LAPORAN KASUS
NPM
: 13710797
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama Pasien
: Ny. Damisah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 44 tahun
Alamat
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Status marital
: Menikah
Pekerjaan
mineral berupa cairan dan sisa makanan. pendengaran sebelah kiri pasien
sedikit berkurang serta sering terasa grebek - grebek dan berdengung. Nafsu
makan menurun sejak 7 hari smrs. Demam (-) Gangguan pengelihatan (-) BAK
dan BAB tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu:
HT (-)
DM (-)
C. OBYEKTIF (O)
I.
: Compos mentis
GCS
: E4V5M6
2)Vital Sign
Tensi
: 130/90 mmHg
Nadi
: 92 x/menit
Respiratory Rate
: 18 x/menit
Suhu
: 36,5 C
3)Pemeriksaan Fisik
Kepala
a/i/c/d = -/-/-/-
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
: Stabil
Proses berfikir
Bentuk : Realistik
Arus
: Koheren
Isi
: Halusinasi (-)
Kecerdasan
Ingatan
Pencerapan
Kemauan
Psikomotor
: Compos mentis
Kuantitatif
: GCS E4V5M6
Pembicaraan
Disartri
: (-)
Monoton
: (-)
Scanning
: (-)
Afasia
: (-)
Kepala
Bentuk
: Ovale
Asimetris
: (-)
: (-)
Muka
Mask
: (-)
Myopathik
: (-)
Fullmoon
: (-)
2) Pemeriksaan Khusus
1. Rangsang Meningeal
Kaku kuduk
: (-)
Laseque test
: (70/-)
Kernig test
: (-/-)
: (-)
: -/-
: -/-
: (-)
2. Saraf Otak
Nervus I (olfaktorius)
Kesan normal
Nervus II (optikus)
KANAN
KIRI
Visus
6/6
6/6
Lapang penglihatan
(+)
(+)
Refleks pupil
(+) isokor
(+) isokor
Lihat warna
(+)
(+)
Funduskopi
TDL
TDL
KANAN
KIRI
Sentral
Sentral
(+)
(+)
Ke atas luar
(+)
(+)
Ke medial
(+)
(+)
Ke lateral abduksi
(+)
(+)
Ke bawah luar
(+)
(+)
(-)
(-)
Nystagmus
(+)
(+)
Bentuk
Bulat
Bulat
Lebar
3mm
3mm
Perbedaan lebar
isokor
isokor
R. Cahaya direct
(+)
(+)
R. Cahaya indirect
(+)
(+)
KANAN
KIRI
Otot masseter
(+)
(+)
Otot temporal
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Refleks kornea
(+)
(+)
KANAN
KIRI
Kerutan dahi
simetris
simetris
Tinggi alis
simetris
simetris
Sudut mata
normal
normal
Lipatan nasolabial
normal
normal
Mengerutkan dahi
(+)
(+)
Menutup mata
(+)
(+)
Pupil:
Nervus V (trigeminus)
Cabang motorik:
Waktu diam
Waktu gerak
Bersiul
(+)
(+)
Memperlihatkan gigi
(+)
(+)
TDL
Hyperakusis
TDL
TDL
TDL
TDL
KANAN
KIRI
(-)
(-)
Tes kalori
TDL
TDL
Tes Romberg
TDL
TDL
Disdiadokokinesia
(-)
(-)
Weber
TDL
TDL
Rinne
TDL
TDL
Schwabach
TDL
TDL
Tinnitus
(+)
(-)
Nervus VIII
(vestibulococlearis)
Nervus Vestibularis
Nervus Cochlearis
: Normal
Menelan
: Normal
Disartria
: (-)
Bagian sensorik
Refleks muntah/gag
: (+)
: (+)
Nervus XI (assesorius)
KANAN
KIRI
Mengangkat bahu
normal
normal
Memalingkan kepala
normal
normal
: sentral
Waktu gerak ke
: sentral
Atrofi
: (-)
Fasikulasi
: (-)
Kekuatan lidah
: (+)
DEXTRA
SINISTRA
Superior
Inferior
Lengan
normal
normal
Hipotoni
(-)
(-)
Spastik
(-)
(-)
Rigid
(-)
(-)
(-)
(-)
Tremor halus
(-)
(-)
BPR
(+)
(+)
TPR
(+)
(+)
KPR
(+)
(+)
APR
(+)
(+)
Hoffman
(-)
(-)
Tromner
(-)
(-)
Babinski
(-)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Openheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Gonda
(-)
(-)
Schaffer
(-)
(-)
Stransky
(-)
(-)
Rosolimo
(-)
(-)
Tonus Otot
Refleks Fisiologis
Refleks patologis
Mendel-Bechtrew
(-)
(-)
(+)
(+)
Suhu
TDL
TDL
Raba ringan
(+)
(+)
Rasa getar
Rasa tekan
Rasa nyeritekan
(-)
(-)
Stereognosis
(+)
(+)
Barognosis
(+)
(+)
Grapestesia
(+)
(+)
Sensory extinction
(+)
(+)
(+)
(+)
Sensibilitas
Sensorik
Propioseptik
Enteroseptik
Reffered pain
Rasa kombinasi
(-)
Koordinasi
Jari tangan-jari tangan
: (-)
Jari tangan-hidung
: (-)
: (-)
Tumit-lutut
: (-)
Pronasi-supinasi
: (-)
: (-)
Gait
Jalan diatas tumit
