Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Fenisia Taslim

NIM

: 1601235470

Kelas

: LG53

Jurusan

: Akuntansi

Tugas Mandiri 3
Kasus
Empat Perusahaan di Kota Bitung, Merusak Lingkungan

Bitung. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bitung, Adriana Dondokambey
menyatakan ada empat perusahaan di Bitung, Sulawesi Utara, terancam diganjar UU Nomor
32 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup sebab diduga kuat telah merusak lingkungan.
Keempatnya juga telah menyalahi Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang
Amdal. Perusahaan yang dimaksud itu masing-masing PT. Deho, PT. Sinar Pure Food, PT.
Manado Mina, dan PT. Bitung Mina. Kasus mereka adalah membuang limbah ke laut tanpa
melalui Instalasi Pembuangan Limbah (IPAL).
UU nomor 32 menyebutkan minimal ancaman kurungan penjara 3 tahun bagi perusak
lingkungan seperti ini, tegas Dondokambey.

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sendiri telah menjatuhkan sanksi berupa pembinaan
dan sanksi administrasi kepada keempat perusahaan tersebut melalui Badan Lingkungan
Hidup Kota Bitung.
Mereka baru mendapatkan sanksi administrasi dan pembinaan, karena dianggap telah
merusak lingkungan, lanjutnya.

Dondokambey mengatakan, jika empat perusahaan tersebut tidak mengindahkan pembinaan


dan sanksi administrasi yang telah diberikan, maka pihaknya akan menuntut pidana sesuai
UU Nomor 32. Apalagi kerusakan lingkungan yang dilakukan perusahaan-perusahaan
tersebut tidak dapat lagi ditolerir. (Wanuata)

Analisis
Berdasarkan 3 teori etika lingkungan yaitu :
1. Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah suatu pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat
dari sistem alam semesta. Dimana segala kebijakan yang diambil mengenai lingkungan
hidup harus dinilai berdasarkan manusia dan kepentingannya. Karena pandangan ini
berpusat pada peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan manusia didalam alam
semesta. Alam dilihat hanya sebagai objek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan
dan kepentingan manusia. Dimana dalam pandangan ini kepedulian terhadap lingkungan
hanya muncul sejauh terkait dengan kepentingan manusia.
2. Biosentrisme
Biosentrisme adalah adalah menempatkan alam sebagai yang mempunyai nilai dalam
dirinya sendiri, bukan tergantung pada manusia. Manusia hanya salah satu bagian dari
alam. Yang menjadi pusat perhatian dalam teori ini adalah kehidupan, maka secara
moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan dimuka bumi ini menpunyai nilai moral
yang sama, sehingga harus dilindungi dan diselamatkan terlepas untung rugi bagi
kepentingan manusia.
3. Ekosentrisme
Ekosentrisme adalah pandangan yang memberikan perhatian pada komunitas biologis
yang hidup dan mati. Mengajarkan bahwa baik komunitas biologis yang hidup dan yang
mati memiliki hubungan satu sama lain. Teori ini memusatkan perhatian pada seluruh
komunitas biologis, baik yang hidup maupun yang tidak. Adanya pemahaman secara
ekologis, baik mahkluk hidup maupun benda benda abiotik lainnya saling terkait satu
sama lain.

Solusi berdasarkan 3 teori etika lingkungan yaitu :

Mengaku dan berfikir bahwa semua organisme dan makhluk hidup adalah anggota
berstatus sama dari suatu keseluruhan terkait sehingga bermartabat sama.

Tidak bersikap antroposentrisme (Non-antroposentrisme), yaitu manusia merupakan


bagian dari alam, bukan di atas/pusat dari alam semesta atau terpisah dari alam.
Sehingga manusia mempunyai rasa bertanggung jawab khusus terhadap seluruh isi alam
semesta.

Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenangwenang.

Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.

Merasakan dan berfikir bahwa bagaimana pentingnya melindungi keanekaragaman


hayati.

Menghargai dan memelihara tata alam.

Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.

Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem
mengambil sambil memelihara.

Jika dikaitkan dengan kasus diatas, solusi berdasarkan 3 teori etika lingkungan yaitu :

Menganggap alam dan lingkungan sebagai bagian dari hidup dan kita harus bertanggung
jawab melestarikan alam dan lingkungan agar kelangsungan hidup kita tetap terjaga.

Harus ada perlindungan hukum terhadap lingkungan.

Pihak-pihak harus mematuhi peraturan hukum terhadap lingkungan dan apabila


melanggar harus ada sanksi yang jelas dan tegas.

Jika membuang limbah ke laut harus melalui Instalasi Pembuangan Limbah (IPAL).

Kesadaran diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak alam dan lingkungan.

Tidak membuang limbah pabrik sembarangan dan jika ingin membuang limbah pabrik
harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai