PEMBAHASAN
A. Definisi Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan suatu kegagalan dalam mencapai batas
normal kadar glukosa darah (kedia, 2011). Hipoglikemia di definisikan
sebagai keadaan di mana kadar glukosa plasma lebih rendah dari 45 mg/dl
50 mg/dl.jadi, disimpulkan bahwa
sedikit.Oleh karena itu, fungsi otak yang normal sangat tergantung pada
konsentrasi asupan glukosa dan sirkulasi.Gangguan pasokan glukosa dapat
menimbulkan disfungsi sistem saraf pusat sehingga terjadi penurunan
suplay glukosa ke otak. Karena terjadi penurunan suplay glukosa ke otak
dapat menyebabkan terjadinya penurunan suplay oksigen ke otak sehingga
akan menyebabkan pusing, bingung, lemah (Kedia, 2011).
Konsentrasi glukosa darah normal, sekitar 70-110 mg/dL.
Penurunan kosentrasi glukosa darah akan memicu respon tubuh, yaitu
penurunan kosentrasi insulin secara fisiologis seiring dengan turunnya
kosentrasi glukosa darah, peningkatan kosentrasi glucagon dan epineprin
sebagai respon neuroendokrin pada kosentrasi glukosa darah di bawah
batas normal, dan timbulnya gejala gejala neurologic (autonom) dan
penurunan kesadaran pada kosentrasi glukosa darah di bawah batas normal
(Setyohadi, 2012). Penurunan kesadaran akan mengakibatkan depresan
pusat pernapasan sehingga akan mengakibatkan pola nafas tidak efektif
(Carpenito, 2007).
Batas kosentrasi glukosa darah berkaitan erat dengan system
hormonal, persyarafan dan pengaturan produksi glukosa endogen serta
penggunaan glukosa oleh organ perifer.Insulin memegang peranan utama
dalam pengaturan kosentrasi glukosa darah. Apabila konsentrasi glukosa
darah menurun melewati batas bawah konsentrasi normal, hormon-hormon
konstraregulasi akan melepaskan. Dalam hal ini, glucagon yang diproduksi
oleh sel pankreas berperan penting sebagai pertahanan utama terhadap
hipoglikemia.Selanjutnya epinefrin, kortisol dan hormon pertumbuhan
juga berperan meningkatkan produksi dan mengurangi penggunaan
glukosa.Glukagon dan epinefrin merupakan dua hormon yang disekresi
pada kejadian hipoglikemia akut.Glukagon hanya bekerja dalam hati.
Glukagon
mula-mula
meningkatkan
glikogenolisis
dan
kemudian
juga
dapat
mengakibatkan
kerusakan
otak
akut.
biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara yang abnormal (Jevon,
2010) dan menurut Kedia (2011) hipoglikemia yang berlangsung lama bisa
menyebabkan kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat
menyebabkan koma sampai kematian
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Gula Darah puasa
Untuk mengetahui kadar gula puasa (sebelum diberikan glukosa 75
gram oral) dan nilai normalnya antara 70-110 mg/dl
2. Gula darah 2 jam post prandial
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal <140 mg/dl/2
jam
3. HBA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh
kadar gula darah karena pasien tidak dapat mengontrol hasil dalam
waktu 2-6 %. Semakin tinggi maka akan menunjukan bahwa orang
tersebut menderita DM beresiko terjadinya komplikasi
4. Elektrolit terjadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya terganggu
5. Leukosit terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi
I. Penatalaksanaan
Menurut Kedia (2011), pengobatan hipoglikemia tergantung pada
keparahan dari hipoglikemia. Hipoglikemia ringan mudah di obati
dengana supan karbohidrat seperti minuman yang mengandung glukosa,
tablet glukosa, atau mengkonsumsi makanan rigan.Dalam Setyohadi
(2011), pada minuman yang mengandung glukosa, dapat diberikan larutan
Data obyektif
a. Parestisia pada bibir dan jari gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku
b. Hight pitched cry, lemes, apatis, bingung, cyianosis, apnea,
nafas cepat irregular, keringat dingin, mata berputar-putar,
menolak makan dan koma
c. Plasma glukosa <50 gr
4. Status metabolic
Intake makanan yang melebihi kebutuhan kalori infeksi atau
penyakit-penyakit akut lain. Stres yang berhubungan dengan faktorfaktor psikologis dan sosial, obat-obatan atau terapi lain yang
mempengaruhi glikosa darah, penghentian insulin atau obat
antihiperglikemik oral.
5. Aktivitas/istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot tonus
menurun, gangguan istirahat/tidur
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktivitas
Letargi/disorientasi, koma.
6. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, takikardia
Tanda : perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi
menurun/tidak, disritmia, krekel, distensi vena jugularis, kulit panas,
kering, dan kemerahan, bola mata cekung
7. Integritas/Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial
berhubungan dengan kondisi ekonomi
Tanda : Ansietas, peka rangsangan
8. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (polyuria), nokturia, rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri
tekan abdomen, diare
tiroid
(peningkatan
kebutuhan
metabolic
dengan
L. Intervensi keperawatan
No
1.
DX keperawatan
Tujuan
NIC
1. Pola napas tidak Setelah dilakukan
1. Observasi tandaefektif
b/d tindakan
jam
diharapkan
pernapasan,
klien
obesitas,
efektif
penurunan
Kriteria
energi/kelelahan
Pola
RR
nafas
hasil:
x
permenit
Ekspansi
dada
Sesak
nafas
hilang / berkurang
Tidak suara nafas
abnormal
memaksimalkan
normal
untuk
ventilasi
3. Pertahakan jalan
dengan
16-24
tanda vital
2. Posisikan pasien
hipoventilasi
6. Auskultasi suara
napas,
catat
adanya
suara
tambahan
2.
Gangguan
perfusi setelah
jaringan
hipoksia
TIK, perfusi
bandingkan
jaringan
dengan
jaringan, berkurang/hilang
jaringan
dengan
criteria
dan tanda
oedema
peningkatan
tanda
TIK
Tanda tanda
vital dalam batas
normal
Tidak
secara
teratur,
pembengkakan
status
neurologi
jaringan. keperawatan
peningkatan
depresi
1. Catat
b/d tindakan
Ditandai
nekrosis
dilakukan
adanya
2.
nilai
standart.
Catat ada atau
tidaknya refleksrefleks
tertentu
seperti
refleks
menelan,
batuk
dan Babinski.
3. Pantau
tekanan
darah
4. Perhatikan adanya
penurunan
gelisah
kesadaran
meningkat,
tingkah laku yang
tidak sesuai.
5. Tin ggikan kepala
tempat
tidur
sekitar
15-45
derajat
sesuai
toleransi
atau
indikasi. Jaga
kepala
pasien
3.
Setelah
1. Berikan
indikasi
posisi
b/d
penurunan
kesadaran
dilakukan
dengan
tindakan
keperawatan
selama
3x24
jam diharapkan
klien mencegah
terjadinya
resiko
lebih tinggi.
2. Kaji tanda-tanda
penurunan
kesadaran.
3. Observasi TTV
4. Atur posisi pasien
untuk
injury
sehubungan
dengan
Dengan criteria
melakukan latihan
gerak.
Hasil:
mengalami
kerusakan karena
bantuan untuk
kesadaran.
Pasien
menghindari
tekanan.
5. Beri
penurunan
injury.
kepala
tidak