: TDL
: TDL
Tandem walking
: TDL
: TDL
Jalan mundur
: TDL
: TDL
: (+) normal
BAK
: (+) normal
Keringat
: (+)
4) Pemeriksaan Tambahan
Nystagmus
Bilateral Horizontal
Dix-Hallpike manoeuvre
TDL
D. ASSESSMENT (A)
Diagnosa klinis
: Vertigo
Diagnosa topis
: Sitem Vestibular
Diagnosa etiologi
: Meniere Sindrom
DD
: BPPV
Labirinitis
Neuritis Vestibuler
E. PLANNING (P)
Diagnosis:
DL
CT-Scan
Terapi:
Medikamentosa
o Infus NaCl 0,9%
1500cc/24 Jam
o Inj. Ondanstron
o Tab. Betahistine
3x6 mg
o Tab. Flunarizine
2x10 mg
o Tab. Hidrochlorotiazid
1x12,5 mg
Non medikamentosa
Edukasi
Menutup mata terlebih dahulu bila kepala masih terasa berputar saat
merubah posisi
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar.
Vertigo adalah suatu perasaan gangguan keseimbangan.1 Vertigo seringkali
dinyatakan sebagai rasa pusing, sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia
sekelilingnya berputar-putar (vertigo subjektif atau objektif), dan berjungkir balik.
Ada yang menyebut vertigo sebagai halusinasi gerakan di mana penderita
merasakan atau melihat lingkungannya bergerak, padahal lingkungannya diam,
atau penderita merasakan dirinya bergerak, padahal tidak. Gerakan pada vertigo
umumnya gerakan berputar, namun sesekali dijumpai kasus dimana gerakan
bersifat linear (garis lurus); tubuh seolah-olah didorong atau ditarik menjauhi
bidang vertikal. Sering vertigo disertai oleh gangguan sistem otonom, seperti rasa
mual, pucat, berkeringat dingin, muntah, perubahan denyut nadi dan tekanan
darah.1,2
B. Epidemologi
Vertigo dan dizziness merupakan salah satu keluhan tersering pasien datang
ke dokter.4 Insiden vertigo secara umum beragam yaitu 5 sampai 30% dari populasi
dan mencapai 40% pada orang yang berumur di atas 40 tahun.5,6 Vertigo
meningkatkan resiko cedera akibat trauma sampai 25% pada penderita yang
berumur diatas 65 tahun. Di Amerika, dari data pada tahun 1999 sampai 2005
didapatkan bahwa vertigo merupakan 2,5% dari diagnosis pasien yang datang ke
ruang gawat darurat.5
Vertigo adalah masalah kesehatan yang sering ditemui pada orang dewasa.
Di USA 40% penduduk pernah sedikitnya sekali merasa pusing. Prevalensi sedikit
11
lebih tinggi pada wanita dan meningkat sesuai usia. Benign Paroxysmal Potitional
Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai, kirakira 107 kasus per 100.000 penduduk, dan lebih banyak pada perempuan serta usia
tua (51-57 tahun). Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35 tahun yang
tidak memiliki riwayat cedera kepala.3
C. Etiologi
Vertigo merupakan suatu gejala, sederet penyebabnya antara lain akibat
kecelakaan, stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit
atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan
mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga
bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di
otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.6
Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi
tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata. Penyebab
umum dari vertigo: 7
1. Keadaan lingkungan: mabuk darat, mabuk laut.
2. Obat-obatan: alkohol, gentamisin.
3. Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di
dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal
positional
4. vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit
maniere,
5. Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
6. Kelainan Neurologis: Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis,
sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin,
persyarafannya atau keduanya.
