Gangguan Afektif2
Gangguan Afektif2
Oleh Kelompok 2 :
Saumy Dewi Ratih, S.KED
Irni Prihandiny, S.KED
Dzulkifli I. D, S.KED
Jefry Fransiscus, S.KED
Pembimbing:
dr. Dewi Suriany, Sp.KJ
Data Pribadi
Nama
: Ny.S
Usia : 41 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS (Guru)
Pend.akhir : D3
Stat.marital : Sudah menikah
Alamat : Desa Pombewe
Cont....
Disisi
lain pasien memiliki masalah rumah tangga yang membuat pasien selalu merasa
tidak nyaman dirumahnya sendiri. Hal ini di karenakan suami pasien sering mabukmabukan, pulang larut malam, dan sering memaksanya berhubungan walaupun pasien
menolak. Pasien mengaku suaminya sering selingkuh sejak anak pertama berumur 1 tahun.
Saat itu pasien sempat memergoki suaminya selingkuh kemudian suami pasien mengaku
bersalah. Namun setelah itu suami pasien mengulangi hal yang sama dengan perempuan
lain sehingga pasien merasa di khianati, dan kehilangan kepercayaan dengan suaminya
sendiri. Sejak saat itu sering terjadi pertengkaran antara mereka, pasien sempat dipukul dan
terkadang terjadi di depan anak-anaknya, sehingga anaknya merasa sedih karena tidak mau
orang tuanya berpisah.
Pasien sudah lama ingin bercerai dengan suami namun suami pasien tidak mau bercerai
karena memikirkan masa depan anak-anak. Saat ini pasien masih tinggal serumah dengan
suaminya namun suaminya selalu melakukan hal-hal yang membuatnya benci terhadap
suaminya terutama bila pasien menceritakan tentang hubungan seksual dengan
selingkuhannya kepada pasien. Pasien merasa sedih hingga menangis sendiri bila
membayangkan anak-anaknya di tabrak mobil dan meninggal dunia. Pasien pernah merasa
ingin bunuh diri dengan meloncat ke laut karena merasa tidak sanggup menghadapi
permasalahan hidupnya. Dengan meloncat ke laut pasien merasa bisa mati dengan tenang.
Cont..
Pasien
hipertensi(-)
Stroke (-)
Diabetes mellitus (-)
Penyakit jantung (-)
Riwayat Hidup
Prenatal dan Kanak-Kanak
Selama
kehamilan, ibu
pasien dalam kondisi
sehat. Tidak ada konsumsi
obat-obatan selama
kehamilan.
Pasien lahir ditolong oleh
dukun dirumah. Lahir
spontan. Cukup bulan,
dalam keadaan normal.
Pasien dirawat oleh ibunya
dan mendapatkan ASI.
Pasien tumbuh dan
berkembang sesuai anakanak seusianya.
Masa Remaja
Pasien
tidak
menikmati
masa
remajanya
seperti
anak-anak
seusianya karena pasien telah diberi
tanggung jawab untuk mengurus
rumah dan adik-adiknya sejak ia duduk
di kelas 4 SD karena saat itu ibunya
meninggal. Ayah pasien sangat
membatasi
pergaulan
pasien
terutama dengan lawan jenis,
sehingga pasien menjadi agak
pendiam, cenderung menerima
keadaan,
kurang
mampu
menyelesaikan
masalah,
dan
cenderung menghindari masalah.
Sejak itu pasien memutuskan pacaran
diam-diam dengan teman SMAnya
(sekarang menjadi suaminya) dan
sudah melakukan hubungan seksual
diluar nikah. Tidak ada konsumsi
alkohol, dan obat-obatan
Masa Dewasa
Pasien telah menikah dengan seorang lakilaki yang seiman dan memiliki 3 orang
anak.
Sebelum
pernikahan,
hubungan
pasien dan suaminya sempat di tentang oleh
keduah belah pihak keluarga, karena pasien
telah hamil diluar nikah saat pasien masih
duduk di bangku SMA. Namun setelah umur
kehamilan usia 5 bulan kedua keluarga mulai
menerima kondisi tersebut dan pasien
dinikahkan saat kehamilan berumur 8 bulan.
