Penyimpulan
Besi dibakar > panas, tak
terbakar
Penyimpulan
Pengetahuan lama
Pengetahuan lama
Pengetahuan lama
Pengetahuan lama
Pengetahuan
Baru
Kesimpulan
Ilmu baru
Penyimpulan (Silogisme)
Penyimpulan adalah kegiatan akal budi
manusia
untuk
mendapatkan
pengetahuan yang baru berdasarkan
pengetahuan-pengetahuan (lama) yang
sudah dimilikinya.
Dengan
kata
lain,
atas
dasar
pengetahuan
yang
lama
(antecedens atau PREMIS) orang
berusaha
memperkembangkan
pemikirannya
untuk
memperoleh
pengetahuan
yang
baru
Penyimpulan
Penyimpulan
Hubungan antara premis-premis
dengan konklusi disebut
konsekuensi (consequentia).
Antara premis-premis dengan
konklusi harus mempunyai
hubungan yang lurus, betul, dan
sah.
Dengan kata lain, kesimpulan disebut
lurus (= betul) apabila ditarik dari
atau berdasarkan antecedensantecedens (premis-premis)-nya.
Macam-Macam Penyimpulan
1. Dari sudut bagaimana terjadinya
a. Penyimpulan langsung (intuitif).
Penyimpulan ini tidak memerlukan
pembuktian-pembuktian. S=P. Lihat
pembalikan dan perlawanan atau
ekwivalensi dan keputusan langsung
empirik faktual ( Ini adalah ..... ).
b. Penyimpulan
tidak
langsung.
Penyimpulan ini diperoleh dengan
menggunakan term antara (M). M
berfungsi untuk memberikan alasan
mengapa S=P atau SP.
Hukum penyimpulan
(Sillogisme)
P(Anteceden
s)
Benar
Salah
Salah
Benar/Salah
(consequenti
a)
Harus:
lurus
betul
- sah
(conclusio)
Benar
Salah / Benar
Salah
Benar
Penyimpulan
Induksi
Khusus
(satuan)
Umum
(general)
Deduksi
Sillogisme
Induksi
Deduksi
Kategori
s
Hipotetis
Jamak / Tersusun
Modalitas
Tunggal
Sillogisme
Kondisional
Hipotetis
Disyungtif
Kategoris
Hipotetis
Kategoris
Keputusan
Konyungtif
SILOGISME KATEGORIS
Bagan Silogisme
1.
2.
3.
4.
Hukum Umum
Yang menyangkut term-term:
1. Sillogisme mempunyai 3 term : S
MP
2. Term M tidak masuk dalam
Kesimpulan
3.S & P dalam Kesimpulan tidak lebih
luas daripada dalam Premis-premis
(cf latius hos) atau bahaya
generalisasi
4. Term M paling tidak sekali universal
Hukum Umum
Yang menyangkut keputusankeputusan:
1. Jika kedua premis afirmatif, maka
kesimpulan juga afirmatif
2. Kedua premis tidak boleh samasama negatif
3. Kedua premis tidak boleh samasama partikular
4. Kesimpulan mengikuti yang paling
lemah:
Negatif lebih lemah daripada
Kombinasi Berdasarkan
Posisi M
Hukum Khusus
Sillogisme Tersusun
a. Epicherema: adalah sillogisme yang salah satu atau kedua
premisnya disambung dengan pembuktiannya (dengan premis
kausal).
b. Enthymema:
sillogisme yang salah satu premisnya atau kesimpulannya dilam
paui, atau dipersingkat, karena diandaikan orang sudah tahu.
c. Polysillogisme: adalah suatu deretan sillogisme, sehingga
kesimpulan sillogisme yang satu langsung menjadi premis
major untuk sillogisme berikutnya. (Hukum yang berlaku sama
dengan untuk susunan I)
d. Sorites: adalah semacam polysillogisme, tetapi bedanya
predikat keputusan yang satu langsung menjadi subyek
keputusan atau premis berikutnya.
Hukum Sorites
Semua premis (kecuali yang
terakhir) haruslah affirmatif.
Semua premis (kecuali yang
pertama) haruslah universal.
Kesimpulan mengikuti yang paling
lemah
Bagan Sorites
(Bdk dengan bagan Polysillogisme)
Dilema
Hukum Dilema
1. Keputusan
disjungtif
haruslah
lengkap / utuh. Semua kemungkinan
harus disebut.
2. Konsekuensinya haruslah lurus /
didasarkan pada antecendens.
3. Kesimpulan yang lain tidak mungkin.
Dilema tidak boleh bersifat terbuka
terhadap argumen balik.
SILOGISME HIPOTETIS
Silogisme Hipotetis
1. Hipotetis kondisional
Jika (a)maka (b)..
2. Hipotetis Disjungtif
(Atau)
.atau.
3. Hipotetis konjungtif
Tidak sekaligus
dan.
keputusan kondisional
hubungan a dan b benar.
Keputusan kondisional
benar
jika
salah
jika
Penerapan Hukum
Jika jatuh cinta, aku tidak
konsentrasi belajar
Jika A benar maka B juga benar
Jika B salah maka A juga salah
Jika A salah maka B dapat salah
tetapi juga dapat benar.
Jika B benar maka A dapat salah
tetapi juga dapat benar.
b.