7. Kelainan sirkularis: Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak (transient ischemic attack) pada arteri
vertebral dan arteri basiler.
12
Penyebab vertigo dapat berasal dari perifer yaitu dari organ vestibuler
sampai ke inti nervus VIII sedangkan kelainan sentral dari inti nervus VIII sampai
ke korteks.
Pasca trauma
Penyakit menierre
Fistula labirin
Neuritis vestibular
Neuroma akustikus
Otitis media
Tumor
4. Sentral
-
Beberapa obat ototoksik dapat menyebabkan vertigo yang disertai tinitus dan
hilangnya pendengaran.Obat-obat itu antara lain aminoglikosid, diuretik loop,
antiinflamasi nonsteroid, derivat kina atau antineoplasitik yang mengandung
platina. Streptomisin lebih bersifat vestibulotoksik, demikian juga gentamisin;
13
D. Klasifikasi
14
Vertigo Vestibular
Vertigo Non-vestibular
Waktu
Episodik
Konstan
Sifat Vertigo
Berputar
Melayang
Faktor pencetus
Gejala Penyerta
V. Vestibular Perifer
Onset
Tiba-tiba,
V. Vestibular Sentral
mendadak
Durasi
Frekuensi
Biasanya konstan
Intensitas
Berat
Sedang
Mual muntah
Tipikal
Diperparah perubahan Ya
posisi kepala
Usia pasien
Berapapun,
muda
Gangguan
mental
atau cerebellum
Pendengaran
Seringkali
16
Nistagmus
Nistagmus
dan
rotatoar;
atau
Menieres disease
Labyrinthitis
Positional vertigo
Insufisiensi A. Vertebral
Neuroma Akustik
Sklerosis Multiple
Sentral
Bangkitan vertigo
Mendadak
Lambat
Derajat vertigo
Berat
Ringan
Pengaruh gerakan
(+)
(-)
Gejala otonom
(++)
(-)
Gangguan pendengaran
(+)
(-)
kepala
17
Nystagmus
1. Arah
Vertigo Sentral
Vertigo Perifer
Berubah-ubah
Horizontal
horizontal rotatoar
2. Sifat
Unilateral / bilateral
Bilateral
3. Test Posisional
-
Latensi
Singkat
Lebih lama
Durasi
Lama
Singkat
Intensitas
Sedang
Larut/sedang
Sifat
Susah ditimbulkan
Mudah
ditimbulkan
4. Test
dengan
Sering ditemukan
jarang ditemukan
Tidak terpengaruh
Terhambat
E. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) yang
sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat kesadaran).
Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler
atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat
keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik,
jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan
VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna
untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan
proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih
18
dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya
adalah proprioseptik.10
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan
dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar,
akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata
dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari
posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat
keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak
fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom. Di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga
muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.11
Ada
beberapa
teori
yang
berusaha
menerangkan
kejadian
ketidakseimbangan tubuh :
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan
menyebabkan hiperemi
fungsinya
19
(Lucat)
yang
masing-masing
menekankan
peranan
20
disease
merupakan
akibat
dari
hipertensi
21
Vestibular Neuritis
Vestibular neuritis ditandai dengan vertigo, mual, ataxia, dan
nistagmus. Hal ini berhubungan dengan infeksi virus pada nervus
vestibularis.
