Anda di halaman 1dari 2

Biosurfaktan merupakan senyawa surfaktan yang dihasilkan oleh

mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan


permukaan antar cairan yang berbeda. Kerja dari biosurfaktan yang berasal
dari mikroorganisme disebut dengan bioremediasi. Bioremediasi adalah
proses perbaikan dan pemulihan kondisi lingkungan yang telah rusak dengan
bantuan mikroorganisme penghasil surfaktan
Semakin tinggi konsentrasi biosurfaktan, akan menghasilkan lebih banyak
oksigen untuk proses remediasi limbah. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian Klosowska, et al. (2012), konsentrasi biosurfaktan dan jumlah
bakteri yang terkandung di dalamnya adalah berbanding lurus. Biosurfaktan
merupakan

senyawa

aktif

berupa

surfaktan

yang

dihasilkan

oleh

metabolisme mikroba berupa produk ekstraseluler, banyaknya biosurfaktan yang

dihasilkan tergantung dari jumlah mikroba penghasil biosurfaktan tersebut (Nugroho, 2006;
Jennings dan Tanner, 2000; Anandaraj et al., 2010).

Berdasarkan Tabel 1.4 menunjukkan bahwa hasil pengukuran kadar BOD menurut SNI 066989.2-2004 dan analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan pada setiap
perlakuan. Penurunan kadar BOD paling signifikan terjadi pada pemberian biosurfaktan
konsentrasi 30% dengan lama inkubasi 48 jam yaitu kadar awal kontrol sebesar 561.62 mg/L
menjadi 323.65 mg/L. Berdasarkan hasil (Tabel 1.4) perbedaan jumlah konsentrasi dan lama
inkubasi berpengaruh terhadap kemampuan biosurfaktan dalam menurunkan kadar BOD,
pada lama inkubasi 48 jam dan jumlah konsentrasi 30% mampu menurunkan kadar BOD
yang lebih tinggi, dengan kadar sebesar 323.65 mg/L daripada lama inkubasi 48 jam dan
jumlah konsentrasi 20% dengan kadar 420.17 mg/L. Seperti halnya pengujian kadar COD,
hasil pengujian kadar BOD juga memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi dan lama
waktu inkubasi biosurfaktan asal Pseudomonas sp akan semakin besar pula potensinya dalam
menurunkan kadar BOD. Kadar BOD pada limbah rumah potong ayam belum memenuhi
standar yang sudah ditetapkan oleh Kep.51/MENKLH/10 (1995) yakni minimum kadar COD
pada suatu limbah cair suatu industri sebesar 150 mg/L

Limbah cair rumah potong ayam, memiliki kandungan polutan kimia dan biologi yang sangat
berbahaya. Menurut Sheppard dan Mulligan (2007) polutan berbahaya yang ada pada limbah
dapat dilihat melalui kadar COD atau BOD pada limbah tersebut. Magaji and Chup (2012)
menambahkan bahwa tingginya kadar COD mengindikasikan banyaknya oksidan berbahaya
pada limbah tersebut. Koech, et al. (2012) dalam penelitiannya melaporkan bahwa kadar
BOD pada RPA adalah sebesar 80.90 mg/L dan COD 609.3 mg/L. Tingginya kadar COD dan
BOD pada rumah potong ayam tradisional akibat dari pengolahan limbah yang kurang baik.
Beberapa rumah
potong ayam tradisional di Malang tidak melakukan pengolahan limbah dengan baik.
Pengolahan limbah yang tidak baik akan menyebabkan banyaknya polutan berbahaya pada
lingkungan. Koech, et al. (2012) menyatakan bahwa limbah yang dibuang langsung tanpa
melalui proses pengolahan dengan sistim bioremediasi dapat menyebabkan peningkatan
kadar COD dan BOD yang cukup signifikan.

Anda mungkin juga menyukai