang
pasien yang datang ke poliklinik THT, BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO .
Makalah ini telah dibuat dengan memperhatikan beberpa hal dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis dalam hal ini kami sekelompok
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Manado, 18 November 2014

Kelompok A IV

DAFTAR ISI
BAB I
A.
B.
C.
D.

PENDAHULUAN
.Latar belakang
Tujuan khusus
Tujuan Umum
Rumusan masalah

BAB II
A.
B.
C.
D.

LANDASAN TEORI
Pengertian Sistem
Pengertian Pemerintahan
Pengertian sistem Pemerintahan
Pengertian demokrasi

BAB III

PEMBAHASAN

A. Sistem pemerintahan di Indonesia


B. Sistem pemerintahan Negara RI menurut UUD 1945
C. Badan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif di Indonesia
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
mencakup pelayanan bio-psiko-sosio dan spiritual yang komprehensif serta ditujukan
kepada individu, keluarga serta masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat,
keperawatan pada dasarnya adalah human science and human care and caring
menyangkut upaya memperlakukan klienss secara manusiawi dan utuh sebagai manusia
yang berbeda dari manusia lainnya dan kita ketahui manusia terdiri dari berbagai sistem
yang saling menunjang, di antara sistem tersebut adalah sistem persepsi sensori
(Handayani, 2008).
Telinga luar terdiri dari aurikula atau pinna dan kanalis auditoris eksternus, di
pisahkan oleh telinga tengah oleh struktur seperti cakram yang di namakan mambran
timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi
mata. Aurikulus melekat kesisi kepala oleh kulit tersusun terutama oleh kartilago
kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga ( Hyaifuddin, 2009).
Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, efitel kulit
yang terlepas dan partikel debu. Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga
luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan di daerah ini.
konsistensinya biasanya lunak, tetapi kadang-kadang kering. Di pengaruhi oleh faktor
keturunan, iklim, usia dan keadaan lingkungan. Serumen dapat keluar sendiri dari liang
telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah mambran timpani menuju
keluar serta dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah ( Alfian, 2007).
Impaksi serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan
serumen diliang telinga dan menyebabkan rasa tertekan yang terganggu ( Elizabeth,
2008).
Dunia, menurut perkiraan WHO pada tahun 2005 terdapat 278 juta orang menderita
impaksi serumen, 75 - 140 juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara. Sedangkan pada
anak-anak , terdapat 0,1 0,2% menderita impaksi serumen.
B. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa dapat mengetahui konsep medis cerumen
2) Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan cerumen
C. Tujuan Umum

Pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan CI poli THT
D. Rumusan Maslah
1) Bagaimana konsep medis cerumen?
2) Bagaimana asuhan keperawatan cerumen?

BAB II
TINJAUAN MEDIS

A. Definisi
Serumen adalah sekret klenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada bagian
kartilaginosa lian telinga. Sumabtan serumen adalah suatu keadaan dimana serumen
sedemikian rupa sehingga mengganggu pendengaran penderita.
B. Etiologi
Penyebab dari penyumbatan serumen biasanya kemasukan air sehingga timbul rasa
tidak enak atau gatal. Penyebab lainnya dikarenakan sebagian orang ridak
membersihkan telinga dengan teratur. Adapun faktor penyebab dari impaksi

serumen, antara lain:


Dermatitis kronik pada telinga luar,
Liang telinga sempit,
Produksi serumen terlalu banyak dan kental,
Terdorongnya serumen ke lubang lebih dalam (karena kebiasaan
mengorek telinga).
C. Tanda dan Gejala
Adanya serumen, walaupun merupakan sekresi yang normal dapat menyebabkan:
gangguan pendengaran
nyeri telinga
keluarnya cairan
fertigo
Jumlah dan kosistensinya beragam sehingga harus membersihkan telinganya
(mengirigasi) pada saat-saat tertentu secara teratur
D. Pemeriksaan Penunjang
Ketajaman auditorius : Pendengaran pasien dapat disaring dengan mengkaji

kemampuan pasien mendengarkan bisikan kata atau detakan jam tangan


Penggunaan uji weber dan rine : Memungkinkan membedakan kehilangan
akibat konduktif dengan kehilangan sensori neura. Uji weber memanfaatkan
konduksi tulang untuk menguji adanya lateralisasi udara. Ujia weber berguna
untuk kasus kehilangan pendengaran uni lateral.

E. Penatalaksanaan
Pengeluaran serumen harus dilakukan dalam keadaan terlihat jelas. Bia serumen cair,
maka dibersihkan dengan menggunakan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas.
Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait, sedangkan bila sukar dibersihkan
dapat diberikan tetes telinga karbogliserin 10% selama tiga hari untuk melunakannya.
Bila serumen terlalu dalam, sehingga mendekati membran timpani, dilakukan irigasi
tellinga dengan air yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh agar tidak timbul fertigo.
Jika terdapat perforasi atau riwayat perforasi tidak boleh di irigasi.

Anda mungkin juga menyukai