22
F. Diagnosis
1. Anamnesa
Gejala klinis pasien dengan dizziness dan vertigo dapat berupa gejala
primer, sekunder ataupun gejala non spesifik. Gejala primer diakibatkan oleh
gangguan pada sensorium. Gejala primer berupa vertigo, impulsion, oscilopsia,
ataxia, gejala pendengaran. Vertigo, diartikan sebagai sensasi berputa. Vertigo
dapat horizontal, vertical atau rotasi. Vertigo horizontal merupa tipe yang paling
sering, disebabkan oleh disfungsi dari telinga dalam. Jika bersamaan dengan
nistagmus, pasien biasanya merasakan sensasi pergerakan dari sisi yang berlawanan
dengan komponen lambat. Vertigo vertical jarang terjadi, jika sementara biasanya
disebabkan oleh BPPV. Namun jika menetap, biasanya berasal dari sentral dan
disertai dengan nistagmus dengan gerakan ke bawah atau ke atas. Vertigo rotasi
merupakan jenis yang paling jarang ditemukan. Jika sementara biasnaya
disebabakan BPPV namun jika menetap disebabakan oleh sentral dan biasanya
disertai dengan rotator nistagmus. 13
Impulsi diartikan sebagai sensasi berpindah, biasanya dideskrepsikan
sebagai sensais didorong atau diangkat. Sensasi impulse mengindikasi disfungsi
apparatus otolitik pada telinga dalam atau proses sentral sinyal otolit 13
Oscilopsia ilusi pergerakan dunia yang dirovokasi dengan pergerakan
kepala. Pasien dengan bilateral vestibular loss akan takut untuk membuka kedua
matanya. Sedangkan pasien dnegan unilateral vestibular loss akan mengeluh dunia
seakan berputar ketika pasien menoleh pada sisi telinga yang mengalami
gangguan.13
23
13
Gejala nonspesifik berupa giddiness dan light headness. Istilah ini tidak
terlalu memiliki makna pada penggunaan biasanya. Jarang dignkan pada pasien
dengan disfungsi telinga namun sering digunakan pada pasien vertigo yang
berhubungan dengan problem medic. 13
.
a. Karekteristk dizziness
Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien apakah
sensasi berputar, atau sensasi non spesifik seperti giddiness atau liht
headness, atau hanya suatu perasaan yang berbeda (kebingungan).
b. Keparahan
Keparahan dari suatu vertigo juga dapat membantu, misalnya: pada
acute vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun berkurang
dalam beberapa hari kedepan. Pada Mnires disease, pada awalnya
keparahan biasanya meningkat dan kemudian berkurang setelahnya.
Sedangakan pasien mengeluh vertigo ynag menetap dan konstan mungkin
memilki penyebab psikologis. 16
24
Kemeungkinan Diagnosis
Beberapa detik
perilymphatic fistula
Beberapa jam
Beberapa hari
Beberapa minggu
Psychogenic
25
d. Faktor Pencetus
Faktor pencetus dan dapat mempersempit diagnosis banding pada
vertigo vestibular perifer. Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan posisi,
penyebab yang paling mungkin adalah BPPV. Infeksi virus yang baru pada
saluran pernapasan atas kemungkinan berhubungan dnegan acute vestibular
neutritis atau acute labyrhinti. Faktor yang mencetuskan migraine dapat
menyebabkan vertigo jika pasien vertigo bersamaan dengan migraine.
Vertigo dapat disebabkan oleh fistula perilimfatik Fistula perimfatik dapat
disebabkn oleh trauma baik langsung ataupun barotraumas, mengejan.
Bersin atau gerakan yang mengakibatkan telinga ke bawah akan
memprovokasi vertigo pada pasien dengan fistula perilimfatik. Adanya
fenomena Tullios (nistagmus dan vertigo yang disebabkan suara bising
pada frekuensi tertentu) mengarah kepada penyebab perifer.
e.
Kemungkinan Diagnosis
Acute Labyrinthitis; Benign Positional
Spontaneous Episodes
Disease (Stroke Or Transient Ischemic
(I.E., No Consistent
Attack); Mnires Disease; Migraine;
Provoking Factors)
Multiple Sclerosis
Recent Upper Respiratory
Acute Vestibular Neuronitis
Viral Illness
26
Stress
Immunosuppression
(E.G., Immunosuppressive
Herpes Zoster Oticus
Medications, Advanced
Age, Stress)
Changes In Ear Pressure,
Head Trauma, Loud Noises
Perilymphatic Fistula
f. Gejala Penyerta
Gejala penyerta berupa penurunan pendnegaran, nyeri, mual,
muntah dan gejala neurologis dapat membantu membedakan diagnosis
peneybab vertigo. Kebanyakan penyebab vertigo dengan gangguan
pendengaran berasal dari perifer, kecuali pada penyakit serebrovaskular
yang mengenai arteri auditorius interna atau arteri anterior inferior cebellar.
