Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KASUS

Oleh :
Etwien Reskinta Paulus, S.Ked

Pembimbing :
dr. Dewi Suriany Angdjaja, Sp.KJ

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
OKTOBER 2014

REFLEKSI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama
Umur
Alamat
Agama
Suku
Pekerjaan
Status perkawinan
Pendidikan terakhir

:
:
:
:
:
:
:
:

Tn. MRN
20 tahun
Jln. Masjid Darusalam No. 15A
Islam
Kaili
Tidak Ada
Belum Menikah
SMA

II. DESKRIPSI KASUS

Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang ke Poli Jiwa RSUD Undata Tondo
dengan keluhan sering merasa cemas, tidak enak perasaan, gelisah, susah tidur, dan
jantung berdebar-debar. Perasaan ini awalnya dirasakan sejak 2 tahun terakhir. Pasien
merasa cemas memikirkan nasibnya yang sampe saat ini belum mendapat pekerjaan.
Pasien mudah marah ketika di beritahu oleh orang tuanya, misalnya disuruh mencari
kerja. Pasien juga mengaku terjadi penurunan nafsu makan dan menjadi pelupa sejak
perasaan cemas ini muncul pada dirinya.
Pasien merupakan anak pertama dan memiliki 4 orang adik. Pasien mengaku
ketika kecil pasien sering dimanja oleh orang tua. Awal muncul perasaan cemas ini

ketika pasien telah mengkonsumsi bunga kecubung yang dicampurkan ke dalam kopi.
Pasien mengaku setelah meminum kopi, pasien tertidur dan tidak terbangun selama 2
hari.
Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.
Pasien tidak mempunyai masalah dengan tetangga dan lingkungan sekitar. Riwayat
penyakit dahulu : epilepsi (-), trauma kepala (-), penyakit jantung (-), hipertensi (-).

III. Pemeriksaan Fisik


Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi pernapasan
Suhu tubuh

:
:
:
:
:

komposmentis
120/70 mmHg
80 kali/menit
20 kali/menit
36,8 C

IV. Emosi yang Terlibat


Kasus ini menarik untuk dibahas karena pasien sudah menderita penyakit ini 2
tahun lamanya. Dari autoanamnesis ditemukan pasien memiliki perasaan cemas yang
berlebihan. Pasien selalu merasa cemas ketika ditanya oleh orang tua tentang
pekerjaan. Pasien juga mengalami gangguan tidur, penurunan nafsu makan dan
jantung yang sering berdebar-debar. Apabila pasien tidak mengkonsumsi obat rasa
cemas itu kambuh lagi.

V. Evaluasi
Pengalaman Baik

Pengalaman baik yang didapatkan pasien sangat kooperatif dan sangat


komunikatif saat diwawancarai. Tidak ada penolakan untuk dilakukan wawancara
kepada pasien. Pasien sangat terbuka dan bersikap jujur dalam memberikan informasi
mengenai keluhan dan riwayat pribadinya.

Pengalaman Buruk
Tidak ada pengalaman buruk yang dialami selama wawancara.

VI. Analisis
Pasien ini dapat didiagnosis sebagai Gangguan Cemas Menyeluruh (F 41.1).
Berdasarkan pedoman klinis:

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang


berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus

tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang)


Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung
tanduk, sulit konsentrasi, dsb).;
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai); dan
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut
kering, dsb.).

Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk


ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang

menonjol.
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas
Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode
depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0),

atau gangguan obsesif-kompulsif (F42.-).


Pasien ini menunjukkan manifestasi klinis sebagai berikut:
Pasien khawatir akan nasib buruk.
Cemas dan perasaan tidak nyaman.
merasa gelisah, susah tidur, dan jantung berdebar-debar.
nafsu makan menurun.
VII.

Diagosis multiaksial
Axis I
: Gangguan Cemas Menyeluruh (F 41.1)
Axis II
: Ciri Kepribadian pada pasien ini adalah b
Axis III
: Tidak ada diagnosis
Axis IV
: Masalah dengan pekerjaan.
Axis V
: GAF Scale 80 71

VIII. Kesimpulan
Pada pasien ini sebaiknya selain mengkonsumsi obat, lebih melatih diri untuk
melawan rasa cemas. Dianjurkan untuk terapi relaksasi untuk meredakan rasa
cemasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sadock BJ, Sadock VA, 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis edisi 2.
EGC, Jakarta.
Elvira SD, Hadisukanto G, 2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FKUI, Jakarta.
Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
Harold I, K, 1998, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Widya medika, Jakarta.
Yosep, I, 2010, Keperawatan Jiwa, Refika Aditama, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai