Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
adalah proses terlepasnya stratum korneum yang telah mati dan akan
digantikan dengan kulit yang baru yang bertujuan untuk membuang
mikroorganisme patogen yang biasa menempel pada kulit (stratum korneum),
dikenal pula dengan nama keratinisasi. Selain itu, terdapat juga suatu substansi
antijamur, yaitu unsatturated transferin dan alfa2 makroglobulin keratinase
inhibitor yang mencegah invasi jamur dermatofita dan mencegah pertumbuhan
organisme pada lapisan yang lebih dalam. Jika sel langerhans dan keratinisasi
ini gagal dalam menghadapi mikroorganisme patogen, maka selanjutnya akan
datang bantuan dari mediator inflamasi seperti netrofil, limfosit, komplemen,
PMN, dan aktivasi faktor penghambat serum (serum inhibitory factor) yang
disebut proliferasi epidermis. Proliferasi epidermis inilah yang termasuk
sistem imun non spesifik dari kelompok selular. Jika, sampai pada sistem
imun non spesifik jenis selular ini belum berhasil mengatasi serangang
patogen, maka akan dilanjutkan oleh sistem imun spesifik, pada kulit
aktivitasnya dilakukan oleh sel limfosit T dan B. (Avicenna, 2012; Setiyo,
2015)
Di dalam kulit juga terdapat perlindungan tubuh lain yaitu dari pigmen
kulit. Warna pada kulit akan melindungi tubuh dari paparan cahaya matahari.
Apabila intensitas paparan cahaya matahari tidak direduksi oleh warna kulit,
tubuh akan mengalami radiasi berlebih seperti efek radiasi nuklir. Akibatnya
kalau warna kulit tidak sesuai dengan paparan sinar matahari maka seseorang
dapat terkena kanker kulit. (Avicenna, 2012; Setiyo, 2015)
Secara fisika, ketebalan kulit dapat dihitung untuk menghadapi daya
tekanan. Meskipun tipis, kulit mampu bertahan terhadap tekanan secara
merata. Ketika ada tekanan, kulit akan menyebarkannya ke seluruh tubuh agar
anggota tubuh bagian dalam dapat terlindungi. Di samping itu, kulit mampu
memperbaiki dan memperbarui diri. Pembungkus ajaib ini memiliki struktur
yang sangat lentur sehingga memungkinkannya bergerak secara bebas dan
tidak mudah robek. Kulit juga mampu melindungi tubuh dari panas, dingin,
dan sinar matahari yang merugikan. Kaitannya dengan sistem pertahanan
tubuh, kulit mampu melindungi tubuh dari mikroorganisme penyebab
penyakit. Karena bersifat semipermeabel yaitu tidak sembarang benda bisa
menembusnya, kulit menjadi benteng terluar untuk menghalangi tamu-tamu
asing sebelum masuk ke dalam tubuh. Kulit merupakan benteng pertahanan
pertama dari berbagai ancaman yang datang dari luar, seperti bakteri. Sel-sel
langerhans yang terdapat dalam lapisan kulit epidermis kulit merupakan
bagian dari sistem kekebalan tubuh. (Avicenna, 2012; Baratawidjaja, 1991;
Setiyo, 2015)
Kulit memiliki tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan subkuntan.
Epidermis merupakan lapisan paling luar dan berfungsi sebagai lapisan
proteksi. Proses deskuamasi terjadi pada lapisan ini. (Avicenna, 2012;
Baratawidjaja, 1991; Setiyo, 2015)
Hasilnya, setiap udara yang masuk lewat hidung dapat diterima oleh paru-paru
dengan suhu yang paling sesuai kondisi tubuh. (Bernd, 2010; Yudianto 2014)
Mukosa dibantu dengan cilia saluran nafas, mampu mengatur turbulensi
udara yang masuk ke dalam tubuh lewat hidung. Dengan perantaraan cilia dan
mukosa, udara dingin akan berubah menjadi hangat ketika masuk ke dalam
tubuh. Sebaliknya, jika udara di luar terlalu panas, cilia dan mukosa akan
melakukan proses pendinginan. Hasilnya, setiap udara yang masuk lewat
hidung dapat diterima oleh paru-paru dengan suhu yang paling sesuai kondisi
tubuh. (Bernd, 2010; Yudianto 2014)