Lama perkawinan sudah 20 tahun namun
keluarga ini hidup tidak harmonis sejak 19
yang
menderita
mengaku
memiliki impian agar
anak-anak nya bisa
hidup bahagia menjadi
orang yang berhasil.
Daya
Status Internus
Status Neurologis
Tekanan
darah : 110/70
Nadi
: 80x/m
Pernafasan
: 20x/m
Thorax dalam batas normal,
namun ada pembesaran jantung
Abdomen
: nyeri ulu
hati (+), Peristaltik menurun
Pemeriksaan Lain
Tidak
ada defisit
neurologis
Pemeriksaan Psikiatri
Deskripsi Umum
Penampilan
Seorang perempuan, tampak sesuai
umur, berpakaian rapi, tegang, ADL
bisa secara mandiri
Kesadaran : compos mentis
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
tenang
Pembicaraan : relevan
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
Orientasi :
Orientasi waktu, tempat dan orang baik
Daya Ingat :
Keadaan Afektif
segera baik
Mood
: depresi
Afek
: serasi
Bakat Kreatif :
Mengajar
Cont..
Gangguan
Persepsi :
Halusinasi: tidak ada
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi dan Derealisasi : tidak
ada
Pikiran
:
Arus Pikir :
produktivitas cukup, relevan
Isi Pikir :
preokupasi : khawatir akan mati bila
mendengar orang meninggal dan
pernah merasa ingin bunuh diri
Fobia
: Tidak Ada
Obsesi : Tidak Ada
Waham : Tidak Ada
Pengendalian
Impuls :
Saat wawancara terlihat cukup baik
Daya
Taraf
Dapat Dipercaya :
Dapat dipercaya
Cont..
Gangguan Persepsi :
Halusinasi
Ilusi
: tidak ada
: tidak ada
Pengendalian
Impuls :
Saat wawancara terlihat
cukup baik
Pikiran :
Daya
Arus Pikir :
produktivitas cukup, relevan
Isi Pikir :
preokupasi : khawatir akan mati bila mendengar orang
meninggal dan pernah merasa ingin bunuh diri
Fobia
: Tidak Ada
Obsesi
: Tidak Ada
Waham
: Tidak Ada
Taraf
Dapat Dipercaya :
Dapat dipercaya
Pasien
DD
1. Gangguan Depresif
Episode Depresif:
Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ) :
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
-Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya :
- Kosentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang
2.
Siklotimia :
-Ciri esensial adalah ketidakstabilan menetap dari afek meliputi banyak
episode depresi ringan dan hipomania ringan diantaranya tidak ada yang
cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif
bipolar atau gangguan depresif berulang.
-Setiap episode afektif tidak memenuhi kriteria untuk manapun yang
disebut dalam episode manik atau episode depresif.
3. Distimia
Pedoman Diagnostik
-Ciri
esensial
ialah
depresi
suasana
perasaan
(mood)
yang
berlangsungsangat lama yang tak pernah atau jarang sekali cukup parah
untukmemenuhi criteria gangguan depresif berulang ringan atau
sedang( F33.0 atau F33.1)
-Biasanya
mulai
dini
dalam
masa
kehidupan
dewasa
dan
berlangsungsekurang-kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk
jangkawaktu yang tidak terbatas. Jika onsetnya pada usia lebih
lanjut,gangguan ini sering kali merupakan kelanjutan suatu episode
depresiftersendiri (F32.-) dan berhubungan dengan masa berkabung atau
stress nyata lainnya
Manajemen :
Terapi psikososial
Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah
rekurennya dengan membantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif;
mengembangkan cara berpikir alternatif, fleksibel, dan positif; dan melatih kembali
respon kognitif dan perilaku yang baru.
Terapi perilaku didasarkan pada hipotesis bahwa pola perilaku maladaptif
menyebabkan seseorang mendapatkan sedikit umpan balik positif dari masyarakat
dan kemungkinan penolakan yang palsu. Dengan demikian pasien belajar untuk
berfungsi di dunia dengan cara tertentu di mana mereka mendapatkan dorongan
positif.
Terapi Interpersonal efektif di dalam pengobatan gangguan depresif berat.
Agar
pasien bisa membina hubungan dengan suami secara lebih baik. Terapi ditandai
dengan pendekatan terapetik aktif .
Farmakoterapi
Terima kasih