Nyeri yang menyertai vertigo dapat terjadi bersamaan dengan infeksi akut
telinga tengah, penyakit invasive pada tulang temporal, atau iritasi
meningeal. Vertigo sering bersamaan dengan muntah dan mual pada acute
vestibular neuronitis dan pada meniere disease yang parah dan BPPV.
Pada vertigo sentral mual dan muntah tidak terlalu parah. Gejala
neurologis berupa kelemahan, disarthria, gangguan penglihatan dan
pendengaran, parestesia, penurunan kesadaran, ataksia atau perubahan lain
pada fungsi sensori dan motoris lebih mengarahkan diagnosis ke vertigo
sentral misalnya penyakit cererovascular, neoplasma, atau multiple
sklerosis.
27
Gejala
Kemungikanan Diagnosis
Mastoid
Kelmahan Wajah
Temuan Deficit
Neurologis Fokal
Sakit Kepala
Tuli
Imbalans
Nistagmus
Fonofobia,Fotofobia
Migraine
Tinnitus
g. Riwayat keluarga
Adanya riwayat keluarga dengan migraine, kejang, menire disease, atau yuli
pada usia muda perlu ditanyakan.
28
h. Riwayat pengobatan
Beberapa obat dapat menginduksi terjadinya vertigo melipti obat-obatab yang
ototoksik, obat anti epilepsy, antihipertensi, dan sedative.
2. Pemeriksaan Fisik
29
akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata
terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler
badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata
tertutup.
30
31
32
33
b. Fungsi Pendengaran
a. Tes garpu tala : Rinne, Weber, Swabach. Untuk membedakan tuli
konduktif dan tuli perseptif
b. Audiometri
Tone Decay.
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Pemeriksaan kepala dan leher meliputi :
1) pemeriksaan membrane timpani untuk menemukan vesikel
(misalnya herpes zoster auticus (Ramsay Hunt Syndrome)) atau
kolesteaatoma. 14
2) Hennebert sign (vertigo atau nistagmus yangterjadi ketika
mendorong tragus dan meatus akustikus eksternus pada siis yang
bermasalah) mengindikasikan fistula perikimfatik .15
3) Valsava maneuver (exhalasi dengan mulut dan hidung ditutup untuk
meningkat tekanan melawan tuba eusthacius dan telinga dalam)
dapat menyebabkan vertigo pada pasien dengan fistula perilimfatik
atau dehiscence kanalis semisirkularis anterior. Namun nilai
diagnostic berdasarkan klinis ini masih terbatas. 16
34
d. Pemeriksaan Cardiovascular
Perubahan orthostatic pada tekanan darah sistolik (misalnya turun
20 mmHg atau lebih) dan nadi (misalnya meningkat 10 denyutan per menit)
pada pasien dengan vertigo dapat menentukan masalah dehidrasi dan
disfungsi otonom.
35
3. Pemeriksaan Penunjang
36
4. Diagnosis Banding
Dianosis banding dari vertigo dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Table 1 Penyebab vertigo
Vertigo
dengan tuli
Vertigo
dengan
tanda intracranial
Mnires
Vestibular
Tumor
disease
neuritis
Cerebellopontine
angle
Labyrinthitis
Benign positional
Vertebrobasilar
vertigo
insufficiency
dan
thromboembolism
Labyrinthine
Acute
vestiblar
trauma
dysfunction
Tumor otak
4) Misalnya,
epyndimoma atau
37
metastasis
pada
ventrikel keempat
Acoustic
Medication
neuroma
induced
Migraine
vertigo
e.g
aminoglycosides
Acute
Cervical
cochleo-
spondylosis
Multiple sklerosis
vestibular
dysfunction
Syphilis (rare)
Following
Aura
epileptic
flexion-extension
attack-terutama
injury
temporal
lobe
epilepsy
Obat-obatan- misalnya,
phenytoin, barbiturate
Syringobulosa
G. Penatalaksanaan
Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa
sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan
pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus
terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu.
1. Simptomatik11
a. Antihistamin
Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo.
Antihistamin yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat,
difenhidramin, meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti
38
1) Betahistin
Senyawa
Betahistin
(suatu
analog
histamin)
yang
dapat
2) Dimenhidrinat (Dramamine)
Lama kerja obat ini ialah 4 6 jam. Dapat diberi per oral atau
parenteral
39
b. Antagonis Kalsium
Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis
kalsium Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium) sering
digunakan. Merupakan obat supresan vestibular karena sel rambut
vestibular mengandung banyak terowongan kalsium. Namun, antagonis
kalsium sering mempunyai khasiat lain seperti anti kholinergik dan
antihistamin. Sampai dimana sifat yang lain ini berperan dalam mengatasi
vertigo belum diketahui.
1) Cinnarizine (Stugerone)
Mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular. Dapat mengurangi
respons terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15
30 mg, 3 kali sehari atau 1 x 75 mg sehari. Efek samping ialah rasa
mengantuk (sedasi), rasa cape, diare atau konstipasi, mulut rasa kering
dan rash di kulit.
c. Fenotiazine
Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti
muntah).
Namun
tidak
semua
mempunyai
sifat
anti
vertigo.
40
2) Khlorpromazine (Largactil)
Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat
dan akut. Obat ini dapat diberikan per oral atau parenteral (suntikan
intramuscular atau intravena). Dosis yang lazim ialah 25 mg (1 tablet)
50 mg, 3 4 kali sehari. Efek samping ialah sedasi (mengantuk).
d. Simpatomimetik
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya
obat simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah
efedrin.
1) Efedrin
Lama aktivitas ialah 4 6 jam. Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4
kali sehari. Khasiat obat ini dapat sinergistik bila dikombinasi dengan
obat anti vertigo lainnya. Efek samping ialah insomnia, jantung
berdebar (palpitasi) dan menjadi gelisah gugup.
e. Sedatif Minor
Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi
kecemasan
f. Anti Kholinergik
Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas
sistem vestibular dan dapat mengurangi gejala vertigo.
1) Skopolamin
41
2. Rehabilitatif 11
Pengobatan rehabilitative bertujuan untuk menimbulkan dan meningkatkan
kompensasi sentral. Dengan terapi rehabilitative juga dapat menimbulkan habituasi
berkurangnya respons terhadap stimulasi sensorik. Contohnya ialah : Metode
Brand-Daroff, Latihan visual vestibuler, Latihan berjalan (gait exercise).4
a. Metode Brand-daroff
Penderita duduk di tepi tempat tidur dengan kaki tergantung. Kedua
mata ditutup, berbaring dengan cepat pada salah satu sisi tubuh selama 30
detik, kemudian duduk tegak kembali. Setelah 30 detik, baringkan tubuh ke
sisi lain dengan cara yang sama, tunggu selama 30 detik, setelah itu duduk
kembali. Dilakukan 5 kali pagi dan 5 kali malam.4
42
43
Jalan turun naik pada lantai miring atau tangga, mata tertutup dan
terbuka bergantian
3. Terapi Spesifik 11
a. BPPV
Pada kondisi ini tidak direkomendasikan terapi bat-obatan. Vertigo
dapat membaik dengan maneuver rotasi kepala hal ini akan mmemindahkan
deposit kalsium yang bebas ke belakang vestibule, Manuver ini meliputi
reposisi kanalit berupa maneuver epley, modifikasi maneuver epley. Pasien
perlu tetap tegak selama 24 jam setelah reposisi kanalit utnuk mencegah deposit
kalsium kembali ke kanalis semisirkularis.
c. Meniere disease
Terapi dengan menurunkan tekanan endolimfatik. Walaupun diet
rendah garam dan diuretic seringkali mengurangi vertigo, hal ini kurang
efektif dalam mengobati ketulian dan tinnitus.
Pada kasus yang jarang intervensi bedah seperti dekompresi dengan
shunt endolimfatik atau cochleosacculoctomy dibutuhkan jika penyakit ini
resisten terhadap pengobatan diuretic dan diet.
d. Iskemik Vascular
Terap TIA dan stroke meliputi mencegah terjadinya ulangan
kejadian melalui control tekanan darah, menurunkan level kolesterol,
44
H. Prognosis
Prognosis pasien dengan vertigo vestibular tipe perifer umumnya baik,
dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis tergantung
dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau vertebral, misalnya,
menandakan prognosis yang buruk.1
45
BAB III
KESIMPULAN
46